Friday 13 February 2015

MAKALAH - GALILEO DAN FISIKA BARU

MAKALAH SEJARAH FISIKA
“GALILEO DAN FISIKA BARU”


                                    

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7
NAMA ANGGOTA :
1.     Anggraini Puspasari(06111011011)
2.     Arsela Komaralita    (06111011012)
3.     Dinna Fitria              (06111011036)
4.     Maisyaroh                (06111011020)
5.     Nisya Ulmiah            (06111011028)

Dosen Pengasuh        : M. Yusuf, M.Pd.



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012

GALILEO DAN FISIKA BARU
Galileo Galilei dilahirkan di Pisa, Toscana pada tanggal 15 Februari 1564 sebagai anak laki-laki pertama dari Vincenzo Galilei seorang metematikawan dan kritikus musisi terkenal asal Florence dan Giulia Ammannati. Sebagai seorang matematikawan, ayahnya berharap Galileo menjadi seorang dokter karena gaji dokter sangat besar dibandingkan dengan matematikawan. Ia dididik sejak massa kecil oleh kedua orang tuanya. Dia menerima pendidikan pertamanya di sebuah biara di dekat Florence, dan di tahun 1581, dia masuk University of Pisa untuk belajar kedokteran sesuai dengan keinginan ayahnya. Saat di University of Pisa, Galileo mengikuti pelajaran geometri dan setelah itu meninggalkan kuliah kedokterannya tetapi karena bosan dengan ilmu kedokteran ia mempelajari matematika pada seorang guru di istana Tuscana, yakni Ostillo Ricci.
Namun, pada umur 21 tahun dia tidak dapat menyelesaikan kuliahnya karena kekurangan biaya. Dia kembali ke Florence pada tahun 1585 untuk mempelajari karya Euclid dan Archimedes. Tetapi untungnya ketika ia keluar dari perkuliahannya ia ditawari sebagai pengajar di sana dan pada tahun 1589 ia mengajar matematika. Setelah itu pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada massa itu ia telah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan. Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei Lincei untuk mengamati bintik matahari. Di tahun 1612 juga, muncul penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus oleh para ilmuan tetapi teori ini didukung oleh Galileo. Sekitar tahun 1609 Galileo menyatakan kepercayaannya bahwa Copernicus berada di pihak yang benar, tetapi waktu itu dia tidak tahu cara membuktikannya.
Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella, Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi, anggapan bahwa teori ini sesat dan berbahaya. Galileo pergi ke Roma untuk mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus. Baru sesudah Paus meninggal tahun 1623, dia digantikan oleh orang yang mengagumi Galileo. Tahun berikutnya, Paus baru ini –Urban VIII– memberi pertanda walau samar-samar bahwa larangan buat Galileo tidak lagi dipaksakan.Galileo menulis Saggiatore di tahun 1622, yang kemudian diterbitkan pada tahun 1623. Pada tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikrosop awal. Pada tahun 1630, ia kembali ke Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo Sopra i due massimi sistemi del mondo (Dialog tentang Dua Sistem Penting Dunia) buku ini merupakan peragaan hebat hal-hal yang menyangkut dukungan terhadap teori Copernicus dan buku ini diterbitkan tahun 1632 di Flourence dengan ijin sensor khusus dari gereja.
Meskipun begitu, penguasa-penguasa gereja menanggapi dengan sikap berang tatkala buku terbit dan Galileo langsung diseret ke muka Pengadilan Agama di Roma dengan tuduhan melanggar larangan tahun 1616. Dia dituduh telah melecehkan agama, dan dinyatakan bersalah serta diminta untuk mengakui kesalahannya. Pada masa-masa sulit itu, Galileo diduga membuat pernyataannya yang terkenal: "Dan masih terus berputar", yang merujuk pada doktrin Copernican tentang rotasi bumi pada porosnya. Akhirnya dia dijatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di Sienna. Galileo, dapat dianggap orang yang taat beragama. Lepas dari hukuman yang dijatuhkan terhadap dirinya dan pengakuannya, dia tidak menolak baik agama maupun gereja. Yang ditolaknya hanyalah percobaan pembesar-pembesar gereja untuk menekan usaha penyelidikan ilmu pengetahuannya. Generasi berikutnya amat beralasan mengagumi Galileo sebagai lambang pemberontak terhadap dogma dan terhadap kekuasaan otoriter yang mencoba membelenggu kemerdekaan berfikir. Arti pentingnya yang lebih menonjol lagi adalah peranan yang dimainkannya dalam hal meletakkan dasar-dasar metode ilmu pengetahuan modern
Banyak pembesar-pembesar gereja tidak senang dengan keputusan menghukum seorang sarjana kenamaan. Bahkan dibawah hukum gereja saat itu, kasus Galileo dipertanyakan dan dia cuma dijatuhi hukuman yang lebih ringan. Meskipun hukuman atas Galileo adalah hukuman penjara, Paus mengumumkan perintah untuk memberikan Galileo hukuman penjara rumah di rumahnya di dekat Florence. Aturannya dia tidak boleh menerima tamu, tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Meskipun ia dilarang untuk menerbitkan lagi karya-karyanya, dia mengabdikan diri pada pergerakan dan lintasan-lintasan parabolic, sampai pada teori-teori yang kemudian disempurnakan, dan memberikan suatu dampak yang penting dalam penggunaan meriam. Hukuman lain terhadapnya hanyalah suatu permintaarn agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke Vilanya di Arciteri. Buku terakhirnya, Discorsi e dimostrazino matematiche, intorno a due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada tahun 1638. Di saat itu Galileo hampir buta total.

