Friday 13 February 2015

RESUME - NEWTON, KOMPOSISI CAHAYA, DAN GRAVITASI



NEWTON, KOMPOSISI CAHAYA, DAN GRAVITASI

I.         TUJUAN PEMBELAJARAN

1.      Mengenal dan mengetahui tokoh Isaac Newton
2.      Menjelaskan bagaimana cara Newton memberikan pelajaran tentang optik
3.      Mengetahui karya yang diciptakan oleh Isaac Newton
4.      Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Cahaya
5.      Mengetahui partikel cahaya newton
6.      Menjelaskan pernyataan Ilmuwan Abu Ali Hasab Ibn Al-Haithan tentang cahaya
7.      Menjelaskan pernyataan Huygens tentang cahaya
8.      Menjelaskan pernyataan Descatres tentang cahaya
9.      Menjelaskan pernyataan Isaac Newton tentang cahaya
10.  Mengetahui sejarah Gravitasi
11.  Memahami dan menjelaskan sejarah Gravitasi
12.  Menjelaskan pendapat Aristoteles tentang gravitasi
13.  Menjelaskan pendapat Galileo Galilei tentang gravitasi
14.  Menjelaskan pendapat Isaac Newton tentang gravitasi
15.  Memahami dan menjelaskan hukum gerak Newton
16.  Mengetahui dan memahami konsep dalam hukum pertama gerak Newton
17.  Mengetahui dan memahami konsep dalam hukum dua gerak Newton
18.  Mengetahui dan memahami konsep dalam hukum Tiga gerak Newton
19.  Mengetahui dan memahami suatu sistem dengan masa berubah
20.  Memahami Pentingnya hukum Newton dan jangkauan validitasnya
21.  Menjelaskan hukum gravitasi Newton



II.     PETA KONSEP

III.  PEMBAHASAN
3.1    Isaac Newton
Isaac Newton adalah ahli fisika, matematika, astronomi, kimia, dan ahli filsafat yang berasal dari Inggris.  Newton lahir pada 4 Januari 1643 di Wolllstrope, Lincolnshire.  Ayahnya adalah seorang petani dan meninggal tiga bulan sebelum Newton lahir.  Dua tahun  kemudian ibunya menikah lagi dan meninggalkan Newton bersama neneknya.
Newton adalah anak yang pintar.  Awalnya Newton bersekolah di sekolah desa , namun kemudian ia pindah ke sekolah yang lebih baik di Grantham dimana disana ia menjadi murid dengan peringkat atas.  Sejak usia 12 hingga  17 tahun dia mengenyam pendididkan di sekolah The Kings School yang terletak di Gratham.  Keluarganya sempat mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton terlihat tidak menyukai pekerjaan barunya dan pada akhirnya setelah meyakinkan keluarganya dan ibunya dengan bantuan paman dan gurunya, Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan. 
Pada tahun 1661 Newton melanjutkan pendidikannya ke Cambridge University.  Namun pada bulan Oktober 1665, sebuah epidemic wabah universitas dipaksa untuk menutup dan Newton kembali ke Woolsthrope.  Dua tahun ia menghabiskan waktunya untuk optic dan matematika dan akhirnya ia kembali ke Cambridge dan bergabung dengan Trinity College.  Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai guru besar matematika Lucasian.
Pada tahun 1670 sampai 1672, Newton memberikan pelajaran tentang optic.  Selama masa ini dia sendiri menyelidiki refraksi cahaya dan memberikan demonstrasi bahwa sebuah prisma dapar memecah cahaya putih menjadi berbagai macam spectrum warna dan sebuah lensa pada prisma yang kedua dapat membentuk spectrum warna tersebut menjadi satu cahaya putih kembali.
Pada tahun 1687 dengan bantuan temannya Edmond Halley, newton menerbitkan karya tunggal terbesarnya, “Philosophiae Naturalis Principia Mathematical” (Prinsip Matematika Filsafat Alam).  Buku ini dikatakan sebagai buku yang paling berpengaruh dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.  Karyanya ini menjelaskan tentang hukum gravitasi dan tiga asas pergerakan, yang mengubah pandangan orang terhadap hukum fisika alam selama tiga abad kedepan dan menjadi dasr dari ilmu pengetahuan modern. Newton meninggal pada 31 Maret 1727 dan dimakamkan di Westminster Abbey.  Adapun daftar karya Newton, antara lain:
1.      Method of Fluxion (1671)
2.      De Motu Corporum (1684)
3.      Philosophiae Naturalis Principa Mathematica (1687)
4.      Opticks (1704)
5.      Reports as Master of the Mint (1701-1725)
6.      Arithmetica Universalis (1707)
7.      An Historical Account of Two Notable Coruptions of Scripture (1754)
3.2    Komposisi Cahaya
a)      Cahaya: Gelombang atau partikel?
