Friday 20 March 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR - TITRASI ASAM BASA (VOLUMETRIK)



 

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
 

DISUSUN OLEH
AYU MALFA SARI                            08101003034
HESTI  ANDRIAYANI HARAHAP     08101003054
HESTI RIZKI AMALIA                       08101003064
ONGKY RINALDO                            08101003024
 RIA SARI PUTRI AYU                       08101003050
JURUSAN KIMIA
KELOMPOK V
PERCOBAAN : TITRASI ASAM-BASA (VOLUMETRI)

LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I

I.              Nomor Percobaan       : Percobaan IV
II.           Nama Percobaan         : Titrasi asam-basa : Volumetri
III.        Tujuan Percobaan       :          
·         Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam.
·         Menstandarisasi larutan penitrasi.
IV.    Dasar Teori
Titrasi yaitu metode yang baik untuk menentukan konsentrasi larutan yang telah diketahui standarnya, maka dapat ditentukan konsentrasi larutan yang dititrasikan.
Analisa titrasi asam basa atau volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan kedalam larutan zat uji hingga komponen yang akan di tetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses ini sering disebut dengan “TITRASI” dan analisis volumetri dikenal juga dengan sebutan “ANALISIS TITRIMETRI”.
Suatu pereaksi dapat di gunakan sebagasi dasar analisis titrimetri apabila memenuhi syarat – syaratr berikut reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, harus tidak ada reaksi sampingan, reaksi harus berlangsung sampai benar – benar lengkap pada titik ekivalen, suatu indikator harus ada menunjukan titik ekivalen, reaksi yang berlangsung cepat sehingga titrasi dapat di lakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Pereaksi yang di gunakan di namakan titran dan larutannya di namakan larutan titer atau larutan beku. Kosentrasi larutan ini dapat dihitung berdasarkan berat beku di timbang secara seksama atau dengan penetapan yang di kenal dengan standarisasi atau pembakuan.
Larutan standar baku dibagi menjadi standar primer dan standar skunder.
Kedua jenis larutan standar (beku) ini dapat digunakan untuk menganalisis suatu larutan senyawa. Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yaitu pengendapan reaksi oksidasi-reduksi, reaksi asam-basa dan reaksi pembentukan kompleks.
Metode titrimetri dapat diklasifikasikan menurut beberapa metode bergantung dari aspek yang ditonjolkan dari titrasi tersebut, yaitu berdasarkan macam reaksinya;
titrasi asam basa, titrasi redoks, titrasi pengendapan, titrasi kompleksometri. Berdasarkan titran yang dipakai asidimetri, alkalimetri, idiometri, nitrimetri, dan permanganometri. Berdasarkan konsentrasi dari komponen zat uji; titrasi makro, titrasi semi mikro, dan titrasi mikro. Berdasarkan cara penetapan titik akhir titrasi; titrasi visual, titrasi elektrometri, titrasi fotometri.
selain hal diatas , berdasarkan pelarut yang digunakan dikenal titrasi bebas air (titrasi non aqua). Sedangkan teknis pelaksanaanya dikenal pola titrasi balance.
Pada kenyataannya, jika suatu titer dari zat yang kemurniannya tidak pasti, maka konsentrasi larutannya yang didapat belum dapat dikatakan pasti. Oleh karena itu, untuk menyatakan konsentrasi dengan sampai empat angka berarti, maka larutan tersebuit dapat dibakukan.
Pembakuan selanjutnya diulang secara berkala selama penyimpanan. Pembakuan ini menggunakan alat baku yang disebut sebagai baku primer. Selain hal itu juga, pembakuan dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan yang sudah dibakukan.
Yang dimaksud dengan baku primer adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara menimbang zat secara saksama. Baku primer harus memenuhi syarat-syarat berikut mudah di dapat, mudah ditangani, tidak higroskopis (dipengaruhi udara), mempunyai bobot ekuivalen yang tinggi, murni atau mudah dimurnikan dan kemurniannya diketahui, reaksi dengan zat yang dibakukan harus stoikiometri sehingga dapat dicapai dasar perhitungan.
Perubahan larutan pada titik ekuivalen tidak jelas pada kebanyakan titrasi asam basa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan indikator, yaitu suatu senyawa organik asam atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna ion (warna basa), dimana indikator ini memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu. Secara umum, untuk titrasi asam basa, indikator yang digunakan adalah indikator fenolftalaen, yang mempunyai trayek 8,3-10,5 dimana senyawa ini tidak bewarna pada larutan asam dan bewarna merah jambu pada larutan basa.
Pada percobaan ini akan dilakukan titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat berdasarkan reaksi asam basa bila sebagai titran digunakan larutan baku asam, maka penetapan tersebut dinamakan adisimetri. Dan sebaliknya, jika larutan basa sebagai titran disebut alkalimetri.
Secara ringkas, reaksi asam basa atau netralisasi disebabkan oleh proton (H+) dari asam yang bereaksi dengan OH- dari basa. Reaksi yang terjadi adalah:
H+(aq)   +   OH-(aq)   à   H2O(aq)
Beberapa teori asam basa; teori Arhenius “asam basa adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air berdisosiasi menghasilkan ion hydrogen sebagai ion positif, dan ion negatifnya adalah ion hidroksi”. Teori bronsted lowry menyatakan asam adalah suatu zat yang cenderung melepas proton, sedangkan basa adalah zat yang menerima proton. Teori Lewis “asam merupakan akseptor electron sedangkan basa merupakan donor electron”. (Keenan. 1979.Kimia Untuk Universitas. Halaman: 414)
Campuran asam dengan basa, reaksi asam dengan basa di sebut reaksi penetralan. Namun demikian campuran ekivalen asam dengan basa kuat saja. Sedangkan campuran asam basa yang melibatkan asam atau basa lemah. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat dapat di tuliskan sebagai reaksi ion H+ dengan ion OH-. Dalam hal ini, ion H+ mewakili asam, sedangkan ion OH- mewakili basa.
pH larutan pada saat asam dan basa tepat habis bereaksi adalah 7 netral. Untuk menunjukan titik ekivalen dapat digunakan indikator metal merah bromtimol biru atau fenolftalaen. Indikator-indikator itu mengalami perubahan warna disekitar titik ekivalen. Oleh karena itu perubahan warna indikator fenelftalaen lebih tajam (lebih mudah diamati), maka indikator fenolftalaen lebih sering digunakan.
(Mitchael Purba. 2006. Kimia. Halaman: 84)
Prinsip titrasi asam basa, titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut titik ekuivalen.
Dalam metode titrasi asam basa larutan uji, atau larutan standar ditambahkan secara eksternal, biasanya dari dalam buret bentuk larutan standar ini ditentukan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia dengan larutan sekunder yang telah diuji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus dihentikan, digunakan suatu zat yang berupa indikator. Analisa perhitungan molaritas larutan dilakukan pada saat sudah terjadi kesetaraan dan proses penetesan larutan penguji dihentikan.
Tidak semua pereaksi dapat digunakan sebagai titran, untuk itu pereaksi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut berlangsung sempurna, tunggal dan menurut persamaan yang jelas ( dasar teoritis), cepat dan irreversible, ada petunjuk akhir titrasi (indikator), larutan baku direaksikan dengan alat harus mudah didapat dan sederhana menggunakannya, juga harus stabil sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah bila disimpan. (Ady Mara. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Halaman: 21)


