PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN MORAL DAN SOSIAL
KELOMPOK : 7
ANGGOTA:
1. AYU PUSPITA SARI (06111181419069)
2. HARIYANI (06111181419021)
3. SHERLY NATASYA CAROLINE (06111181419004)
DOSEN:
1.
Drs. Romli Manarus S.U.
2.
Drs. Amir Yati M. Nuh
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum.Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “perkembangan moral dan sosial” .
Dalam penyelesaian makalah ini, tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan pemerhati pendidikan pada umunya serta merupakan sebuah
wujud pengabdian kita kepada Allah SWT.
Wassalamu'alaikum.Wr.Wb.
Indralaya, Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR
ISI...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar belakang.............................................................................4
1.2 Rumusan masalah........................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................6
2.1
Perkembangan moral....................................................................6
2.1.1
Pengertian moral................................................................6
2.1.2 Pengertian perkembangan
moral ......................................7
2.1.3 Tahap perkembangan moral..............................................7
2.1.4 Ciri-ciri perkembangan
moral...........................................9
2.1.5
Faktor yang mempengaruhi perkembangan
moral..............................................................................11
2.2 Perkembangan
sosial.................................................................11
2.2.1 Makna perkembangan
sosial............................................11
2.2.2
Bentuk-bentuk tingkah laku sosial..................................12
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi
tingkah laku sosial.............................................................................13
2.2.4
Pengaruh perkambangan sosial terhadap tingkah laku...............................................................................14
BAB III KESIMPULAN......................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan yang terjadi pada anak
meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun
non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Kesepakatan
para ahli menyatakan bahwa :
yang dimaksud dengan perkembangan
itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan
lebih dewasa, naqmun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses
perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani Cahyadi, Mubin, 2006 :
21-22).
Beberapa teori perkembangan manusia
telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi
kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri
perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan
lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan
emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai
yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan
proses sosialisasi. Menyikapi perkembangan ilmu dan
teknologi yang semakin pesat diperlukan adanya pegangan atau pedoman dalam
menghadapi hal tersebut,agar tidak terombang-ambing dalam masalah globalisasi.
Dan disilah
diperlukannya moral sebagai acuan atau pedoman dalam menyaring informasi yang
ada,moral akan membuat seseorang menjadi mampu untuk bersikap bijaksana dalam
menyikapi kehidupan yang terus berkembang.
1.2
Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian moral.
2.
Mengetahui pengertian perkembangan moral.
3.
Mengetahui tahap-tahap perkembangan moral.
4.
Dapat mengidentifikasi ciri-ciri perkembangan
moral anak usia dini
5.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
moral anak usia dini.
6. Mengetahui makna perkembangan sosial anak.
7. Mengetahui bentuk – bentuk tingkah laku sosial pada anak.
8. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial anak.
9. Mengetahui pengaruh perkembangan
sosial anak terhadap tingkah laku anak.
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui makna perkembangan sosial anak;
mengetahui bentuk-bentuk perkembangan sosial anak; mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh perkembangan sosial
anak terhadap tingkah laku anak. Untuk memahai
hal-hal yang berkaitan dengan moral anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PERKEMBANGAN MORAL
2.1.1 Pengertian
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’
yaitu moral sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai
arti yang sama yaitu kebiasaan, adat.
Moralitas’ (dari kata
sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’,
hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”,
artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut.
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan
dengan baik dan buruk.
Moral menurut para ahli:
·
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal
kenyakinan dan sikap batin dan bukan hal sekedar penyesuaian dengan aturan dari
luar, entah itu aturan hukum negara, agama atau adat-istiadat.
·
Menurut websters new world dictionary (1981)
moral yaitu sesuatu ayng berkaitan dengan kemampuan menentukan benar salah dan
baik buruknya suatu tingkahlaku.
·
Munurut hari cahyono (1995) moral adalah
adanya kesesuaian dengan ukuran baik
buruknya suatu tingkah laku yang telah diterimanya.
·
Santrock dan yusan (1977) mengemukakan bahwa moral adalahkebiasaan atau
aturan yang harus dipatuhi seseorang dalam berintegrasi dengan orang lain.
Adapun pengertian moral dalam kamus filsafat
dapat dijabarkan sebagai berikut:
·
Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang
baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
·
Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima,
menyangkut apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas.
·
Memiliki:
o
Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi
oleh) keinsyafan benar atau salah.
o
Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi)
orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
·
Menyangkut cara seseorang bertingkah laku
dalam berhubungan dengan orang lain.
2.1.2 PENGERTIAN PERKEMBANGAN MORAL
·
Perkembangan moral menurut teori belajar sosial.
Menurut
teori ini perkembangan moral merupakan proses yang dipelajari selama proses
interaksi sosial perseorangan dengan orang lain.
Remaja akan berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat meniru orang lain dilingkungannya.
Remaja akan berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat meniru orang lain dilingkungannya.
·
Perkembangan moral menurut teori kognitif.
Jean
Piaget menekankan bahwa perrkembangan kognitif erat kaitanya dengan
perkembangan moral remaja tergantung dengan perkembangan konitif.
