Friday, 20 March 2015

LAPORAN PRATIKUM KIMIA DASAR - PENGAMATAN ILMIAH



KUMPULAN LAPORAN PRATIKUM KIMIA DASAR I



Nama                           : 1. RANDO FIRMANSYAH
                                      2. SEPTI PIRANIKA
                                      3.  LINDA HANI S            
Jurusan/kelompok       :    Kimia/II
PERCOBAAN            : PENGAMATAN ILMIAH
                                           
                                  LABORATORIUM KIMIA DASAR I
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
                                   UNIVERSITAS SRIWIJAYA




LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR  I
I.          NOMOR PERCOBAAN : I
II.        NAMA PERCOBAAN    : PENGAMATAN ILMIAH
III.       TUJUAN PERCOBAAN:
1.      Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan dalam          percobaan.
2.      Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan memindahkan bahan kimia padat maupun cairan.
3.      Membiasakan diri dengan tata cara kesempatan kerja  dilaboratorium.
IV.       DASAR TEORI
            Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) mareri dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam proses alamiah maupun eksperimen yang direncanakan. Seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam orang terus menerus membuat pengamatan dan mengumpulkan fakta yang kemudian dicatat dengan cermat sampai dibuat kesimpulan.
            Sebelum menarik kesimpulan, data hasil observasi yag banyak diringkas menjadi saatu peryataan singkatyang disebut “hukum”. Hukum dan fakta yang ada dijelaskan dengan bantuan hipotesis atau suatu teori yang dirancang untuk menyarankan mengapa atau bagaimana suatu hal dapat terjadi.
            Semua hal ini jika disimpulkan meupakan suatu prosedur yang disebut penelitian ilmiah yang melibatkan tiga langkah utama yaitu :
1. Pelakasanaa percobaan dan mengumpulkan data.
2. Mengajukan hipotesis untuk menghubungkan dan menjelaskan data yang ada.
3. Mengajukan teori.
            Hipotesis yang diajukan kadang-kadang terbukti tidak terlalu sesuai dengan keadaan yang nyata dan terjadi, walaupun tak segera ditolak. Hal ini terjadi karena banyak para ilmuan kimia yang enggan untuk meninggalkan teori lama untuk menganut dan mengembangkan teori yang baru yang oleh mereka dikatakan masih banyak hal-hal dialam yang samar-samar dan tidak jelas. Oleh sebab itu hipotesis dapat ditolak, diubah atau walaupun jarang, sesudah diuji seksama, bahakan menjadi hokum atau teori ilmiah. Mari kita lihat cara mengajukan hipotesis.
            Merkuri oksida yaitu serbuk jingga, dimasukan dalam tabung reaksi dan dipanaskan selama dua menit. Batang korek api dinyalakan kemudian dipadamkan. Batang korek api yang masih yang masih membara lalu didekatkan pada mulut tabung. (Bakti,Rivai.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I.2010.hal:11-12)
Pengamatan
Hipotesis
Logam keperakan terbentuk dibagian tabung reaksi.
Batang korek api menjadi menyala.
Merkuri dan oksigen dihasilkan dari pemanasan merkuri oksida.

Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) dan perubahan-perubahan yang dialami materi ilmiah dalam proses ilmiah maupun eksperimen yang direncanakan suatu keterangan yang memungkinkan terjadinya suatu perubahan kejadian yang tampak disebut hipotesis yang menyelidiki apakah resipien kurang mudah dibuat peka terhadap DNFD (Dinitro flouro benzena) yaitu zat kimia molekul sedrhana, bila kita teteskan DNFD dilarutkan dalam aseton dan minyak zaitun pada seekor tikus hanya sedikit perubahan yang nampak maka hewan tersebut peka terhadap zat kimia,
para peneliti memutuskan untuk mencoba dua kemungkinan yang berlainan yaitu :            1. Serum darah                                                                                                              2. Sel- sel yang diambil dari simpul limpa hewan-hewan toleran.                                                Mereka berfikir bahwa sepresis hipotesis mungkin suatu substansi yang dapat larut dan zat ini dapat masuk kedalam darah sebagian mungkin lain agen supresif itu bias jadi kemungkinan sekumpulan sel dalam sistem yang sama (sistem imun) yang menimbulkan alergi karena simpul limpa pada tubuh itu merupakan bagian-bagian aktif sel imun dalam tubuh mereka mengutuskan untuk menguji sel simpul limpa akan kemampuan merangsang toleransi DNFD.
Makalah dalam ilmu hayati biasanya mengikuti rencana organisasi yang berlaku. Makalah itu dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Pendahuluan
Pendahuluan membuat acuan tentang laporan-laporan terdahulu mengenai hal ini. Dan ilmu lain yang berguna sebagai landasan bagi kerja yang sedang dilaksanakan.
2. Bahan dan Metode
            Pada bagian ini dibahas bahan-bahan yang dipakai semua yang  diikuti. Tujuan bagian ini adalah mengemukakan semua rincian yang perlu bagi para peneliti laboratorium lain agar dapat mengulangi percobaan ini secara tepat.
3. Hasil
            Disinilah para penulis melaporkan apa-apa yang terjadi dalam percobaannya. Laporan ini dikemukakan secara verbal dan biasanya dilengkapi grafik, tabel, dan sebagainya.
 4. Pembahasan
            Dalam hal ini para penulis mengutarakan apa yang mereka anggap penting dalam percobaan dalam percobaan yang dilakukannya. Disinilah untuk tempat pembuktian bahwa hasil yang diperoleh itu sesuai atau tidakdengan hipotesa-hipotesanya.
5. Prakata
            Pada bagian ini, para penulis megatakan semua rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantunya.
6. Refrensi
            Bagian ini mengcangkup seluruh daftar kerja ilimiah terdahulu yang terjadi yang menjadi acuan tubuh utama makalahnya.
7. Ringkasan dan Ikhtisar
            Bagian ini mengcangkup bagian-bagian terdahulu ini acap kali dibuat dibagian muka makalah. Anonim.2010.http://www.chem-is-try/makalah-ilmiah.org. diakses pada      tanggal 22 November 2010 jam 20.15 WIB.
             Ciri yang paling khas pada ilmu pengetahuan adalah keterulangannya. Jika para ilmuan tidak dapat menduplikasikan hasil-hasil pertamanya, mereka terpaksa berkesimpulan bahwa hasil pertamanya tidak berlaku. Biasanya menyebabkan adalah suatu faktor  yang tidak dikenal dan karrena itu tidak terkendali dalam percobaannya. Inilah sebabnya para ahli ilmuan biasanya melakukan percobaaan berulang kali sebelum melaporkan dalam makalah ilmiah.
Langkah-langkah dalam pengamatan ilmiah :
1. Menyadari adanya masalah.
2. Penarikan hipotesa (dugaan sementara).
3. Perencanaan percobaan
4. Pelaksaan percobaan.
5. Pengumpulan data hasil percobaan.
6. Penarikan kesimpulan.
            Jarang sekali temuan ilmiah berkembang sepenuhnya. Bila dapat mungkin akan tercipta suatu revolusi yang dilakukan para ilmuan dengan cara mencerap dunia sekitarnya dan akan terbuka kawasan yang sama sekali baru bagi para peneliti ilmiah. Teori Darwin tentang evolusi dan hokum mendel tentang pewarisan sifat merupakan conoh-contoh mengenai perkembangan revolusioner seperti ini. Semua karya ilmiah dimulai dengan alam pengamatan : fakta dengan alam. Usaha untuk menerangkan bagaimana fakta-fakta itu seperti adanya disebut hipotesis.
            Dalam metode ilmiah terdapat dua (2) metode yaitu : metode ibduktif dan metode deduktif.
1. Metode induktif adalah metode yang paling banyak ditulis dalam buku-buku teks sains seperti yang dijelaskan diatas.
Langkah-langkah metode induktif :
1. Mmenbuat observasi secara teliti.
2. Mencatat berbagai fakta secara tepat.
3. Mengorganisasikan pengamatan.
4. Menganalisis informasi serta menemukan keteraturan.
5. Membuat kesimpulan berdasarkan bukti pengamatan
6. mengembangkan teori.           
7. menggunakan teori untuk membuat pikiran baru.
            Melalui metode induktif, kita menganggap bahwa pengetahuan baru akan muncul secara langsung dari pengamatan dan klaim pengetahuan ini dapat diperiksa atau divalidasi dengan merencanakan dan melakukan pengamatan lainnya. Tetapi metode lainnya yaitu: metode dedukdif mempunyai pandangan berbeda terhadap metoda ilmiah. Metoda ini melihat bahwa sains justru dimulai dari masalah. Kemudian suatu dugaan atau hipotesis yang masuk akal dibuat sebagai kemungkinan jawabannya.
            Tahap kedua dari metode deduktif adalah tahapan rasional atau deduktif. Hipotesis haruslah diperiksa atau diuji inilah suatu tahapan yang merupakan sifat utama  dari sains. Langkah pengujian termasuk didalamnya pengamatan percobaan tertentu, desain percobaannya serta pelaksanaanya. Cara lainnya adalah dengan pengujian secara partikal atau teoritis suatu hipotesis dengan pengetahuan lain yang sudah terbukti sah.Anonim.2010.http://wiki/pengamatan-ilmiah .org. Di akses pada tanggal 22 November 2010 jam 20.00 WIB


