Monday 23 March 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR - MEMBUAT LARUTAN DARI ZAT PADAT (Kelompok 5)



LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA
FKIP UNSRI
INDRALAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
MEMBUAT LARUTAN DARI ZAT PADAT


KELOMPOK 5
DWI NOVASARI
EKA OLSA ARDIANA
GURUH SUKARNO PUTRA
HARTINA HARDIANTY
NIMAS PRATIWI UTAMI

DOSEN PENGASUH: RODI EDI, S.Pd,.M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PRAKTIKUM KE 2
MEMBUAT LARUTAN DARI ZAT PADAT

A.TUJUAN PERCOBAAN                       : Terampil Membuat Larutan Dari zat padat

B.WAKTU PERCOBAAN             : Rabu, 10 September 2014

C.ALAT                                             : a. Kaca Arloji
                                                              b. Labu Ukur
                                                              c. Gelas Ukur
                                                              d. Neraca Analitik
                                                              e. Batang Pengaduk
                                                              f.  Botol Berwarna Gelap
                                                              g. Beker gelas
                                                              h. Pipet tetes

D.BAHAN                                         : a. 1,6 gram CuSO4 ( Tembaga II Sulfat )
                                                              b. 1,7 gram AgNO3 ( Perak Nitrat )
                                                              c. 200 ml Air Aquades

E.LANDASAN TEORI

1. Definisi Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan  zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.

Contoh larutan biner
Zat terlarut
Pelarut
Contoh
Gas
Gas
Udara, semua campuran gas
Gas
Cair
Karbondioksida dalam air
Gas
Padat
Hydrogen dalam platina
Cair
Cair
Alcohol dalam air
Cair
Padat
Raksa dalam tembaga
Padat
Padat
Perak dalam platina
Padat
Cair
Garam dalam air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain,
2.   Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume

Satuan konsentrasi
Lambang
Nama
Definisi
Satuan Fisika


% w/w
Persen berat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKXf0bBK0F_ABfDr9AfpyomBoaIczQQLRvjS3Z9ycdPiPM19Q1HtO2RA2FedxvhJTXnNntufUIkjvTWyDUb9ADJLXRrI9ObyoqnPZ1yOXZX5rkgPHJ4kIX8K483hRGSwRrVQuoJgbv1q4/s1600/persenberat.png
% v/v
Persen volume
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhySBXY-5Jb84y1Ocrp946WyWsQlY4XKtjy-YSXZWyKaki0Z5TL_LZEpLkiJablgvYOnPy2KxBePFA6CwgjW4nWuNmHXOO61X2FzD8nYqvKAl67KHjBDnHfZU4YIdRcNIBWhkqUIpNN6Ts/s1600/persenvolume.png
% w/v
Persen berat volume
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirFt-_B9iGS813pY1eeNt9OQwoIvzFHwH7RnhJGMjMKr4UEPgv0w_osRZXwTNdypXlYqph10RBupu_nLt0d79qHwUtNENm_M5lKnUl07kW-e2dnN7uBCncAB_7QcJJaTOoFuuqHqKUlfg/s1600/persenberatvolume.png
ppm
Parts per million
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMMkdwhNxDjVFa1bKk5spoZubCPslIeNGd261-O-XjdBqFIEdSLgJF2O3TpTrD7XSZcXhz2QibNc0igYyv8Y-ffus2FaovE4HUvmczMV3zS9kT0lkqB7XaIgjwe9fiX4zLFkP5_-KV9-w/s1600/ppm.png
ppb
Parts per billion
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB9nfDTciwwakpjhq2z1jo9QdvkOrXSIJGcOi-tySBC3FbtXPZqRzDQF5LM2XKcPmmhZzEJm1I0qAGXJ6XNyBvC1YOyBdBRxQsEatbElNMdGGx8jpZbHz19vACki2n_MO2yjOeDww1XBY/s1600/ppb.png
Satuan kimia