 Setelah galileo merasakan penyelidikan yang sangat ketat ditahun 1632, dia menjadi hati-hati dalam risetnya atau setidaknya dalam publikasinya, kedalam topik-topik yang bebas dari implikasi teologis. Dia kembali menekuni bidang studi awalnya, yaitu mekanika. Bukunya yang berjudul “Dialoghi delle Nouve Scienze” diselesaikannya tahun 1636 dan dicetak dua tahun kemudian. Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke Vilanya di Arciteri. Buku terakhirnya, Discorsi e dimostrazino matematiche, intorno a due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada tahun 1638. Di saat itu Galileo hampir buta total.
Pada awal karirnya, Galileo telah mulai gencar melakukan serangan pada ide-ide Aristotelian yang kemudian dilanjutkannya seumur hidupnya. Disebuah menara miring di Pisa pada tahun 1590, Galileo melakukan demonstrasi paling teaterikal dalam sejarah dunia sains. Dengan menggabungkan ide-ide dari pemikiran lama, dia mengusulkan untuk mendemonstrasikan kesalahan doktrin Aristotelian yang menyatakan kecepatan benda yang jatuh sebanding dengan beratnya. Galileo menjatuhkan dua buah meriam dengan berat masing-masing setengah pon dan seratus pon dari atap menara. Tak perlu diragukan lagi, kedua meriam itu mencapai tanah secara bersamaan. Sayangnya, hanya sedikit orang yang senang dengan apa yang ditunjukan Galileo, selebihnya menganggap Galileo melakukan sihir.
Percobaan yang dilakukan Galileo dimenara miring itu menunjukan bahwa kecepatan benda yang jatuh tidak bergantung pada beratnya, asalkan beratnya cukup untuk melawan hambatan atmosfer. Percobaan-percobaan selanjutnya mengarahkan kita pada hukum-hukum yang berkaitan dengan kecepatan benda jatuh yang dipercepat. Percobaan lainya, dimana bola-bola meriam tadi dibuat menggelinding dibidang miring. Hal ini menguatkan observasi bahwa gaya tarik gravitasi memberikan kecepatan pada benda yang jatuh, yang sebanding dengan panjang lintasan jatuhnya, tanpa memperdulikan lintasan itu berupa garis lurus atau miring.
Studi ini diasosiasikan dengan proyektil. Sebagai contoh, sebuah peluru ditembakkan. Peluru ini akan bergerak dalam sebuah garis horizontal yang lurus sampai gaya yang mendorongnya habis, lalu kemudian peluru akan jatuh ketanah dalam suatu garis vertical yang tegak lurus terhadap lintasan awalnya. Galileo berfikir bahwa peluru itu mulai jatuh sesaat setelah ditembakkan dan melintang membentuk arah parabola. Berdasarkan pemikirannya ini, sebuah peluru akan jatuh menghantam tanah bersamaan dengan sebuah peluru yang ditembakkan secara horizontal. Sebagaimana proyektil itu mengikuti lintasan parabola, hambatan udara adalah faktor yang tidak dapat dihitung Galileo secara akurat, dan menyalahi realisasi idenya. Ide pentingnya adalah : sejenis gaya, misalnya gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda yang tak disokong benda lain apapun disaat yang sama akan dikerjai oleh sebuah gaya translasi.
Kepercayaan bahwa bumi ini berotasi membuat suatu gambaran penting bahwa semua benda yang ada dipermukaan bumi ambil bagian dari gerak-geraknya yang bervariasi dan cukup bebas antara satu dengan yang lain. Jika bumi ini berotasi, maka sebongkah batu yang dijatuhkan dari atas sebuah menara tidak akan jatuh dikaki menara, karena gerak bumi akan membuat menara menjauh dari posisi asalnya ketika batu itu sedang dalam lintasannya. Ini siap diobservasi, sebagai contoh : batu yang dijatuhkan dari sebuah kereta yang bergerak tidak akan menghantam tanah secara langsung ketitik dimana batu itu dijatuhkan, tetapi batu itu ambil bagian dari gerak maju kereta. Pendek kata, percobaan sehari-hari memberikan kita ilustrasi dari apa yang mungkin merupakan gerak gabungan, yang membuat semuanya terlihat masuk akal. Jika bumi bergerak, benda yang ada dipermukaannya akan ambil bagian terhadap gerak itu dengan sebuah cara yang tidak bercampur dengan pergerakan lain yang mungkin mereka lakukan.
Kesulitan terbesarnya adalah benda-benda yang bergerak itu diperkirakan dengan cara yang salah. Karena gaya harus diaplikasikan pada sebuah benda agar benda itu dapat brgerak, maka diasumsikan bahwa gaya yang sama harus terus-menerus diaplikasikan untuk membuat benda-benda itu tetap bergerak. Sebagai contoh, ketika sebuah batu dilemparkan dari tangan, gaya langsung diaplikasikan ketika batu itu meninggalkan tangan. Walaupun demikian, batu itu terbang pada jarak tertentu dan kemudian jatuh ke tanah. Aristotelian memperoleh kesimpulan bahwa gerakan tangan telah memberikan gerak dorongan pada udara dan gerakan dorongan ini tidak dijelaskan. Mungkin saja, riak air yang perlahan lenyap memberikan penjelasan secara analogi mengenai implus yang lenyap secara berangsur-angsur yang mendorong batu itu.
Semua ini tentu hanyalah kesalahan penentuan sudut pandang. Seperti semua orang ketahui saat ini, udara memperlambat gerak batu, menyebabkan gravitasi mampu menariknya kebumi lebih cepat daripada yang seharusnya terjadi. Seandainya hambatan udara dan gaya tarik gravitasi tidak ada, maka batu yang terlemparkan dari tangan tadi akan melayang dalam suatu garis lurus dengan kecepatan yang tidak akan pernah berubah. Namun faktanya, seperti yang dinyatakan dalam hukum gerak pertama, sangat sulit untuk dimengerti. Langkah pertama yang penting dalam hal ini mungkin di implikasikan dalam penelitian Galileo tentang benda yang jatuh. Penelitian ini, seperti yang kita ketahui, mendemonstrasikan bahwa benda yang beratnya setengah pon dan seratus pon jatuh dengan kecepatan yang sama. Bagaimana pun, permasalahanya terletak pada benda tertentu, misalnya bulu, yang tidak jatuh dengan kecepatan rata-rata seperti halnya pada benda yang lebih berat. Anomali ini, menuntut penjelasan, dan penjelasannya adalah benda yang relatif ringan dihambat oleh udara. Saat ide bahwa udara dapat melakukan aksi, sebagaimana sebuah gaya akan muncul, dipahami, para penyelidik prinsip-prinsip mekanika telah memasuki perjalanan yang baru dan menjanjikan.
Galileo tidak dapat menunjukan pengaruh hambatan udara. Dia tidak dapat meletakkan sehelai bulu dan sebuah koin dalam suatu ruang hampa udara dan membuktikan hukum kedua benda itu akan jatuh dengan kecepatan yang sama, karena pada massanya pompa udara belum ditemukan. Seorang Italiaan yang hebat telah mengerti benar bahwa ide hambatan udara memainkan peranan yang amat penting berkaitan dengan gerak benda jatuh dan benda yang diproyeksikan. Sebagaimana yang dinyatakan Descrates dalam bukunya “principia philosophiae” yang diterbitkan pada tahun 1644, benda apapun yang bergerak sepanjang garis lurus kecepatannya akan selalu tetep. Sebaliknya benda tidak bergerak akan tetap diam walaupun dikerjai oleh beberapa gaya.
Eksperimen Galileo yang lebih mendalam yang berkaitan dengan subjek sebelumnya, dibuat dengan mengukur kecepatan bola yang berputar diatas bidang miring dengan sudut-sudut yang bervariasi. Dia menemukan bahwasanya kecepatan bola itu berbanding dengan tinggi dimana bola itu dijatuhkan dan tidak berkaitan dengan kemiringannya. Ekperimen-eksperimen itu dibuat juga dengan sebuah bola yang menggelinding diatas sebuah papan yang melengkung, lengkungan itu mewakili ukursn luas lingkaran. Eksperimen-eksperimen ini mengarahkan kita pada pembelajaran tentang gerak kurva liniear dari sebuah benda yang digantungkan dengan seutas tali dengan kata lain sebuah pendulum.
Galileo menemukan, sebagai contoh : bahwa sebuah pendulum dengan panjang tertentu melakukan osilasi dengan frekuensi yang sama walaupun lengkungannya dibuat sangat bervariasi. Dia juga menemukan bahwa osilasi rata-rata untuk pendulum dengan panjang tali yang berbeda-beda akan berbeda pula dan didasarkan pada hukum yang sederhana. Agar sebuah pendulum berosilasi setengah kali dari kecepatan semula maka panjang pendulum dijadikan empat kali semula. Dengan kata lain, osilasi rata-rata pendulum variasi dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Disini kemudian ada sebuah hubungan sederhana antara gerak benda berayun dengan hubungan yang ditemukan Keppler tentang gerak relatif planet-planet.
Galileo lebih jauh mengamati bahwa pendulumnya dapat dikonstruksikan dengan berat berapa pun yang dapat mengatasi hambatan udara dan tidak ada suatu bahan atau benda apapun yang dapat mempengaruhi waktu osilasi, hal ini hanya ditentukan oleh panjang tali. Dikarenakan sebuah pendulum dengan panjang tertentu berosilasi dengan kecepatan yang tetap, maka waktu dapat diukur. Hal inilah yang memungkinkan Huygens untuk merancang jam pendulum.
Sebagai hasil teoritis dari studi terhadap benda yang berputar dan berosilasi, dikembangkanlah apa yang biasanya disebut hukum gerak ketiga, yaitu pada benda yang bergerak dengan sebuah efek yang sebanding dengan efek yang dikerjakannya pada benda yang sama dalam keadaan diam.
Penemuan-Penemuan Galileo-Galilei
1. Prinsip Pendulum
Saat ia menjadi mahasiswa, ia meneliti sebuah lampu gantung yang bergoyang, dan memerhatikan bahwa waktu yang diperlukan lampu itu untuk menyelesaikan ayunannya adalah tetap sama, bahkan bila kecepatan ayunan lampu itu bertambah dengan cepat. Dia kemudian melakukan percobaan terhadap benda-benda tertentu dan mendapati bahwa benda-benda itu juga mengalami hal yang sama, hal ini mengingatkan dia pada prinsip pendulum. Dari penemuan ini, ia dapat menemukan suatu alat untuk mengukur waktu, yang menurut para dokter dapat digunakan untuk mengukur denyut nadi pasien. Christian Huygens kemudian mengambil prinsip ayunan pendulum itu untuk membuat jam pendulum.
2. Keseimbangan Hidrostatik
Galileo tidak meneruskan pendidikanya sampai akhir dikarenakan masalah keuangan. Lalu dia kembali ke Florence pada tahun 1585 untuk mempelajari karya Euclid dan Archimedes. Dia memperluas karya Archimedes tentang hidrostatik dengan menciptakan keseimbangan hidrostatik, suatu alat yang dirancang untuk mengukur berat jenis benda. Tahun berikutnya, ia menerbitkan suatu tulisan yang menjelaskan penemuan barunya, yang menentukan gravitasi tertentu benda dengan memasukkannya ke dalam air. Dengan keseimbangan hidrostatik, Galileo mendapatkan reputasi sebagai ilmuwan di Itali.
3. Pengamatan Kualitatif ke Kuantitatif
Sumbangan yang sangat penting dari Galileo bagi perkembangan ilmu pengetahuan adalah metodologi ilmu pengetahuan. Galileo menetapkan fenomena dan melakukan pengamatan secara kuantitatif. Penetapan yang cermat terhadap perhitungan secara kuantitatif sejak saat itu menjadi dasar penyelidikan ilmu pengetahuan hingga saat ini.
4. Bidang Mekanika
Sumbangan Galileo pada bidang ini mengacu pada pernyataan Aristoteles seorang filsuf Yunani yang memiliki pengaruh besar yakni benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dibanding dengan benda yang lebih ringan. Tidak seperti kaum cerdik dan pandai lainnya yang menelan begitu saja pernyataan Aristoteles, Galileo memutuskan untuk membuktikannya terlebih dahulu. Melalui beberapa eksperimen dia berkesimpulan bahwa pendapat Aristoteles tidak benar. Menurut Galileo berdasarkan eksperimennya bahwa baik benda berat maupun ringan akan jatuh dengan kecepatan yang sama kecuali sampai pada batas mereka berkurang kecepatannya akibat adanya gesekan udara. Kebiasaan Galileo melakukan percobaan melempar benda dari menara Pissa dilakukannya tanpa sadar. Berdasarkan hal tersebut, Galileo mengambil langkah lebih lanjut. Dengan hati-hati dia mengukur jarak jatuhnya benda pada saat yang telah ditentukan dan mendapatkan bukti bahwa jarak yang dilalui oleh benda yang jatuh adalah berbanding lurus dengan jumlah detik kuadrat jatuhnya benda. Penemuan ini memiliki arti penting tersendiri. Bahkan lebih penting lagi Galileo berkemampuan menghimpun hasil penemuannya dengan formula matematik. Penggunaan yang luas formula matematik dan metode matematik merupakan sifat penting dari ilmu pengetahuan modern.
5. Penemuan Termometer
Tahun 1593, Galileo menemukan salah satu alat ukur yang dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan, yaitu termometer. Termometer temuan Galileo ini terdiri dari sebuah gelembung udara yang bisa membesar atau mengecil karena perubahan temperatur dan hal ini bisa menyebabkan level air naik atau turun. Meskipun alat ini tidak akurat karena tidak menghitung perubahan tekanan udara, alat ini merupakan pelopor perkembangan alat-alat canggih.
6. Bidang Hukum Kelembaman
Sumbangan terbesar lainnya dari Galileo adalah penemuannya mengenai hukum kelembaman. Sebelumnya, orang percaya bahwa benda yang bergerak dengan sendirinya akan menjadi makin pelan dan akan berhenti jika tidak ada tenaga yang menambah kekuatan agar terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan itu keliru. Jika kekuatan melambat seperti pergeseran, dapat dihilangkan, benda yang sedang bergerak cenderung bergerak tanpa batas. Ini merupakan prinsip penting yang telah berulang kali dikemukakan oleh Newton dan digabungkan dengan sistemnya sendiri sebagai hukum gerak pertama salah satu prinsip vital dalam ilmu pengetahuan.Galileo juga menurunkan percepatan sebagai laju perubahan terhadap waktu.
Oleh karena itu galileo tidak mencapai pengertian lengkap untuk kelembaman.Walaupun demikian, sekurangnya ia sudah menurunkan pengertian yang cukup berguna.Pada tahun 1592 ,ia melihat bahwa ketika menggelinding dipermukaan licin dan rata, bola tidak akan berhenti karena tidak ada gesekan. Dengan kata lain, kelembaman benda kekal ketika tidak ada gaya perintang.Kesimpulan ini bertolak belakang dengan pendapat pengikut aristoteles .Mereka menyatakan bahwa kecepatan akan bertambah ketika tidak ada gaya perintang.Meskipun tidak pernah memberi sepatah definisi “kelembaman”.
Ia mengatakan bahwa benda memiliki ”keenganan” terhadap perubahan,baik dalam posisi diam maupun sedang bergerak. Keenganan dipahaminya dari hasil perkalian antara berat dan kecepatan. Satu – satunya penulis kuno yang dihormati galileo adalah Arkhimedes. Contoh gerak yang menggelinding tadi sudah menegaskan bahwa hal itu bukan gerak alami, bukan juga gerak paksa.
7. Bidang Astronomi
Pada awal tahun 1600-an teori perbintangan berada pada situasi yang tidak menentu. Terjadi selisih pendapat antara teori Copernicus yang matahari sentris dan teori-teori sebelumnya yang menyatakan bumi sentris. Tetapi Galileo saat itu sampai akhir hayatnya mendukung teori Copernicus. Dalam beberapa wacana dikatakan bahwa penemuan Galileo di bidang Astronomi merupakan penemuan termahsyur diantara penemuan-penemuannya. Tetapi ada disuatu wacana yang menyatakan bahwa Galileo itu tidak memberikan kontribusi apapun dalam bidang astronomi karena sebenarnya yang menemukan teleskop pertama kali itu bukan Galileo tetapi oleh Hans Lippershey, seorang pembuat kacamata dari Denmark. Saat Galileo mempelajari penemuan ini di pertengahan tahun 1609, dia segera membuat sendiri dan memberikan beberapa tambahan. Teleskop buatannya dapat memperbesar benda-benda 9 kali lipat, 3 kali lebih hebat dari buatan Lippershey. Teleskop Galileo terbukti sangat berguna untuk kegiatan kelautan dan Galileo diangkat sebagai profesor seumur hidup di University of Venice.
Ia kemudian melanjutkan karyanya, dan di akhir tahun 1609, dia telah membuat sebuah teleskop yang dapat memperbesar tiga puluh kali lipat. Penemuan yang dilakukannya terhadap alat ini menggerakkan bidang astronomi. Galileo melihat pinggiran bulan yang tidak rata, yang dianggapnya sebagai puncak-puncak gunung. Dia menganggap bahwa daerah bulan yang luas dan gelap adalah terdiri dari air, yang disebutnya sebagai "maria" (laut), meskipun sekarang kita tahu bahwa tidak ada air di bulan. Saat dia meneliti Milky Way, Galileo dikagumi karena menemukan Jupiter, yang berlanjut dengan penemuannya atas empat bulan Jupiter; yang kemudian disebutnya sebagai "satelit", suatu istilah yang diusulkan oleh seorang ahli astronomi Jerman, Johannes Kepler. Galileo menamakan bulan-bulan milik Jupiter itu dengan Sidera Medicea (Medicea Stars) untuk menghormati Cosimo de Midici, the Grand Duke of Tuscany (Adipati Tuscany), seseorang yang kepadanya Galileo bekerja sebagai "filsuf dan ahli matematika pertama" setelah meninggalkan University of Pisa di tahun 1610. Dengan terus mengadakan penelitian, ia juga dapat mengamati bulan- bulan yang sedang tertutup oleh Jupiter (gerhana), dan dari hal itulah dia dapat dengan tepat memperkirakan periode rotasi setiap bulan.
Tahun 1610, Galileo menggambarkan planet-planet yang ditemukannya di sebuah buku kecil yang disebut "Siderus Nuncius" (The Sidereal Messenger). Tahun 1613, Galileo menerbitkan sebuah buku di mana untuk pertama kalinya dia memberikan bukti dan pembelaannya secara terbuka tentang bentuk sistem tata surya yang terlebih dahulu dikemukakan oleh ahli astronomi asal Polandia, Nicholas Copernicus, yang mengatakan bahwa bumi yang letaknya di tengah-tengah alam semesta ini, seperti yang ada dalam rancangan Ptolemic, hanyalah salah satu galaksi yang mengelilingi matahari. Sementara itu, ada dukungan dari beberapa pendeta yang berkuasa terhadap bukti yang disampaikan Galileo atas teori Copernicus. Penguasa Roma Katolik akhirnya memutuskan bahwa perbaikan atas doktrin gereja yang panjang berkenaan dengan astronomi tidaklah diperlukan. Oleh sebab itulah di tahun 1616, sebuah dekrit dikeluarkan oleh gereja yang menyatakan bahwa pendapat yang dikemukakan Copernicus "salah dan keliru" dan Galileo diminta untuk tidak mengikuti sistem tersebut.
Ia juga terkenal dengan teorinya bahwa gerak pasang surut samudra merupakan bukti bahwa Bumi memang berputar di ruang angkasa. Dia menganggap pasang surut adalah konsekuensi alam akibat gerakan Bumi. Logikanya begini: jika Bumi tetap diam, bagaimana airnya bisa mengalir terus, naik turun dengan dengan interval teratur di sepanjang pantai. Selanjutnya, karena gereja Katolik dan pengadilan melarangnya untuk mengikuti teori Copernican mengenai sistem tata surya, maka Galileo memfokuskan diri pada masalah menentukan gelombang longitudinal di laut, yang membutuhkan sebuah jam yang dapat dipercaya. Galileo berpendapat bahwa ada kemungkinan untuk mengukur waktu dengan meneliti gerhana di bulan Jupiter. Sayangnya, ide ini tidak dapat dilakukan karena gerhana tidak dapat diperkirakan dengan cukup akurat dan meneliti benda angkasa dari sebuah perahu yang kandas adalah hampir tidak mungkin. Galileo ingin perintah yang melarang teori Copernican dicabut. Dan di tahun 1624, ia melakukan perjalanan ke Roma untuk menyampaikan keinginannya itu kepada Paus yang baru saja terpilih, Urban VIII. Paus tidak akan mencabut larangan itu, tetapi akan memberi izin kepada Galileo untuk menulis tentang sistem Copernican, syaratnya tulisan tersebut tidak akan dipakai oleh gereja seperti contoh alam yang disampaikan oleh Ptolemaic.

