ABORATORIUM
PENDIDIKAN KIMIA
FKIP
UNSRI
INDRALAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
REAKSI REAKSI KIMIA
KELOMPOK
5
DWI NOVASARI
EKA OLSA ARDIANA
GURUH SUKARNO PUTRA
HARTINA HARDIANTY
NIMAS PRATIWI UTAMI
DOSEN PENGASUH: RODI
EDI, S.Pd,.M.T.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PRAKTIKUM KE 2
REAKSI
REAKSI KIMIA
A.TUJUAN PERCOBAAN :- Mempelajari
jenis reaksi kimia secara sistematis
- Mengamati Tanda Tanda Terjadinya reaksi
- Menulis persamaan Reaksi dengan benar
B.WAKTU
PERCOBAAN : Rabu,
17 September 2014
C.ALAT : a.
Kaca Arloji
b. Tabung Reaksi
c. Bunsen/Pembakar Spritus
d. Neraca Analitik
e. Penjepit Tabung Reaksi
f. Rak tabung Reaksi
g. Krus dan sudip
h. Pipet tetes
i. Kaki tiga
j. Clay Triangle
D.BAHAN :
a. 1 ml HCl 0,01 M
b. 1 ml AgNO3 0,01 M
c. 0,1 gram Tembaga Sulfat
Pentahidrat
d. 0,1
gram Magnesium serbuk
E.LANDASAN
TEORI
Reaksi kimia adalah suatu proses
alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia.
Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai
reaktan.
Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi,
dan akan menghasilkan satu atau lebih produk
yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik,
reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron
dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia,
walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel
elementer seperti pada reaksi nuklir. Menurut hukum konservasi, bahwa
dalam reaksi kimia biasa tidak ada materi yang hilang meskipun mungkin berubah.
Jumlah atom dalam pereaksi harus tetap sama dengan yang dihasilkan, betapa pun
atom-atom itu berubah untuk membentuk pola molekul yang baru. Apabila suatu
persamaan memenuhi syarat-syarat itu, dapat dikatakan persamaan itu setimbang.
Sehingga, agar reaksi antara Hg dan O di atas menjadi persamaan yang setimbang,
maka persamaannya menjadi
2HgO →2Hg + O2
Cara membaca persamaan reaksi kimia
di atas adalah : 2 molekul merkuri oksida (HgO) yang terdiri darisatu atom
merkuri (Hg) dan satu atom oksigen (O) menghasilkan dua molekul merkuri (Hg)
yang masing-masing terdiri atas satu atom merkuri (Hg), dan satu molekul
oksigen (O2) yang terdiri atas dua atom oksigen (O2)
Angka 2 di depan lambang Hg menyatakan jumlah molekul,
bukan jumlah atom. Sementara untuk menyatakan jumlah atom ditulis di belakang
bawah lambang reaksi.
Ciri-ciri Reaksi Kimia:
Ciri-ciri Reaksi Kimia:
1. Dapat menimbulkan
perubahan warna
2. Dapat membentuk
endapan
3. Dapat menimbulkan
perubahan suhu
4. Dapat menimbulkan gas
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia:
1. Ukuran zat
2. Perubahan suhu
3. Katalis
Reaksi Sintesis
Dalam reaksi kombinasi langsung atau sintesis, dua atau
lebih senyawa sederhana bergabung membentuk senyawa baru yang lebih kompleks.
Dua reaktan atau lebih yang bereaksi menghasilkan satu produk juga merupakan
salah satu cara untuk mengetahui kalau itu reaksi sintesis. Contoh dari reaksi
ini adalah gas hidrogen bergabung dengan gas oksigen yang hasilnya adalah air.
Contoh lainnya adalah gas nitrogen bergabung dengan gas hidrogen akan
membentuk amoniak, dengan persamaan reaksi: N2 + 3 H2 → 2 NH3
Reaksi Dekomposisisi
Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari reaksi
sintesis. Sebuah senyawa yang lebih kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang
lebih sederhana. Contohnya adalah molekul air yang dipecah menjadi gas oksigen
dan gas hidrogen, dengan persamaan reaksi:
2 H2O → 2 H2 + O2
Reaksi Penggantian tunggal
Dalam reaksi penggantian tunggal
atau substitusi, sebuah elemen tunggal menggantikan
elemen tunggal lainnya di suatu senyawa. Contohnya adalah logam natrium yang
bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan natrium klorida atau garam
dapur, dengan persamaaan reaksi:
Reaksi Penggantian ganda
Dalam reaksi penggantian ganda, dua
senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa baru yang
berbeda. Hal ini terjadi ketika kation dan anion dari 2 senyawa yang berbeda
saling berpindah tempat, dan membentuk 2 senyawa baru. Rumus umum dari reaksi
ini adalah: AB + CD → AD + CB
Reaksi Presipitasi
Presipitasi adalah proses reaksi
terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari
reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang
larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi
ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi
pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu
mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal.
Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam
mikrokristalin.
Reaksi asam basa
Secara umum reaksi asam basa
merupakan reaksi yang terbentuk apabila asam direaksikan dengan basa. Asam
adalah zat yang berasa masam, bersifat korosif, mengubah kertas lakmus biru
menjadi merah dan dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan basa adalah
zat yang berasa pahit bersifat kaustik ( merusak kulit), terasa
licin apabila dipegang, magubah kertas lakmus merah
menjadi biru dan dapat menghantarkan listrik. Kedua
senyawa ini merupakan zat kimia yang
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh :
asam askorbat dalam ektrak jeruk dan
vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh Sel-sel tubuh
kita untuk reaksi metabolisme dan sebagai anti
oksidan.
Menurut teori Svante
Arrhenius, asam merupakan zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+;
sedangkan basa merupakan zat yang jika di dalam
air akan menghasilkan ion OH- . HCI merupakan
contoh asam karena jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+, sedangkan KOH merupakan contoh
basa karena di dalam air akan menghasilkan ion
OH-.
Sementara menurut
J.N. Bronsted dan T.M Lowry pengertian
asam adalah zat yang membedakan H+ (donor proton)
dan basa adalah zat yan gmenerima H+ (akseptor proton).
Dengan menggunakan konsep asam dan basa menurut
Bronsted-Lowry, dapat ditentukan suatu zat bersifat
asam atau basa dengan melihat kemampuan zat tersebut
dalam serah terirna proton dalam larutan. Dalam hal ini
pelarut tidak terbatas oleh pelarut air saja,
tapi dapat berupa pelarut lain yang sering
dijumpai di laboratorium, misalnya alkohol, amoniak
cair dan eter.
Meskipun teori
asam.basa, Bronsted-lowry memiliki cakupan yang
lebih luas, akan tetapi tidak bertentangan
dengan teori Arrhenius, misal larutan HCI
menurut dua teori tersebut bersifat asam.
Persamaan reaksi ion menurut Arrhenius :
HCI(aq) → H+(aq)
+ Cl(aq)
Persamaan reaksi ion menurut Bronsted-
Lowry :
HCI(aq) + H2O(l) →
H3O+(aq) + Cl- (aq)
Asam 1 basa
2 asam
2 basa 1
HCl : asam,
karena dapat memberi proton pada H2O
H2O : basa.
karena dapat menerima poton dari HCI
H3O+ : asam,
karena dapat memberi proton pada Cl-
Cl- :
basa, karena dapat menerima proton dari H3O+
Pasangan HCI dengan Cl- dan
pasangan H2O dengan H3O+ disebut
pasangan asam basa konjugasi.
Pasangan Asam Basa Konjugasi
Menurut teori
Bronsted-Lowry, jika suatu asam memberi proton (H+),
maka sisa asam tersebut mempunyai kemampuan untuk
menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam
tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula. Demikian
pula, jika suatu basa menerima proton (H+), maka
basa tersebut mempunyai kemampuan untuk melepas proton
tersebut atau bertindak sebagai asam. Asam yang terbentuk
ini disebut sebagai asam konjugasi dari basa
semula.
Dalam kehidupan
sehari-hari, pengertian "garam" kita gunakan
untuk menyebutkan senyawa NaCl (garam dapur).
Dalam ilmu kimia, yang dinamakan garam adalah semua
elektrolit yang tersusun dari kation selain H+
serta anion selain OH-. Reaksi-reaksi
dalam larutan elektrolit merupakan reaksi antara
asam dan basa selalu menghasilkan suatu garam, dan
sering disebut reaksi penggarama. Oleh karena itu
reaksi penggaraman disebut juga reaksi asam-basa. Pada
reaksi ini dihasilkan air sebagai senyawa sampingan
selain garam. Sehingga reaksinya disebut pula
sebagai reaksi penetralan.