Cahaya termasuk unsur fisik yang penting.  Upaya untuk memahami cahaya tidak hanya dimulai dari abad ke 19.  Orang Yunani kuno percaya bahwa mata manusia memancarkan seberkas sinar sewaktu melihat.
Ilmuwan Abu Ali Hasab Ibn Al-Haithan (965-sekitar 1040) menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat.  Sedangkan cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat.
Huygens dalam bukunya Traite de la Lumiere (telaah cahaya) yang terbit pada tahun 1690 membayangkan cahaya seperti gelombang.  Inilah pernyataan tentang cahaya yang pertama.  Hipotesa gelombang ini hanya bertujuan untuk mencari penjelasan geometris tabiat cahaya (misalnya memantul dan membias).  Gelombang yang dibayangkan Huygens adalah gelombang longitudinal bukan gelombang transversal.  Selain itu, gelombang Huygens tidak periodik, Huygens sengaja membuatnya demikian untuk menghindari gangguan diantara dua sinar yang menyilang.  Gagasan ini disusun tanpa data hasil eksperimen sama sekali.  Walaupun demikian Huygens telah menggalang kubu yang cukup berpengaruh dalam perdebatan tentang cahaya.
Descatres mengangkat kembali gagasan Huygens di Perancis.  Ia membayangkan cahaya sebagai getaran dalam eter.  Descartes tidak banyak menguji dugaannya dan ia tidak tahu perbedaan antara fakta dan dugaan kontras dengan Newton yang dapat membedakan keduanya dengan jernih.
Cahaya pertama kali dibahas secara rinci oleh Newton.  Pendirian Newton yang oleh pengikutnya ditafsirkan sebagai teori partikel, kemudian menjadi dogma selama seabad lamanya.  Pengertian partikel nantinya diserang oleh teori gelombang Young dan Fresnel pada awal abad ke-19.
b)     Partikel Cahaya Newton
Ketika muda Newton sudah mengasah lensa.  Pada umur 23 tahun ia membeli prisma dan meneliti cahaya warna warni yang dihasilkannya.  Cahaya putih menurutnya bukan murni melainkan campuran berbagai warna.  Jika berbagai warna itu digabungkan akan didapat cahaya putih.  Hal ini dibeberkan ke siding Royal Society.  Pengamatan Newton dikecam habis-habisan oleh Robert Hooke.
Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks, pada bagian akhir opticks edisi pertama yang terbit setahun setelah Hooke meninggal, Newton kembali mengajukan beberapa spekulasi secara lebih hati-hati tentang sifat cahaya.  Ia menguraikan secara terperinci teori tentang cahaya.  Dia menganggap cahaya terbuat dari partikel-partikel yang sangat halus, bahwa materi biasa terdiri dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui sejenis transmutasi alkimia “mungkinkah benda kasar dan cahya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, dan mungkinkah benda-benda menerima aktivitasnya dari partikel cahaya yang memasuli komposisinya?”. Spekulasi tentang cahaya ia tuangkan dalam bentuk sejumlah pertanyaan.  Satu diantaranya mengungkapkan keyakinannya bahwa cahaya bersifat seperti partikel
Pemahaman tentang cahaya dan warna dimulai oleh Isaac Newton (1642-1726) dan serangkaian percobaan yang diterbitkan pada tahun 1672. Dia adalah orang pertama yang mempelajari pelangi. Ia membiaskan cahaya putih dengan sebuah prisma, sehingga menjadi warna komponennya: merah, orange, kuning, hijau, biru, dan ungu.
Di akhir tahun 1660, Newton mulai bereksperimen dengan cahaya. Pada saat itu orang mengira bahwa warna adalah campuran cahaya dan kegelapan, dan bahwa prisma adalah cahaya berwarna. Newton menyadari teori ini adalah palsu.  Perhatikan gambar 1.1.
prism-iamge
Gambar 1.1. Cahaya memasuki prisma dari kanan atas, dan dibiaskan oleh kaca.