Stevinus dan Hukum Kesetimbangan
Penelitian-penelitian mekanika yang dilakukan Galileo tak ubahnya sebuah tindakan revolusioner dibidang sains. Penelitiannya ini merupakan kemajuan besar pertama setelah penelitian dinamis yang dilakukan Archimedes dan kemudian mengarahkan kita pada dasar yang terjamin untuk memulai sains modern. Namun Galileo tidak mengerjakan semuanya sendiri. Dua orang yang sangat berjasa dan membantu Galileo adalah seseorang belanda bernama Stevinus yang merupakan rekan Galileo dalam menentukan dasar-dasar sains dinamis, dan seorang Inggris bernama Gilbert yang pertama meneliti fenomena magnet sehingga dijadikan penelitian sains.
Stevinus lahir pada tahun 1548 dan meninggal di tahun1620. Dia adalah orang yang memiliki kejeniusan dibidang praktek dan dia menarik perhatian orang-orang non-sains pada zamannya dengan mengkonstruksi kendaraan darat yang dilengkapi roda sehingga mirip dengan perahu di air. Dialah orang yang mampu menyelesaikan persoalan tentang gaya tak langsung dan dia juga yang menemukan prinsip penting dalam hidroninamik, yaitu bahwa tekanan fluida sebanding dengan kedalamannya tanpa bergantung pada bentuk pipanya.
Penelitian gaya tak langsung dibuat Stevinus dengan bantuan benda miring. Percobaannya yang paling demonstratif ini sebenarnya sangat sederhana, dimana sebuah rangkaian yang tersusun oleh bola-bola dengan berat yang sama digantung pada sebuah bidang segitiga. Segitiga itu dirancang sedemikian rupa sehingga diam diposisi dasar horizontal, sisi-sisi miring yang menunjang hubungan dengan sisi yang lain. Stevinus menemukan bahwa rangkaian bolanya akan seimbang jika empat bola berada pada sisi yang lebih panjang dan dua bola pada sisi yang lebih pendek dan lebih curam. Keseombangan gaya seperti itu  merupakan suatu kesetimbangan stabil. Stevinus menjadi orang yang pertama memisahkan suatu jenis kondisi dan kondisi yang tidak seimbang disebut keseimbangan yang tidak stabil. Percobaan yang sederhana ini didasari hukum statis. Penelitian awal Stevinus dipublikasikan pada tahun 1608. Seluruh hasil kerjanya yang terkumpul dipublikasikan oleh Leyden pada tahun 1634.
Penelitian tentang keseimbangan tekanan benda saat diam mengarah Stevinus untuk mempertimbangkan gabungan dari tekanan fluida. Dia diberi penghargaan atas penjelasannya yang kemudian dikenal sebagai paradoks hidrostatik. Percobaan modern yang mengilustrasikan paradoks ini dibuat dengan memasukkan sebuah tabung yang panjang dan tegak lurus dengan kaliber yang kecil kedalam bagian atas dari tong yang tertutup rapat. Saat mengisi tong dan tabung dengan air, ini memungkinkan untuk menghasikan suatu tekanan yang akan menekan tong. Walaupun tong itu kuat dan berat air didalam tabung tidak signifikan. Hal ini mengilustrasikan fakta bahwa tekanan pada bagian bahwa tabung sebanding dengan tinggi tabung dan tidak bergantung pada bagian besarnya, inilah yang mempertanyakan paradoks hidrostatik. Penjelasannya adalah bahwa suatu fluida yang diletakkan dibawah tekanan akan membutuhkan sebuah gaya yang sama terhadap semua bagian dari dinding pembatas, jumlah tekanan yang dapat ditambah secara tidak tepat dengan memperbesar permukaannya. Inilah prinsip yang digunakan pada tekana hidrostatik.

Galileo dan Kesetimbangan Fluida
Percobaan-percobaan dari penggabungan benda, yang harus dilakukan dengan kesetimbangan fluida, menguji kecerdasan Galileo. Beberapa percobaan paling pentingnya harus dilakukan dengan benda yang terapung. Kini pandangan yang ditentang Galileo menyatakan bahwa air memberikan hambatan pada penetrasi dan hambatan ini bersifat instrumental dalam menentukan apakah benda yang diletakkan di air akan mengapung atau tenggelam. Galileo berpendapat bahwa air tidak dapat menghambat dan benda akan mengapung atau tenggelam bergantung pada beratnya. Ini merupakan pengulangan dari pernyataan tentang hukum Archimedes. Namun harus dijelaskan mengapa benda dengan suatu bentuk tertentu mengapung, sementara benda lain yang terbuat dari bahan yang sama dan beratnya sama tapi berbeda bentuk dapat tenggelam.
Galileo mencoba untuk membuktikan hal ini. Pada tempat pertama, dia membuat kerucut dari bahan kayu atau lilin dan menunjukan bahwa ketika benda itu mengapung dengan titik atau dasarnya di air, benda itu akan menggantikan sejumlah fluida. Lagi-lagi percobaan itu dapat ditemukan bahwa bentuk pelampung dengan kuantitas yang sama harus ditambahkan pada lilin ini untuk mengangkat permukaannya.
Terlihat bahwasanya Galileo, sedang menuju suatu thesis yang benar walaupun ada beberapa idenya yang salah. Tentu saja tidak benar bahwa air tidak mempunyai hambatan pada penetrasi walaupun seperti yang kita fikirkan Galileo benar jika hambatan air bukanlah faktor penting yang dapat menentukan apakah benda akan mengapung atau tenggelam. Begitu pula halnya pada benda datar. Tidak semua hal menjadi tidak tepat untuk mengatakan bahwa air menghambat penetrasi dan hambatan ini mendorong benda. Fisikawan modern menjelaskan fenomena berhubungan dengan permukaan sebagai tegangan fluida.