V. ALAT DAN BAHAN                                                                                                       
        *ALAT DAN BAHAN*                                                                                                                    1. Gelas ukur
2. Gelas piala
3. Tabung reaksi
4.piet tetes
5.gula pasir
6.H2SO4 pekat
7.Amonium klorida
8. air                                                                                                               
9. larutan calium iodide
10.merkuri(II)nitrat
11.larutan tembaga sulfat
12.paku besi dan sekepinglogam kalsium
13.cacl


VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Busa hitam. Masukan gula pasir kedalam gelas piala 150 ml sampai 1/6 gelas piala terisi. Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat dan aduk hati-hati.
Panas dan dingin. Masukan seujung sudip ammonium klorida ke dalam tabung reaksi dan kalsium klorida kedalam tabung reaksi lain.
Isilah tabung sampai setengahnya air. Peganglah bagian bawah tabung (catatan : buanglah bahan kimia kedalam bak cuci, lalu siram dengan air yang banyak)
Aktif dan tidak aktif. Isilah gelas piala (250 ml) dengan air sampai setengahnya. Masukan paku besi dan sekeping logam kalsium dalam air. Catat pengamatan anda dan ajukan hipotesis.
Paku tembaga. Isilah setengah gelas piala 250 ml dengan larutan tembaga (II) sulfat, masukan sebuah paku besi kedalamnya. Tunggu beberapa menit lalu catat pengamatan anda.
Ada dan hilang. Masukan sekitar 10 m merkuri(II) nitrat ke dalam gelas ukur. Tambahkan 20 ml larutan kalium iodide ke dalam gelas piala tersebut.
           