Newton membuat sebuah prisma di dekat jendela dan diproyeksikan spectrum yang indah 22 kaki ke dinding.  Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa prisma tidak mewarnai cahaya, ia dibiaskan cahaya kembali.
netwon-color-circle2
Gambar 1.2. Diagram warna di sekeliling lingkaran
Artis terpesona oleh demonstrasi yang jelas oleh Newton bahwa cahaya sendiri bertanggung jawab untuk warna.  Idenya yang paling berguna bagi seniman adalah pengaturan konseptual tentang warna di sekitar keliling lingkaran (kanan gambar 1.2), yang memungkinkan pemilihan pendahuuan para pelukis (merah, kuning, biru) yang akan diatur berlawana warna komplementer (misalnya hijau berlawanan merah), sebagai cara yang menunjukkan bahwa setiap komplementer akan meningkatkan efek lain atau melalui kontras optik.
boutet-color-circle-1708-%28g
Gambar 1.3. Diagram lingkaran menjadi model untuk system warna banyak dari abad 18 dan 19.
Newton bersikukuh menolak ide Huygens bahwa cahay bersifat gelombang.  Menurut Newton gelombang akan melebar dan mengisi seluruh ruang seperti gelombang air mengisi ceruk kolam, padahal dalam praktik cahaya mengikuti garis lurus dan tidak mengisi ruang bayangan.  Pada kesempatan lain Newton menyatakan lebih suka langit tetap kosong daripada diisi eter.
3.3      Gravitasi
a)      Sejarah Gravitasi
Aristoteles percaya kalau benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dari yang lebih ringan.  Ini tentu anggapan yang masuk akal bila memegang sebuah bulu di satu tangan dan batu di tangan lainnya dan menjatuhkan secara serentak dari satu ketinggian, maka batu akan menimpa jari-jari kaki terlebih dahulu.  Ini tentu saja karena hambatan udara, namun bagi Aristoteles itu jelas kalau benda berat jatuh lebih cepat.
Karya modern pada teori gravitasi dimulai dengan karya Galileo Galilei di akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17.  Dalam percobaan terkenalnya ia menjatuhkan bola-bola dari menara pisa, dan kemudian dengan pengukuran yang teliti pada bola yang turun pada sudut tertentu, Galileo menunjukkan kalau gravitasi mempercepat semua benda pada tingkat yang sama.  Ini adalah kemajuan besar dibandingkan keyakinan Aristoteles kalau benda berat jatuh lebih cepat.  Galileo dengan benar mengatakan bahwa hambatan udara adalah alas an mengapa benda yang ringan jatuh lebih lambat dalam sebuah atmosfer.  Karya Galileo memacu perumusan teori gravitasi Newton.
Banyak kisah yang menceritakan bahwa Newton mendapatkan rumus tentang teori gravitasi dari sebuah apel yang jatuh dari pohon.  Dikisahkan bahwa suatu hari Newton duduk dan belajar di bawah pohon apel dan saat itu sebuah apel jatuh dari pohon tersebut.  Dengan mengamati apel yang jatuh, Newton mengambil kesimpulan bahwa ada sesuatu kekuatan yang menarik apel tersebut jatuh ke bawah, dan kekuatan itu yang kita kenal sekarang dengan nama gravitasi.
b)     Hukum Gerak Newton
Isaac Newton menyadari bahwa matematika adalah cara untuk menjelaskan hukum-hukum alam seperti gravitasi, dan membuat beberapa rumus untuk menghitung “pergerakan benda” dan “gravitasi bumi”. Gravitasi adalah kekuatan yang membuat suatu benda selalu bergerak jatuh ke bawah. Dengan tiga prinsip dari dasar hukum pergerakan, Newton dapat menjelaskan dan membuktikan bahwa planet beredar mengelilingi matahari dalam orbit yang berbentuk oval dan tidak bulat penuh. Kemudian Newton menggunakan tiga prinsip dasar pergerakan yang sekarang ini dikenal sebagai Hukum Newton untuk menjelaskan bagimana benda bergerak.
