Saturday 28 March 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR - REAKSI REAKSI KIMIA (Kelompok 5)



ABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA
FKIP UNSRI
INDRALAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
REAKSI REAKSI KIMIA


KELOMPOK 5
DWI NOVASARI
EKA OLSA ARDIANA
GURUH SUKARNO PUTRA
HARTINA HARDIANTY
NIMAS PRATIWI UTAMI

DOSEN PENGASUH: RODI EDI, S.Pd,.M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PRAKTIKUM KE 2
REAKSI REAKSI KIMIA

A.TUJUAN PERCOBAAN             :- Mempelajari jenis reaksi kimia secara     sistematis
                                                              - Mengamati Tanda Tanda Terjadinya reaksi
                                                              - Menulis persamaan Reaksi dengan benar

B.WAKTU PERCOBAAN             : Rabu, 17 September 2014

C.ALAT                                             : a. Kaca Arloji
                                                              b. Tabung Reaksi
                                                              c. Bunsen/Pembakar Spritus
                                                              d. Neraca Analitik
                                                              e. Penjepit Tabung Reaksi
                                                              f.  Rak tabung Reaksi
                                                              g. Krus dan sudip
                                                              h. Pipet tetes
                                                               i. Kaki tiga
                                                               j. Clay Triangle

D.BAHAN                                         : a. 1 ml HCl 0,01 M
                                                              b. 1 ml AgNO3 0,01 M
                                                              c.  0,1 gram Tembaga Sulfat Pentahidrat
                                                              d.  0,1 gram Magnesium serbuk




E.LANDASAN TEORI

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir. Menurut hukum konservasi, bahwa dalam reaksi kimia biasa tidak ada materi yang hilang meskipun mungkin berubah. Jumlah atom dalam pereaksi harus tetap sama dengan yang dihasilkan, betapa pun atom-atom itu berubah untuk membentuk pola molekul yang baru. Apabila suatu persamaan memenuhi syarat-syarat itu, dapat dikatakan persamaan itu setimbang. Sehingga, agar reaksi antara Hg dan O di atas menjadi persamaan yang setimbang, maka persamaannya menjadi
2HgO 2Hg + O2

Cara membaca persamaan reaksi kimia di atas adalah : 2 molekul merkuri oksida (HgO) yang terdiri darisatu atom merkuri (Hg) dan satu atom oksigen (O) menghasilkan dua molekul merkuri (Hg) yang masing-masing terdiri atas satu atom merkuri (Hg), dan satu molekul oksigen (O2) yang terdiri atas dua atom oksigen (O2)
Angka 2 di depan lambang Hg menyatakan jumlah molekul, bukan jumlah atom. Sementara untuk menyatakan jumlah atom ditulis di belakang bawah lambang reaksi.
Ciri-ciri Reaksi Kimia:
1.      Dapat menimbulkan perubahan warna
2.      Dapat membentuk endapan
3.      Dapat menimbulkan perubahan suhu
4.      Dapat menimbulkan gas

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia:
1.      Ukuran zat
2.      Perubahan suhu
3.      Katalis

Reaksi Sintesis
Dalam reaksi kombinasi langsung atau sintesis, dua atau lebih senyawa sederhana bergabung membentuk senyawa baru yang lebih kompleks. Dua reaktan atau lebih yang bereaksi menghasilkan satu produk juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui kalau itu reaksi sintesis. Contoh dari reaksi ini adalah gas hidrogen bergabung dengan gas oksigen yang hasilnya adalah air. Contoh lainnya adalah gas nitrogen bergabung dengan gas hidrogen akan membentuk amoniak, dengan persamaan reaksi: N2 + 3 H2 → 2 NH3

Reaksi Dekomposisisi
Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari reaksi sintesis. Sebuah senyawa yang lebih kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana. Contohnya adalah molekul air yang dipecah menjadi gas oksigen dan gas hidrogen, dengan persamaan reaksi:

2 H2O → 2 H2 + O2

Reaksi Penggantian tunggal
Dalam reaksi penggantian tunggal atau substitusi, sebuah elemen tunggal menggantikan elemen tunggal lainnya di suatu senyawa. Contohnya adalah logam natrium yang bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan natrium klorida atau garam dapur, dengan persamaaan reaksi:

2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)
Reaksi Penggantian ganda
Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa baru yang berbeda. Hal ini terjadi ketika kation dan anion dari 2 senyawa yang berbeda saling berpindah tempat, dan membentuk 2 senyawa baru. Rumus umum dari reaksi ini adalah: AB + CD → AD + CB

