Thursday 5 March 2015

MAKALAH - ETER DAN MATERI BERMASSA



SEJARAH FISIKA

Oleh :
Kelompok : Eter dan Materi Bermassa (kelompok 12)
Nama Anggota : 1. Desilawati Triana (06111011003)
  2. Emi Destianingsih (06111011005)
     3. Oktarinah (06111011022)
                        4. Kurnia Saputri  (06111011026)
                        5. Tri Sulis Zafitri (06111011038)
                                    Dosen Pengasuh : Drs. Abidin Pasaribu, MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
ETER  
            Pada tahun 1905, sebuah koran harian  Jerman, Annalen der Physik, memuat sebuah tulisan penting oleh seorang pegawai kantor hak paten di Berne, Swiss. Pegawai tersebut adalah Albert Einstein. Tulisan tersebut menjelaskan garis besar Teori Relativitas Khusus, sebuah teori fisika revolusioner yang membuang konsep tentang gerak absolut menjadi gerak relatif dalam konteks kontinu empat-dimensi ruang-waktu. Konsep yang kemudian terbukti menjadi revolusi fisika paling mendalam sejak zaman Newton.
            Sekitar sepuluh tahun kemudian, berdasarkan pada karya awalnya, Einstein merumuskan Teori Relativitas Umum di mana ia menawarkan solusi baru pada suatu masalah besar yaitu gravitasi, dengan mempostulasikan suatu karakter non-Euclidean pada kontinu ruang-waktu. Bersama-sama, kedua teori tersebut membentuk suatu cara pandang yang diperbarui secara radikal terhadap alam semesta fisis, suatu pendekatan yang menyelesaikan banyak kesulitan dari mekanika klasik dan menyiapkan jalan untuk kemajuan-kemajuan besar fisika abad ke-20.
            Dr. Einstein yang menjelaskan aspek-aspek kedua teori yaitu  Ether dan Relativitas (1920), yang disampaikan pada Universitas Leiden, ia menjelaskan sifat-sifat yang diperlukan oleh ruang eter oleh teori relativitas. Sedangkan Geometri dan Pengalaman (1921), diberikan pada Akademi Sains Prusia, menjelaskan batas-batas di dalam mana geometri Euclidean atau sebarang sistem geometrik praktis lainnya dapat dianggap mendekati kebenaran dalam hubungannya dengan konsep tentang alam semesta berhingga (finite universe).
            Kedua pernyataan tersebut dicetak ulang dalam bentuk lengkapnya; keduanya menampilkan gagasan-gagasan elegan dalam gaya prosa yang sederhana tanpa persamaan- persamaan yang rumit atau terminologi-terminologi yang sulit dimengerti; keduanya menawarkan kepada baik para ilmuwan maupun kalangan awam suatu wawasan yang dalam tentang dasar-dasar pemikiran dari seorang fisikawan terbesar abad ke-20.
            Salah satu perkembangan pemikiran yang kiranya patut dicatat adalah, dalam pernyataan di Leiden Einstein mengakui bahwa hipotesis tentang eter tidak dengan sendirinya bertentangan dengan Teori Relativitas Khusus. Padahal dalam makalah aslinya tentang Teori Relativitas Khusus. Pada tahun 1905 ia jelas-jelas menyatakan bahwa gagasan tentang eter bersifat terlalu mengada-ada. Jadi, dapat dikatakan, bahwa belakangan Einstein pun mengakui adanya semacam eter meski bentuknya mungkin tidak persis seperti yang dibayangkan orang sebelum lahirnya Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas Umum. Interaksi oleh eter dewasa ini dibayangkan oleh para fisikawan terjadi lewat pancaran gelombang graviton (dari kata gravitasi), yang sayangnya juga belum berhasil dibuktikan keberadaannya secara meyakinkan; dengan kata lain harus dimengerti sebagai suatu masalah teoretis yang belum sepenuhnya selesai.