William Gilbert dan Studi Tentang Magnet
Akan diobservasi bahwa studi-studi Galileo dan Stevinus terkonsentrasi pada gaya gravitasi. Dengan keragu-raguan pada prinsip pengecualian Bacon, Gilbert adalah orang sains yang paling beda di Inggris selama masa pemerintah Ratu Elizabeth. Ratu Elizabeth memberikannya uang pensiun yang memungkinkannya melanjutkan penelitiannya dibidang sains murni.
Penelitian Gilbert di bidang kimia, yang juga dianggap hal yang amat penting hampir hilang. Namun demikian hasil karyanya selama dela[an belas tahun, De magntte adalah  hasil karya yang cukup penting. Dr. Priestly kemudian menyebutkan sebagai bapak listrik modern.
Gilbert adalah orang pertama yang menyatakan bahwa bumi adalah sebuah magnet yang sangat besar. Dia tidak hanya memberikan sebutan “kutub” untuk titik akhir atau titik ekstrim pada jarum magnet, tettapi menyebutkan adanya kutub utara dan kutub selatan. Walaupun persamaan ini mempunyai arti yang sangat bertentangan dengan apa yang kita gunakan sehari-hari. Kutub utara magnet mengarahkan ke selatan bumi atau sebaliknya. Dia juga orang pertama yang menggunakan istilah “gaya listrik”, “pancar listik”. Sampai saat ini belum terdeteksi adanya kesalahan pada teori-teori yang ditemukan Gilbert. Sebagai seorang pionier dari sebuah bidang sains yang tidak tereksprorasi, karya yang dihasilkan terbilang akurat.
Sebelum mengumpulkan demonstrasi bahwa bumi sebenarnya adalah sebuah batu timah raksasa, Gilbert mendemonstrasikan dengan cara yang jenius, bahwa setiap batu timah apapun ukurannya memiliki kutub yang pasti dan tetap. Dia melakukanya dengan meletakannya batu itu dalam sebuah mesin bubut metal dan mengubah bentuknya menjadi bola dan diatas bola inilah ditunjukan bagaimana kutub-kutub magnet ditemukan. Batu timah berbentuk bola ini dinamainya terella (bumi kecil).
Gilbert telah melakukan percobaan dengan meenempatkan batu timah itu mengapung di air. Serta meneliti bahwa kutub-kutub itu selalu berputar sampai mereka menunjukan arah utara dan selatan, yang kemudian dijelaskan Gilbert sebagai tarikan magnet bumi. Dia juga memberitahukan bahwa sepotong besi yang ditempa  yang ditempatkan diatas sebuah gabus yang mengapung di atas air ditarik oleh besi lain menuju suatu sudut besrnya tidak berarti dan dia juga meneliti bahwa batangan besi biasa jika digantungkan dengan benang, diasumsikan sebagai arah utara dan selatan. Percobaan-percobaan lainnya semakin meyakinkan bahwa bumi itu adalah magnet dan batu timah.
Karena apresiasi yang besar pada pemikiran Gilbert yang menyatakan bahwa bumi adalah magnet, maka teori-teori yang menjelaskan aksi jarum magnet itu semakin maju. Columbus dan Paracelsus misalnya, percaya bahwa jarum tidak ditarikoleh suatu titik disurga seperti bintang magnetic. Gilbert membuat percobaan-percobaan yang luas untuk menjelaskan jarum yang bengkok, yang pertama diberitahukan oleh William Norman. Teori Gilbert tentang pembengkokkan ini didasarkan pada suatu hipotesis yang telah dipertimbangkan lebih dulu. Gilbert menemukan jarum magnetnya membengkok 72 derajat di London ; delapan tahun kemudian Hudson  menemukan pembengkokkan jarum magnet 7522` kearah garis balik utara. Namun 200 tahun kemudian yaitu tahun 1831, Sir James Ross menemukan bahwa garis balik utara berada pada posisi 7005` dan garis balik selatan diposisi 96043`. Ini bukanlah hal nyata yang diasumsika Gilbert dan prediksi sainsnya tidak sepenuhnya benar.
Sebuah ringkasan singkat dari penemu-penemuannya yang lain cukup menunjukan bahwa posisi terhormat dibidang sains untuknya sebagaimana dia adalah satu dari ilmuan-ilmuan lainnya yang patut dihargai. Dia adalah orang pertama yang membedakan antara listrik dan magnet. Dia juga menemukan “muatan listrik” dan menunjukan bahwa muatan listrik itu dapat disimpan beberapa saat didalam suatu benda dengan cara menutupi benda itu dengan bahan-bahan yang tidak dapat menghantar listrik, misalnya kain sutera walaupun tentunya konduksi listrik tidak terlalu dimengerti. Peralatan listrik pertama yang dibuat Gilbert adalah manometer. Walaupun dia telah meninggal tida abad yang lalu, namun metode per-magnet-an besi diperkenalkannya masih dipakai sampai saat ini.

Penelitian-penelitian Tentang Cahaya, Panas dan Tekanan Atmosfer
            Kita telah mengetahui bahwa Ptolemy dimasa Aleksandria dan Alhazen di Arab telah mempelajari refraksi. Keppler mengulangi eksperimen-eksperimen kedua orang itu dan selalu berjuang untuk menggeneralisasikan observasinya. Dia mencoba menemukan hukum yang mengatur perubahan arah cahaya, dimana suatu sinar cahaya diasumsikan melewati satu medium menuju medium lain. Keppler menghitung sudut refraksi dengan menggunakan sebuah bak seperti apparatus yang memungkinkannya membandingkan sinar dtg dan sinar refraksi. Dia menemukan bahwa ketika sebuah sinar cahaya melewati sebuah piringan kaca, jika sinar ini mengenai permukaan kaca dengan sudut yang lebih besar dari 450, maka sinar itu akan direfraksikan seluruhnya ke udara. Keppler tidak mengetahui bahwa medium yang berbeda akan merefraksikan cahaya dengan cara yang berbeda pula dan untuk medium yang sama, jumlah cahaya berpengaruh terhadap perubahan sudut. Dia tidak dapat menggeneralisasikan observasinya seperti yang ia harapkan ditambah dengan hukum refraksi tidak berhasil ditemukannya. Tahun 1621, seorang Belanda bernama Willebrord Snell menemukan hukum dari hasil penelitian Keppler dan Decrates yang memformulasikan hukum itu. Kadang-kadang orang beranggapan bahwa Decrates lah penemu hukum refraksi cahaya. Tidak ada alasan untuk mempercayai bahwa Decrates mendasarkan generalisasinya pada percobaan Snell. Hukum itu, seperti yang dinyatakan Decrates, menyatakan bahwa sinus dari sudut yang datang memberikan suatu rasio yang tetap untuk sinus dari sudut refraksinya untuk semua medium.
            Galileo sendiri mempelajari tentang cahaya sebagaimana dia berkontribusi dalam penyempurnaan teleskop. Penelitian tentang panas ternyata lebih menarik perhatiannya dan kemudian dia mengarahkan penelitiannya untuk mengukur suhu. Thermometer ciptaannya didasarkan pada prinsip ekspansi zat cair jika dipengaruhi panas. Namun sebagaimana pengukuran temperatur adalah sesuatu yang sangat rumit karena tabung yang di dalamnya terkandung zat cair yang akan diukur ini terbuka dan berhubungan langsung dengan udara luar. Oleh karena itu, barometer yang menunjukkan perubahan tekanan mengganjal teori Galileo tentang pengukuran temperaturnya.

Torricelli
            Torricelli adalah murid dari Galileo. Galileo telah mengobservasi bahwa air tidak akan naik ke dalam sebuah tabung tertutup seperti pompa ke ketinggian yang melebihi 33 kaki. Tapi dia tidak pernah mampu memberikan penjelasan yang memuaskan tentang prinsip itu. Torricelli dapat menunjukkan bahwa tinggi air tidak bergantung pada apapun kecuali beratnya yang kemudian dibandingkan dengan berat udara. Hal ini memang benar, ini adalah bukti bahwa fluida apapun akan mencapai ketinggian tertentu bergantung pada berat relatifnya yang dibandingkan dengan udara. Dengan demikian, Mercuri yang memiliki kerapatan 13 kali kerapatan air hanya akan naik ke 1/13 tinggi kolom air yaitu sepanjang 30 inci. Berdasarkan hasil ini, maka Torricelli akan membuktikan bahwa teorinya benar. Torricelli memasukkan Mercuri ke dalam sebuah tabung yang salah satu bagian ujungnya tertutup. Dia lalu membalikkan tabung itu sehingga mulut tabung yang terbuka berada dibawah. Mercuri yang ada di dalam tabung jatuh menuju mulut tabung yang berada di bawah, namun setelah sampai 30 inci dari titik awalnya jatuh, Mercuri itu tidak menyentuh mulut tabung dan berada pada keadaan tetap 30 inci. Keberhasilan Teori Torricelli ini merupakan tindakan revolusioner. Tekanan atmosferlah yang menyebabkan Mercuri tidak jatuh sampai ke mulut tabung.
            Telah lama orang-orang menyangka dan percaya bahwa kecepatan udara bervariasi setiap waktu. Ada kalanya udara itu “berat” dan kadang pula “ringan”. Ini adalah bukti bahwa kolom Mercuri yang diciptakan Torricelii dapat naik turun dan hanya berbanding lurus dengan berat atau ringannya udara saai itu. Kemudian hanya perlu digambarkan suatu skala ditabung itu yang mengindikasikan tekanan atmosfer relative dan barometer Torricelli berhasil diselesaikan.
            Teori-teori dan penemuan-penemuan yang sifatnya revolusioner seperti yang dikatakan Torricelli jelas menimbulkan kontroversi. Tahun 1648, Pascal menyarankan bahwa jika teori tekanan atmosfer dengan menggunakan Mercuri itu benar adanya maka hal ini dapat ditunjukkan dengan mendaki gunung dan membawa tabung Mercuri tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa udara menjadi lebih ringan dipermukaan bumi yang lebih tinggi maka kolom Mercuri itu tingginya akan berkurang dan akan naik lagi ketika tabung itu berada dipermukaan bumi yang lebih rendah. Percobaan ini akhirnya dilakukan di Gunung Puy de Dome di Auvergne dan kolom Mercuri itu naik turun sebesar 3 inci.
            Dari percobaan ini didapatlah bahwa pengukuran ketinggian gunung dapat dilakukan dengan menggunakan barometer dengan sedikit modifikasi dan perbaikan pada bentuk awalnya.
            Torricelli juga melakukan penelitian di bidang Hidrolik. Selain itu dia juga melakukan perbaikan pada mikroskop dan teleskop. Torricelli meninggal pada tanggal 26 Oktober 1647.