V.     Alat dan bahan
         - Buret 50 ml
         - Erlenmeyer  250 ml
         - Pipet tetes
         - Gelas ukur
         - Air suling
         - Indikator fenolftalein
         - HCl 0,1 M
         - NaOH 0,1 M

cuci dengan baik buret 50 ml, selanjutnya bilas dengan air suling, tutup ceratnya masukan kira - kira 5 ml larutan NaOH yang akan distandarisasi
VI.   Prosedur percobaan
      a. standarisasi larutan NaOH 0,1 M

Miringkan dan putar buret untuk membasahi permukaan buret. Keluarkan larutan dari buret dan ulangi proses pembilasan sekali atau dua kali dengan larutan NaOH.

isi buret dengan larutan hingga skala 0, alirkan larutan untuk mengeluarkan gelembung udara pada ujung buret dan isi buret kembali.

Cuci 3 erlenmeyer 250ml dan kemudian bilas dengan air suling, pipet 15 ml larutan HCl standar 0.1 M ke dalam setiap Erlemeyer. Tambahkan ke dalam erlenmeyer masing - masing 15 ml air suling dan 3 tetes indicator fenolffalein.
 
Catat kedudukan awal larutan NaOH pada buret kemudian alirkan sedikit demi sedikit larutan NaOH pada Erlenmeyer pertama. Titik akhir tercapai bila warna merah jambu bertahan selama 30 detik setelah pencampuran.

Catat volume akhir dalam buret, isi buret kembali dan titrasi pada Erlenmeyer kedua dan ketiga. Hitunglah Molaritas larutan standar NaOH.

 
VII .  Pertanyaan Prapraktek

1 . Apa yang dimaksud dengan asam , basa , titik ekivalen , dan indikator !
·         Asam  adalah suatu zat yang larutan airnya berasa asam dan memerahkan lakmus biru , bereaksi dengan logam aktif untuk membentuk hydrogen  dan menetralkan basa atau zat yang dapat melarutkan dalam air dan memberikan ion H+ donor proton H+ dan aseptor electron .
·         Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit , membirukan lakmus merah , terasa licin . dan memberikan ion OH- dan donor electron .
·         Titik ekivalen adalah titik dimana asam dan basa tepat bereaksi .
·         Indikator  adalah senyawa yang memiliki warna yang berbeda dalam larutannya dan warna ini bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan .

2. Jelskan perbedaan titik  akhir titrasi dengan titik ekivalen !
Jawab :
Perbedaannya yaitu titik akhir titrasi merupakan dimana pereaksi adalah indicator pH saat indicator berubah warna . Sedangkan titik ekivalen merupakan titik dimana asam dan basa tepat bereaksi atau asam dan basa tepat habis bereaksi , tidak terdapat hasil reaksi dan tidak terjadi perubahan warna indicator .