MSDS BAHAN
1.        H2SO4 (Asam sulfat pekat)                                                                               Milting poin    : Tidak tersedia                                                                                     Penggunaan     : reagen untuk analisas                                                            BENTUK FISIK DAN KIMIA                                                                              Bentuk                                                : Cairan                                                                 Warna                                      : Tidak ada(bening)                                              Berat jenis                               : 1,84                                                               Titik didih                               : 330 – 590 c                                                                    Voltatit oleh volume               : <  5                                                         Tekanan uap                            : 146                                                                Densitas                           : 1,84                                                                           Kelarutan dalam air                 : Larut dalam segala perbandinggan                               Titik lebur                                : 10 c                                                        Total ledakan                          : Tidak ada
2.        CUSO4 (tembaga(II) sulfat)                                                                                          penggunaan                       : reagent                                                                     warna                                      : biru                                                                    bentuk                                     : kristal                                                                       bau                                         : berbau                                                                      ph                                            : tidak tersedia                                                       tekanan uap                             : 7,3 mmhg pada 25 c                                          kepadatan uap                         : tidak ada                                                                  tingkat  penguapan                        : di abaikan                                                                 viskositas                                 : tidak tersedia                                                       titik didih                                : 150 c                                                                             pembentukan                           : 110 c                                                                 suhu penyulutan                      : tidak di pakai                                                           titik nyala                         : tidak di pakai                                                                        suhu dekomposisi                    : tidak tersedia                                                                 batas ledakan                          : tidak tersedia                                                                 kelarutan                                 : larut                                                                           NFPA                              : mudah terbakar :0                                                                                                     : realivitas         :0                                                     Densitas                                  : 2,2840 gram/cm                                                 rumus molekul             : CUSO4,5 H2O                                                         massa relatif molekul              :249,68
 PENANGANAN BAHAYA CU(II)SO4
            Penanganan   :   bahaya jika tertelan,menyebabkan gangguan penceraan, iriitasi, saluran pernapasan denggan  luka bakar, iritasi mata dan kulit, luka bakar, higroskopik, mutagen, dan kemungkiansentitizer                                                       Sasaran organ              : darah,ginjal Dan hati                                                             Bahaya pada mata             : kerusakan korn                                                                      Kulit                            : menjadi sensitif,alergi dan luka baka                          Terhirup                       : luka bakar saluran pernapasan                                               Pada mata                   : jika terkontak siram dngan banyak air hingga 15  
menit,dapatkan bantuan medis
Kulit                           : Dapatka bantuan medis,siram dengan air banyak,jika terrelan dan masih sadar,jangan di muntakan atau memancing muntahn,minum 2-4 cangkir susu atau air.jangan memberikan apapun melalui mulut karbon yang tidak sadar,dapatkan bantuan medis.
Terhirup                      : Bawa ke paparan udara segar,berikan oksigen,jagan gunakan nafas buatan dari mulut ke mulut,dapatkan  bantuan medis   

VIII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK[ PROSEDUR PERCOBAAN]
1. Bagaimana cara mengamati reaksi yang menghasilka gas, cairan, padatan?
Jawab :
a. Gas  : - melihat golongannya.
             - melihat tanda reaksi.
             - mencium baunya.
             - mengeluarkan gelembung gas bila dicampur denga reaksi lain.
b. Cairan : - melihat tanda dibawah reaksi.
                 - apabila dipanaskan menghasilkan uap dan melihat warna larutannya.

