SEJARAH
FISIKA
Oleh :
Kelompok : Eter dan Materi Bermassa (kelompok 12)
Nama Anggota : 1. Desilawati Triana (06111011003)
2.
Emi Destianingsih (06111011005)
3.
Oktarinah (06111011022)
4.
Kurnia Saputri (06111011026)
5. Tri
Sulis Zafitri (06111011038)
Dosen
Pengasuh : Drs. Abidin Pasaribu, MM
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
ETER
Pada tahun 1905, sebuah koran
harian Jerman, Annalen
der Physik, memuat sebuah tulisan
penting oleh seorang pegawai kantor hak paten di Berne,
Swiss. Pegawai tersebut adalah Albert Einstein. Tulisan tersebut menjelaskan garis besar Teori Relativitas Khusus, sebuah teori
fisika revolusioner yang membuang konsep tentang gerak absolut menjadi gerak
relatif dalam konteks kontinu empat-dimensi ruang-waktu. Konsep yang kemudian terbukti
menjadi revolusi fisika paling mendalam sejak zaman Newton.
Sekitar
sepuluh tahun kemudian, berdasarkan pada karya awalnya, Einstein merumuskan
Teori Relativitas Umum di mana ia menawarkan solusi baru pada suatu masalah
besar yaitu gravitasi, dengan mempostulasikan suatu karakter non-Euclidean pada kontinu ruang-waktu.
Bersama-sama, kedua teori tersebut membentuk suatu cara pandang yang diperbarui
secara radikal terhadap alam semesta fisis, suatu pendekatan yang menyelesaikan
banyak kesulitan dari mekanika klasik dan menyiapkan jalan untuk
kemajuan-kemajuan besar fisika abad ke-20.
Dr.
Einstein yang menjelaskan aspek-aspek kedua teori yaitu Ether dan Relativitas (1920), yang disampaikan pada
Universitas Leiden, ia menjelaskan sifat-sifat yang diperlukan oleh ruang eter oleh teori
relativitas. Sedangkan Geometri dan Pengalaman (1921), diberikan pada Akademi
Sains Prusia, menjelaskan batas-batas di dalam mana geometri Euclidean atau sebarang sistem geometrik
praktis lainnya dapat dianggap mendekati kebenaran dalam hubungannya dengan
konsep tentang alam semesta berhingga (finite universe).
Kedua
pernyataan
tersebut dicetak ulang dalam bentuk lengkapnya; keduanya menampilkan
gagasan-gagasan elegan dalam gaya prosa yang sederhana tanpa persamaan-
persamaan yang rumit atau terminologi-terminologi yang sulit dimengerti;
keduanya menawarkan kepada baik para ilmuwan maupun kalangan awam suatu wawasan
yang dalam tentang dasar-dasar pemikiran dari seorang fisikawan terbesar abad
ke-20.
Salah
satu perkembangan pemikiran yang kiranya patut dicatat adalah, dalam pernyataan di Leiden
Einstein mengakui bahwa hipotesis tentang eter tidak dengan sendirinya
bertentangan dengan Teori Relativitas Khusus. Padahal dalam makalah aslinya tentang Teori Relativitas Khusus. Pada tahun 1905 ia jelas-jelas menyatakan bahwa gagasan tentang eter
bersifat terlalu mengada-ada. Jadi, dapat dikatakan, bahwa belakangan Einstein
pun mengakui adanya semacam eter meski bentuknya mungkin tidak persis seperti
yang dibayangkan orang sebelum lahirnya Teori Relativitas
Khusus dan Teori Relativitas Umum. Interaksi oleh eter dewasa ini dibayangkan oleh para fisikawan
terjadi lewat pancaran gelombang graviton (dari kata gravitasi), yang
sayangnya juga belum berhasil dibuktikan keberadaannya secara meyakinkan;
dengan kata lain harus dimengerti sebagai suatu masalah teoretis yang belum
sepenuhnya selesai.