Hukum gerak Newton, dituliskan dengan pembahasan yang berbeda-beda setelah hampir 3 abad, dan dapat di rangkum sebagai berikut:
1.         Hukum pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada beda tersebut.
2.         Hukum kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma.
3.         Hukum ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris.
Hukum Newton diterapkan pada benda yang dianggap sebagai partikel, dalam evaluasi pergerakan. Dalam bentuk aslinya, hukum gerak Newton tidaklah cukup untuk meghitung gerakan dari obyek yang bisa berubah bentuk ( benda tidak padat). Leonard Euler pada tahun 1750 memperkenalkan generalisasi hukum gerak Newton untuk benda padat yang disebut Hukum gerak Euler. Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan.  Dirumuskan secara matematis menjadi:     \sum \mathbf{F} = 0 \Rightarrow \frac{d \mathbf{v} }{dt} = 0.
               Artinya:
·         Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya
·         Sebuah benda yang sedang bergerak tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
Hukum kedua menyatakan bahwa total gaya pada sebuah partikel sama dengan banyaknya perubahan momentum liner P terhadap waktu:    \mathbf{F} = \frac{\mathrm{d}\mathbf{p}}{\mathrm{d}t} = \frac{\mathrm{d}(m\mathbf v)}{\mathrm{d}t},
Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem dengan massa konstan, variabel massa (sebuah konstan) dapat di keluarkan dari operator deferensial dengan menggunakan aturan diferensiasi.  Maka:     \mathbf{F} = m\,\frac{\mathrm{d}\mathbf{v}}{\mathrm{d}t} = m\mathbf{a},            Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan benda.  Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang berbanding lurus.
Ø  Sistem dengan masa berubah
Sistem dengan masa berubah, seperti roket yang bahan bakarnya digunakan dan mengeluarkan gas sisa termasuk dalam sistem tertutup dan tidak dapat dihitung dengan hanya mengubah masa menjadi sebuah fungsi dari waktu di hukum kedua. Dalam kasus partikel-partikel dalam suatu system yang terdefinisikan dengan jelas, maka hukum Newton dapat digunakan dengan menjumlahkan semua partikel dalam system:       Ftotal = M.apm    Dengan Ftotal adalah total gaya yang bekerja pada system, M adalah total massa dari system, dan apm adalah percepatan dari pusat massa system.
Sistem             dengan masa yang berubah-ubah seperti roket atau ember yang berlubang biasanya tidak dapat dihitung seperti sistem partikel, maka hukum kedua Newton tidak dapat digunakan langsung.  Persamaan baru yaitu:                        \mathbf F + \mathbf{u} \frac{\mathrm{d} m}{\mathrm{d}t} = m {\mathrm{d} \mathbf v \over \mathrm{d}t}
Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya adalah interaksi antar benda-benda yang berbeda, maka tidak ada gaya yang berkerja hanya pada satu benda. Secara sederhana, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan tidak pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu memiliki dua ujung. Setiap ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah cerminan dari ujung lainnya.
Secara matematis, hukum ketiga ini berupa persamaan vector satu dimensi, yang bias dituliskan sebagai berikut. Asumsikan benda A dan benda B memberikan gaya terhadap satu sama lain.         ∑Fa,b = - ∑Fb,a
Newton menggunakan hukum ketiga untuk menurunkan hukum kekekalan momentum, namun dengan pengamatan yang lebih dalam, kekekalan momentum adalah ide yang lebih mendasar (diturunkan melalui teorema Noether dari relativirtas Gaileo dibandingkan hukum ketiga, dan tetep berlaku pada kasus yang membuat hukum ketiga Newton seakan-akan tidak berlaku. Misalnya ketika medan gaya memiliki momentum, dan dalam mekanika kuantum.
Ø  Pentingnya hukum Newton dan jangkauan validitasnya
Hukum-hukum Newton sudah di verifikasi dengan eksperimen dan pengamatan selama lebih dari 200 tahun. Hukum ini juga merupakan pendekatan yang baik untuk benda-benda makroskopis dalam kondisi sehari-hari. Hukum-hukum ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena seperti konduksi listrik pada sebuah semikonduktor, sifat-sifat optic dari sebuah bahan, kesalahan pada GPS system yang tidak pernah diperbaiki secara relavistik, dan superkonduktivitas. Penjelasan dari fenomena-fenomena ini menbutuhkan teori fisika yan lebih kompleks, termasuk relativitas umum dan teori medan kuantum.