c. Padatan : - melihat tanda kurung dibawah reaksi.
                   - apabila dibakar menghasilkan bau.
                   - melihat endapan pada larutannya.
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu dilakukan dengan hati-hati dan sebutkan                                                                                                                                                                                                                                   bahayanya : Alkohol, Amonium, Kalsium klorida, Bahan kimia organik, dan air suling?
Jawab :
a. Alkohol : bila alkohol : bila alkohol kaya, beracun,dapat menimbulkan kebutaan.
b. Amonium nitrat : bila terkena jaringan kulit akan terasa pedihl dan panas.
c. Kalsium klorida : bila terkena jaringan kulitakan tersa gatal-gatal dan merah.
d. Bahan kimia organik : bila zat ini masuk kedalam sel darah akan menyebabkan kematian.
e. Air suling : kalau diminum akan membuat badab lemas.
VIII. DATA HASIL PENGAMATAN
1.      Asam sulfat + gula
Ø  Pengamatan : Warna pada campuran berubah menjadi hitam.
Ø  Hipotesa      : Warna hitam yang dihasilkan pada campuran gula yang dibakar asam sulfat, sehingga ikatan gulanya terputus
2.      Panas dan dingin
-          Kalsium klorida(cacl) + air suling (aquades)
Ø  Pengamatan : bersuhu panas
Ø  Hipotesa      : pada pencampuran kalsium klorida dengan air menghasikan suhu panas, karena terjadireaksi eksoterm (membebaskan kalor) sehingga entalpinya bernilai negative.
-          Ammonium klorida + air suling(aquades)
Ø  Pengamatan :  bersuhu dingin.
Ø  Hipotesa      : ammonium klorida bercampur dengan air menghasilkan suhu yang dingin, karena reaksinya lambat sehingga menimbulkan suhu yang dingin karena mengalami penyerapan kalor dari lingkungan ke system (reaksi endoterm)
3.      Aktif dan tidak aktif
-          Logam Ca + aquades
Ø  Pengamatan : ada gelembung.
Ø  Hipotesa      : logam Ca lebih aktif dari pada paku karena sifat kebasaan logam Ca lebih kuat dan strukturnya lebih kecil dari logam paku dan gelembung yang dihasilkan adalah gas H
-            Paku besi + aquades
Ø  Pengamatan : tidak berkarat atau tidak ada perubahan
Ø  Hipotesa      : paku besi tidak beraksi dengan air,jikalau bereaksi,hasilnya akan lama
4.       Tembaga(II)sulfat + besi
Ø  Pengamatan : paku berkarat.
Ø  Hipotesa      : pada saat paku dimasukan kedalam tembaga (II) sulfat (CuSO) berkarat,,karena keelektronegatifan cu lebih besar dari besi dan  terjadi reaksi proses oksidasi dan reduksi.


IX. REAKSI  DAN PERHITUNGAN
  1. Busa hitam
CH₁₂O + 2HSO                            5C + CO + 8HO + 2SO
  1. Panas dan dingin
CaCl + 2HO    Ca(OH) + 2HCl
NHCl + HO    NHOH + HCl
  1. Aktif dan tidak aktif
Ca + HO    Ca(OH) + H
Fe + HO    (tidak bereaksi)
  1. Paku tembaga
Fe² + CuSO    FeSO + Cu²          