Permasalahan
ini barangkali akan lebih menarik jika digabungkan dengan sebuah kontradiksi
lain dalam astrofisika modern, yaitu bahwa jumlah total massa alam semesta yang
dapat diamati baru sekitar 1-10% dari jumlah total massa yang diperlukan untuk
menjamin (secara teoretis) bahwa alam semesta sedang mengembang mendekati laju
ekspansi kritisnya (sesuai data pengamatan). Atau dengan kata lain, 90-99%
massa alam semesta ini tidak dapat diobservasi dengan cara apapun, atau disebut
'massa yang hilang' (hidden matter). Maka ada paling sedikit 3
kemungkinan :
a) teori yang
menetapkan laju ekspansi kritis alam semesta tersebut tidak valid atau keliru;
atau
b) ukuran yang
dipakai untuk 'menimbang' jumlah massa tadi tidak akurat, karena memang cuma
mengandalkan beberapa hipotesis dan teropong bintang, termasuk di sini
pertanyaan lama yaitu apakah ruang (eter) antara benda-benda cellestial
tersebut dianggap tidak bermassa ataukah bermassa (positif atau negatif); atau
c) definisi
kita tentang bagaimana bentuk ruang-waktu dan seberapa luas alam semesta
sesungguhnya (apakah berhingga atau tak berhingga) dan apakah itu
sebanding dengan ketelitian teropong kita yang paling handal sekalipun.
Jangan-jangan alam semesta ternyata lebih rumit dan lebih luas dari -bahkan-
imajinasi kita yang paling absurd sekalipun.
Kalau
eter tersebut tidak dapat dirasakan, dipikirkan, dan juga tidak diperlukan
kehadirannya (sebagai medium untuk interaksi jarak jauh); maka mengapa harus
bersusah-payah membuat hipotesis tentangnya? Tetapi, tunggu dulu, kata
Einstein. Tanpa eter, bagaimana kita lalu dapat menerangkan interaksi pada
suatu jarak (action at a distance) ? Lagipula, menurut Teori Relativitas Umum, bentuk
geometri ruang-waktu dipengaruhi oleh materi; dengan kata lain tidak ada
ruang-waktu tanpa materi, atau tidak ada ruang-hampa (karena ruang senantiasa
mengandaikan materi).
Tetapi
kalau eter tersebut -paling tidak secara teoretis- ternyata kita perlukan, maka
ia haruslah mampu memberi bentuk pada ruang-waktu oleh pengaruh materi, namun
ia sendiri tidak boleh termasuk dalam jenis materi yang dapat ditimbang (ponderable
masses). Karena itu ia harus dideskripsikan sebagai suatu gejala yang
terpisah dari materi maupun dari gejala medan elektromagnetik (karena medan
elektromagnetik, sebagai energi dapat dikembalikan kepada bentuk materi, karena
materi -menurut Teori Relativitas Khusus - dapat dianggap sebagai tidak lain dari salah satu bentuk dari
energi). Lalu, dengan cara apa kita dapat mendeskripsikan gejala eter maupun
medan gravitasi tersebut ?
Hasil,
perdebatan klasik mengenai ada-tidaknya dan bagaimana bentuknya sang eter yang
misterius tersebut kiranya masih cukup aktual dan tetap terbuka untuk
perdebatan baik dari sudut pandang teoretis, eksperimental, filsafat (dalam
hal ini kosmologi), dan bahkan juga pengalaman kita sehari-hari.
Ada beberapa teori tentang
eter dan beberapa tokoh yang megupas tentang masalah eter :
Teori yang berhubungan dengan eter :
1.
Percobaan A.Michelson dan E.W.Morley
Spesialisasi Michelson adalah
pengukuran dengan ketelitian yang tinggi, dan selama berpuluh-puluh tahun hasil
pengukuran kelajuan cahayanya merupakan yang terbaik. Ia mendefinisikan kembali
pembakuan ukuran meter dengan memakai panjang gelombang garis spektrail khusus
dan merancang interferometer yang dapat menentukan diameter bintang (bintang
tampak sebagai bintik cahaya walaupun kita memakai teleskop yang sangat kuat ).
Hasil kerja Michelson yang terpenting
diperolehnya tahun 1887, sebagai hasil kerja sama Edward Morley, yaitu
eksperimen pengukuran gerak bumi melalui “eter” suatu medium hipotesis yang
memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Pengertian eter
merupakan warisan dari zaman sebelum gelombang cahaya dikenal sebagai gelombang
elektromagnetik, tetapi pada waktu itu tidak seorang pun yang mau menyingkirkan
bahwa cahaya menjalar relatif terhadap semacam kerangka acuan universal.
