LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA
FKIP
UNSRI
INDRALAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
KELOMPOK
5
EKA OLSA ARDIANA
DWI NOVASARI
GURUH SUKARNO PUTRA
HARTINA HARDIANTY
NIMAS PRATIWI UTAMI
DOSEN PENGASUH: RODI
EDI, S.Pd,.M.T.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PRAKTIKUM KE 5
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
A.TUJUAN
PERCOBAAN :
1. Mencari
rumus empiris dari suatu senyama dan menetapkan rumus senyawa tersebut
2. Mempelajari
cara mendapat data percepatan dan cara memakai data untuk menghitung rumus
empiris
B.WAKTU
PERCOBAAN :
Rabu, 8 Oktober 2014
C.ALAT :
1.
Cawan krus
2. Kaki Tiga
3. Bunsen
4. Pipet tetes
5. Neraca
D.BAHAN : 1. Pita Mg
2. Aquadest
E.LANDASAN
TEORI
Untuk menyatakan komposisi zat-zat
dan menggambarkan perubahan-perubahan kualitatif dan kuantitatif yang terjadi
secara kimia dengan cepat, tepat dan langsung, kita menggunakan lambang-lambang
kimia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal rumus empiris dan rumus
molekul.
Rumus empiris adalah suatu senyawa
menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat pada senyawa
tersebut, sedangkan rumus molekul merupakan rumus untuk semua unsure dalam
senyawa. Sebagai contoh karbon hidroksida terdiri dari satu atom C dan dua atom
O memiliki rumus empiris . Hidrogen peroksida yang mempunyai dua atom H dan dua
atom O memiliki rumus molekul dan rumus empirisnya HO.
Untuk penulisan rumus empiris walau
tak ada aturan yang ketat tetapi umumnya untuk zat anorganik, unsure logam atau
hydrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan non logam atau metalloid dan
akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat organic aturan yang umumnya berlaku
adalah C, H, O, N, S, P.
Berdasarkan beberapa percobaan yang
dilakukan rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari
unsure-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat
berkala dan unsur-unsur. Secara sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawa
dapat dilakukan dengan cara eksperimen. Dengan menentukan persentase jumlah
unsur-unsur yang terdapat dalam zat tersebut, memakai metoda analisis kimia
kuantitatif. Disamping itu ditentukan pula massa molekul relative senyawa
tersebut. Untuk menyatakan rumus empiris dilakukan dengan perhitungan senyawa.
Jika rumus empiris senyawa telah
diketahui dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut,
yaitu : dari rumus empiris ini dfapat dilihat unsure apa yang terkandung dalam
senyawa tersebut dan berapa banyak atom dari masing-masing unsure untuk
membentuk molekul senyawa tersebut, dan massa molekul relative dapat ditentukan
massa atom relative dari unsure-unsur yang membentuk senyawa.
Berdasarkan rumus empiris dapat
dihitung jumlah relative unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi
persentase zat tersebut.
Rumus empiris merupakan rumus
perbandingan jumlah mol unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Menentukan
rumus empiris berarti menghitung jumlah mol unsure-unsur kemudian
membandingkannya. Dalam penentuan tersebut diperlukan sejumlah data, yaitu :
massa unsur, perbandingan massa unsure atau persentase, dan massa atom relative
(Ar) unsure tersebut.
Adapun rumus molekul senyawa
merupakan rumus kimia yang menggambarkan jumlah atom dan unsure penyusun
senyawa. Dalam penentuan rumus molekul, perlu ditentukan terlebih dahulu
empirisnya. Selanjutnya, denganm menggunakan data massa molekul relative (Mr)
senyawa dapat ditentukan rumus molekulnya.
Senyawa hidrat adalah senyawa yang
mengikat molekul-molekul air. Molekul air yang terikat dinamakan molekul
hidrat. Penentuan jumlah molekul hidrat yang terikat dilakukan dengan cara
memanaskan garam terhidrat (mengandung air) menjadi garam anhidrat (tidak
mengandung air).