            Permasalahan ini barangkali akan lebih menarik jika digabungkan dengan sebuah kontradiksi lain dalam astrofisika modern, yaitu bahwa jumlah total massa alam semesta yang dapat diamati baru sekitar 1-10% dari jumlah total massa yang diperlukan untuk menjamin (secara teoretis) bahwa alam semesta sedang mengembang mendekati laju ekspansi kritisnya (sesuai data pengamatan). Atau dengan kata lain, 90-99% massa alam semesta ini tidak dapat diobservasi dengan cara apapun, atau disebut 'massa yang hilang' (hidden matter). Maka ada paling sedikit 3 kemungkinan :
a) teori yang menetapkan laju ekspansi kritis alam semesta tersebut tidak valid atau keliru; atau
b) ukuran yang dipakai untuk 'menimbang' jumlah massa tadi tidak akurat, karena memang cuma mengandalkan beberapa hipotesis dan teropong bintang, termasuk di sini pertanyaan lama yaitu apakah ruang (eter) antara benda-benda cellestial tersebut dianggap tidak bermassa ataukah bermassa (positif atau negatif); atau
c) definisi kita tentang bagaimana bentuk ruang-waktu dan seberapa luas alam semesta sesungguhnya (apakah berhingga atau tak berhingga) dan apakah itu sebanding dengan ketelitian teropong kita yang paling handal sekalipun. Jangan-jangan alam semesta ternyata lebih rumit dan lebih luas dari -bahkan- imajinasi kita yang paling absurd sekalipun.
            Kalau eter tersebut tidak dapat dirasakan, dipikirkan, dan juga tidak diperlukan kehadirannya (sebagai medium untuk interaksi jarak jauh); maka mengapa harus bersusah-payah membuat hipotesis tentangnya? Tetapi, tunggu dulu, kata Einstein. Tanpa eter, bagaimana kita lalu dapat menerangkan interaksi pada suatu jarak (action at a distance) ? Lagipula, menurut Teori Relativitas Umum, bentuk geometri ruang-waktu dipengaruhi oleh materi; dengan kata lain tidak ada ruang-waktu tanpa materi, atau tidak ada ruang-hampa (karena ruang senantiasa mengandaikan materi).
            Tetapi kalau eter tersebut -paling tidak secara teoretis- ternyata kita perlukan, maka ia haruslah mampu memberi bentuk pada ruang-waktu oleh pengaruh materi, namun ia sendiri tidak boleh termasuk dalam jenis materi yang dapat ditimbang (ponderable masses). Karena itu ia harus dideskripsikan sebagai suatu gejala yang terpisah dari materi maupun dari gejala medan elektromagnetik (karena medan elektromagnetik, sebagai energi dapat dikembalikan kepada bentuk materi, karena materi -menurut Teori Relativitas Khusus - dapat dianggap sebagai tidak lain dari salah satu bentuk dari energi). Lalu, dengan cara apa kita dapat mendeskripsikan gejala eter maupun medan gravitasi tersebut ?
            Hasil, perdebatan klasik mengenai ada-tidaknya dan bagaimana bentuknya sang eter yang misterius tersebut kiranya masih cukup aktual dan tetap terbuka untuk perdebatan baik dari sudut pandang teoretis, eksperimental, filsafat (dalam hal ini kosmologi), dan bahkan juga pengalaman kita sehari-hari.
            Ada beberapa teori tentang eter dan beberapa tokoh yang megupas tentang masalah eter :
Teori yang berhubungan dengan eter :
1.        Percobaan A.Michelson dan E.W.Morley
Spesialisasi Michelson adalah pengukuran dengan ketelitian yang tinggi, dan selama berpuluh-puluh tahun hasil pengukuran kelajuan cahayanya merupakan yang terbaik. Ia mendefinisikan kembali pembakuan ukuran meter dengan memakai panjang gelombang garis spektrail khusus dan merancang interferometer yang dapat menentukan diameter bintang (bintang tampak sebagai bintik cahaya walaupun kita memakai teleskop yang sangat kuat ).
Hasil kerja Michelson yang terpenting diperolehnya tahun 1887, sebagai hasil kerja sama Edward Morley, yaitu eksperimen pengukuran gerak bumi melalui “eter” suatu medium hipotesis yang memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Pengertian eter merupakan warisan dari zaman sebelum gelombang cahaya dikenal sebagai gelombang elektromagnetik, tetapi pada waktu itu tidak seorang pun yang mau menyingkirkan bahwa cahaya menjalar relatif terhadap semacam kerangka acuan universal.
Eksperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian “gerak absolut”. Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang pada hakekatnya membandingkan kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari, juga eksperimen ini meperlihatkan bahwa kelajuan cahya sama bagi semua pengamat, suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan medium material untuk merambat (seperti gelombang bunyi dan air).
Eksperimen Michelson-Morley telah meletakkan dasr bagi teori relativitas khusus Einstein yang dikemukakan dalam tahun 1905, suatu teori yang sukar diterima pada waktu itu, bahkan Michelson sendiri enggan untuk menerimanya. Michelson menerima hadiah nobel tahun 1907, dan merupakan ilmuwan Amerika yang pertama yang mendapatka hadiah Nobel. Dengan Melakukan percobaan untuk mengukur kelajuan Bumi relatif terhadap eter.  Membuat peralatan dengan nama interferometer Michelson. Tetapi gagal, karena Michelson dan Morley tidak dapat mendeteksi pergerakan bumi terhadap  eter.
2.        Teori Relativitas Khusus
Ø  Postulat Relativitas khusus
“semua gerak adalah relatif, kelajuan cahya dalam ruang hampa sama bagi semua pengamat”. 
Misalkan penumpang bergerak relatif terhadap kapal udara, kapal bergerak relatif terhadap bumi, bumi bergerak relatif terhadap galaksi bintang (Milky Way) dan sebagainya. Untuk mengatakan bahwa sesuatu bergerak selalu menyangkut kerangka khusus sebagi acuan. Setiap kerangka yang diambil mempunyai kesalahan yang sama, walaupun kerangka yang satu dapat lebih memudahkan kita daripada kerangka yang lain untuk suatu kasus. Kita tidak bisa mendapatkan kerangka universal yang meliputi seluruh ruang, ini berarti tidak terdapat “gerak absolut”.  Gerak hanya berarti terhadap kerangka acuan tertentu. Teori relativitas ini muncul sebagai hasil analisis konsekuensi fisis yang tersirat oleh ketiadaan kerangka acuan universal.
Permasalahan yang dimunculkan percobaan Michelson-Morley ini ternyata baru berhasil terpecahkan dengan teori relativitas khusus yang menjadi landasan bagi konsep-konsep baru tentang ruang dan waktu. Teori ini diusulkan oleh Albert Einstein sepuluh tahun yang lalu, mempersoalkan kerangka yang dipercepat satu terhadap yang lainnya. Teori relativitas khusus ini bersandar pada dua postulat.
Ø  Postulat pertama, prinsip relativitas, menyatakan bahwa hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak dangan kecepatan tetap satu sama lainnya. Postulat ini menyatakan ketiadaan kerangkanacuan yang universal. Jika hukum fisika berbeda untuk pengamat yang berbeda dalam keadaan gerak relatif, maka kita dapat menentukan mana yang dalam keadaan “diam” dan mana yang “bergerak” dari perbedaan tersebut. Tetapi, karena tidak terdapat kerangka acuan universal, perbedaan itu tidak terdapat, sehingga muncul postulat di atas.
Ø  Postulat kedua menyatakan bahwa kepesatan cahay dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak bergantung dari keadaan gerak pengamat itu. Postulat ini timbul secara langsung dari hasil berbagai eksperimental.
Kesan pertama postulat ini kelihatannya sangat radikal. Sebenarnya postulat itu mengikuti hampir semua konsep intuitif mengenai waktu dan ruang yang kita bentuk berdasarkan pengalaman sehari-hari.
Sebelum perkembangan teori ini timbul pertentangan antara mekanika Newton dan teori elektromagnetik Maxwell mengenai hubungan antara pengukuran suatu gejala yang dilakukan pada suatu kerangka acuan dengan kerangka lainnya yang bergerak relatif terhadap yang pertama. Einstein menunjukkan bahwa teori Maxwell sesuai denagn relativitas khusus, sedangkan mekanika Newton tidak, dan modifikasi Einstein mengenai mekanika membawa kedua cabang fisika tersebut menuju persesuaian.