Perkembangan moral pada anak mengikuti
prinsuip-prinsip :
ü Konvergensi
Menurut
prinsip ini moral tidak semata-matabersifat naliru sebagian hasil ditentukan
dan bawaan lahir sejak anak itu dilahirkan.
ü Tompo perkembangan
Perkembangan
moral pada anak mempunyai kecepatan dan tempo yang berbea-beda baik dari segi
usia maupun kelamin.
ü Rekapitulasi
Moral
anak berkembang dan dikembangkan oleh suatu mekanisme sosial sebagai upaya
melanjutkan nilai-nilai, norma, dan aturan kehidiapan masa lalu ke masa depan.
ü Bertahan dan mengembangkan
diri.
Dorongan
untuk mempertahankan diri adalah kekutan dari dalam manusia untuk dapat
mengembangkan kehidupannya sebagai species manusia. Dorongan ini akan terlihat
dalam hasrat untuk mengenal lingkungan bermain, belajar, mengelola lingkungan,
mengembangkan iptek.
ü Perkembangan bertahap,
menyeluruh dan berkelanjutan.
Bertahap
yaitu perkembangan kesadaran moral pada anak mengikuti tahapan yang teratur dan
tidak langsung mencapai tahap yang tertinggi tanpa melalui tahap sebelumnya.
Menyeluruh
yaitu kesadaran moral berkembang sejalan dengan perkembangan aspek-aspek fisik
motorik, kecerdasar, emosional, bahasa sosial,bahasa dan spiritual.
2.1.3 TAHAP PERKEMBANGAN MORAL
Ø Berorientasi pada
kepatuhan dan hukuman
Anak menunjukan
kepatuhan kepada orang dewasa untuk menghindari hukuman dan melihat moralitas
suatu tindakan berdasarkan akibat fisiknya.
Ø Berorientasi pada
kepuasan dan tujuan sendiri
Anak berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan telah mengerti perlunya
melakukan hubungan timbal balik dan berbagi dengan orang lain, namun masih
bersifat manipulatif, lebih karena kepentingan sendiri (misalkan untuk
mendapatkan hadiah atau pujian), bukan karena perasaan keadilan atau simpati
yang sebenarnya.
Ø Tahap orientasi
instrumen
Dalam tahap ini
tindakan yang benar dibatasi sebagai tindakan yang mampu memberikan kepuasan
terhadap kebetuhan-kebutuhannya dalam
beberapa hal adalah kebutuhan pada oarng lain.
Ø Tahap orientasi hukum
aturan
Seseorang anak
senantiasa mengarahkan kepada otoritas pemenuhan aturan-aturan dan sekaligus
upaya pemeliharaan tata tertib soial.
Ø Tahap Otoritas dan
moralitas sesuai sistem sosial
Anak yakin bahwa bila
kelompok sosial menerima peraturan yang sesuai dengan kelompok, maka mereka
berbuat harus sesuai aturan tersebut agar terhindar dari kecaman sosial. Anak
sudah mampu menyesuaikan diri. Tidak saja dengan standar orang lain tetapi juga
dengan tuntutan sosial. Pada tahap ini, pertimbangan-pertimbangan moral yang
dilakukan anak didasarkan atas pemahaman terhadap peraturan, hokum, keadilan
dan kewajiban yang ditetapkan oleh sosial.
2.1.4 Ciri-ciri perkembangan moral anak usia
dini
Jean piaget mengamati ciri-ciri perkembangan moral anak usia
dini sebagai berikit:
·
Anak usia dua tahun mereka bermain tidak
dengan anjuran yang dikendalikan aktifitas mereka (aktifitas motorik) tidak ada
kesadaran yang mengatur penggunaan permainan.
·
Anak 2-6 tahun mulai secara berangsur-angsur
kesadaran akan peraturan. Akan tetai dia menganggap akan peraturan itu tidak
suci, tidak dapat diganggu gugat, pelaksanaan peraturannya bersifat egosentris
artinya dia hanya menirukan apa yang dia lihat.
·
Anak usia 7-10 tahun mulailah anak beralih
dari kesenangan psikomotor menuju pada tingkat kesadaran adanya kerangka aturan
yang disepakati.
·
Anak usia 11-12 tahun anak berkembangmenuju
pada kemampuan berfikir abstrak dimana pada saat itu dirasakan pentingnya
aturan. Tindakan ada hal yang kecil polos dan perhatian yang mungkin dapat
mempengaruhi permainana mereka.
Adapun ciri-ciri lain dari perkembangan moral
anak usia dini diantaranya:
Ø Mampu merasakan kasih sayang.
Ø Menuri sikap,nilai dan prilaku orang lain.
Ø Menghargai,memberikan, dan menerima.
Ø Mencoba memahami orang lain dilingkungan sekitar.
Ø Anak mulai mengenal sopan santun.
Ø Anak mengenal dan mempraktekan aturan sekolah.
Ø Anak mulai mengenal otoritas seperti anak mau diperintah.