Reaksi Presipitasi
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.
\mathrm{CO_2 + C \rightleftharpoons 2\ CO\ ; \quad \Delta H = +172.45\  kJ \cdot mol^{-1}}
Reaksi asam basa
Secara umum reaksi asam basa merupakan reaksi yang terbentuk apabila asam direaksikan dengan basa. Asam adalah zat yang berasa masam, bersifat korosif, mengubah kertas lakmus biru menjadi merah dan dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan basa adalah  zat yang berasa pahit bersifat kaustik ( merusak kulit), terasa  licin  apabila dipegang, magubah  kertas  lakmus  merah menjadi biru dan dapat  menghantarkan listrik.  Kedua  senyawa  ini  merupakan  zat  kimia  yang  sering  digunakan  dalam  kehidupan  sehari-hari. Contoh : asam  askorbat  dalam  ektrak  jeruk dan  vitamin  C yang  sangat  dibutuhkan  oleh  Sel-sel tubuh kita untuk reaksi  metabolisme  dan  sebagai  anti  oksidan.
Menurut teori  Svante  Arrhenius,  asam  merupakan  zat  yang  jika  dilarutkan  dalam air  akan menghasilkan  ion  H+; sedangkan  basa  merupakan  zat  yang jika  di dalam  air akan  menghasilkan  ion  OH- . HCI  merupakan  contoh  asam  karena  jika dilarutkan dalam  air akan  menghasilkan  ion  H+, sedangkan KOH merupakan  contoh  basa  karena  di dalam  air akan  menghasilkan ion  OH-.
Sementara  menurut  J.N.  Bronsted  dan  T.M  Lowry  pengertian  asam  adalah zat  yang  membedakan H+ (donor  proton)  dan basa  adalah  zat  yan gmenerima H+ (akseptor  proton). Dengan  menggunakan  konsep asam  dan  basa  menurut  Bronsted-Lowry,  dapat ditentukan  suatu  zat  bersifat asam atau basa  dengan melihat kemampuan  zat tersebut  dalam  serah  terirna proton dalam larutan.  Dalam hal ini  pelarut  tidak  terbatas oleh pelarut  air saja,  tapi  dapat  berupa  pelarut lain  yang  sering  dijumpai  di laboratorium,  misalnya  alkohol, amoniak  cair  dan  eter.
Meskipun  teori  asam.basa,  Bronsted-lowry  memiliki  cakupan  yang lebih  luas,  akan  tetapi  tidak bertentangan  dengan  teori  Arrhenius,  misal larutan  HCI menurut  dua  teori  tersebut  bersifat  asam. Persamaan reaksi  ion  menurut  Arrhenius  :
HCI(aq)    →    H+(aq) + Cl(aq)
Persamaan reaksi  ion  menurut Bronsted- Lowry  :
HCI(aq)  +  H2O(l)    →      H3O+(aq) + Cl- (aq)
Asam 1        basa 2            asam 2       basa 1
HCl     :  asam,  karena  dapat  memberi proton pada H2O
H2O    :  basa.  karena  dapat menerima poton dari  HCI
H3O+  :  asam,  karena  dapat  memberi  proton pada Cl-
Cl-      :  basa,  karena  dapat menerima proton dari H3O+
Pasangan  HCI dengan  Cl- dan pasangan H2O dengan H3O+  disebut  pasangan  asam basa konjugasi.