3.        Teori relativitas Newton
Newton lebih menjelaskan tentang relativitas klasik mencakup tranformasi sederhana diantara benda yang bergerak dan seorang pengamat pada kerangka acuan lain yang diam (inersia).
Semua badan bergerak, dan dalam semua badan, proton dan elektron juga bergerak, karena "elastisitas" dan gerak getaran terjadi pada "materi ditimbang" dan dalam eter. Eter menyiapkan pola-pola tertentu gerak pada elektron dan proton (dan atom dan molekul) dalam hal ditimbang melewatinya. Seperti bumi melewati ether, pasukan cepat berbagai elektrostatik yang menjangkau jarak beberapa polarisasi dan komponen listrik negatif dari eter, dan mempengaruhi tubuh dalam jangkauan, menciptakan apa yang kita sebut "gravitasi".
Di dalam tubuh bumi yang terikat diam relatif terhadap bumi, ada perbedaan dalam efek polarisasi dan perpindahan, dari mereka yang ada di luar tubuh dalam ruang bebas. Karena medan listrik bumi yang lulus melalui ruang antara, antara negatif di permukaan bumi, dan positif pada ionosfer, sifat dielektrik dikenakan strain bertingkat.
Efek dari perpindahan listrik dan gravitasi yang berbeda-beda, seperti " persegi terbalik " hukum Newton. Di sinilah perbedaan antara "gaya gravitasi" dan efek inersia dan momentum menjadi jelas. Secara tradisional, inersia selalu dianggap (menurut Hukum Pertama Newton tentang Gerak) kecenderungan tubuh "saat istirahat" atau dalam "kecepatan konstan" relatif terhadap bumi, untuk melanjutkan negaranya istirahat atau kecepatan konstan, kecuali ditindaklanjuti oleh kekuatan eksternal.
Karena semua benda yang diam relatif terhadap bumi sudah bergerak dengan "kecepatan konstan" sama bumi namun hanya perubahan dalam gerakan relatif terhadap bumi menjadi pokok permasalahan, dan setiap perubahan tersebut mempengaruhi pola aliran massa dalam tabung kekuatan, ketika bergerak melalui eter, pada waktu tertentu. Karena hanya tubuh yang bergerak dalam hal ke bumi secara tradisional dikatakan memiliki "momentum" ("produk dari massa tubuh dan kecepatan"), aturan ini salah, karena semua badan "saat istirahat" relatif terhadap bumi sudah memiliki "momentum" serta "inersia".
Momentum dan inersia adalah karena "kecenderungan" yang sama persis, yang berhubungan akhirnya suatu kerangka acuan ke eter universal, tetapi untuk kenyamanan-karena kita tidak memiliki "memperbaiki" mutlak pada eter belum-kita menggunakan bergerak bumi sebagai kerangka acuan dari mana untuk mengukur tingkat sebuah tubuh dari perubahan relatif terhadap eter, seperti bumi mempertahankan kecepatannya relatif konstan.
4.        Teori Elektromagnetik
Tahun 1888, Hertz membuktikan hipotesis Max Well bahwa cahaya termasuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui medium. Melalui penelitian para ilmuwan kemudian             mengemukakan hipotesis eter.  Hipotesis tersebut “jagat raya dipenuhi oleh eter stasioner yang tidak mempunyai wujud tetapi dapat menghantarkan     perambatan gelombang “
Pada 1879, James Clerk Maxwell (1831-1879) mengatakan bahwa kecepatan dari tata surya relatif terhadap eter dapat ditentukan dengan mengamati keterbelakangan dari gerhana satelit Jupiter. Perilaku ini yang diamati cahaya bintang bisa dilihat dengan gambar mantap sebagai bumi bergerak melalui ruang-menunjukkan eter stasioner relatif terhadap bumi yang bergerak, tata surya, dan badan lainnya