Rumus kimia dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris. merupakan rumus molekul (dari etena), O merupakan
rumus molekul sekaligus rumus empiris (dari air), sedangkan NaCl merupakan
rumus empiris dari garam dapur. Jika suatu rumus tidak dapat disederhanakan
lagi, berarti rumus tersebut pastilah rumus empiris, namun demikian mungkin
juga merupakan rumus molekul. Rumus kimia senyawa ion merupakan runus empiris.
Pada senyawa merupakan senyawa yang memiliki rumus empiris sekaligus rumus
molekul.
Penentuan rumus empiris suatu
senyawa dapat digunakan untuk menentukan rumus molekul dari suatu senyawa yang
merupakan tujuan dari analisa kuantitatif. Suatu zat murni setelah dianalisa
ternyata terdiri atau tersusun oleh atom C atau atom H.
Adapun rumus empiris suatu senyawa
dapat digunakan untuk menentukan rumus molekul dari suatu zat murni yang
merupakan tujuan dari analisa kuantitatif. Suatu zat antara rumus empiris dan
rumus molekul mempunyai hubungan yang erat atau saling berkaitan. Terdapat tiga
kemungkinan hubungan yang perlu dipertimbangkan, yaitu rumus empiris dan rumus
molekul dapat identik, rumus molekul dapat merupakan penggandaan atau kelipatan
dari rumus empiris, suatu senyawa dalam keadaan padat dapat memiliki rumus
empiris dan tidak memiliki rumus molekul.Rumus kimia zat dapat menyatakan jenis
dan jumlah relative atom yang menyusun zat itu. Rumus kimia berbentuk kumpulan
lambang atom dengan komposisi tertentu. Bilangan menyatakan jumlah atom
masing-masing unsure dalam rumus kimia disebut angka indeks. Dalam rumus kimia
airO), indeks H=2 dan indeks O=1 (indeks satu tidak ditulis).
Rumus kimia zat dapat berupa rumus
empiris adalah rumus molekul, selain kedua ini terdapat struktur. Rumus
struktur ini biasanya dipergunakan dalam mempelajari dan memahami senyawa
organic.
Dalam kimia, rumus empiris atau
komposisi kimia dari suatu senyawa adalah ekspresi sederhana jumlah relative
setiap jenis atom yang dikandung. Suatu formula empiris tidak memberikan
gambaran mengenai isomer, struktur, atau jumlah absolute ataom. Istilah empiris
merujuk pada analisis elemental, suatu tekhnik analitik yang digunakan untuk
menentukan persentasi komposisi relative perunsuran dari suatu zat kimia.
Konnstanta dengan formula empiris, formula kimia mengidentifikasi jumlah
absolute atom unsure-unsur yang ditemukan pada setiap molekul disenyawa tersebut.
Sebagai contoh, n-heksana memiliki rumus molekul ,
kimia menyatakan bahwa senyawa ini memiliki struktur rantai lurus, 6 atom
karbon, dan 14 atom hydrogen. Formula kimia heksana karenanya , sedangkan rumus
empirisnya adalah menunjujkkan rasio C:H sejumlah 3:7.
Rumus empiris merupakan rumus paling
sederhana dari suatu senyawa. Rumus empiris tidak menunjukkan jumlah atom-atom
yang terdapat dalam molekul. Rumus ini hanya menyatakan perbandingan jumlah
atom-atom yang terdapat dalam molekul. Rumus empiris suatu senyawa dapat
ditentukan .
Hukum perbandingan tetap merupakan
hukum yang menghendaki penulisan rumus kimia yang baik berupa rumus empiris
maupun rumus molekul. Rumus empiris senyawa dapat ditentukan berdasarkan
persentase massa unsure-unsur yang membentuk senyawa itu, oleh karena itu kita
mengetahui massa molar masing-masing unsure, maka dari perbandingan massa
unsure-unsur dalam senyawa, kita dapat menarik kesimpulan tentang perbandingan
mol unsure-unsur dalam senyawa. Perbandingan mol mencerminkan pula jumlah atom,
sehingga kita dapat menghitung perbandingan massa unsure-unsur dalam senyawa.