DAFTAR PUSTAKA
Magge, Bryan. The Story of Philosophy. http://books.google.co.id/(diakses 08 April 2012)
Smith Williams , Henry. 2002. A History of Science, V2.
http://www.blackmask.com/
http://www.apprendre-math.info/indonesien/historyDetail.htm?id=Kepler


MAKALAH - KOSMOLOGI BARU

Makalah Sejarah Fisika
Unsri.jpgKosmologi Baru
  

Disusun Oleh:
Kelompok 6

1
. Wahyu Permatasari           (06111011016)
2. Yuli Fransiska                   (06111011030)
3. Feranita K Haloho                        (06111011031)
4. Magdalena Bahar              (06111011044)
5. Exta Fidha Mardhatilla   (06111011036)
6. Putri Ramadhanti              (06111011048)

Dosen Pengasuh    : Drs. Abidin Pasaribu, MM                                  M. Yusuf, S.Pd, M.Pd.

Pendidikan fisika
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas Sriwijaya
Tahun Ajaran 2011/2012
KOSMOLOGI BARU

1. Definisi Kosmologi
Kosmologi berasal dari kata Yunani “kosmos” dan “logos”. “Kosmos” berarti susunan, atau ketersusunan yang baik. Lawannya ialah “Chaos”, yang berarti “kacau balau” (Bakker, 1995: 39). Sedangkan “logos” juga berarti “keteraturan”, sekalipun dalam “kosmologi” lebih tepat diartikan sebagai “azas-azas rasional” (Kattsoff, 1986: 75). Dalam sejarah filsafat Barat, tercatat Phytagoras (580 – 500 SM) merupakan orang yang pertama kali memakai istilah “kosmos” sebagai terminologi filsafat. Bahkan dalam tradisi Aristotelian, penyelidikan tentang keteraturan alam disebut sebagai “fisika” (bukan dalam pengertian modern), dan filsafat Skolastik memakai nama “filsafat alami” (philosophia naturalis) untuk menyebut hal yang sama (Bakker, 1995: 40). 
Istilah “kosmologi” (cosmology) dipakai pertama kali oleh Christian von Wolff dalam bukunya “Discursus Praeliminaris de Philosophia in Genere” tahun 1728, dengan menempatkannya dalam skema pengetahuan filsafat sebagai cabang dari “metafisika” dan dibedakan dengan cabang-cabang metafisika yang lain seperti “ontologi”, “teologi metafisik”, maupun “psikologi metafisik” (Munitz, dalam Edward, ed., 1976: 237). 
Dengan demikian, sejak “klasifikasi Christian”, “kosmologi” dimengerti sebagai sebuah cabang filsafat yang membicarakan asal mula dan susunan alam semesta; dan dibedakan dengan “ontologi” atau “metafisika umum” yang merupakan suatu telaah tentang watak-watak umum dari realitas natural dan supernatural; juga dibedakan dengan “filsafat alam” (The philosophy of nature) yang menyelidiki hukum-hukum dasar, proses dan klasifikasi objek-objek dalam alam (Runes, 1975: 68-69).
Namun demikian, walau secara definitif “kosmologi” dibedakan dengan “ontologi” maupun “filsafat alam”, pemilahan yang tegas dalam analisis konseptual antara ketiga bidang tersebut merupakan suatu usaha yang sulit dikerjakan, mengingat objek material dan objek formal yang hampir sama.
Selain dipakai dalam khasanah pemikiran filsafat, istilah “kosmologi” juga dipakai dalam lingkup ilmu empiris, yakni dikenali sebagai ilmu yang menggabungkan hasil-hasil pengamatan astronomis dengan teori-teori fisika dalam rangka menyusun hal-hal astronomis atau fisis dari alam semesta dalam suatu kesatuan dengan skala yang besar (Munitz, dalam: Edward, ed, 1976: 238). Kosmologi ilmiah (scientific cosmology) lebih berpijak pada suatu studi empiris tentang gejala-gejala astronomis. Upaya-upaya yang selalu dilakukan adalah membuat model-model “alam semesta” atas dasar penemuan-penemuan observatorial oleh para astronom. Dengan demikian sangat berbeda dengan “kosmologi filsafat” yang murni konsepsional dan merupakan analisis kategorial yang dilakukan secara “spekulatif” oleh para filsuf. Adapun kajian filosofis terhadap “kosmologi ilmiah” merupakan sub-bagian dari kajian “filsafat ilmu”, dengan fokus telaah pada aspek-aspek metodologis dan epistemologis bangunan “kosmologi ilmiah” sebagai “ilmu”. Kajian yang dilakukan dalam makalah ini adalah kajian kosmologi filsafat, sekalipun unsur-unsur pemikiran yang ditelaah terkait dengan kosmologi ilmiah tentang ruang-waktu, yang bagimana pun terkait pula dengan gejala-gejala fisis dan astronomis.
Dalam tradisi pemikiran Barat (Yunani, Eropa), perkembangan pemikiran kosmologi filsafat berkembang sejalan dengan perkembangan pemikiran filsafat Barat. Tonggak perubahan dari perenungan tentang “kosmos” berpindah pada perenungan tentang “manusia”, dimulai oleh kaum Sofis pada Abad ke 5 Sebelum Masehi (Hatta, 1964: 2). Dengan demikian, telah terjadi kembali “pembongkaran dunia” yang fundamental setelah sebelumnya manusia meninggalkan “dunia mitos” masuk ke dalam “dunia kosmos”. Atas dasar interpretasi baru tentang “dunia” tersebut, para “dewa-dewi” yang masih mempunyai peranan dalam “dunia kosmos”, secara fungsional perannya digantikan oleh anasir-anasir dan hukum-hukum kodrat “yang tidak berpribadi” (impersonal). “Dunia” kemudian diyakini sebagai suatu kesatuan unsur-unsur dasar yang memiliki kodrat dan hukum-hukumnya sendiri. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pada awal perkembangannya kosmologi para filsuf alam tidak sepenuhnya dapat melepaskan diri dari pengaruh kosmogoni dan spekulasi eskatologis yang terdapat dalam mitologi Yunani (Burnet, 1953: 1-4), dan kosmologi filsafat jelas bukan suatu mitologi, sekalipun kedua-duanya merupakan “usaha rasional” dari manusia untuk mencari penjelasan tentang berbagai hal mengenai “dunia”.
Dalam tradisi filsafat Barat, mitologi lebih bersifat spekulatif-deduktif, sedangkan kosmologi filsafati cenderung lebih kritis-induktif dalam arti tidak mungkin lagi menutup mata terhadap kosmologi ilmiah maupun temuan-temuan ilmiah yang lain.
1. Topik utama kosmologi filsafat menurut Hegel adalah tentang “kontingensi” (kemestian yang merujuk pada “hukum”), “kepastian”, “keabadian”, batas-batas dan hukum formal dunia, kebebasan manusia, dan asal mula kejahatan. Namun rata-rata filsuf hanya mempersoalkan hakikat dan hubungan antara ruang dan waktu, dan persoalan tentang hakikat kebebasan dan asal mula kejahatan sebagai materi telaah di luar bidang kosmologi (Runes, ed, 1975: 69).
Secara umum bangunan pemikiran kosmo-logi filsafat berpijak pada prinsip-prinsip ilmu ataupun dalil-dalil metafisis, sehingga pada satu sisi berkaitan dengan fakta-fakta empiris, pada sisi lain berhubungan dengan kebenaran metafisis tertentu. Dengan demikian dari pijakan ini mudah dilihat bahwa kosmologi filsafat memiliki nilai bila dia mampu memberi kerangka pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa alami/kodrati, batas-batas dan “hukum” ruang-waktu “dunia”, dan bagaimana “keterbatasan manusiawi” tersebut mampu “diatasi”. 
2. Secara historis perkembangan kosmologi filsafat (barat) dimulai dari filsuf-filsuf alam pra Sokratik, yang kemudian persoalan-persoalannya oleh Plato dalam “Timaeus” dan oleh Aristoteles dalam “Physics” disistematisir dan diperluas. Secara umum kosmologi filsafati di Yunani , dengan berbagai varian pemikiran, sepakat bahwa ruang jagad raya ini terbatas dan di bawah pengaruh hukum-hukum yang tidak dapat dirubah, yang memiliki ketentuan dan irama tertentu. Perkembangan berikut, pada Abad Tengah, mulai diperkenalkan konsep-konsep “penciptaan” dan “kiamat”, “keajaiban” dan “pemeliharaan” oleh Tuhan dalam kosmologi. Seirama dengan perkembangan ilmu empiris, kosmologi filsafat jaman modern sebagaimana dikemukakan oleh Descartes, Leibniz, maupun Newton mengalihkan kecenderungan yang muncul pada Abad tengah kepada corak pemikiran yang lebih dekat dengan pemikiran Yunani. Bahkan sejak Immanuel Kant, telaah kosmologi filsafati selalu dalam kaitan dengan isue-isue metafisika. Varian lain yang berkembang dan perlu disebut adalah kosmologi modern yang lebih “positif” sebagaimana dikemukakan oleh Pierce, yang menyatakan bahwa pokok soal yang harus dijawab oleh kosmologi adalah tiga hal, yakni, prinsip-prinsip tentang perubahan, hukum, dan kontingensi kosmis (Runes, 1975: 69). Varian “pengimbang” yang lain untuk pemikiran kontemporer adalah Whitehead, dengan “mengembalikan” kosmologi pada lingkup “hukum kodrat” yang lebih luas terkait dengan kebudayaan dan ilmu (Whitehead, 1960: 143). 
Secara sistematis, kosmologi filsafat dibedakan dalam empat kelompok varian besar dengan dasar pengelompokan: 
(1) Berpijak dari keyakinan ontis bahwa hakikat dunia itu “jamak” ataukah “tunggal” (monisme, pluralisme).
(2) Kedudukan manusia dalam kosmis (subjektivistis, objektivistis).
(3) Esensi dan substansi manusia dengan esensi dan substansi dunia yang lain (penonjolan “perbedaan” antara esensi dan substansi manusia dengan esensi dan substansi dunia yang lain pada: Husserl, Scheler, Hartman, dan Heidegger; pengutamaan pada “kesamaan” antara esensi dan substansi “pengkosmos-pengkosmos” pada: panpsikisme dan Whitehead). 
(4) Pendekatan sintesis (Bergson, Theilard de Chardin, dan kosmologi Pancasila) (Bakker, 1995: 42-52). Klasifikasi yang dilakukan Bakker yang masih searah dengan kecenderungan kosmologi post-Kantian, yakni mengaitkan telaah kosmologi dengan “metafisika”, membawa kajian kosmologi pada pendekatan integratif dengan bidang-bidang pokok filsafat yang lain, baik itu metafisika, epistemologi, aksiologi, maupun filsafat manusia. 
Secara sistematis, perspektif-perspektif kosmologi metafisis tentang “waktu”, sebagaimana banyaknya varian pendekatan dalam kosmologi, secara garis besar dapat dipilah dalam empat kelompok, yakni: 
(1) Subjektivisme yang menyatakan bahwa waktu merupakan sesuatu yang tidak nyata, hanya bersifat subjektif-individual. Pemikiran yang demikian dianut oleh Parmenides, Zeno, Budhisme, Advaita Vedanta, Descartes, Leibniz, Locke, Hume, Berkeley, Fichte, Scheling, Hegel, Kant, Morris Schlick, Reichenbach, dan Carnap).
(2) Realisme Ekstrem yang menyatakan bahwa waktu merupakan realitas absolut yang universal, tidak mempunyai kesatuan yang intrinksik dan hanya menunjukkan urutan-urutan murni. Kosmologi yang demikian dapat ditemukan pada kosmologi Indonesia/ Jawa, Jaina, Nyanya, Vaiseshika, Gassendi, Newton, Clarke, Whitehead, dan Alexander.
(3) Realisme lunak, yang menyatakan bahwa waktu merupakan aspek perubahan yang nyata, sekalipun dihasilkan oleh subjek yang berabstraksi. Corak kosmologi yang demikian nampak pada pemikiran Aristoteles, Agustinus, Thomas Aquinas, Einstein, dan kosmologi Pancasila. 
(4) Subjektivisme lunak yang menerima waktu sebagai suatu yang heterogen sebagaimana dikemukakan oleh Bergson, atau sebagai dimensi historis dari pribadi, sebagaimana diyakini oleh eksistensialisme (Bakker, 1995: 111-116).
Dari “peta kosmologi” di atas, terlihat bahwa tradisi kosmologi timur paling dominan diwarnai oleh subjektivisme dan realisme ekstrem. Dari berbagai varian yang ada itu pula, kiranya dengan mudah dapat dilihat “konsekuensi-konsekuensi logis” dari suatu varian pemikiran kosmologis terhadap pandangan manusia tentang aspek-aspek lain dari kehidupannya.

