LABORATORIUM
PENDIDIKAN KIMIA
FKIP
UNSRI
INDRALAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
MEMBUAT LARUTAN DARI ZAT PADAT
KELOMPOK
5
DWI NOVASARI
EKA OLSA ARDIANA
GURUH SUKARNO PUTRA
HARTINA HARDIANTY
NIMAS PRATIWI UTAMI
DOSEN PENGASUH: RODI
EDI, S.Pd,.M.T.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PRAKTIKUM KE 2
MEMBUAT LARUTAN DARI ZAT PADAT
A.TUJUAN
PERCOBAAN : Terampil Membuat
Larutan Dari zat padat
B.WAKTU
PERCOBAAN :
Rabu,
10 September 2014
C.ALAT :
a.
Kaca Arloji
b. Labu Ukur
c. Gelas Ukur
d. Neraca Analitik
e.
Batang Pengaduk
f.
Botol Berwarna Gelap
g. Beker gelas
h.
Pipet tetes
D.BAHAN : a. 1,6 gram
CuSO4 ( Tembaga II Sulfat )
b. 1,7 gram AgNO3 ( Perak Nitrat )
c. 200 ml Air Aquades
E.LANDASAN
TEORI
1. Definisi
Larutan
Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat
berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
Pada umumnya zat yang digunakan
sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai
pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan
tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan
Larutan gas dibuat dengan
mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur
dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan
larutan.
Larutan cairan dibuat dengan
melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adalah
air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah
padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom
atau molekul dari komponen lainnya
Suatu larutan dengan jumlah maksimum
zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai
titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan
dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang
seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian
disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat
menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,
molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat
mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang
mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu
pelarut dan zat terlarut.
Contoh
larutan biner
Zat terlarut
|
Pelarut
|
Contoh
|
Gas
|
Gas
|
Udara, semua campuran gas
|
Gas
|
Cair
|
Karbondioksida dalam air
|
Gas
|
Padat
|
Hydrogen dalam platina
|
Cair
|
Cair
|
Alcohol dalam air
|
Cair
|
Padat
|
Raksa dalam tembaga
|
Padat
|
Padat
|
Perak dalam platina
|
Padat
|
Cair
|
Garam dalam air
|
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion
berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain,
2.
Konsentrasi
Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan
secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam
satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol)
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan
persen massa dan persen volume
Satuan
konsentrasi
Lambang
|
Nama
|
Definisi
|
Satuan Fisika
|
||
% w/w
|
Persen berat
|
|
% v/v
|
Persen volume
|
|
% w/v
|
Persen berat volume
|
|
ppm
|
Parts per million
|
|
ppb
|
Parts per billion
|
|
Satuan kimia
|
||
X
|
Fraksi mol
|
|
F
|
Formal
|
|
m
|
Molal
|
|
N
|
Normal
|
|
m Eq
|
Mili ekuivalen
|
Seper seribu mol larutan
|
Osm
|
Osmolar
|
|
M
|
Molar
|
1. Fraksi mol
adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol
dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3
mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾
Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol
zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan satu
2. Molaritas
dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan
dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa
larutan dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian
volume larutan dibuat menjadi satu liter.
3. Molalitas
dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas
biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan
menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu
kilogram air.
4. Normalitas
dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.
Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca
0,25 normal, dan menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari
kalium permanganat per liter larutan.
5. Persen dari
solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai
contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2
tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat
dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml
3.
Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen
yang terdiri dari partikel-partikel kecil padat atau cair yang terdispersi
dalam zat cair atau gas.
4.
Koloid
Koloid adalah campuran heterogen
antara dua dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat berukuran koloid
(1-100 nm) tersebar merata dalam zat lain.