Eter stasioner, muncul untuk bergerak melalui sebuah badan bumi yang terikat, karena gerakan bumi melalui itu, mengalami perubahan dalam perpindahan listrik, karena perbedaan konstanta dielektrik antara ruang luar tubuh dan ruang dalam tubuh. Perpindahan listrik di eter luar tubuh sebelum masuk, dan perpindahan listrik karena memasuki dan melewati tubuh, perubahan akibat perubahan konstanta dielektrik, dan mempengaruhi "isi listrik" (proton dan elektron, biaya listrik dan bidang, dan medan magnet) dalam tubuh. Perubahan ini pada gilirannya menyebabkan perubahan perpindahan listrik dari eter-dorong ke bawah pada sebuah atom tubuh, jauh dari posisi "keseimbangan" yang sudah ada, mana atom akan menduduki dengan tidak adanya gravitasi-seperti kata Maxwell.
Gaya gravitasi alami selalu normal terhadap bumi, yang bermuatan negatif, dalam bidang bumi listrik / gravitasi, karena polaritas bidang itu, karena komponen negatif dari eter di ruang bebas elektrik mengungsi ke atas oleh tolakan seperti biaya, sedangkan karakteristik inersia dari komponen positif lebih besar dipaksa dan menarik ke bawah, dan lebih tahan terhadap perubahan perpindahan. Sebagai eter memasuki tubuh saat istirahat di bumi, perpindahan nya perubahan karena perubahan konstanta dielektrik, seperti kata Maxwell.
       Sebagai konstanta dielektrik perubahan tubuh, perpindahan listrik dari ether dalam struktur atom entrained perubahan tubuh, menciptakan gaya ke bawah karena setiap komponen listrik negatif dari langkah eter ke bawah, sehingga tenaga yang menarik meningkat pada proton di atas , dan gaya tolak meningkat pada elektron.
5.        Eter menurut Fresnel
Eter adalah ultrafine, namun sangat padat, dan terdiri dari materi listrik positif dan negatif, yang melingkupi semua yang disebut "ruang bebas", serta ruang yang "diduduki" oleh "massa" menurut para fisikawan eter adalah masalah yang agak berat "karena sebagian besar ruang". Karena eter adalah stasioner, itu berarti ditimbang yang bergerak melalui itu bukan sebaliknya.
6.        Eter menurut J.J Thompson
Eter adalah transparan, karena ultra halus struktur, frekuensi tinggi, yang tidak membiaskan atau mencerminkan cahaya tampak, karena ukuran ultrafine yang terlalu kecil untuk bereaksi terhadap radiasi frekuensi rendah. Untuk momentively "akses" eter dengan cara pendorong, pulsa tegangan tinggi diperlukan. Hal ini sesuai dalam "Momentum elektromagnetik" teori Thomson, dan dikonfirmasi dengan tes yang dilakukan oleh Nikola Tesla tahun 1891.
Tes Tesla dikonfirmasi reaksi yang lebih dari reaksi ionik lemah gas ringan seperti tahun 1950 misinformational yang "paten" dari T.Townsend Brown kemudian berusaha untuk mendorong masyarakat mudah ditipu untuk percaya adalah teknologi yang benar. Setelah tes itu, Tesla menyatakan bahwa eter itu menjadi media 'solid state' untuk "cahaya dan panas" (cahaya tampak dan inframerah), dan dapat diakses dengan menundukkan ke "tegangan yang cukup tinggi dan frekuensi". Eter menjadi lebih jelas ketika terjadi perubahan mendadak dalam arah gerakan, tingkat percepatan, atau kecepatan tubuh. Gerakan badan muatan listrik, setara dengan saat ini, menciptakan gelar baru perpindahan listrik dari eter melalui yang bergerak, dan mempengaruhi resistensi terhadap perubahan dalam kecepatan melalui eter yang terkena dampak oleh proton dan elektron yang menyusun tubuh sendiri.
Ada kasus khusus di bumi, karena eter dalam jangkauan medan listrik bumi telah "dikondisikan"-yaitu, konstanta dielektrik yang telah mengalami ketegangan listrik. Ini comports dengan pernyataan Tesla mengenai efek dari "gaya elektrostatik cepat berbagai" yang berasal dari bumi. Bumi memiliki momentum dalam bingkai matahari acuan, sama seperti mobil yang bergerak memiliki momentum dalam bingkai bumi acuan.






