BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
KOMPONEN, ASAS,
PRINSIP DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK:
EGON
WINDA OKTORI
FENTY LESTARI
SELLA LUSIANA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah belajar sebenamya telah lama dan banyak dikenal.
Bahkan pada era sekarang ini,hampir semua orang mengenal istilah belajar. Namun
apa sebenamya belajar itu, rasanyamasing-masing orang mempunyai tangkapan yang tidak
sama.Sejak manusia ada, sebenamya ia telah melaksanan aktivitas belajar. Oleh
sebab itu,kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa aktivitas itu telah ada
sejak adanya manusia.Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar ?
Jawabannya adalah karena belajar itu salahsatu kebutuhan manusia. Bahkan ada
ahli yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh
karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenamya di dalam dirinya
terdapat potensi untuk diajar.Pada masa sekarang ini, belajar menjadi
sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia. Hampir
di sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan “ritual-ritual” belajar.
Apa sebenamya belajar itu, banyak ahli yang memberikan
batasan. Belajar mempunyai sejumlah ciri yang tak dapat dibedakan dengan
kegiatan-kegiatan lain yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua
kegiatan yang meskipun mirip belajar dapat disebut dengan belajar.Dalam
proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting /
vital.Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar
hanya bermaksan bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu,
adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses
belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingandan menyediakan lingkungan
belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.
Hakikat
Makna, Asas, Prinsip dan Tujuan Pembelajaran
B.
Rumusan Masalah
a.
Apakah
yang dimaksud dengan belajar ?
b.
Apakah
yang dimaksud dengan pembelajaran ?
c.
Apa
saja komponen-komponen pembelajaran ?
d.
Apa
saja asas-asas dari pembelajaran ?
e.
Bagaimana
prinsip dari pembelajaran ?
f.
Apa
tujuan dari pembelajaran ?
C.
Tujuan Masalah
a.
Mengetahui
defenisi belajar belajar
b.
Mengetahui
defenisi pembelajaran
c.
Apa
saja komponen-komponen pembelajaran
d.
Mengetahui
asas-asas dari pembelajaran
e.
Mengetahui
prinsip dari pembelajaran
f.
Mengetahui
tujuan dari pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Belajar
Sebelum melangkah lebih jauh ke
dalam materi pembelajaran, sebaiknya mengetahui lebih dulu tentang hakikat
belajar Sebagai landasan penguraian mengenai
apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa
defenisi.
a)
Hilgard
dan Bower (1975) mengemukakan, “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang”.
b)
Gagne(1977) mengemukakan “ belajar terjadi apabila suatu
situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebeum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.
c)
Morgan
(1978) mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman”.
d)
Witherington mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan
di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan,sikap,kebiasaan,kepandaian atau suatu pengetian”.
Dari
defenisi-defenisi yang telah dikemukakan diatas, dapat dikemukakan adanya
beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu :
a)
Belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
b)
Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman
c)
Untuk
dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap
d)
Tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis.
B.
Defenisi Pembelajaran
Pembelajaran
yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang
berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik
mau belajar. (KBBI)
Menurut pendapat gagne (1981), pembelajaran
merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk
mendukung proses internal belajar. Defenisi lain, pembelajaran adalah suatu
usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam pengertian lain,
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri
peserta didik.
Dalam
UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar (Depdiknas, 2003:7). Oleh karena itu ada lima jenis
interaksi yang dapat berlansung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu:
1. Interaksi
antara pendidik dengan peserta didik
2. Interaksi
antar sesama peserta didik atau antar sejawat
3. Interksi
peserta didik dengan narasumber
4. Interaksi
peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan
5. Interaksi
peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam
(Miarso, 2008:3)
Secara
implisit di dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan
berkaitan dengan cara mengorganisasikan isi pembelajaran, menyampaikan isi
pembelajaran dan mengelola pembelajaran (Sutikno, 2007:50). Sedangkan Lidgren
(1976) menyebutkan bahwa fokus sistem pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu
peserta didik, proses belajar, dan situasi belajar.
C. Komponen-Komponen Pembelajaran
1.
Tujuan
Secara eksplisit tujuan
pembelajaran yang diupayakan adalah instructional effect, biasanya berupa
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimaksudkan untuk mempermudah dalam
menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat diharapkan setelah PBM (Proses
Belajar Mengajar) akan memeperoleh hasil belajar dan dampak pengiring berupa
kesadaran akan sifat, pengetahuan, tenggang rasa, kecermatan dalam bahasa, dsb.
2.
Subyek Belajar
Merupakan komponen
utama, karena berperan sebagai subyek dan obyek. Sebagai subyek karena peserta
didik adalah individu yang melakukan PBM. Sebagai obyek karena kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek
belajar.
3.
Materi pelajaran
Merupakan komponen
utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan member warna dan
bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran dalam system pembelajaran
disusun dalam silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan buku sumber.
4.