Pasangan Asam Basa  Konjugasi
Menurut  teori  Bronsted-Lowry,  jika suatu asam  memberi  proton (H+),  maka  sisa asam  tersebut mempunyai kemampuan  untuk menerima  proton atau  bertindak  sebagai  basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa  konjugasi  dari asam semula. Demikian  pula, jika suatu  basa menerima proton (H+),  maka  basa  tersebut mempunyai kemampuan untuk melepas  proton  tersebut  atau  bertindak sebagai  asam. Asam yang terbentuk ini  disebut  sebagai asam  konjugasi  dari basa  semula.
Dalam  kehidupan  sehari-hari,  pengertian "garam"  kita gunakan  untuk  menyebutkan  senyawa  NaCl (garam  dapur).  Dalam  ilmu  kimia,  yang dinamakan  garam adalah  semua  elektrolit  yang  tersusun  dari kation selain  H+ serta  anion  selain  OH-. Reaksi-reaksi  dalam  larutan  elektrolit merupakan  reaksi  antara  asam dan basa selalu  menghasilkan  suatu  garam, dan sering  disebut  reaksi  penggarama. Oleh karena  itu  reaksi penggaraman  disebut juga  reaksi  asam-basa. Pada  reaksi  ini  dihasilkan  air sebagai senyawa  sampingan selain garam. Sehingga  reaksinya  disebut  pula  sebagai  reaksi  penetralan.
Asam + Basa        Garam + air
Contoh:
1.  HCI + Na0H                        NaCI + H2O
2.  H2SO4  + 2KOH                  K2SO4  + 2H2O
3.  2H3PO4 + 3Mg(OH)2   →        Mg3(PO4)2  + 6H2O
Reaksi  penetralan  asam dan  basa  dapat  dinyatakan  dalam  reaksi  ion.  Pada  contoh  diatas  HCl, NaOH dan NaCl  adalah elektrolit-elektrolit kuat dan dianggap  terurai  sempurna  di dalam  pelarut air  menjadi  ion-ionnya.  Jadi  reaksi  di atas dapat dituliskan  dalam  reaksi  ionnya  sebagai  berikut.
H+(aq) + Cl-(aq) + Na+(aq)    →   Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Langkah-langkah  menyelesaikan  reaksi  penetralan  asam  basa:
1.  Cari logamnya,  pindahkan  ke  ruas  kanan  :  Lx+
2.  Pada  rumus  asam,  pindahkan  rumus  sisa  asam  (Z) ke  ruas  kanan : Zy-
3.  Tulis  rumus  garam  dengan cara : Lx+ Zy- sebagai  LyZx

Reaksi Redoks
Reaksi  Redoks  adalah  reaksi yang didalamnya terdapat  reaksi  Reduksi  dan  oksidasi dijelaskan  berdasarkan  3 hal,  yaitu :

1.      Berdasarkan  pelepasan  dan  pengikat Oksigen
Reaksi  oksidasi  adalah  reaksi  yang ditandai dengan  pengikatan oksigen, Contoh :
C + O2             CO2 (reaksi pembentukan CO2)
Reaksi reduksi adalah reaksi yang ditandai dengan pelepasan oksigen, Contoh :
Fe2O3  + 3 CO    →    2 Fe  + 3 CO2 (reaksi reduksi  besi  oleh  karbon  monoksida)
2.  Berdasarkan  pelepasan  dan pengikatan (serah terima) elektron
Reaksi  oksidasi  adalah  reaksi  yang ditandai  dengan  pelepasan  electron, Contoh  :
Pembentukan  ion  K+
K    →   K+    +  e
Reaksi  reduksi  adalah  reaksi yang  ditandai  dengan  pengikatan  electron, Contoh:
Pembentukan ion  Br-
Br2  +  2e  →  2Br-
3.  Berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
Reaksi  oksidasi  adalah  reaksi  yang  ditandai  dengan  kenaikan  bilangan  oksidasi (biloks)
Contoh:  Na   →      Na+  + e
Bilangan  oksidasi  atom  Na = 0  dan  bilangan  oksidasi atom Na pada  ion  Na+ adalah  +1,  sehingga  terjadi kenaikan sebesar 1
Reaksi  reduksi  adalah  reaksi  yang  ditandai  dengan penurunan  bilangan okidasi  (biloks)
Contoh : Cl2 + 2 e   →     2Cl-
Bilangan  oksidasi atom  Cl pada  Cl2 adalah 0 dan biloks atom Cl pada  ionCl- adalah -1, sehingga terjadi penurunan  sebesar 1.








F.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukkan Seujung sudip Mg kedalam krus dan bakar dalam nyala bunsen , amati dan catat hasilnya
2. Masukkan seujung sudip Kristal tembaga sulfat pentahidrat kedalam tabung reaksi. Kemudian bakar dalam nyala bunsen
3. Isi tabung reaksi Dengan 1 ml larutan perak nitrat 0,01 M dan masukkan kira kira 0,1 gram serbuk Cu kemudian kocok , amati dan catat hasilnya
4. isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan asam klorida 0.1 M dan masukkan kira kira 0,1 gram serbuk Mg amati dan catat hasilnya

            1                              2                                 3                              4



G.HASIL PENGAMATAN
PROSEDUR PERCOBAAN

HASIL PENGAMATAN

Serbuk Mg yang Dibakar diatas nyala bunsen

Mg(s) + O2(g)  → MgO2(s)


Kristal tembaga sulfat Dipanaskan Diatas nyala bunsen

CuSO4 5H2O(s) CuSO4(s) +5H2O(g)