3. Sebanyak 0,7742 gr kalium hydrogen dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan air suling kemudian dititrasi dengan larutan NaOH . Bila terpakai 33,60 ml NaOH . Berapa molaritas larutan NaOH  ?

Jawab :
Dik : m   = 0,7742 gr
Mr = 232
V    = 33,60 ml = 0,0336 L
Dit : M … ?
Penyelesaian :
 M =
                         =
                        =
        = 0,09931 M



VIII. Data Hasil Pengamatan
·   V1  NaOH  =  6,0 ml
·   V2  NaOH  =  5,2 ml
·   V3  NaOH  =  5,7 ml
IX.    Reaksi dan Perhitungan
- REAKSI
HCl  +   NaOH → NaCl  + H2O
- PERHITUNGAN
NaOH  =    
      =   
=  
        =  5,63 ml

M1NaOH  . V1 = M2HCl  . V2
M1 NaOH     = 
= 
= 
= 0,17 M
 % Kesalahan =  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
=  70%


X.     Pembahasan
Titrasi merupakan suatu metode penentuan kadar atau konsentrasi suatu larutan dengan laruatan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukkan reaksi kompleks dan sebagainya.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat hab is bereaksi). Keadaan ini disebut titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.
Titik akhir titrasi merupakan keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan  yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indikator.
Indikator yaitu senyawa organik asam atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (asam) berbeda dengan warna ion (basa) dimana ion memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu. Indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang akan dititrasi harus sesedikit mungkin, sehingga indikator tidak mempengaruhi Ph larutan, dengan demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi perubahan warna juga seminimal mungkin.
Indikator yang digunakan pada percobaan ini yaitu phenolphthalein (PP). Indikator ini memiliki trayek pH 8,3 – 10,5. Pada asam indicator ini akan bertwarna bening, sedangkan pada basa indicator ini akan berwarna merah muda.
Larutan standar dalam titrasi memegang peranan yang sangat penting, hal ini disebabkan karena larutan ini telah diketahui konsentrasinya secara pasti. Larutan standar merupakan istilah kimia yang menunjukkan bahwa suatu larutan telah diketahui konsentrasinya.
Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer yaitu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti, sehingga tidak distandarisasi. Ciri-ciri dari larutan standar primer yaitu antara lain mudah didapat, konsentraasinya tinggi, berat molekul tinggi, dan tidak bersifat higroskopis. Contoh dari larutan standar primer yaitu HCl.
Larutan standar sekunder yaitu larutan yang konsentrasinya telah diketahui, tetapi belum tetap sehingga harus distandarisasi lagi. Ciri-ciri dari larutan standar sekunder yaitu antara  lain sulit didapat, konsentrasinya rendah, berat molekul rendah, dan bersifat higroskopis. Contoh dari larutan standar sekunder yaitu NaOH. NaOH bersifat higroskopis, maksudnya  mudah bereaksi dengan udara sehingga kalau terbuka terus maka lama-kelamaan akan habis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu HCl, NaOH, air dan phenolphthalein (PP). Fungsi dari HCl yaitu sebagai larutan standar primer yang berperan dalam proses standarisasi NaOH. NaOH berfungsi sebagai larutan yang akan distandarisasi. Air berfungsi sebagai pelarut. Phenolphthalein berfungsi sebagai indicator yang menentukan perubahan warna.
 Analisa yang digunakan pada oercobaan ini yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif digunakan pada saat kita mengamati proses perubahan warna pada larutan yang dititrasi. Sedangkan analisa kuantitaif digunakan pada saat kita menghitung konsentrasi larutan yang distandarisasi berdasarlkan data dari hasil percobaan.
Teori asam basa menurut Arrhenius yaitu asam merupakan suatu zat yang di dalam air menghasilkan ion H+. Sedangkan basa merupakan suatu zat yang di dalam air menghasilkan ion OH-.
Teori asam basa menurut Bronsted-Lawry yaitu asam merupakan suatu zat yang memberikan proton atau donor proton H+. Sedangkan basa merupakan suatu zat yang menerima proton atau akseptor proton OH-.
Teori asam basa menurut Lewis yaitu asam merupakan suatu zat yang menerima atau akseptor elektron. Sedangkan basa merupakan suatu zat yang memberikan atau donor elektron.


XI.    Kesimpulan
1. Titrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasinya suatu larutan asam basa .
2. Titrasi asam basa adalah metode volumetri  , untuk menetapkan konsentrasi asam basa .
3. Indikator merupakan senyawa yang memiliki warna yang berbeda dalam larutannya dan warna ini bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan .
4. Titik akhir titrasi merupakan titik akhir dimana pereaksi adalah indicator atau pH saat indicator berubah warna .
5. Titik ekivalen merupakan titik dimana asam dan basa tepat nereaksi , tidak terdapat hasil reaksi dan tidak terjadi perubahan warna indicator .


DAFTAR PUSTAKA

Keenan. 1979. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Mara, Ady. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Inderalaya: Universitas
            Sriwijaya.
Purba, Mitchael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...