Pada saat berbicara masalah larutan, kita pasti
berbicara juga tentang solvent atau pelarut, dimana jumlahnya lebih besar dan
solut atau zat terlarut yang jumlahnya lebih kecil. Hal ini sudah biasa namun
tidak selalu dapat diikuti, kadang pelarutnya mempunyai jumlah lebih kecil dari
terlarutnya dalam beberapa kasus. Larutan H2SO4 contoh dari kasus ini. Kita
menemukan bahwa air sebagai pelarut walaupun kuantitasnya kurang dari H2SO4.
Komponen dan sifat cairan baru ini, yaitu larutan
berbeda dari air murni. Larutan adalah campuran karena terdiri dari dua zat
atau lebih. Larutan ini homogen karena sifatnya diseluruh cairan, campuran air
dan pasir adalah campuran heterogen larutan.
Proses standarisasi diperlukan untuk mengetahui besar
konsentrasi sesungguhnya dari larutran yang dihsilkan. Cara yang digunakan
bermacam – macam, yaitu misalnya titrasi dapat digunakan jika konsentrasinya
diketahui. Standarisasi secara titrasi dapat digunakan dengan bahan baku primer
yakni bahan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan
murni yang dilarutkan dalam volume larutan yang terjadi. Larutan yang dibuat
dari bahan baku primer disebut larutan bahan baku primer .
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau
lebih saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunya tidak dapat dibedakan
secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya
hantar listriknya (daya ionisasi), larutan dibedakan dalam larutan elektrolit dan
nnon elektrolit.
Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul,
atom, maupun ion dari dua zat atau lebih suatu larutan disebut campuran karena
susunannya dapat diubah – ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu
seragam sehingga tidak dapat diamati bagian – bagian yang berlainan bahkan
dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan –
permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian – bagian atau fase – fase yang
terpisah.
Laju reaksi tergantung pada banyaknya tumbukan antara
molekul-molekul zat-zat yang bereaksi dan prosentase tumbukan yang efektif.
Banyaknya tumbukan ditentukan oleh konsentrasi, suhu, keadaan kekasaran zat
yang homogen atau heterogen. Sedangkan pada prosentase tumbukan yang efektif
ditentukan oleh afinitas katalis dan dipengaruhi pula oleh suhu.
Suatu laju reaksi ditentukan oleh sifat-sifat dari
senyawa yang bereaksi, suhu serta konsentrasi dari reaktan-reaktan yang ada.
Suhu yang meningkat akan diikuti atau akan menyebabkan kecepatan reaksi akan
semakin cepat. Berdasarkan kenyataan yang ada, terdapat beberapa reaksi yang
apabila terjadi kenaikan suhu 100ºC dapat meningkatkan laju reaksi sebesar dua
kali lipat atau bahkan dapat lebih dari dua kalinya. Bila konsentrasi meningkat
akan dapat pula mempercepat laju reaksi, akan tetapi beberapa reaksi ordo nol,
konsentrasi tidak berpengaruh. Hal ini dikarenakan sifat reaksi tersebut jika
ditambah suatu apapun reaksi tidak dapat dipercepat.
Kecepatan
reaksi adalah cepatnya zat yang bereaksi itu berkurang atau dapat diukur dengan
cepatnya hasil reaksi yang timbul. Kecepatan ini bergantung pada beberapa
faktor, antara lain konsentrasi zat-zat yang bereaksi, temperatur campuran
reaksi, macam zat dan adanya katalisator positif. Biasanya reaksi antara ion dengan
ion (reaksi metatesis) yang tidak bersifat oksidasi-reduksi, berjalan sangat
cepat (instant dan neous).
F.PROSEDUR
PERCOBAAN
1. ambil
cawan krus dan tutupnya, alat ini harus bersih dan kering.
2. Timbang
krus dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 g, cataat bobotnya.
3. Ambil
sepotong pita Mg (5 cm) yang telah disediakan, bersihkan dengan kertas tisu
untuk menghilangkan kotoran minyak.
4. Gulung
pita magnesium hingga dapat masuk sesuai dengan dengan dasar krus.
5. Msukkan
gulungan magnesium ini ke dalam krus dan timbang.
6. Letakkan
krus dan isinya di atas kaki tiga yang dilengkapi dengan segitiga porselin dan
panaskan krus beserta isinya dengan pembakar bunsen (api biru) hingga dasar
krus berpijar.