MATERI BERMASSA
     Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Secara umum materi dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati volume. Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul pun tersusun atas atom-atom. Materi umumnya dapat dijumpai dalam empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas, dan plasma (wujud zat). Namun demikian, terdapat pula fase materi yang lain, seperti kondensat Bose-Einstein.
Materi terbagi atas dua yaitu :
1.      Materi Bermassa adalah materi yang memiliki muatan, bermassa, dan mempunyai wujud.
Contoh materi bermassa adalah
·         Proton
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 × 10-27 kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).

Suatu atom biasanya terdiri dari sejumlah proton dan netron yang berada di bagian inti (tengah) atom, dan sejumlah elektron yang mengelilingi inti tersebut. Dalam atom bermuatan netral, banyaknya proton akan sama dengan jumlah elektronnya. Banyaknya proton di bagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu atom. Inti atom sering dikenal juga dengan istilah nuklei, nukleus, atau nukleon (bhs Inggris: nucleon), dan reaksi yang terjadi atau berkaitan dengan inti atom ini disebut reaksi nuklir.

·         Meson
Meson adalah partikel subatom yang terdiri dari satu quark dan antiquark yang terikat oleh gaya nuklir kuat. Meson juga artikel yang massanya diantara massa proton dan elektron.
Meson diperkirakan memunyai jari-jari sekitar satu femtometer (10−15 m) atau 2/3 ukuran proton atau neutron. Semua meson bersifat tidak stabil karena quark dan antiquark akan saling memusnahkan. Meson hanya dapat bertahan paling lama sekitar 1/100.000.000 detik. Meson bermuatan dapat meluruh (kadang-kadang melalui partikel perantara) dan membentuk elektron dan neutrino. Meson tak bermuatan bisa meluruh menjadi foton.
Massa meson : 1. M-meson 207 x massa elektron disebut muon
                         2. M-meson 273 x massa elektron disebut pion

·         Barion
Barion adalah artikel yang massanya lebih besar atau sama dengan massa proton.
2.      Materi Tidak Bermassa adalah materi yang tidak bermuatan, tidak memiliki massa, dan tidak ada wujudnya.
Contoh materi tidak bermassa :
1.      Gelombang Suara
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara jadi, gema adalah gelombang pantul/ reaksi dari gelombang yang dipancarkan bunyi.

Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia,Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.

Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara Rumus mencari cepat rambat bunyi adalah v=s:t Dengan s panjang Gelombang bunyi dan t waktu.

Suatu benda, misalnya gelas, mengeluarkan nada musik jika diketuk sebab ia memiliki frekuensi getaran alami sendiri. Jika kita menyanyikan nada musik berfrekuensi sama dengan suatu benda, benda itu akan bergetar. Peristiwa ini dinamakan resonansi. Bunyi yang sangat keras dapat mengakibatkan gelas beresonansi begitu kuatnya sehingga pecah.

Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.


Tanya jawab
1.      Magdalena Bahar (06111011044) : berapa massa meson dan barion?
Jawab :
1. M-meson 207 x massa elektron disebut muon
 2. M-meson 273 x massa elektron disebut pion
3. M-barion sama dengan massa proton.
2.      Monasari (06111011002) : percobaan michelson morley tentang penemuan eter kenapa bisa gagal?
Jawab :
Karena eksperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian “gerak absolut”. Karena kegagalannya itulah ia juga gagal dalam membuktikan keberadaan eter.
3.      Darimana datang cepat rambat?
Jawab :
Hasil dari nilai cepat rambat itu diperoleh adri berbagai eksperimental. Michelson-Morley mendeteksi gerak yang dilalui eter. Jika disini eter terserap ke ruangan, gerak yang dilaluinya sekurang-kurangnya 3x104 m/det (18,5 m/det) kelajuan gerak bumi yang mengorbit pada matahari, jika matahri juga bergerak, kelajuan yang dilalui eter adalah kejadian besar.