Eksperimen Michelson-Morley yang
sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter ini berarti tidak
mungkin ada eter dan tidak ada pengertian “gerak absolut”. Setiap gerak adalah
relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka acuan
universal. Dalam eksperimen yang pada hakekatnya membandingkan kelajuan cahaya
sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari, juga
eksperimen ini meperlihatkan bahwa kelajuan cahya sama bagi semua pengamat,
suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan medium material untuk
merambat (seperti gelombang bunyi dan air).
Eksperimen Michelson-Morley telah
meletakkan dasr bagi teori relativitas khusus Einstein yang dikemukakan dalam
tahun 1905, suatu teori yang sukar diterima pada waktu itu, bahkan Michelson
sendiri enggan untuk menerimanya. Michelson menerima hadiah nobel tahun 1907,
dan merupakan ilmuwan Amerika yang pertama yang mendapatka hadiah Nobel. Dengan
Melakukan percobaan untuk mengukur kelajuan Bumi relatif terhadap eter. Membuat peralatan dengan nama interferometer
Michelson. Tetapi gagal, karena Michelson dan Morley tidak dapat mendeteksi
pergerakan bumi terhadap eter.
2.
Teori Relativitas Khusus
Ø Postulat Relativitas khusus
“semua gerak adalah relatif, kelajuan cahya dalam ruang hampa sama bagi
semua pengamat”.
Misalkan penumpang bergerak relatif
terhadap kapal udara, kapal bergerak relatif terhadap bumi, bumi bergerak
relatif terhadap galaksi bintang (Milky Way) dan sebagainya. Untuk mengatakan
bahwa sesuatu bergerak selalu menyangkut kerangka khusus sebagi acuan. Setiap
kerangka yang diambil mempunyai kesalahan yang sama, walaupun kerangka yang
satu dapat lebih memudahkan kita daripada kerangka yang lain untuk suatu kasus.
Kita tidak bisa mendapatkan kerangka universal yang meliputi seluruh ruang, ini
berarti tidak terdapat “gerak absolut”.
Gerak hanya berarti terhadap kerangka acuan tertentu. Teori relativitas
ini muncul sebagai hasil analisis konsekuensi fisis yang tersirat oleh
ketiadaan kerangka acuan universal.
Permasalahan yang dimunculkan percobaan
Michelson-Morley ini ternyata baru berhasil terpecahkan dengan teori
relativitas khusus yang menjadi landasan bagi konsep-konsep baru tentang ruang
dan waktu. Teori ini
diusulkan oleh Albert Einstein sepuluh tahun yang lalu, mempersoalkan kerangka
yang dipercepat satu terhadap yang lainnya. Teori relativitas khusus ini
bersandar pada dua postulat.
Ø Postulat pertama, prinsip relativitas,
menyatakan bahwa hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk
sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak dangan kecepatan tetap satu sama
lainnya. Postulat ini menyatakan ketiadaan kerangkanacuan yang universal. Jika
hukum fisika berbeda untuk pengamat yang berbeda dalam keadaan gerak relatif,
maka kita dapat menentukan mana yang dalam keadaan “diam” dan mana yang
“bergerak” dari perbedaan tersebut. Tetapi, karena tidak terdapat kerangka
acuan universal, perbedaan itu tidak terdapat, sehingga muncul postulat di
atas.
Ø Postulat kedua menyatakan bahwa
kepesatan cahay dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak
bergantung dari keadaan gerak pengamat itu. Postulat ini timbul secara langsung
dari hasil berbagai eksperimental.
Kesan pertama postulat ini
kelihatannya sangat radikal. Sebenarnya postulat itu mengikuti hampir semua
konsep intuitif mengenai waktu dan ruang yang kita bentuk berdasarkan pengalaman
sehari-hari.
Sebelum perkembangan teori ini timbul
pertentangan antara mekanika Newton dan teori elektromagnetik Maxwell mengenai
hubungan antara pengukuran suatu gejala yang dilakukan pada suatu kerangka
acuan dengan kerangka lainnya yang bergerak relatif terhadap yang pertama.
Einstein menunjukkan bahwa teori Maxwell sesuai denagn relativitas khusus,
sedangkan mekanika Newton tidak, dan modifikasi Einstein mengenai mekanika
membawa kedua cabang fisika tersebut menuju persesuaian.