X
Fraksi mol
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-TDDuy-0mH3N4gtdzjktQ9FzFs0yTsQol1jKkq3SCExbuHAk1epWxOUcpW3u68_tlQ_O3qFbxphsPQ1t5S-wuXjg5JfCIXVy5sQImtW1RUlCv8zqxP5K4vCkedvhJN6ItFneTyO55f9A/s1600/fraksimol.png
F
Formal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtvNpmzM3pl1PIKufqSmmJBCPQim8wGe7sBF-izxRRhBx-QrkkgBhcbbwPkEzwStvc3JsDpyDaONhrLxmE1-3I74j5TRA2oKCrMhLaKpwhrVayhQe24YsZE2bpERHQOAed4MS2xIYUh18/s1600/Formal.png
m
Molal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyBPZwIrAQOjKYydBNoHky3bxqvq-azDma7oS2QWJ_eVA77WRLIfs7QjekFRW5tRHqQBR7121UP2zsq5OUc_T1eVGFg-hDGHuR4u377KeZQJmZ3cyrfeRLi5OCeKwj4DyLBr98ReFB9Gc/s1600/molal.png
N
Normal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbf5LgflloMYGdO-FFFobktM5VmN0VvDQNcX8lqvCoNc07dqt7p0u4f9WHnIhRiQvdR9jIBumwcF3wS8qClvGnDeD8kac2J8dl-ZRHkTnAJ8weY_3vuJCO846GrxM4oGtrG6Ms0bnwyvQ/s1600/normal.png
m Eq
Mili ekuivalen
Seper seribu mol larutan
Osm
Osmolar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivuGjj5P5kd66o7dgdo7XYhs9_HjVCZp0nw85G4QXUr5EWm1Ckf1syWoU5BSgNmKKyfjEOh1ye-rs8DmcWAq39vZ10PGX65m9Y0IfoXJ2H8BZBhLwprd-tvu3ZinGKVQMzd0SK3U6rpeY/s1600/osmolar.png
M
Molar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAfWIECX-8pgD03J-nOyzckPcIZrsvEK5lBoi3zZX0M3tVFWrCA7uBTExc8hhZijg_del7Nahy25X9COvllqqhmVKb8C8g_CIJddWUvjtcTnEAwwfw5N5idlwOGaeDaEhKoazzu7mh-Oc/s1600/molar.png

1.      Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol dalam  larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾
Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan satu

2.      Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat menjadi satu liter.

3.      Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.

4.      Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.  Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.

5.      Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml



3.   Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas.

4.   Koloid
Koloid adalah campuran heterogen antara dua dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat berukuran koloid (1-100 nm) tersebar merata dalam zat lain.

1.      Larutan (dispersi molekul)
-             1 fase
-             Jernih
-             Homogen
-             Diameter partikel : < 1 nm
-             Tidak dapat disaring
-             Tidak memisah jika didiamkan
           
            2.      Suspensi (dispersi kasar)
-          2 fase
-          Keruh
-          Heterogen
-          Diameter partikel : > 100 nm
-          Dapat disaring dengan kertas saring
-          Memisah jika dididamkan

3.      Koloid (dispersi koloid)
-             2 fase
-             Keruh
-             Antara homogen dan heterogen
-             Diameter partikel : 1 nm < d > 100 nm
-             Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa melainkan penyaring ultra
-             Tidak memisah jika didiamkan


F.PROSEDUR PERCOBAAN
1.      Hitung masing masing massa benda sesuai dengan rumus kimia yang berlaku
2.      Timbang dahulu kaca arloji dengan neraca analitis
3.      Kemudian ditimbang berat benda /zat padat yang akan dibuat
4.      Untuk volume larutan yang jumlahnya sedikit gunakan gelas kimia
5.      Larutkan dengan aquadest sebanyak yang diperlukan dalam perhitungan
6.      Setelah larut, larutan yang dibuat disimpan di botol yang berwarna gelap dan diberi label untuk digunakan pada percobaan selanjutnya
7.      Isi label
-          Nama kelompok
-          Tanggal pembuatan
-         Nama larutan