4.      Depi oktasari (06111011040) : bagaimana hubungan eter dan postulat einstein?
Jawab :
Postulat Einstein itu menjelaskan tentang percobaan Michelson-Morley yang gagal.  Disini Einstein mencoba mengungkapkan eter tetapi dalam kerangka acuan gerak.
5.      Wahyu Permatasari (06111011016) : apa kandungan dalam eter?
Jawab :
Dari berbagai pengertian dan percobaan serta penemuan para ahli, eter tidak memiliki kandungan apaun pun karena eter merupakan suatu medium hipotesis yang memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Pengertian eter merupakan warisan dari zaman sebelum gelombang cahaya dikenal sebagai gelombang elektromagnetik, tetapi pada waktu itu tidak seorang pun yang mau menyingkirkan bahwa cahaya menjalar relatif terhadap semacam kerangka acuan universal.
6.      Nurul Rahmi Andini (06111011042) : Hertz membuktikan hipotesis Max Well bahwa cahaya termasuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui medium. Melalui penelitian para ilmuwan kemudian mengemukakan hipotesis eter. Tolong jelaskan penelitian yang dilakukan hertz tentang hipotesis tersebut?
Jawab :
Hipotesis Maxwell mengenai hubungan antara pengukuran suatu gejala yang dilakukan pada suatu kerangka relatif terhadap yang pertama sesuai dengan relativitas khusus yang dikembangkan oleh Einstein. Jadi, Maxwell melakukan percobaan tentang elektromagnetik, tetapi ia meninggal dan percobaan itu dilanjutkan oleh Hertz untuk membuktikannya.
Hertz membuktikan gelombang elektromagnetik dengan menggunakan arus bolak-balik dalam celah udara antara dua bola logam. Lebar celah diatur sedemikian. Hertz menentukan panjang gelombang dan kelajuan gelombang yang ditimbulkannya, dan memperhatikan adanya komponen listrik dan magnetik, dia juga mendapatkan bahwa gelombang dapat dipantulkan, dibiaskan, dan mengalami difraksi.
7.      Dwi Mentari (06101011040) : mengapa Einstein lebih menunjukkan bahwa teori Maxwell sesuai dengan relativitas khusus?
Jawab :
Maxwell mengemukakan adanya gelombang elektromagnetik yang menjalar dengan kelajuan cahaya. Kelajuan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa diberikan dengan menyatakan permitivitas ruang hampa dan permebialitas magnetik. Ini sama dengan kelajuan gelombang cahaya.  Dan postulat relativitas khusus adalah “semua gerak adalah relatif, kelajuan cahya dalam ruang hampa sama bagi semua pengamat”. 
Inilah yang membuata Einstein merasakn bahwa postulat relativitas khusus sama dengan teori Maxwell.
8.      Apa yang dimaksud dengan kerangka acuan universal?
Jawab :
Kerangka acuan universal adalah kerangka yang bergerak dengan kecepatan tetap (yaitu, kecepatan tetap dan arah tetap) terhadap kerangka lainnya.
9.      Mengapa gelombang suara termasuk materi tak bermassa?
Jawab :
Materi terbagi menjadi 2 yaitu, materi bermassa dan materi tak bermassa. Gelombang cahaya dikatakan materi tak bermassa karena gelombang suara tidak memiliki massa, tidak memiliki wujud dan tidak bermuatan. Seperti yang dijelaskan tadi.
10.  Apa yang mendasari Einstein mebuat postulat-postulat relativitas yang berhubungan dengan eter?
Jawab :
Eter merupakan suatu medium hipotesis yang memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Sebenarnya penjelasan dari eter sendiri lebih menjelaskan tentang kerangka acuan dan kecepatan relatif suatu medium.
Einstein disini hanya menjelaskan tentang gerak dalam keadaan relatif dan kerangka acuan universal. Einstein lebih mengutamakan penjelasan dan memecahkan permasalahan yang timbul dari percobaan Mochelson-Morley mengenai gerak bumi malaui “eter.

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...