Asam +
Basa Garam + air
Contoh:
1. HCI +
Na0H → NaCI + H2O
2. H2SO4 +
2KOH → K2SO4
+ 2H2O
3. 2H3PO4 +
3Mg(OH)2 → Mg3(PO4)2 + 6H2O
Reaksi penetralan asam
dan basa dapat dinyatakan dalam reaksi
ion. Pada contoh diatas HCl, NaOH dan NaCl adalah
elektrolit-elektrolit kuat dan dianggap terurai sempurna di
dalam pelarut air menjadi ion-ionnya. Jadi
reaksi di atas dapat dituliskan dalam reaksi
ionnya sebagai berikut.
H+(aq) + Cl-(aq) + Na+(aq) →
Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Langkah-langkah menyelesaikan reaksi
penetralan asam basa:
1. Cari logamnya, pindahkan ke
ruas kanan : Lx+
2. Pada rumus asam,
pindahkan rumus sisa asam (Z) ke ruas kanan
: Zy-
3. Tulis rumus garam dengan
cara : Lx+ Zy- sebagai LyZx
Reaksi Redoks
Reaksi Redoks
adalah reaksi yang didalamnya terdapat reaksi Reduksi
dan oksidasi dijelaskan berdasarkan 3 hal, yaitu :
1. Berdasarkan
pelepasan dan pengikat Oksigen
Reaksi oksidasi adalah reaksi
yang ditandai dengan pengikatan oksigen, Contoh :
C + O2 →
CO2 (reaksi pembentukan CO2)
Reaksi reduksi adalah reaksi yang ditandai dengan
pelepasan oksigen, Contoh :
Fe2O3 + 3 CO
→ 2 Fe + 3 CO2
(reaksi reduksi besi oleh karbon monoksida)
2. Berdasarkan pelepasan dan
pengikatan (serah terima) elektron
Reaksi oksidasi adalah reaksi
yang ditandai dengan pelepasan electron, Contoh :
Pembentukan ion K+
K → K+
+ e
Reaksi reduksi adalah reaksi
yang ditandai dengan pengikatan electron, Contoh:
Pembentukan ion Br-
Br2 + 2e → 2Br-
3. Berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
Reaksi oksidasi adalah reaksi
yang ditandai dengan kenaikan bilangan oksidasi
(biloks)
Contoh: Na → Na+
+ e
Bilangan oksidasi atom Na = 0
dan bilangan oksidasi atom Na pada ion Na+ adalah
+1, sehingga terjadi kenaikan sebesar 1
Reaksi reduksi adalah reaksi
yang ditandai dengan penurunan bilangan okidasi
(biloks)
Contoh : Cl2 + 2
e → 2Cl-
Bilangan oksidasi atom Cl pada Cl2
adalah 0 dan biloks atom Cl pada ionCl- adalah -1, sehingga
terjadi penurunan sebesar 1.
F.PROSEDUR
PERCOBAAN
1. Masukkan Seujung
sudip Mg kedalam krus dan bakar dalam nyala bunsen , amati dan catat hasilnya
2. Masukkan seujung
sudip Kristal tembaga sulfat pentahidrat kedalam tabung reaksi. Kemudian bakar
dalam nyala bunsen
3. Isi tabung reaksi
Dengan 1 ml larutan perak nitrat 0,01 M dan masukkan kira kira 0,1 gram serbuk
Cu kemudian kocok , amati dan catat hasilnya
4. isi tabung reaksi
dengan 1 ml larutan asam klorida 0.1 M dan masukkan kira kira 0,1 gram serbuk
Mg amati dan catat hasilnya
1 2
3 4
G.HASIL
PENGAMATAN
PROSEDUR
PERCOBAAN
|
HASIL
PENGAMATAN
|
Serbuk
Mg yang Dibakar diatas nyala bunsen
Mg(s)
+ O2(g) → MgO2(s)
Kristal
tembaga sulfat Dipanaskan Diatas nyala bunsen
CuSO4
5H2O(s)→ CuSO4(s) +5H2O(g)
Serbuk
tembaga sulfat dimasukkan kedalam larutan perak nitrat
CuSO4(s)+2AgNO3(aq) →Cu(NO3)2(aq)+ Ag2SO4(aq)
Serbuk
magnesium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida
Mg(s)+2HCl(aq) → MgCl2(aq)+ H2(g)
|
Perubahan
Warna yang terjadi pada Magnesium Serbuk adalah dari warna coklat menjadi
putih
Perubahan
warna yang terjadi pada kristal tembaga sulfat setelah dipanaskan adalah dari