2. Kosmologi Baru dari Copernicus Menuju ke Galileo dan Kepler.
Dimulai pada abad kedua belas, ilmuwan Arab, ahli Taurat, dan penerjemah secara bertahap memperkenalkan kepada Eropa ilmu astronomi seperti yang dikembangkan dalam peradaban Islam berdasarkan model Helenistik sebelumnya (terutama Ptolemy dan Aristoteles). Tetapi, gereja Katolik memutuskan untuk mengadopsi model kosmologi geosentris[1] Ptolemeus sebagai prinsip teologisnya, ilmuwan yang mengkritik model ini dianggap sebagai pelaku bidah
a.        Nicolaus Copernicus
Ilmuwan Polandia bernama Nicolaus Copernicus (1473-1544) mengemukakan model heliosentrisnya secara anonim dengan berjudul De Revolutionibus Orbium Caelestium (On the Revolutions of the Heavenly Orbs),buku tersebut tidak dipublikasikan sampai tahun 1543, hanya satu tahun sebelum kematiannya. Dalam model ini, Copernicus mendalilkan bahwa Matahari sebagai pusat alam semesta dan Bumi beserta planet-planet beredar mengelilingi Matahari dalam orbit lingkaran.
Teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang, Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai "fakta" bahwa Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak.
Copernicus bukanlah orang yang pertama yang menyimpulkan bahwa bumi berputar mengitari Matahari. Astronom Yunani Aristarkhus dari Samos telah mengemukakan teori ini pada abad ketiga Sebelum Masehi. Para pengikut Pythagoras telah mengajarkan bahwa bumi serta Matahari bergerak mengitari suatu api pusat. Akan tetapi, Ptolemeus menulis bahwa jika bumi bergerak, "binatang dan benda lainnya akan bergelantungan di udara, dan bumi akan jatuh dari langit dengan sangat cepat". Ia menambahkan, "sekadar memikirkan hal-hal itu saja terlihat konyol".
Ptolemeus mendukung gagasan Aristoteles bahwa bumi tidak bergerak di pusat alam semesta dan dikelilingi oleh serangkaian bola bening yang saling bertumpukan, dan bola-bola itu tertancap Matahari, planet-planet, dan bintang-bintang. Ia menganggap bahwa pergerakan bola-bola bening inilah yang menggerakan planet dan bintang. Rumus matematika Ptolemeus menjelaskan, dengan akurasi hingga taraf tertentu, pergerakan planet-planet di langit malam.
Namun, kelemahan teori Ptolemeus itulah yang mendorong Copernicus untuk mencari penjelasan alternatif atas pergerakan yang aneh dari planet-planet. Untuk menopang teorinya, Kopernikus merekonstruksi peralatan yang digunakan oleh para astronom zaman dahulu. Walaupun sederhana dibandingkan dengan standar modern, peralatan ini memungkinkan dia menghitung jarak relatif antara planet-planet dan Matahari. Selama bertahun-tahun, ia berupaya menetukan secara persis tanggal-tanggal manakala para pendahulunya telah membuat beberapa pengamatan penting di bidang astronomi. Diperlengkapi dengan data ini, Copernicus mulai mengerjakan dokumen kontroversial yang menyatakan bahwa bumi dan manusia di dalamnya bukanlah pusat alam semesta.
b.      Galileo Galilei 
Pada tahun 1609, Galileo menemukan teleskop dan berdasarkan penyelidikan ilmiahnya, ia menyatakan bahwa model alam semesta geosentris dari Ptolemy benar-benar tidak digunakan para peneliti berpengetahuan dan digantikan model heliosentris (Drake, 1990: 145-163). 
Jupiter
Pada 7 Januari 1610 Galileo diamati dengan teleskop apa yang digambarkan pada saat itu sebagai "tiga bintang tetap, sama sekali tidak terlihat oleh kecilnya mereka ", semua dekat dengan Jupiter, dan berbaring di garis lurus melalui itu. Pengamatan pada malam selanjutnya menunjukkan bahwa posisi ini "bintang" relatif terhadap Jupiter sedang berubah dengan cara yang pasti bisa dipahami jika mereka benar-benar telah tetap bintang. Pada tanggal 10 Januari Galileo mencatat bahwa salah satu dari mereka menghilang, pengamatan yang dihubungkan dengan sedang yang tersembunyi di balik Jupiter. Dalam beberapa hari ia menyimpulkan bahwa mereka mengorbit Jupiter. Dia telah menemukan tiga dari empat Jupiter terbesar satelit (bulan). Ia menemukan keempat pada 13 Januari. Satelit ini sekarang disebut Io , Europa , Ganymede , dan Callisto . Galileo bernama kelompok empat yang Medicean bintang, untuk menghormati pelindung masa depannya, Cosimo II de 'Medici, Grand Duke of Tuscany , dan tiga Cosimo saudara laki-laki. Kemudian astronom, bagaimanapun, berganti nama mereka satelit Galilea untuk menghormati penemunya .
Pengamatannya dari satelit Jupiter menciptakan sebuah revolusi dalam astronomi yang bergema sampai hari ini: sebuah planet dengan planet-planet lebih kecil yang mengorbit itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Aristotelian Kosmologi , yang beranggapan bahwa semua benda langit harus melingkari bumi, [85] dan banyak astronom dan filosof awalnya menolak untuk percaya bahwa Galileo bisa menemukan hal seperti itu. [86] Pengamatan dikonfirmasi dengan pengamatan dari Christopher Clavius dan ia menerima pahlawan menyambut ketika ia mengunjungi Roma pada tahun 1611. Galileo terus mengamati satelit selama delapan belas bulan berikutnya, dan pada pertengahan 1611 ia memperoleh perkiraan yang sangat akurat untuk periode mereka-suatu prestasi yang Kepler percaya mustahil. Venus, Saturnus, dan Neptunus
Dari September 1610, Galileo mengamati bahwa Venus menunjukkan set lengkap fase yang sama dengan yang dari Bulan . Para model heliosentris dari tata surya yang dikembangkan oleh Nicolaus Copernicus meramalkan bahwa semua tahap akan terlihat karena orbit Venus mengitari Matahari akan menyebabkan belahan bumi diterangi dalam menghadapi Bumi ketika berada di sisi berlawanan dari Matahari dan wajah jauh dari Bumi ketika berada di sisi Bumi-Matahari. Di sisi lain, dalam model yang geosentris Ptolemy tidak mungkin untuk setiap orbit planet-planet 'untuk memotong kulit bola membawa Matahari. Secara tradisional orbit Venus ditempatkan sepenuhnya pada sisi dekat Matahari, di mana ia bisa menunjukkan sabit saja dan fase baru. Meskipun demikian, juga memungkinkan untuk menempatkannya sepenuhnya pada sisi yang jauh dari Matahari, di mana itu bisa hanya menunjukkan fase bungkuk dan penuh. Setelah pengamatan teleskopik Galileo dari sabit, fase bungkuk dan penuh Venus, oleh karena itu, model Ptolemeus menjadi tidak dapat dipertahankan. Jadi di awal abad 17 sebagai hasil dari penemuan sebagian besar astronom dikonversi ke salah satu geo-heliosentris berbagai model planet, [89] seperti Tychonic, Capellan dan Capellan Perluasan model, [90] masing-masing baik dengan atau tanpa bumi berputar setiap hari. Ini semua memiliki keutamaan menjelaskan fase-fase Venus tanpa wakil dari 'sanggahan' prediksi heliocentrism penuh dari paralaks bintang.
Galileo membela heliocentrism dan menyatakan itu tidak bertentangan dengan bagian-bagian Alkitab. Dia percaya bahwa para penulis Alkitab hanya menulis dari perspektif dunia terestrial, dari sudut pandang bahwa matahari tidak naik dan diatur. Jadi Galileo mengklaim bahwa ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan Alkitab, karena Alkitab sedang mendiskusikan berbagai jenis "gerakan" dari bumi, dan tidak rotasi. 
Dengan 1616 serangan terhadap ide-ide Copernicus telah mencapai kepala, dan Galileo pergi ke Roma untuk mencoba membujuk otoritas Gereja Katolik tidak melarang gagasan Copernicus. Pada akhirnya, Keputusan Kongregasi Indeks dikeluarkan, menyatakan bahwa ide-ide bahwa Matahari berdiri diam dan bahwa Bumi bergerak adalah "palsu" dan "sama sekali bertentangan dengan Kitab Suci", dan menangguhkan De Copernicus Revolutionibus sampai bisa diperbaiki. 
Bertindak sesuai instruksi dari Paus sebelum keputusan tersebut dikeluarkan, Kardinal Bellarmino informasi Galileo bahwa itu akan datang, bahwa ide-ide itu mengutuk tidak bisa "membela atau dimiliki", dan memerintahkan dia untuk meninggalkan mereka. Galileo berjanji untuk taat. Instruksi Bellarmine yang tidak melarang Galileo dari membahas heliocentrism sebagai fiksi matematika tetapi berbahaya ambigu, apakah ia bisa memperlakukannya sebagai kemungkinan fisik. Selama beberapa tahun berikutnya Galileo tinggal jauh dari kontroversi. Dia menghidupkan kembali proyeknya menulis sebuah buku tentang subjek, didorong oleh pemilihan Kardinal Maffeo Barberini sebagai Paus Urbanus VIII pada tahun 1623. Barberini adalah seorang teman dan pengagum Galileo, dan telah menentang penghukuman Galileo pada 1616. Buku, Dialog Menyangkut Kepala Dua Sistem Dunia , diterbitkan pada 1632, dengan otorisasi resmi dari Inkuisisi izin dan kepausan. 
Pada bulan September 1632, Galileo diperintahkan untuk datang ke Roma untuk diadili, di mana ia akhirnya tiba pada Februari 1633. Sepanjang persidangan Galileo tetap mempertahankan bahwa sejak 1616 ia telah setia menepati janjinya untuk tidak tahan salah satu pendapat dikutuk, dan awalnya ia menyangkal bahkan membela mereka. Namun, ia akhirnya dibujuk untuk mengakui bahwa, bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya, seorang pembaca Dialog dengan baik bisa diperoleh kesan bahwa itu dimaksudkan sebagai pertahanan Copernicanism.
Mengingat penolakan Galileo agak tidak masuk akal bahwa ia pernah memegang ide Copernicus setelah 1616 atau pernah dimaksudkan untuk membela mereka dalam Dialog, interogasi terakhirnya, pada bulan Juli 1633, diakhiri dengan-Nya diancam dengan siksaan jika ia tidak mengatakan yang sebenarnya, tetapi ia mempertahankan penyangkalannya meskipun ancaman tersebut. Kalimat dari Inkuisisi itu disampaikan pada 22 Juni.Saat itu di tiga bagian penting:
1. Galileo menemukan "keras menduga bid'ah", yaitu dari setelah memegang pendapat bahwa Matahari terletak tak bergerak di pusat alam semesta, bahwa Bumi bukan di pusatnya dan bergerak, dan yang satu dapat memegang dan mempertahankan pendapat sebagai kemungkinan setelah itu telah dinyatakan bertentangan dengan Kitab Suci. Dia harus "mengharamkan, mengutuk dan membenci" pendapat-pendapat tersebut. 
2. Dia dijatuhi hukuman penjara formal pada kesenangan Inkuisisi. [60] Pada hari berikut ini diubah menjadi tahanan rumah, yang tetap berada di bawah untuk sisa hidupnya.
3. Dialog menyinggung dilarang. Dan tindakan tidak diumumkan di pengadilan, publikasi dari setiap karya-karyanya dilarang, termasuk dia mungkin menulis di masa depan.“ Padahal Bumi selalu bergerak dan selalu begitu “, Galileo Galilei.
c.  Johannes Keppler
Ilmuwan Johannes Kepler merumuskan tiga pernyataan matematis yang secara akurat menggambarkan revolusi planet-planet di sekitar Matahari. Alih-alih tujuh bintang di geocentric standar astronomi Copernican sistem yang hanya enam, Bulan memiliki tubuh menjadi semacam sebelumnya tidak diketahui untuk astronomi, yang kemudian Kepler untuk menyebut 'satelit' (coined pada 1610 untuk menggambarkan bulan-bulan Galileo yang telah ditemukan yaitu Yupiter). 