Dalam mekanika kuantum konsep seperti gaya,momentum, dan posisi didefinisikan oleh operator-operator linier yang beroperasi dalam kondisi kuantum, pada kecepatan yang jauh lebih rendah dari kecepatan cahaya, hukum-hukum Newton sama tepatnya dengan operator-operator ini bekerja pada benda-benda klasik. Pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, hukum kedua tetap berlaku seperti bentuk aslinya F=dp/dt, yang menjelaskan bahwa gaya adalah turunan dari momentum suatu benda terhadap waktu, namum beberapa terbaru dari hukum kedua tidak berlaku pada kcepatan relativistic.
c)      Hukum Gravitasi Newton
Hukum Newton dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu hukum Newton I, II, III.  Untuk hukum Newton I digunakan untuk kasus benda diam atau bergerak lurus beraturan, hukum Newton II digunakan untuk kasus benda bergerak dengan percepatan tetap, hukum Newton III( F aksi=-F reaksi).
Disamping menemukan ketiga hukum tentang gerak, Newton juga menyelidiki gerakan benda-benda angkasa, yaitu planet dan bulan, ia mengetahui dari hukum pertamanya bahwa harus ada gaya yang bekerja pada bulan, sehingga bulan tetap pada orbit lingkarannya mengitari bumi. Jika gaya ini tidak ada, maka tentulah bulan akan bergerak pada lintasan garis lurus.
Pada saat ini juga Newton berpikir tentang persoalan gaya tarik yang tampaknya tidak berhubungan dengan permukaan bumi akan selalu jatuh bebas ke permukaan bumi (tanah). Hal ini tentu saja disebabkan pada benda itu bekerja sebuah gaya tarik, yang disebut gaya gravitasi. Jika pada suatu benda bekerja gaya, maka tentu saja gaya itu disebabkan oleh benda lainnya (hukum Newton III). Oleh sebab itu setiap benda yang dilepas selalu jatuh bebas ke permukaan bumi, maka Newton menyimpulkan bahwa pusat bumi lah yang mengerjakan gaya pada benda itu, yang yang arahnya selalu menuju pusat bumi.
Berdasarkan ide gravitasi bumi inilah Newton dengan bantuan dan dorongan sahabatnya Robert Hooke, menyusun hukum gravitasi umumnya yang sangat terkenal. Dalam perkerjaannya, Newton membandingkan antara besar gaya gravitasi bumi yang menarik bulan dan menarik benda-benda pada permukaan bumi. Percepatan gravitasi yang dialami setiap benda di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2. Jarak bulan dari pusat bumi atau jari-jari orbit bulan = 3,84x108 m, dan jarak permukaan bumi dari pusat bumi atau jari-jari bumi = 6,4x106 m. ini berarti jarak bulan dari pusat bumi adalah 60 x jarak permukaan bumi dari pusat bumi. Akhirnya Newton menyimpukan bahwa besarnya gravitrasi bumi pada suatu benda F, berkurang dengan kuadrat jaraknya r, dari pusat bumi.
Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya tergantung pada jarak, tetapi juga tergantung pada masa benda. Hukum III Newton menyatakan bahwa ketika bumi mengerjakan gaya gravitasi pada suatu benda (misalnya bulan), maka benda itu akan mengerjakan gaya pada bumi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Newton terus berlanjut dalam menganalisis gravitasi. Dia meneliti data-data yang telah dikumpulkan tentang orbit-orbit planet mengelilingi matahari. Dari kumpulan data ini dia mendapatkan bahwa gaya gravitasi yang dikerjakan matahari pada planet yang menjga planet tetap pada orbitnya mengitari matahari ternyata juga berkurang secara kuadrat terbalik terhadap jarak planet-planet itu dari matahari.  Oleh karena kesebandingan kuadrat terbalik ini, maka Newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasi matahari pada planetlah yang menjaga planet-planet tersebut tetap pada orbitnya mengitari matahari.  Selanjutnya Newton mengajukan hukum gravitasi umum Newton yang berbunyi : Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnay berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.
Besarnya gaya gravitasi dapat ditulis dengan persamaan matematis:
F12=F21=F= G.m1.m2/r2
Dengan F12=F21=F= besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N), G= ketetapan umum gravitasi, m1= massa benda 1 (kg), m2= massa benda 2 (kg), r= jarak antara kedua benda (m). Newton juga memodifikasi hukum gerak planet Keppler ketiga dengan teori gravitasinya, sehingga hukum ketiga menjadi:     (m1+m2)P2 = 3 (d1+d2) = 3R                   Hasil modifikasi ini ternyata lebih benar.