Strategi Pembelajaran
Adalah pola umum untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang diykini efektivitsnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk menentukan dalam strategi pemblajaran yang tepat, pendidik
harus mempertimbangkan tujuan, karakteristik peserta didik, materi pelajaran
supaya berfungsi secara maksimal.
5.
Media
Pembelajaran
Alat/wahana yang
digunakan pendidik dalam proses pembelajarn untuk membantu penyampaian pesan
pembelajaran. Berfungsi untuk meningkatkan peranan strategi pembelajran yang
merupakan komponen pendukung dalam strategi pembelajran disamping komponen
metode.
6.
Penunjang
Berupa fsilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya. Berfungsi untuk memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadanya proses pembelajaran
Berupa fsilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya. Berfungsi untuk memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadanya proses pembelajaran
D.
Asas
Pembelajaran
Pendidikan
adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UUR
1 No. 2 Tahun 1089, Bab 1, Pasal 1). Ada empat belas asas pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan program pembelajaran inovatif.
Keempat belas asas tersebut adalah:
1. Lima
prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak:
a. Non-diskriminasi,
b. Kepentingan
terbaik bagi anak (best interests of the child),
c. Hak
untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop),
d. Hak
atas perlindungan (right to protection),
e. Penghargaan
terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
2. Belajar
bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa.
3. Belajar
memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
4. Yang
bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
5. Untuk
mempelajari sesuatu yang baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan
pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
6. Aktivitas
pembelajaran sendiri pada diri siswa bercirikan:
a. Yang
saya dengar, saya lupa;
b. Yang
saya dengar dan saya lihat, saya sedikit ingat;
c. Yang
saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya
mulai pahami;
d. Yang
saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan,saya dapat pengetahuan dan
keterampilan; dan
e. Yang
saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
7. John
Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan
hal-hal:
a. Mengemukakan
kembali informasi dengan kata-kata sendiri,
b. Memberikan
contoh,
c. Mengenalinya
dalam bermacam bentuk dan situasi,
d. Melihat
kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain,
e. Menggunakan
dengan beragam cara,
f. Memprediksi
sejumlah konsekuensinya,
g. Menyebutkan
lawan atau kebalikannya.
8. Ada
sembilan konteks yang melingkupi siswa dalam belajar, yaitu:
a. Tujuan,
b. Isi
materi,
c. Sumber
belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan),
d. Target
siswa (siapa yang akan belajar)
e. Guru,
f. Strategi
pembelajaran,
g. Hasil
(bagaimana hasil pembelajaran akan diukur),
h. Kematangan
(apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan),
i.
Lingkungan (dalam lingkungan yang
bagaimana siswa belajar).
9. Kata
kunci pembelajaran agar bermakna, yaitu:
a. Real-world
learning,
b. Mengutamakan
pengalaman nyata,
c. Berfikir
tingkat tinggi,
d. Berpusat
pada siswa,
e. Siswa
aktif, kritis, dan kreatif,
f. Pengetahuan
bermakna dalam kehidupan,
g. Dekat
dengan kehidupan nyata,
h. Perubahan
perilaku,
i.
Siswa praktik, bukan menghafal,
j.
Learning, bukan teaching,
k. Pendidikan
bukan pengajaran,
l.
Pembentukan manusia,
m. Memecahkan
masalah,
n. Siswa
acting, guru mengarahkan,
o. Hasil
belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
10. Pembelajaran
yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan
menjadi lebih kuat.
11. Otak
tidak sekedar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas
informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tantang hal yang
dibahas.
12. Otak
kita perlu mngeitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui den dengan cara kita
berfikir.
13. Proses
belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual,
kinestetik).
14. Resiproritas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon
orang lain dan mau bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa
dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.
E.
Prinsip
Pembelajaran
Prinsip-prinsip
belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan
dan penguatan, serta perbedaan individu.
1.
Perhatian dan Motivasi
Perhatian
memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran
akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu
yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk memperlajarinya.
Motivasi adlah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan mengarahkan aktifitas
seseorang.
Motivasi
dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga
bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi dibedakan menjadi
dua:
a. Motif
Intrinsik.
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong
yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa
dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b. Motif
Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong
yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta. Contohnya
siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki
pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau
mendapatkan ijazah. Keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah adalah
penyerta dari keberhasilan belajar.
2.
Keaktifan
Belajar
tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya
sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri.
Guruh sekedar pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar
menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak
sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan tranformasi.
Dalam
setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu didapat
berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
mendengar,menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khazanah pengetahuan yang
dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep
dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang
lain.
3.
Keterlibatan Langsung/Pengalaman
Menurut
Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut
pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar paling baik adalah belajar dari
pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar
mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4.