3.
Teori relativitas Newton
Newton lebih menjelaskan tentang
relativitas klasik mencakup tranformasi sederhana diantara benda yang bergerak
dan seorang pengamat pada kerangka acuan lain yang diam (inersia).
Semua badan bergerak, dan dalam semua
badan, proton dan elektron juga bergerak, karena "elastisitas" dan
gerak getaran terjadi pada "materi ditimbang" dan dalam eter. Eter
menyiapkan pola-pola tertentu gerak pada elektron dan proton (dan atom dan
molekul) dalam hal ditimbang melewatinya. Seperti bumi melewati ether, pasukan cepat
berbagai elektrostatik yang menjangkau jarak beberapa polarisasi dan komponen
listrik negatif dari eter, dan mempengaruhi tubuh dalam jangkauan, menciptakan
apa yang kita sebut "gravitasi".
Di dalam tubuh bumi yang terikat diam
relatif terhadap bumi, ada perbedaan dalam efek polarisasi dan perpindahan,
dari mereka yang ada di luar tubuh dalam ruang bebas. Karena medan listrik bumi
yang lulus melalui ruang antara, antara negatif di permukaan bumi, dan positif
pada ionosfer, sifat dielektrik dikenakan strain bertingkat.
Efek dari perpindahan listrik dan
gravitasi yang berbeda-beda, seperti " persegi terbalik " hukum
Newton. Di sinilah perbedaan antara "gaya gravitasi" dan efek inersia
dan momentum menjadi jelas. Secara tradisional, inersia selalu dianggap
(menurut Hukum Pertama Newton tentang Gerak) kecenderungan tubuh "saat
istirahat" atau dalam "kecepatan konstan" relatif terhadap bumi,
untuk melanjutkan negaranya istirahat atau kecepatan konstan, kecuali
ditindaklanjuti oleh kekuatan eksternal.
Karena semua benda yang diam relatif
terhadap bumi sudah bergerak dengan "kecepatan konstan" sama bumi
namun hanya perubahan dalam gerakan relatif terhadap bumi menjadi pokok
permasalahan, dan setiap perubahan tersebut mempengaruhi pola aliran massa
dalam tabung kekuatan, ketika bergerak melalui eter, pada waktu tertentu.
Karena hanya tubuh yang bergerak dalam hal ke bumi secara tradisional dikatakan
memiliki "momentum" ("produk dari massa tubuh dan kecepatan"),
aturan ini salah, karena semua badan "saat istirahat" relatif
terhadap bumi sudah memiliki "momentum" serta "inersia".
Momentum dan inersia adalah karena
"kecenderungan" yang sama persis, yang berhubungan akhirnya suatu
kerangka acuan ke eter universal, tetapi untuk kenyamanan-karena kita tidak
memiliki "memperbaiki" mutlak pada eter belum-kita menggunakan
bergerak bumi sebagai kerangka acuan dari mana untuk mengukur tingkat sebuah
tubuh dari perubahan relatif terhadap eter, seperti bumi mempertahankan
kecepatannya relatif konstan.
4.
Teori Elektromagnetik
Tahun 1888, Hertz membuktikan
hipotesis Max Well bahwa cahaya termasuk gelombang elektromagnetik yang
merambat melalui medium. Melalui penelitian para ilmuwan kemudian mengemukakan hipotesis eter. Hipotesis tersebut “jagat raya dipenuhi oleh
eter stasioner yang tidak mempunyai wujud tetapi dapat menghantarkan perambatan gelombang “
Pada 1879, James Clerk Maxwell
(1831-1879) mengatakan bahwa kecepatan dari tata surya relatif terhadap eter
dapat ditentukan dengan mengamati keterbelakangan dari gerhana satelit Jupiter.