Serbuk tembaga sulfat dimasukkan kedalam larutan perak nitrat

CuSO4(s)+2AgNO3(aq) →Cu(NO3)2(aq)+ Ag2SO4(aq)


Serbuk magnesium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida

Mg(s)+2HCl(aq) → MgCl2(aq)+ H2(g)






Perubahan Warna yang terjadi pada Magnesium Serbuk adalah dari warna coklat menjadi putih



Perubahan warna yang terjadi pada kristal tembaga sulfat setelah dipanaskan adalah dari warna biru menjadi putih


Perubahan warna yang terjadi pada larutan perak nitrat dari tidak berwarna menjadi biru




Perubahan warna larutan asam klorida setelah dimasukkan serbuk magnesium adalah dari bening menjadi keruh. Dan muncul gelembung gelembung gas


H.ANALISA DATA

Pada analisa data laporan ini, kami akan menganalisa berapa banyak zat zat yang dihasilkan dari hasil percobaan

Pada Kegiatan 1 kami melihat semua serbuk Mg berubah menjadi Putih artinya semua serbuk Mg habis Bereaksi dengan Oksigen
Sehingga saat bereaksi Mol Mg=Mol MgO2

Pada kegiatan ke 2 Kami memanaskan kristal tembaga sulfat pentahidrat. Saat pemanasan timbul uap air yang merupakan penguraian dari kristal. Perbandingan mol zat yang bereaksi sebanyak 1:1:5
CuSO4 5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g)
Perbandingan mol     :     1                            1                      5

Pada Kegiatan ke 3 Kami mencampurkan tembaga sulfat dengan perak nitrat
CuSO4(s)+2AgNO3(aq) →Cu(NO3)2(aq)+ Ag2SO4(aq)
Perbandingan Mol    :     1                2                      1                      1         

Pada Kegiatan 4 Kami mencampurkan logam Mg kedalam Larutan HCl
Mg(s)+2HCl(aq) → MgCl2(aq)+ H2(g)
Perbandingan Mol    :  1          2                   1              1     





I.PEMBAHASAN
Pada Bagian Pembahasan ini Kami akan membandingkan teori dengan hasil praktikum yang telah kami lakukan sebelumnya

Pada kegiatan 1 Yaitu Membakar logam Mg. Secara Teori, Suatu benda dapat dinyatakan bereaksi apabila terjadi perubahan secara fisik maupun perubahan kimia. Logam Mg yang awalnya berwarna coklat berubah menjadi putih setelah dibakar dengan bunsen. Hal ini membuktikan bahwa teori diatas BENAR

Pada Kegiatan 2 Yaitu memanaskan kristal tembaga sulfat pentahidrat, Secara Teori, Suatu kristal Yang Dipanaskan akan menghasilkan uap karena pelepasan molekul air. Kristal Yang awalnya berwarna biru berubah menjadi putih dan timbul uap air disekitar tabung reaksi Hal ini Membuktikan bahwa teori BENAR

Pada kegiatan 3 Yaitu mencampurkan Tembaga sulfat yang berwarna biru ke dalam larutan perak nitrat. Sama halnya teori seperti kegiatan 1 bahwa Suatu benda dapat dinyatakan bereaksi apabila terjadi perubahan secara fisik maupun perubahan kimia. Pada awalnya tembaga sulfat yang berwarna biru setelah dilarutkan menjadi biru muda. Hal ini Membuktikan Bahwa teori itu BENAR

Pada Kegiatan 4 Yaitu mencampurkan Logam Mg Kedalam larutan HCl. Menurut persamaan reaksi Mg dan HCl. Akan menghasikan gas hidrogen. Dan dalam percobaan timbul gelembung gas seperti minuman soda. Artinya Teori Persamaan Reaksi itu BENAR



J.KESIMPULAN
- Kita dapat mengetahui ciri ciri suatu zat yang mengalami reaksi
- Kita dapat mempelajari jenis jenis reaksi kimia yang terjadi pada suatu benda secara sistematis
- Kita dapat menuliskan Persamaan Reaksi dengan benar



M.DAFTAR PUSTAKA
Guruh, Dkk. 2014.  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA I . Indralaya:UNSRI
Guruh, Dkk. 2014.  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA II . Indralaya:UNSRI
Team kimia Dasar.2003. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Indralaya:UPPSB UNSRI
            Gammon, Ebbing.2007.GENERAL CHEMISTRY. Boston: Houghton mifflin  Company
           

3 comments:

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...