Selain itu, dalam geocentric astronomi tidak ada cara menggunakan pengamatan untuk menemukan ukuran relatif dari planet orbs; mereka hanya diasumsikan dalam kontak. Ini nampaknya tidak memerlukan penjelasan, karena pas baik dengan alam philosophers' bahwa seluruh sistem telah berpaling dari gerakan yang paling luar lingkungan, satu (atau mungkin dua) di luar lingkungan yang 'tetap' bintang (yang yang pola menjadikan constellations), yang melebihi dari Saturn bola. Dalam sistem Copernican, fakta bahwa tahunan setiap komponen gerakan planet adalah refleksi dari gerakan tahunan bumi diperbolehkan untuk menggunakan satu pengamatan untuk menghitung ukuran masing-masing planet jalur, dan ternyata ada ruang besar antara bintang. Mengapa ruang khusus ini?
Kepler menjawab pertanyaan ini, dijelaskan dalam Misteri dari Cosmos (Mysterium cosmographicum, Tübingen, 1596).Dia merasa bahwa jika bola yang diambil untuk menyentuh bagian dalam Saturn jalan, dan sebuah batu yang bertulis dalam bola, maka bola yang bertulis dalam kubus akan menjadi bola circumscribing jalan Yupiter. Kemudian jika segi empat biasa yang diambil dalam lingkungan inscribing jalan Yupiter, yang insphere dari segi empat akan menjadi bola circumscribing jalan Mars, dan isi perut, menempatkan reguler pigura berduabelas segi antara Mars dan Bumi, yang biasa icosahedron antara Bumi dan Venus, dan reguler antara segi delapan Venus dan Mercury. Ini menjelaskan jumlah bintang sempurna: hanya ada lima cembung biasa zat (seperti yang terbukti dalam Euclid 's Elemen, Buku 13). Ia juga memberikan yang meyakinkan sesuai dengan ukuran jalan sebagai deduced oleh Copernicus, kesalahan terbesar yang kurang dari 10% (yang baik untuk spectacularly kosmoslogisnya model bahkan sekarang). Kepler tidak mengekspresikan dirinya dalam hal persentase kesalahan, dan itu adalah fakta pertama dalam kosmologi model matematika, tetapi mudah untuk melihat mengapa ia percaya bahwa bukti pengamatan mendukung teori. 
Kepler melihatnya sebagai teori kosmologi yang memberikan bukti untuk teori Copernican. Sebelum presentasi sendiri teorinya, dia memberikan argumen untuk menentukan hal masuk akal dari teori Copernican itu sendiri. Kepler menegaskan bahwa dibandingkan dengan teori geocentric yang lebih jelas dalam daya. Misalnya, Copernican teori yang dapat menjelaskan mengapa Venus dan Mercury tidak pernah terlihat sangat jauh dari Matahari (mereka terletak antara Bumi dan Matahari) sedangkan dalam teori geocentric tidak ada penjelasan dari fakta ini. 
Dapat disimpulkan dari Hukum Kepler :
Bahwa orbit planet tidak melingkar, tapi elips, matahari menduduki salah satu fokus dari elips.
 Bahwa kecepatan gerak planet bervariasi di berbagai bagian orbit sedemikian rupa bahwa garis imajiner ditarik dari matahari ke planet ini, artinya, vektor radius orbit planet selalu menyapusama daerah dalam waktu tertentu.
Kedua hukum Kepler diterbitkan pada awal 1609. Bertahun-tahun lebih penyelidikan pasien diharuskan sebelum ia menemukan rahasia dari hubungan antara jarak planet dan waktu revolusi yang nya
Hukum ketiga menyatakan. Pada 1618, bagaimanapun, ia mampu merumuskan hubungan ini juga, sebagai berikut: Kuadrat jarak dari berbagai planet dari matahari adalah sebanding dengan kubus dari mereka periode revolusi tentang matahari.
Semua hukum-hukum ini, maka akan diamati, menerima begitu saja kenyataan bahwa matahari adalah pusat orbit planet.
d.      Isaac Newton
Pada tahun 1687, dalam karya utamanya yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, Isaac Newton mengemukakan teori gravitas yang mendukung model Copernicus dan menjelaskan bagaimana benda secara umum bergerak dalam ruang dan waktu (Hall, 1992:202). Principia dipublikasikan pada 5 Juli 1687 dengan dukungan dan bantuan keuangan dari Edmond Halley. 
Dalam karyanya ini Newton menyatakan hukum gerak Newton yang memungkinkan banyak kemajuan dalam revolusi Industri yang kemudian terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih merupakan pondasi dari teknologi non-relativistik dunia modern. Dia menggunakan kata Latin gravitas (berat) untuk efek yang kemudian dinamakan sebagai gravitasi, dan mendefinisikan hukum gravitasi universal.
Dalam karya yang sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan kalkulus, dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk menentukan (berdasarkan hukum Boyle) laju bunyi di udara, menentukan kepepatan bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi bulan pada kepepatan Bumi, memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan, memberikan teori penentuan orbit komet, dan masih banyak lagi.
Newton memperjelas pandangan heliosentrisnya tentang tata surya, yang dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an dia sudah mengakui Matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya Bagi Newton, titik pusat Matahari atau benda langit lainnya tidak dapat dianggap diam, namun seharusnya "titik pusat gravitasi bersama Bumi, Matahari dan Planet-planetlah yang harus disebut sebagai Pusat Dunia", dan pusat gravitasi ini "diam atau bergerak beraturan dalam garis lurus".(Newton mengadopsi pandangan alternatif "tidak bergerak" dengan memperhatikan pandangan umum bahwa pusatnya, di manapun itu, tidak bergerak. 
Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak yang tidak terlihat menyebabkan dirinya dikritik karena memperkenalkan "perantara gaib" ke dalam ilmu pengetahuan. Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak kritik tersebut dalam bagian General Scholium di akhir buku. Dia menulis bahwa cukup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal tersebut tidak menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini Newton menggunakan ungkapannya yang kemudian terkenal, Hypotheses non fingo. Mekanika Newton cukup baik bila digunakan pada tata surya, tetapi teori kosmologis pada waktu itu berpandangan lain. Menurut Aristoteles, bintang-bintang memiliki posisi yang tetap dan alam semesta di luar tata surya bersifat statis. Meskipun alam semesta yang dinamis dengan mudah dapat diprediksi teori gravitas Newton, tetapi keyakinan bahwa alam semesta statis menurut Aristoteles begitu kuat sehingga bertahan selama tiga abad setelah Newton (Benih, 1990:86-107).“Kalaulah memang aku berhasil melihat lebih jauh. Itu karena aku berdiri di atas pundak para raksasa”, Isaac Newton.
Pada tahun 1718, Edmund Halley membandingkan posisi bintang-bintang berdasarkan temuan klasik masa Babilonia dan astronom kuno lainnya dengan pengamatan terbaru, dan diketahui bahwa posisi bintang-bintang tidak tetap dari posisi ribuan tahun sebelumnya. Kenyataannya posisi bintang-bintang mengalami pergeseran meski dalam jarak yang relatif kecil. Keadaan ini disebut ‘gerak’ nyata bintang (tegak lurus terhadap garis pandang) berkaitan dengan latar belakang bintang yang sangat jauh. Pada tahun 1783, William Herschel menemukan gerak surya, yaitu gerak matahari relatif terhadap bintang-bintang di lingkungan galaksi tersebut. Herschel juga menunjukkan bahwa Matahari dan bintang lainnya tersusun seperti “butiran kasar dalam gerinda” (Ferguson, 1999:162-165) yang sekarang disebut galaksi Bima Sakti. Lebih dari satu abad kemudian, pada tahun 1924, Hubble mampu mengukur jarak antar bintang (berdasarkan ‘pergeseran merah’) dan ia menunjukkan bahwa beberapa titik-titik terang yang kita lihat di langit sebenarnya galaksi lain seperti galaksi kita, mesipun mereka terlihat begitu kecil karena jaraknya sangat jauh (Hartmann, 1990:373-375).
Teori Aristoteles tentang alam semesta statis berakhir setelah penemuan Hubble tentang pergeseran merah dari cahaya bintang yang menunjukkan bahwa segala sesuatu di alam semesta sebenarnya bergerak; Ibn Arabi sudah menyatakan demikian berabad-abad sebelumnya. Pada tahun 1980, Stephen Hawking mengatakan: Ketika Einstein merumuskan teori umum relativitas pada tahun 1915, ia begitu yakin bahwa alam semesta statis; ia memodifikasi teorinya supaya hipotesisnya menjadi mungkin dengan memperkenalkan sebuah konstanta kosmologis dalam persamaannya (Hawking, 1998:42).
Hipotesis Einstein ini tentu saja salah, dan semua orang kini mengetahui bahwa kosmos terus-menerus bergerak. Einstein sendiri mengganggap hipotesisnya sebagai kesalahan terbesar. Bagaimanapun, Ibn Arabi menyatakan dengan jelas bahwa posisi bintang-bintang tidak tetap, dan ia bahkan memberikan nomor dan unit bintang dengan kecepatan gerak yang tepat;** hal ini konsisten dengan pengukuran akurat terbaru.
Setelah perkembangan tersebut dan dengan munculnya teknologi baru yang digunakan dalam pengamatan yang lebih akurat untuk percepatan penelitian fisika dan astronomi. Pandangan baru tentang keseluruhan kosmos akhirnya bertemu dengan pandangan klasik. Namun, kita tidak bisa mengklaim bahwa semua pertanyaan telah mampu dijawab dan dapat membuat gambaran yang benar mengenai kosmos. Sebaliknya, pertanyaan-pertanyaan mendalam masih berupa teka-teki seperti ‘materi gelap’ dan paradoks Einstein-Podolsky-Rosen (EPR).
Seiring dengan temuan data-data dari teleskop dan pesawat ulang-alik dalam beberapa dekade terakhir, teori-teori baru banyak dihasilkan untuk mencoba menjelaskan hasil pengamatan alam semesta. Konsep ‘waktu’ dan ‘ruang’ menjadi fokus utamanya, terutama setelah ide-ide aneh dan berani dari Einstein tentang relativitas dan kelengkungan ruang-waktu yang dibuktikan Eddington melalui pengamatan gerhana Matahari total pada tahun 1918 di Afrika Selatan. Sejak itu, teori-teori lainnya seperti Mekanika Kuantum, Teori Medan, Superstring, dan Kuantum Gravitas mencoba menemukan dan menggambarkan hubungan yang sebenarnya antara objek material dan energi di satu sisi, dan antara ruang dan waktu di sisi lain. Namun, penemuan yang dicapai belum sepenuhnya meyakinkan..
Pandangan Geosentris menganggap Bumi berada di pusat alam semesta, sementara Heliosentris menganggap Matahari sebagai pusatnya. Kosmologi modern menegaskan bahwa alam semesta merupakan arena ruang-waktu yang tertutup, tidak memiliki pusat; titik di mana pun dapat dianggap sebagai pusat, seperti titik pada permukaan bumi dapat dianggap pusat (dengan memperhatikan permukaan, bukan volumenya). Jadi, apakah Bumi atau Matahari yang menjadi pusat alam semesta adalah perdebatan pada masa perkembangan kosmologi awal, tetapi tidak berlaku setelah ditemukannya galaksi dan jarak antar bintang yang berjauhan. Perlu disebutkan bahwa Ibn Arabi jelas menegaskan alam semesta tidak memiliki pusat (Futuhat al-Makiyya, Vol. II, hal: 677).