Perilaku ini yang diamati cahaya bintang bisa dilihat dengan gambar mantap
sebagai bumi bergerak melalui ruang-menunjukkan eter stasioner relatif terhadap
bumi yang bergerak, tata surya, dan badan lainnya
Eter stasioner, muncul untuk bergerak
melalui sebuah badan bumi yang terikat, karena gerakan bumi melalui itu,
mengalami perubahan dalam perpindahan listrik, karena perbedaan konstanta
dielektrik antara ruang luar tubuh dan ruang dalam tubuh. Perpindahan listrik
di eter luar tubuh sebelum masuk, dan perpindahan listrik karena memasuki dan
melewati tubuh, perubahan akibat perubahan konstanta dielektrik, dan
mempengaruhi "isi listrik" (proton dan elektron, biaya listrik dan
bidang, dan medan magnet) dalam tubuh. Perubahan ini pada gilirannya
menyebabkan perubahan perpindahan listrik dari eter-dorong ke bawah pada sebuah
atom tubuh, jauh dari posisi "keseimbangan" yang sudah ada, mana atom
akan menduduki dengan tidak adanya gravitasi-seperti kata Maxwell.
Gaya gravitasi alami selalu normal
terhadap bumi, yang bermuatan negatif, dalam bidang bumi listrik / gravitasi,
karena polaritas bidang itu, karena komponen negatif dari eter di ruang bebas
elektrik mengungsi ke atas oleh tolakan seperti biaya, sedangkan karakteristik
inersia dari komponen positif lebih besar dipaksa dan menarik ke bawah, dan
lebih tahan terhadap perubahan perpindahan. Sebagai eter memasuki tubuh saat
istirahat di bumi, perpindahan nya perubahan karena perubahan konstanta dielektrik,
seperti kata Maxwell.
Sebagai konstanta dielektrik perubahan tubuh, perpindahan
listrik dari ether dalam struktur atom entrained perubahan tubuh, menciptakan
gaya ke bawah karena setiap komponen listrik negatif dari langkah eter ke
bawah, sehingga tenaga yang menarik meningkat pada proton di atas , dan gaya
tolak meningkat pada elektron.
5.
Eter menurut Fresnel
Eter adalah ultrafine, namun sangat
padat, dan terdiri dari materi listrik positif dan negatif, yang melingkupi
semua yang disebut "ruang bebas", serta ruang yang
"diduduki" oleh "massa" menurut para fisikawan eter adalah
masalah yang agak berat "karena sebagian besar ruang". Karena eter
adalah stasioner, itu berarti ditimbang yang bergerak melalui itu bukan
sebaliknya.
6.
Eter menurut J.J Thompson
Eter adalah transparan, karena ultra
halus struktur, frekuensi tinggi, yang tidak membiaskan atau mencerminkan
cahaya tampak, karena ukuran ultrafine yang terlalu kecil untuk bereaksi
terhadap radiasi frekuensi rendah. Untuk momentively "akses" eter dengan
cara pendorong, pulsa tegangan tinggi diperlukan. Hal ini sesuai dalam
"Momentum elektromagnetik" teori Thomson, dan dikonfirmasi dengan tes
yang dilakukan oleh Nikola Tesla tahun 1891.
Tes Tesla dikonfirmasi reaksi yang
lebih dari reaksi ionik lemah gas ringan seperti tahun 1950 misinformational
yang "paten" dari T.Townsend Brown kemudian berusaha untuk mendorong
masyarakat mudah ditipu untuk percaya adalah teknologi yang benar. Setelah tes
itu, Tesla menyatakan bahwa eter itu menjadi media 'solid state' untuk
"cahaya dan panas" (cahaya tampak dan inframerah), dan dapat diakses
dengan menundukkan ke "tegangan yang cukup tinggi dan frekuensi".
Eter menjadi lebih jelas ketika terjadi perubahan mendadak dalam arah gerakan,
tingkat percepatan, atau kecepatan tubuh. Gerakan badan muatan listrik, setara
dengan saat ini, menciptakan gelar baru perpindahan listrik dari eter melalui
yang bergerak, dan mempengaruhi resistensi terhadap perubahan dalam kecepatan
melalui eter yang terkena dampak oleh proton dan elektron yang menyusun tubuh
sendiri.
Ada kasus khusus di bumi, karena eter
dalam jangkauan medan listrik bumi telah "dikondisikan"-yaitu,
konstanta dielektrik yang telah mengalami ketegangan listrik. Ini comports
dengan pernyataan Tesla mengenai efek dari "gaya elektrostatik cepat
berbagai" yang berasal dari bumi. Bumi memiliki momentum dalam bingkai
matahari acuan, sama seperti mobil yang bergerak memiliki momentum dalam
bingkai bumi acuan.