Ø Anak memahami aturan, norma, da etika, seperti berdoa sebelum
makan
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Moral
v Orang tua dan guru
sebagai model.
Setiap anak menjadikan
orangtua sebagai contoh teladan hidupnya, aspek tingkahlaku orangtua dan guru
dipandukan atau diuji dengan kenyataan yang berbeda dilingkunagn sehingga
terjadilah identifikasi analitik yang hasilnya tingkahlaku yang diperoleh pada
saat identifikasi.seorang anak meniru tinkahlaku orangtua nta dilihat dari :
keseluruhan tingkahlaku, motivasi, aspirasi.
v Perubahan dalam
lingkungan
Perubahan dan kemajuan
dalam berbagai bidang membawa pergeseran nilai moral serta sikap warga
masyarakat ditengah perubahan dapat terjadi kemajuan/kemrosotan moral.
Perbedaan perilaku moral individu sebagian adalah dampak pengalaman dan
pelajaran dari lingkungan nilai masyarakatnya. Lingkungan memberi ganjaran dan
hukuman. Ini memacu proses belajar dan perkembangan moral secara berkondisi.
v Struktur kepribadian
Psiko analisa (freud) menggambarkan perkembangan kepribadian
termasuk moral. Dimulai ndengan sistem ID, selaku aspek biologis yang irasional
dan tak disadari. Diikuti aspek psikologis yaitu subsistemego yang rasional dan
sadar. Kemudian pembentukan superego sebagai aspek sosial yang berisi sistem
nilai dan moral masyarakat.
Ada sejumlah faktor penting yang mempengaruhi
perkembangan moral anak.
·
Peran hati nurani atau kemampuan untuk
mengetahui apa yang benar dan salah apabila anak dihadapkan pada situasi yang
memerlukan pengambilan keputusan atas tindakan yang harus dilakukan.
·
Peran rasa bersalah dan rasa malu apabila
bersikap dan berperilaku tidak seperti yang diharapkan dan melanggar aturan.
·
Peran interaksi sosial dalam memberik kesepakatan
pada anak untuk mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui
masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.
2.2 PERKEMBANGAN SOSIAL
2.2.1 Makna Perkembangan Sosial Anak
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum
bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah
mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai
mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak
senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999)
menyatakan bahwa:
Hubungan sosial (sosialisasi)
merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai
dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat
hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari
kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka
semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan
orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya,
interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
2.2.2 Bentuk – Bentuk Tingkah laku
Sosial
Dalam
perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi
sosial diantarannya:
- Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah
laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang
tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini
mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan
mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak
seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol
atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses
perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independen.
- Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik
secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah
bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi
kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang
seperti; mencubit, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha
mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau
keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas
anak akan semakin memingkat.
- Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
- Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari
sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam
bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang
yang digodanya.
- Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang
lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia
empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat
bersaing ini akan semakin baik.
- Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan
orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun,
pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
- Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai
situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini
adalah; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
- Mementingkan diri sendiri (Selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi
interest atau keinginannya
- Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong
individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau
bekerjasama dengan dirinya.
2.2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial anak dipengaruhi
beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama
yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk
perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga,
pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh
keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang
lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan
dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan
banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi
anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang
normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan
kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan
Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial
anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan
baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat
menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.
2.2.4 Pengaruh Perkembangan Sosial
terhadap Tingkah Laku
Dalam
perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian
diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran
dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya
atau merahasiakannya.
Pikiran
anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap
kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan
abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan
peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam
pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris
sering terlihat, diantaranya berupa:
1. Cita-cita dan idealism yangbaik,
terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh
dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak
berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat
sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
BAB
III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
- Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat.
- Perkembangan moral menurutteori belajar social
Menurut teori ini perkembangan moral merupakan proses yang
dipelajari selama proses interaksi sosial perseorangan dengan orang lain.Remaja
akan berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat meniru
orang lain dilingkungannya.
- Perkembangan moral menurut teori kognitif
Jean Piaget menekankan bahwa perrkembangan kognitif erat
kaitanya dengan perkembangan moral remaja tergantung dengan perkembangan
kognitif.
- Tahap-tahap perkembangan moral
Ø Berorientasi pada
kepatuhan dan hukuman.
Ø Berorientasi pada
kepuasan dan tujuan sendiri.
Ø Tahap orientasi
instrumen.
- Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Perkembangan sosial individu dimulai sejak anak usia 18 bulan.
- Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan sosial anak juga semakin bagus. Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya memiliki kepribadian yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani
Ani. Mubin, Psikologi perkembangan; cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press Group, 2006).
Hurlock
B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa,
Istiwidayanti dan suedjarwo,
Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta,
Erlangga, tt.
LN
Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nurihsan
Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik , Bandung; Sekolah
Pasca Sarjana (UPI)
Santrock,
John W, Life-Span Development, WM, C Brown Comunication, Inc, 1995, Alih bahasa
Achmad
Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta, Erlangga, 2002.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).