warna biru menjadi putih
Perubahan
warna yang terjadi pada larutan perak nitrat dari tidak berwarna menjadi biru
Perubahan
warna larutan asam klorida setelah dimasukkan serbuk magnesium adalah dari
bening menjadi keruh. Dan muncul gelembung gelembung gas
|
H.ANALISA
DATA
Pada
analisa data laporan ini, kami akan menganalisa berapa banyak zat zat yang
dihasilkan dari hasil percobaan
Pada
Kegiatan 1 kami melihat semua serbuk Mg berubah menjadi Putih artinya semua
serbuk Mg habis Bereaksi dengan Oksigen
Sehingga saat bereaksi Mol Mg=Mol MgO2
Pada
kegiatan ke 2 Kami memanaskan kristal tembaga sulfat pentahidrat. Saat
pemanasan timbul uap air yang merupakan penguraian dari kristal. Perbandingan
mol zat yang bereaksi sebanyak 1:1:5
CuSO4
5H2O(s)→ CuSO4(s) + 5H2O(g)
Perbandingan mol :
1 1 5
Pada
Kegiatan ke 3 Kami mencampurkan tembaga sulfat dengan perak nitrat
CuSO4(s)+2AgNO3(aq) →Cu(NO3)2(aq)+ Ag2SO4(aq)
Perbandingan Mol :
1 2 1 1
Pada
Kegiatan 4 Kami mencampurkan logam Mg kedalam Larutan HCl
Mg(s)+2HCl(aq) → MgCl2(aq)+ H2(g)
Perbandingan Mol :
1 2 1 1
I.PEMBAHASAN
Pada
Bagian Pembahasan ini Kami akan membandingkan teori dengan hasil praktikum yang
telah kami lakukan sebelumnya
Pada
kegiatan 1 Yaitu Membakar logam Mg. Secara Teori, Suatu benda dapat dinyatakan bereaksi apabila terjadi perubahan secara
fisik maupun perubahan kimia. Logam Mg yang awalnya berwarna coklat berubah
menjadi putih setelah dibakar dengan bunsen. Hal ini membuktikan bahwa teori
diatas BENAR
Pada
Kegiatan 2 Yaitu memanaskan kristal tembaga sulfat pentahidrat, Secara Teori, Suatu kristal Yang Dipanaskan akan
menghasilkan uap karena pelepasan molekul air. Kristal Yang awalnya
berwarna biru berubah menjadi putih dan timbul uap air disekitar tabung reaksi
Hal ini Membuktikan bahwa teori BENAR
Pada
kegiatan 3 Yaitu mencampurkan Tembaga sulfat yang berwarna biru ke dalam
larutan perak nitrat. Sama halnya teori seperti kegiatan 1 bahwa Suatu benda dapat dinyatakan bereaksi
apabila terjadi perubahan secara fisik maupun perubahan kimia. Pada awalnya
tembaga sulfat yang berwarna biru setelah dilarutkan menjadi biru muda. Hal ini
Membuktikan Bahwa teori itu BENAR
Pada
Kegiatan 4 Yaitu mencampurkan Logam Mg Kedalam larutan HCl. Menurut persamaan
reaksi Mg dan HCl. Akan menghasikan gas
hidrogen. Dan dalam percobaan timbul gelembung gas seperti minuman soda.
Artinya Teori Persamaan Reaksi itu BENAR
J.KESIMPULAN
- Kita dapat mengetahui
ciri ciri suatu zat yang mengalami reaksi
- Kita dapat mempelajari
jenis jenis reaksi kimia yang terjadi pada suatu benda secara sistematis
- Kita dapat menuliskan
Persamaan Reaksi dengan benar
M.DAFTAR
PUSTAKA
Guruh, Dkk.
2014.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA I . Indralaya:UNSRI
Guruh, Dkk.
2014.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA II . Indralaya:UNSRI
Team kimia
Dasar.2003. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Indralaya:UPPSB UNSRI
Gammon,
Ebbing.2007.GENERAL CHEMISTRY. Boston: Houghton mifflin Company
(y)
ReplyDeletesip
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBagian guruh dkk laporan praktikum 1 dan 2 yang mana ya kk?
Delete