MATERI BERMASSA
Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang jumlahnya diukur oleh suatu
sifat yang disebut massa. Secara umum materi dapat juga
didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati volume. Materi tersusun
atas molekul-molekul, dan molekul pun tersusun atas atom-atom. Materi umumnya dapat dijumpai dalam empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas, dan plasma (wujud zat). Namun demikian, terdapat pula fase
materi yang lain, seperti kondensat Bose-Einstein.
Materi terbagi atas dua
yaitu :
1. Materi Bermassa adalah
materi yang memiliki muatan, bermassa, dan mempunyai wujud.
Contoh materi bermassa
adalah
·
Proton
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 ×
10-27 kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).
Suatu atom biasanya terdiri dari
sejumlah proton dan netron yang berada di bagian inti (tengah)
atom, dan sejumlah elektron yang mengelilingi inti tersebut. Dalam atom
bermuatan netral, banyaknya proton akan sama dengan jumlah elektronnya.
Banyaknya proton di bagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu
atom. Inti atom sering dikenal juga dengan istilah
nuklei, nukleus, atau nukleon (bhs Inggris: nucleon), dan
reaksi yang terjadi atau berkaitan dengan inti atom ini disebut reaksi nuklir.
·
Meson
Meson adalah partikel subatom yang terdiri dari satu quark dan antiquark yang terikat oleh gaya nuklir kuat. Meson juga artikel yang massanya diantara massa proton
dan elektron.
Meson diperkirakan memunyai
jari-jari sekitar satu femtometer (10−15 m) atau 2/3 ukuran proton atau neutron. Semua meson bersifat tidak stabil karena
quark dan antiquark akan saling memusnahkan. Meson hanya dapat bertahan paling
lama sekitar 1/100.000.000 detik. Meson bermuatan dapat meluruh (kadang-kadang
melalui partikel perantara) dan membentuk elektron dan neutrino. Meson tak bermuatan bisa meluruh menjadi foton.
Massa meson : 1. M-meson
207 x massa elektron disebut muon
2.
M-meson 273 x massa elektron disebut pion
·
Barion
Barion adalah artikel yang massanya lebih besar atau sama
dengan massa proton.
2. Materi Tidak Bermassa
adalah materi yang tidak bermuatan, tidak memiliki massa, dan tidak ada
wujudnya.
Contoh materi tidak
bermassa :
1. Gelombang Suara
Bunyi atau suara adalah kompresi
mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau
zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi
dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara jadi, gema adalah
gelombang pantul/ reaksi dari gelombang yang dipancarkan bunyi.
Gelombang bunyi terdiri dari
molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu
berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi,
tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah.
Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara,
menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga
manusia,Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
Bunyi merambat di udara dengan
kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara
lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km,
kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih
cepat daripada di udara Rumus mencari cepat rambat bunyi adalah v=s:t Dengan s
panjang Gelombang bunyi dan t waktu.
Suatu benda, misalnya gelas,
mengeluarkan nada musik jika diketuk sebab ia memiliki frekuensi getaran alami
sendiri. Jika kita menyanyikan nada musik berfrekuensi sama dengan suatu benda,
benda itu akan bergetar. Peristiwa ini dinamakan resonansi. Bunyi yang sangat
keras dapat mengakibatkan gelas beresonansi begitu kuatnya sehingga pecah.
Kebanyakan suara adalah merupakan
gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan
dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan
amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Tanya
jawab
1. Magdalena Bahar (06111011044)
: berapa massa meson dan barion?
Jawab :
1. M-meson 207 x massa
elektron disebut muon
2. M-meson 273 x massa elektron disebut pion
3. M-barion sama dengan
massa proton.
2. Monasari (06111011002) :
percobaan michelson morley tentang penemuan eter kenapa bisa gagal?
Jawab :
Karena eksperimen Michelson-Morley
yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter ini berarti tidak
mungkin ada eter dan tidak ada pengertian “gerak absolut”. Karena kegagalannya
itulah ia juga gagal dalam membuktikan keberadaan eter.
3. Darimana datang cepat
rambat?
Jawab :
Hasil dari nilai cepat
rambat itu diperoleh adri berbagai eksperimental. Michelson-Morley mendeteksi
gerak yang dilalui eter. Jika disini eter terserap ke ruangan, gerak yang
dilaluinya sekurang-kurangnya 3x104
m/det (18,5 m/det) kelajuan gerak bumi yang mengorbit pada matahari, jika
matahri juga bergerak, kelajuan yang dilalui eter adalah kejadian besar.
