PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN BAHASA
PROGRAM STUDI
FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa
merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau
hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul, oleh karena itu
penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi
dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain,
sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perkembangan hubungan social,
maka perkembangan bahasa seorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau
bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata,
menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan
menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.
Perkembangan bahasa terkait dengan
perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektual belum
berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya sangat
sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami
lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana
menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh
lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan.
Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, “meniru” dan
“mengulang” hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal.
Bayi bersuara, “mmm mmm”, ibunya tersenyum, mengulang menirukan dengan
memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi “maem maem”. Bayi belajar
menambah kata-kata dengan meniru bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa
(terutama ibunya) disekeliliingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa
yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 Thn, disaat anak mulai
bersekolah.Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan
alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat, mampu menguasai alat komunkasi disini diartikan
sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.
2. Karakteristik Perkembangan Bahasa
Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah
berkembang. Ia telah banyak belajar dari lingkungan dan dengan demikian bahasa
remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan
keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan
sekolah. Pola bahasa yang dimilki adalah bahasa yang berkembang di dalam
keluarga atau bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi
dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti
proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat
sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya
di dalam masyarakat luas,anak (remaja) mengikuti proses belajar di
sekolah.Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan ransangan yang
terarah sesuai dengan kaedah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan
memperluas dan memperdalam cakrawal ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara
berencana merekayasa perkembangan system budaya, termasuk perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol,
sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa yang pergaulan
yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa
sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus seprti istilah “baceman”
dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal atau ulangan tes.
Bahasa “prokem” terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara
keluarga, masyarakat dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan
perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh
pilihan dan kosa kata sesuai dengan tingkat social keluarganya. Keluarga dari
masyarakat lapisan berpendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak
menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan dengan istilah-istilah yang kasar.
Masyarakat terdidik yang pada umumnya memilki status social lebih baik, akan
menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remaja juga
berbahasa lebih baik.
3. Factor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan.
oleh sebab itu perkembanganya dipengaruhi oleh beberapa factor:
a. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin
matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya pengalaman dan meningkat
kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan
pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut mempengaruhi sehubungan
semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan
gerakan-gerakan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang
kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan dengan dibarengi oleh
perkembangan tingkat intelektual anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi
dengan baik.
b. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan
berkembang member andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa
dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula
perkembangan bahasa didaerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah terpencil
menunjukkan perbedaaan. Sebagaimana diuraikan diatas bahwa bahasa pada dasarnya
dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan
pergaulan yang terbentuk kelompok-kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok
kerja dan kelompok social yang lain.
c. Kecerdasan anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi
atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang
baik, kemampuan intelektual dan kemampuan berfikir. Ketepatan meniru,
memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat
dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan pihak lain amat
dipengaruhi oleh kerja piker atau kecerdasan seseorang anak.
d. Status social ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus ekonomi yang
baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa
anak-anak, anggota keluarganya, Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak
dari anggota kelluarga yang berstatus social tinggi berbeda dengan keluarga
yang berstatus social yang rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan
bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik atau tidak terdidik.
Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan
bahasa.
e. Kondisi fisik
Kondisi fisik dimaksudkan kondisi
kesehatan anak. Seseorang yang cacat terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi
seperti bisu, tuli, gagap, organ suara tidak sempurna akan mengganggu
perkembangannya dalam bahasa.
4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap
Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan
berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir
berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang rendah kemampuan berpikirnya
akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis dan
sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti malakukan konteks
dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa
dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan
menganmbil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak.
Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan
kekaburan persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil
proses berpikir tidak tepat.Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini
diakibatkan kekurang mampuan dalam bahasa.
5. Perbedaan Individual Dalam Kemampuan
dan Perkembangan Bahasa
Menurut Chomsky (woolfolk,dkk.1984:70)
anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi
seperti dalam bidang yang lain, factor lingkungan akan mengambil peranan yang
cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar
makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka
hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh
lingkungan yang berbeda-beda.
Di depan telah diuraikan bahwa kemampuan
berpikir anak berbeda-beda, sedang berpikir dan bahasa mempunyai korelasi
tinggi; anak dengan IQ tinggi akan brekemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran
nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan individual anak dan dengan demikian
kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi sesuai dengan variasi kemampuan
mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh
factor lingkungan karena kekayaan lingkungan merupakan pendukung bagi
perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru,
dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan
berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.
6. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa
Remaja dan Implikasinya Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari
siswa-siswa yang bervariasi bahasanya,baik kemampuannya maupun polanya.
Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar-mengajar bidang
bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Pertama, anak perlu melakukan
pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata
dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa
guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa
murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu
guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan
bahasa lingkungan yang telha dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita
murid tentang isi pelajaran yang telah diperkaya itu diperluas untuk
langkah-langkah selanjutnya, sehingga paraa murid mampu menyusun cerita lebih
komprehensip tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola
bahasa mereka sendiri.
Perkembanngan bahasa yang menggunakan
model pengeksporesian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan
mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak
membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus
banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi
bebas. Dalam itu saran pengembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar,
majalah dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Conni Semiawan, dkk. 1987.
Gleitmen. 1986 . psychology . Norton
& Co .: New York
Gunarsa, Singgih dan Ny. Gunarsa.
1991.Psikologi Remaja. PT > BPPK Gunung Mulia: Jakarta
Mamppiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja.
Usaha Nasional : Surbaya. Natawijaya, Rohman dan M. Musa.1992.
Sarlito S.W. 1991. Psikologi Remaja.
Rajawali res: Jakarta.
Sumadi Surabrata. 1991. Psikologi
Pendidikan. Penerbit Rajawali : Jakarta
Woolfolk, A.E. end Nicolich, L.M.
1984.Educational Psychology For Teachers. Prentice-Hall, Inc.: New Jersey
Webterss New World Dictionary of American Language (1957).
No comments:
Post a Comment