1. Larutan
(dispersi molekul)
-
1 fase
-
Jernih
-
Homogen
-
Diameter
partikel : < 1 nm
-
Tidak dapat
disaring
-
Tidak
memisah jika didiamkan
2. Suspensi
(dispersi kasar)
-
2 fase
-
Keruh
-
Heterogen
-
Diameter
partikel : > 100 nm
-
Dapat
disaring dengan kertas saring
-
Memisah jika
dididamkan
3. Koloid
(dispersi koloid)
-
2 fase
-
Keruh
-
Antara
homogen dan heterogen
-
Diameter
partikel : 1 nm < d > 100 nm
-
Tidak dapat
disaring dengan kertas saring biasa melainkan penyaring ultra
-
Tidak
memisah jika didiamkan
F.PROSEDUR
PERCOBAAN
1. Hitung
masing masing massa benda sesuai dengan rumus kimia yang berlaku
2. Timbang
dahulu kaca arloji dengan neraca analitis
3. Kemudian
ditimbang berat benda /zat padat yang akan dibuat
4. Untuk
volume larutan yang jumlahnya sedikit gunakan gelas kimia
5. Larutkan
dengan aquadest sebanyak yang diperlukan dalam perhitungan
6. Setelah
larut, larutan yang dibuat disimpan di botol yang berwarna gelap dan diberi
label untuk digunakan pada percobaan selanjutnya
7. Isi
label
-
Nama kelompok
-
Tanggal pembuatan
-
Nama larutan
G.HASIL
PENGAMATAN
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
a)1,6
gram CuSO4(s) + 100 ml H2O(aq)
Persamaan
Reaksi
CuSO4(s) CuSO4(aq)
b)1,7
gram AgNO3(s)+100 ml H2O(aq)
Persamaan
Reaksi
AgNO3(s) AgNO3(aq)
|
Larutan
CuSO4 terbentuk dari CuSO4 padat ditambah dengan air
Warna
padatan : Biru
Warna
aquades : Bening
Warna
Larutan : Biru Muda
Larutan
AgNO3 terbentuk dari AgNO3 padat ditambah dengan air
Warna
padatan : Putih bening
Warna
aquades : Bening
Warna
Larutan : Bening
|
H.ANALISA
DATA
Langkah pertama pencarian massa
dapat diturunkan dari rumus konsentrasi
M= maka n=
M V
Penjabaran rumus dari mol
didapatkan rumus pencarian massa
Massa=
M V Mr
Massa CuSO4(s) = M V Mr
= 0,1x0,1x160
= 1,6 gram
Massa AgNO3(s) = M V Mr
=
0,1x0,1x170
=
1,7 gram
I.PEMBAHASAN
Percobaan
1
Membuat Larutan
100 ml CuSO4 0,1 M
Dalam membuat
larutan CuSO4 kita harus mengetahui terlebih dahulu massa CuSO4
yang dibutuhkan. Dengan cara menghitung massa dengan penurunan persamaan rumus
konsentrasi molaritas dan didapatkan massa CuSO4 sebesar 1,6 gram,
setelah dilarutkan , ternyata terjadi perubahan warna dari biru ke biru muda
dari padatan CuSO4 ke larutan CuSO4 hal ini disebabkan
karena pelepasan/ pemecahan ion CuSO4 didalam air.
Percobaan
2
Membuat larutan 100 ml AgNO3
0,1 M
Dalam membuat larutan AgNO3 Kita
juga harus mengetahui terlebih dahulu massa AgNO3 yang dubutuhkan.
Dengan cara menghitung massa dengan penurunan persamaan rumus konsentrasi
molaritas dan didapatkan massanya sebesar 1,7 gram, setelah dilarutkan tidak
terjadi perubahan warna zat padat ke larutan meskipun ion ion AgNO3
terpecah dalam air
J.KESIMPULAN
Dalam membuat larutan dari zat
padat kita harus mengetahui dahulu massa dari zat padat tersebut berdasarkan
persamaan konsentrasi molaritas. Dalam membuat larutan dari zat padat kita juga
harus mengetahui hal hal seperti
-
Mengetahui jenis padatan, warna, dan
-
mengetahui zat zat yang berbahaya bagi kulit
untuk memperkecil kesalahan kerja
Setelah melakukan percobaan dapat
kami simpulkan bahwa yang terpenting dari pembuatan larutan dari zat padat
ialah mengetahui persamaan rumus konsentrasi baik itu molaritas, molalitas, ,
fraksi mol atau pun ppm. Karena hal hal itu adalah essensial. Dengan mengetahui
persamaan rumus tersebut kita dengan leluasa membuat jenis jenis larutan
berdasarkan konsentrasinya masing masing
DAFTAR
PUSTAKA
Guruh, Dkk.
2014.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA I . Indralaya:UNSRI
Team kimia
Dasar.2003. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Indralaya:UPPSB UNSRI
Wikipedia
Indonesia. 2014. TEMBAGA II SULFAT . id.wikipedia.org/wiki/Tembaga(II)_sulfat. Diakses tanggal :13 September 2014
Wikipedia
Indonesia. 2014. PERAK NITRAT. id.wikipedia.org/wiki/Perak_nitrat. Diakses
tanggal : 13 September 2014
No comments:
Post a Comment