4. Depi oktasari (06111011040)
: bagaimana hubungan eter dan postulat einstein?
Jawab :
Postulat Einstein itu
menjelaskan tentang percobaan Michelson-Morley yang gagal. Disini Einstein mencoba mengungkapkan eter
tetapi dalam kerangka acuan gerak.
5. Wahyu Permatasari
(06111011016) : apa kandungan dalam eter?
Jawab :
Dari berbagai pengertian dan percobaan
serta penemuan para ahli, eter tidak memiliki kandungan apaun pun karena eter merupakan suatu medium hipotesis yang memenuhi
alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Pengertian eter merupakan
warisan dari zaman sebelum gelombang cahaya dikenal sebagai gelombang
elektromagnetik, tetapi pada waktu itu tidak seorang pun yang mau menyingkirkan
bahwa cahaya menjalar relatif terhadap semacam kerangka acuan universal.
6. Nurul Rahmi Andini (06111011042)
: Hertz membuktikan hipotesis Max Well bahwa cahaya
termasuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui medium. Melalui
penelitian para ilmuwan kemudian mengemukakan hipotesis eter. Tolong jelaskan penelitian yang dilakukan hertz tentang hipotesis tersebut?
Jawab :
Hipotesis Maxwell mengenai hubungan antara
pengukuran suatu gejala yang dilakukan pada suatu kerangka relatif terhadap
yang pertama sesuai dengan relativitas khusus yang dikembangkan oleh Einstein.
Jadi, Maxwell melakukan percobaan tentang elektromagnetik, tetapi ia meninggal
dan percobaan itu dilanjutkan oleh Hertz untuk membuktikannya.
Hertz membuktikan gelombang elektromagnetik dengan
menggunakan arus bolak-balik dalam celah udara antara dua bola logam. Lebar
celah diatur sedemikian. Hertz menentukan panjang gelombang dan kelajuan
gelombang yang ditimbulkannya, dan memperhatikan adanya komponen listrik dan
magnetik, dia juga mendapatkan bahwa gelombang dapat dipantulkan, dibiaskan,
dan mengalami difraksi.
7. Dwi Mentari (06101011040) : mengapa Einstein lebih
menunjukkan bahwa teori Maxwell sesuai dengan relativitas khusus?
Jawab :
Maxwell mengemukakan adanya gelombang
elektromagnetik yang menjalar dengan kelajuan cahaya. Kelajuan gelombang
elektromagnetik dalam ruang hampa diberikan dengan menyatakan permitivitas
ruang hampa dan permebialitas magnetik. Ini sama dengan kelajuan gelombang
cahaya. Dan postulat relativitas khusus
adalah “semua
gerak adalah relatif, kelajuan cahya dalam ruang hampa sama bagi semua
pengamat”.
Inilah yang membuata Einstein merasakn
bahwa postulat relativitas khusus sama dengan teori Maxwell.
8.
Apa
yang dimaksud dengan kerangka acuan universal?
Jawab :
Kerangka acuan universal adalah
kerangka yang bergerak dengan kecepatan tetap (yaitu, kecepatan tetap dan arah
tetap) terhadap kerangka lainnya.
9.
Mengapa
gelombang suara termasuk materi tak bermassa?
Jawab :
Materi terbagi menjadi 2 yaitu, materi
bermassa dan materi tak bermassa. Gelombang cahaya dikatakan materi tak
bermassa karena gelombang suara tidak memiliki massa, tidak memiliki wujud dan
tidak bermuatan. Seperti yang dijelaskan tadi.
10.
Apa
yang mendasari Einstein mebuat postulat-postulat relativitas yang berhubungan
dengan eter?
Jawab :
Eter merupakan suatu medium hipotesis
yang memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Sebenarnya
penjelasan dari eter sendiri lebih menjelaskan tentang kerangka acuan dan
kecepatan relatif suatu medium.
Einstein disini hanya menjelaskan
tentang gerak dalam keadaan relatif dan kerangka acuan universal. Einstein
lebih mengutamakan penjelasan dan memecahkan permasalahan yang timbul dari
percobaan Mochelson-Morley mengenai gerak bumi malaui “eter.
No comments:
Post a Comment