Pengulangan
Menurut
teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri atas mengamat, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan,
berfikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut
akan berkembang. Pada teori psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan
karena oleh stimulus yang dikondisikan, misalnya siswa berbaris masuk kelas, mobil
berhenti saat lampu merah. Teori-teori tersebut menekankan pentingnya prinsip
pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan berbeda.
5.
Tantangan
Teori
Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa sisw adalam situasi
belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi siswa
menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu dapat hambatan yaitu
mempelajari bahan belajar, maka timbullh motif untuk mengatasi hambatan itu
yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam
bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang
baru,yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa
tertantang untuk mempelajarinya.
6.
Balikan dan Penguatan
Prinsip
belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh
teori belajar Operant Conditioning dari B.F Skinner. Kalau pada toeri
conditioning yang diberikan kondisi adalah stimulus, maka pada operant
conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini
adalah law of effectnya Thorndike. Siswa belajar sungguh-sungguh dan
mendapatkan nilai baik dalam ulangan. Nilai baik ini dapat menjadi pendorong
anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning
atau penguatan positif. Namun ketika anak mendapat nilai jelek, ini juga bisa
menjadi pendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut panguatan
negatif atau escape conditioning.
7.
Perbedaan individu
Siswa
merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama
persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan
belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem belajar
klasikal yang dilakukan sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan
individual.
Pembelajaran
klasikal yang mengabaikan perbedaan individu dapat diperbaiki dengan beberapa
cara, misalnya:
a. Penggunaan
metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi
b. Penggunaan
metode instruksional
c. Memberikan
tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan memberikan
bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang
d. Dalam
memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa
Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tampak dalam setiap kegiatan
perilaku mereka selama proses pembelajan berlangsung. Dari berbagai prinsip
pembelajaran yang dijabarkan masih terdapat beberapa prinsip pembelajaran dari
berbagai teori belajar, seperti:
Prinsip-prinsip
dasar pembelajaran menurut teori behaviorisme adalah:
a. Menekankan
pada pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku
b. Mengguanakan
prinsip penguatan, yaitu untuk mengidentifikasi aspek diperlukan dalam
pembelajaran dan untuk mengarahakan kondisi agar peserta didik dapat mencapai
peningkatan yang diharapkahn dalam tujuan pembelajaran
c. Mengidentifikasi
karakteristik peserta didik, untuk menetapkan pencapaian tujuan pembelajaran
d. Lebih
menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajarannya
Prinsip-prinsip
dasar pembelajaran menurut teori kognitifisme adalah:
a. Pembelajaran
merupakan suatu perubahan status pengetahuan
b. Peserta
didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran
c. Menekankan
pada pembentukan pola pikir peserta didik
d. Berpusat
pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi
tersebut dalam ingatannya
e. Menekankan
pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai proses aktif di
dalam ingatannya
f. Menerapkan
reward dan punishmen
g. Hasil
belajar tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan guru, tetapi
juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.
Prinsip-prinsip
dasar pembelajaran menurut teori konsruksivisme:
a. Membangun
interprestasi peserta didik berdasarkan pengalaman belajar
b. Menjadikan
pembelajaran sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan tidak hanya
sebagai proses komunikasi pengetahuan
c. Kegiatan
pembelajaran bertujuan untuk memcahkan masalah
d. Pembelajaran
bertujuan pada proses pembelajaran itu sendiri, bukan pada hasil pembelajaran
e. Pembelajaran
berpusat pada peserta didik
F.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Salah satu sumbangan terbesar dari
aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran
seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama
kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh
Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing
Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang
penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di
dunia, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno
(2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi
dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981)
menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang
spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry
Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005)
menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah
laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .
Meski para ahli memberikan rumusan
tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang
sama, bahwa: (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya
perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran;
(2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.
Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan
David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam
bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan
pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran
dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih
Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran,
yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3)
membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran;
(4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan
petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik,
mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan
prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi
belajar siswa.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
·
Belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat
·
pembelajaran adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta
didik
·
Komponen-komponen
pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, subyek pembelajaran, materi
pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran
·
Ada empat belas asas pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan program pembelajaran inovatif
·
Prinsip-prinsip belajar yang relatif
berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta
perbedaan individu
·
tujuan
pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran
B.
Saran
Diharapkan setiap
pendidik dalam mengajar dan mendidik peserta didik mampu menciptakan suasana
belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai
dengan maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Wiyono, Ketang dan Abidin Pasaribu. 2014. Modul Belajar dan Pembelajaran .Pendidikan
Fisika 2013
Purwanto, M.Ngalim.1988.Psikologi Pendidikan.Bandung : CV Remadja Karya
Hamalik, Oemar.2009.Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensindo
http://plsbersinergi.blogspot.com/2013/08/makalah-hakikat-pembelajaran.html.[Diakses:
24 Januari 2015]
https://www.academia.edu/7239633/HASIL_BELAJAR_DAN_TUJUANPEMBELAJARAN
[Diakses:
24 Januari 2015]
No comments:
Post a Comment