7. Setelah
di[anasi 20 menit, ambil penjepit krus dan buka tutup krus sedikit agar udara
dapat masuk. Lanjutkan pemanasan selama 20 menit lagi.
8. Matikan
bunsen dan biarkan dingin sekitar 15 menit. (selama pemanasan dengan tutup
terbuka sedikit, logam Mg breaksi dengan nitrogen udara membentuk magnesium
nitrit)
9. Dengan
menggunakan pipet tetes, teteskan 40 air ke dalam cawan krus.
10. Panaskan
krus dalam keadaan tertutup dengan api kecil selama 5 menit hingga tidak ada
asap yang timbul.
11. Matikan
bunsen dan dinginkan krus selama 15 menit lalu timbang.
12. Lanjutkan
pemanasan dengan api kecil (nyala biru) sekitar 20 menit, lalu dinginkan.
13. Timbang
krus dengan isi dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 g.
G.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Senyawa magnesium
|
Deskripsi
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Botol
cawan krus + tutup
Botol
cawan krus + Magnesium
Bobot
Magnesium
Bobot
cawan krus+ tutup+ MgO
Bobot
Magnesium Oksida
Bobot
Oksida
Bobot
Atom Magnesium
Bobot
atom Oksigen
Jumlah
Mol atom Magnesium
Jumlah
Mol Atom Oksigen
Rumus
Empiris Magnesium Oksida
|
Menimbang
Menimbang
(2)-(1)
Menimbang
(4)-(1)
(4)-(2)
T.Periodik
T.Periodik
|
14,858
14,095
0,047
14,900
0,042
-(0,005)*
24,3
16,0
0,0019
(-0,0003125)*
(MgO)2**
|
14,858
14,095
0,047
14,900
0,042
-(0,005)*
24,3
16,0
0,0019
(-0,0003125)*
(MgO)2**
|
*) Terjadi sebuah Kesalahan dalam praktikum
**) Nilai Secara Teori
H.
ANALISA DATA
Perhitungan Bobot Satu Per Satu (Rerata U1+U2)
Bobot Cawan Krus + tutup =
14,858
gram
Bobot Cawan Krus + Magnesium =
14,095
gram
Bobot Magnesium =
14,905-14,858
=
0,047 gram
Bobot Cawan Krus+tutup+MgO =
= 14,900
gram
Bobot Magnesium Oksida =
14,900-14,858
=
0,042 gram
Bobot Oksida =
0,042-0,047
=
(-0,005)* gram
Mol Magnesium =
=
=
0,0019 mol
Mol Oksigen =
=
=
(-0,0003125)* mol
Perhitungan Rumus Empiris Tidak Dapat dilakukan dari hasil
Praktikum Karena hasil yang didapat berupa hasil Negatif
Akan tetapi Kami menganalisa Rumus empiris berdasarkan teori
saja
Secara teoritis rumus empiris dari MgO adalah (XY)n
I.PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini kami akan membahas cara mencari rumus empiris suatu senyawa.
Rumus empiris suatu senyawa adalah perbandingan mol atom atom yang menyusun zat
tersebut
Rumus Empiris (XY) =
:
Pada praktikum kali ini , kami
tidak dapat membandingkan hasil teori dan praktek karena terjadi kesalahan yang
menurut perkiraan kami disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
1. Terjadi
kesalahan dalam pengukuran massa
2. Waktu
pembakaran yang terlalu lama
J.KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, kami
dapat mengambil kesimpulan bahwa
1. Kita
dapat Mencari rumus empiris dari suatu senyama dan menetapkan rumus senyawa
tersebut
2. Kita
dapat Mempelajari cara mendapat data percepatan dan cara memakai data untuk
menghitung rumus empiris
M.
DAFTAR PUSTAKA
Bakti
, Rifai dkk. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Inderalaya : UNSRI.
http://www.belajarkimia.com
http://kimia.upi.edu/
http://www.wikipedia.wiki.org/rumus_empiris
Olsa, Dkk. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA I . Indralaya:UNSRI
Team kimia Dasar.2003. PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I. Indralaya:UPPSB UNSRI