IV.        PERTANYAAN DAN JAWABAN

1.      Dalam hipotesis of Light 1675 Isaac Newton mengemukakan bahwa cahaya terdiri dari partikel yang memancarkan ke semua arah dari sumbernya.Apa yang melatar belakangi hipotesis itu dan Jika ada,percobaan apa yang dilakukan dalam mengemukakan hipotesis itu ?
Jawab :
Dia adalah orang pertama yang mempelajari pelangi. Ia membiaskan cahaya putih dengan sebuah prisma, sehingga menjadi warna komponennya: merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Di akhir tahun 1660, Newton mulai bereksperimen dengna cahaya. Pada saat itu orang mengira bahwa warna adalah campuran cahaya dan kegelapan, dan bahwa prisma adalah cahaya berwarna. Newton menyadari teori ini adalah palsu. Newton membuat sebuah prisma di dekat jendela dan diproyeksikan spectrum yang indah 22 kaki ke dinding. Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa prisma tidak mewarnai cahaya, ia dibiaskan cahaya kembali.
2.      Bagaimana Newton bisa menemukan hukum gravitasi?
Jawab:
Dikisahkan bahwa suatu hari Newton duduk dan belajar di bawah pohon apel dan saat itu sebuah apel jatuh dari pohon tersebut.  Dengan mengamati apel yang jatuh, Newton mengambil kesimpulan bahwa ada sesuatu kekuatan yang menarik apel tersebut jatuh ke bawah, dan kekuatan itu yang kita kenal sekarang dengan nama gravitasi.
3.      Siapakah orang yang pertama kali mengemukakan teori tentang cahaya dan sebutkan teorinya?
Jawab :
Ilmuwan Abu Ali Hasab Ibn Al-Haithan (965-sekitar 1040) menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat.  Sedangkan cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat.

V.      DAFTAR PUSTAKA
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton
  2. http://kolom-biografi.blogspot.com/2008/10/biografi-sir-isaac-newton-ilmuwan.html
  3. http://semuacintafisika.blogspot.com/2012/09/newton-komposisi-cahaya-dan-gravitasi.html
  4. http://nisyadiaries28.blogspot.com/2012/11/makalah-newton-komposisi-cahaya-dan.html
  5. http://edukasi-pustaka.blogspot.com/2011/12/teori-tentang-cahaya.html
  6. http://qurry-putyaca.blogspot.com/2011/07/sejarah-teori-gravitasi.html
  7. http://pustakafisika.wordpress.com/2011/08/29/sir-isaac-newton-dan-sejarah-hukum-gravitasinya/
  8. http://amelfisika.wordpress.com/2011/06/28/bagaimana-jika-tidak-ada-gravitasi/
  9. http://fisika79.wordpress.com/2011/05/09/hukum-gravitasi-newton/
  10. http://www.zakapedia.com/2013/01/penjelasan-hukum-gravitasi-newton.html
  11. http://himafisika-umpwr.blogspot.com/2012/10/hukum-hukum-newton-tentang-gerak.html
  12. http://djukarna.wordpress.com/2012/10/15/hukum-newton-tentang-gerak
  13. http://id.scribd.com/doc/31013115/Sejarah-Fisika-mengenal-Kehidupan-Issac-Newton
  14. http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/makalah-newton-komposisi-cahaya-dan.html
  15. http://www.anneahira.com/hukum-newton.htm
  16. http://kevinsero.wordpress.com/2012/03/06/isaac-newton-penemu-gaya-gravitasi/
  17. http://ateisindonesia.wikidot.com/gravitasi
  18. http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles
  19. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton
  20. http://newsinfopedia.org/sejarah-isaac-newton-dan-teorinya.html
  21. http://galileoandeinstein.physics.virginia.edu/lectures/newtongl.html
  22. http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya
  23. http://www.bukukita.com/Sains-dan-Teknologi/Sains-Umum/81907-PENEMUAN-ILMU-PENGETAHUAN-:-CAHAYA-DAN-WARNA.html
  24. http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/ketika-sebuah-apel-jatuh-di-atas-kepala-newton.html
  25. http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/ketika-sebuah-apel-jatuh-di-atas-kepala-newton.html
  26. http://mocksiper.blogspot.com/2011/05/penemu-hukum-new-ton.html

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...