X. PEMBAHASAN
            Dalam percobaan kali ini,kami melakukan percobaaan tentang pengamatan miah. Dalam percobaan ini bertujuan agar dapat memperoleh penglaman dalam melakukan percobaan ilmiah, dan agar dapat menggunakan alat-alat kimia dengan benar dan dapat menggunakan dan memindahkan bahan-bahan kimia ang padat maupun yang berbentuk cairan, dapat membiasakan diri dengan tata cara menggunakan alat keselamatan dilaboratorium seperti jas lab, untuk melindungi tubuh dari zat kimia yang berbahaya dan sarung tangan untuk melindungi tangan bila ttersentuh dengan zat kimia dan maskerkarbon untuk melindungi pernapasan agar tidak terhisap atau terhirup uap zat kimia atau bau suatu zat kimia yang berbahayayang dapat mengganggu pernapasan pada saat bekerja di laboratorium.               Metode ilmiah meliputi pelaksanaan prosedur dan mengumpulkan data, mengajukan hipotesis, dan mengajukan teori. Dalam percobaan ini dilakukan empat bentuk percobaan yang masing – masing perubahannya diamati. Kemudian, berdasarkan hasil pengamatan tersebut praktikan mengajukan hipotesis. Di percobaan ini, bahan – bahan yang digunakan tidak dalam komposisi tertentu. Karena, analisa yang digunakan merupakan analisa kualitatif. Praktikan dengan menggunakan inderanya mengamati perubahan – perubahan yang terjadi. Apa zat – zat yang dihasilkan, apakah berupa gas, atau padatan; apakah reaksi yang berlangsung memerlukan atau melepaskan energi, dan sebagainya.
            Pada percobaan 1, direaksikan gula (C6H12O6) dengan asam sulfat (H2SO4). Hasilnya terbentuk busa berwarna hitam. Warna hitam dihasilkan oleh pencampuran gula dengan asam sulfat. Ini disebabkan adanya gugus C pada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya terputus.
            Pada percobaan 2, direaksikan ammonium klorida (NH4Cl) dan kalsium klorida (CaCl2) masing – masing dengan akuades (H2O). Dari hasil percobaan didapatkan bahwa tabung yang diberi NH4Cl terasa dingin sedangkan tabung yang diberi CaCl2 terasa hangat. Ini menandakan bahwa reaksi NH4Cl dengan H2O merupakan reaksi endoterm, di mana terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan sehingga menyebabkan suhu lingkungan turun dan terasa dingin. Sementara itu, reaksi CaCl2 dengan air merupakan reaksi eksoterm, di mana terjadi pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik dan terasa hangat.
            Pada percobaan 3, besi dan kalsium direaksikan masing – masing dengan air. Saat besi direaksikan dengan air, tidak terjadi perubahan apapun. Ini menunjukkan bahwa besi tidak reaktif terhadap air dibandingkan dengan kalsium. Reaksi kalsium dengan air menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas H2 . Reaksi antara Ca dengan H2O juga tergolong reaksi eksoterm karena gelas beker terasa hangat. Keberadaan gas H2 ini dapat diamati dengan terbentuknya gelembung gas.
            Pada percobaan 4, direaksikan paku besi dengan tembaga sulfat (CuSO4). Berdasarkan hasil percobaan, praktikan mengamati bahwa paku menjadi berkarat. Dari hal ini praktikan menduga bahwa telah terjadi reaksi redoks. CuSO4 di sini berperan sebagai oksidator yang mengoksidasi logam besi sehingga logam besi menjadi berkarat.
            Dari serangkaian percobaan ini, maka dapat dikatakan bahwa dari hasil percobaan dapat ditarik hipotesa. Hipotesa ini merupakan penjelasan yang bersifat sementara terhadap hukum. Semua reaksi yang berlangsung di percobaan ini mengikuti suatu aturan tertentu atau hukum. Seperti : reaksi yang berlangsung antara logam Ca dengan H2O menghasilkan Ca(OH)2 dan gas H2; reaksi yang berlangsung antara NH4Cl dengan H2O tergolong reraksi endoterm; reaksi yang berlangsung antara CaCl2 dengan air tergolong reaksi eksoterm; serta reaksi antara Fe dengan CuSO4 merupakan reaksi redoks.
            Hukum dapat di artikan sebagai ringkasan kenyataan yang diperoleh dari bermacam – macam eksperimen. Hukum tidak menjelaskan mengapa sifat yang diamati demikian adanya. Hipotesa digunakan sebagai penjelasan tentatif atas hukum – hukum itu. Hipotesa ini selanjutnya perlu diuji lagi melalui eksperimen.

XI. KESIMPULAN
  1. Perubahan yang terjadi pada pengamatan ilmiah ini merupakan perubahan kimia.
  2. Reaksi eksoterm pada umumnya pada umumnya lebih hebat jika dibandingkan dengan reaksi endoterm.
  3. Hipotesis merupakan suatu pertanyaan yang belum tentu terbukti kebenaranya.
  4. Untuk membuktikan suatu hipotesis diperlukan percobaan dan pengamatan terhadap percobaan tersebut.
      5. Hipotesa diajukan sebagai penjelasan yang bersifat sementara atas hukum – hukum tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Rivai,Bakti,dkk.2010.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I.Uiversitas           Sriwijaya:Indralaya.
Anonim.2010.http://wiki/pengamatan-ilmiah .org. Di akses pada tanggal 22            November 2010 jam 20.00 WIB.
Anonim.2010.http://www.chem-is-try/makalah-ilmiah.org. diakses pada      tanggal 22 November 2010 jam 20.15 WIB.

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...