Daftar Pustaka


http://id.wikipedia.org/wiki/Nicolaus_Copernicus Jamilludin.2008. Kosmologi dan Waktu. http://www.teofos.com/?p=1523(diakses 22 Maret 2012)

Magge, Bryan. The Story of Philosophy. 
http://books.google.co.id/(diakses 22 Maret 2012)

Smith Williams , Henry. 2002. A History of Science, V2.
http://www.blackmask.com/



Pertanyaan :
1.       Intan Permata Sari :  Tolong kemukaan teori heliosentris yang dikemukkan oleh Nicolaus Copernicus?
Jawaban :
Mengemukakan model heliosentrisnya secara anonim dengan berjudul De Revolutionibus Orbium Caelestium (On the Revolutions of the Heavenly Orbs),buku tersebut tidak dipublikasikan sampai tahun 1543, hanya satu tahun sebelum kematiannya. Dalam model ini, Copernicus mendalilkan bahwa Matahari sebagai pusat alam semesta dan Bumi beserta planet-planet beredar mengelilingi Matahari dalam orbit lingkaran.
2.      Anggraini Puspasari : Apa itu kosmologi?
Jawaban :
Kosmologi adalah sebuah cabang filsafat yang membicarakan asal mula dan susunan alam semesta yang dipakai dalam lingkup ilmu empiris, yakni dikenali sebagai ilmu yang menggabungkan hasil-hasil pengamatan astronomis dengan teori-teori fisika dalam rangka menyusun hal-hal astronomis atau fisis dari alam semesta dalam suatu kesatuan dengan skala yang besar (Munitz, dalam: Edward, ed, 1976: 238)
3.      Hevi Wulandari :   Siapa saja tokoh yang ada dalam perkembangan zaman renainnse atau zaman  kebangkitan?
Jawaban :
-          Nicolaus Copernicus
-           Galileo Galilei
-          Johannes Kepler
-          Isaac Newton
-          Edmund Halley
4.      Dahlia Oktamia: Apa perbedaan kosmologi ilmiah dan kosmologi filsafat?

Jawaban :

a.        Kosmologi Filsafat
            Kosmologi filsafat  murni konsepsional dan merupakan analisis kategorial yang dilakukan secara “spekulatif” oleh para filsuf. Secara sistematis, kosmologi filsafat dibedakan dalam empat kelompok varian besar dengan dasar pengelompokan (Bakker, 1995: 42-52) : 
            (1) Berpijak dari keyakinan ontis bahwa hakikat        dunia itu “jamak”
                 ataukah “tunggal”
            (2) Kedudukan manusia dalam kosmis.
            (3) Esensi dan substansi manusia dengan esensi dan subtansi dunia yang
                  lain
            (4) Pendekatan sintesis.

b.      Kosmologi Ilmiah
            Kosmologi ilmiah (scientific cosmology) lebih berpijak pada suatu studi empiris tentang gejala-gejala astronomis. Upaya-upaya yang selalu dilakukan adalah membuat model-model “alam semesta” atas dasar penemuan-penemuan observatorial oleh para astronom. Adapun kajian filosofis terhadap kosmologi ilmiah merupakan sub-bagian dari kajian “filsafat ilmu”, dengan fokus telaah pada aspek-aspek metodologis dan epistemologis bangunan kosmologi ilmiah sebagai “ilmu”.

5.      Yuni : Secara garis besar dapat dipilah dalam empat kelompok dalam kosmologi metafisis tentang waktu. Tolong Anda jelaskan apa saja empat kelompok tersebut ? 
Jawaban :
(1) Subjektivisme yang menyatakan bahwa waktu merupakan sesuatu yang tidak nyata, hanya bersifat subjektif-individual
 (2) Realisme Ekstrem yang menyatakan bahwa waktu merupakan realitas absolut yang universal, tidak mempunyai kesatuan yang intrinksik dan hanya menunjukkan urutan-urutan murni.
(3) Realisme lunak, yang menyatakan bahwa waktu merupakan aspek perubahan yang nyata, sekalipun dihasilkan oleh subjek yang berabstraksi.
(4) Subjektivisme lunak yang menerima waktu sebagai suatu yang heterogen sebagaimana dikemukakan oleh Bergson, atau sebagai dimensi historis dari pribadi, sebagaimana diyakini oleh eksistensialisme.

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...