G.HASIL PENGAMATAN


Prosedur

Hasil Pengamatan

a)1,6 gram CuSO4(s) + 100 ml H2O(aq)

Persamaan Reaksi
CuSO4(s)                  CuSO4(aq)







b)1,7 gram AgNO3(s)+100 ml H2O(aq)

Persamaan Reaksi
AgNO3(s)              AgNO3(aq)

Larutan CuSO4 terbentuk dari CuSO4 padat ditambah dengan air

Warna padatan : Biru
Warna aquades : Bening
Warna Larutan : Biru Muda





Larutan AgNO3 terbentuk dari AgNO3 padat ditambah dengan air

Warna padatan : Putih bening
Warna aquades : Bening
Warna Larutan : Bening



H.ANALISA DATA

Langkah pertama pencarian massa dapat diturunkan dari rumus konsentrasi
M=             maka               n= M V
Penjabaran rumus dari mol didapatkan rumus pencarian massa
Massa= M V Mr

Massa CuSO4(s)               = M V Mr
= 0,1x0,1x160
= 1,6 gram

Massa AgNO3(s)          = M V Mr
                                    = 0,1x0,1x170
                                    = 1,7 gram



I.PEMBAHASAN

Percobaan 1
Membuat Larutan 100 ml CuSO4 0,1 M

Dalam membuat larutan CuSO4 kita harus mengetahui terlebih dahulu massa CuSO4 yang dibutuhkan. Dengan cara menghitung massa dengan penurunan persamaan rumus konsentrasi molaritas dan didapatkan massa CuSO4 sebesar 1,6 gram, setelah dilarutkan , ternyata terjadi perubahan warna dari biru ke biru muda dari padatan CuSO4 ke larutan CuSO4 hal ini disebabkan karena pelepasan/ pemecahan ion CuSO4 didalam air.

Percobaan 2
Membuat larutan 100 ml AgNO3 0,1 M

Dalam membuat larutan AgNO3 Kita juga harus mengetahui terlebih dahulu massa AgNO3 yang dubutuhkan. Dengan cara menghitung massa dengan penurunan persamaan rumus konsentrasi molaritas dan didapatkan massanya sebesar 1,7 gram, setelah dilarutkan tidak terjadi perubahan warna zat padat ke larutan meskipun ion ion AgNO3 terpecah dalam air


J.KESIMPULAN

Dalam membuat larutan dari zat padat kita harus mengetahui dahulu massa dari zat padat tersebut berdasarkan persamaan konsentrasi molaritas. Dalam membuat larutan dari zat padat kita juga harus mengetahui hal hal seperti
-          Mengetahui jenis padatan, warna, dan
-           mengetahui zat zat yang berbahaya bagi kulit untuk memperkecil kesalahan kerja

Setelah melakukan percobaan dapat kami simpulkan bahwa yang terpenting dari pembuatan larutan dari zat padat ialah mengetahui persamaan rumus konsentrasi baik itu molaritas, molalitas, , fraksi mol atau pun ppm. Karena hal hal itu adalah essensial. Dengan mengetahui persamaan rumus tersebut kita dengan leluasa membuat jenis jenis larutan berdasarkan konsentrasinya masing masing

DAFTAR PUSTAKA


            Guruh, Dkk. 2014.  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA I . Indralaya:UNSRI
            Team kimia Dasar.2003. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Indralaya:UPPSB UNSRI
            Wikipedia Indonesia. 2014. TEMBAGA II SULFAT . id.wikipedia.org/wiki/Tembaga(II)_sulfat. Diakses tanggal :13 September 2014
            Wikipedia Indonesia. 2014. PERAK NITRAT. id.wikipedia.org/wiki/Perak_nitrat. Diakses tanggal : 13 September 2014
 

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...