Thursday, 5 March 2015

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN - KOMPONEN, ASAS, PRINSIP DAN TUJUAN PEMBELAJARAN



BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KOMPONEN, ASAS, PRINSIP DAN TUJUAN PEMBELAJARAN




KELOMPOK:
EGON
WINDA OKTORI
FENTY LESTARI
SELLA LUSIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
            Istilah belajar sebenamya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini,hampir semua orang mengenal istilah belajar. Namun apa sebenamya belajar itu, rasanyamasing-masing orang mempunyai tangkapan yang tidak sama.Sejak manusia ada, sebenamya ia telah melaksanan aktivitas belajar. Oleh sebab itu,kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa aktivitas itu telah ada sejak adanya manusia.Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar ? Jawabannya adalah karena belajar itu salahsatu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk  belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenamya di dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar.Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia. Hampir di sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan “ritual-ritual” belajar.
            Apa sebenamya belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan. Belajar mempunyai sejumlah ciri yang tak dapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua kegiatan yang meskipun mirip belajar dapat disebut dengan belajar.Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting / vital.Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermaksan bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingandan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.
Hakikat Makna, Asas, Prinsip dan Tujuan Pembelajaran
B.                 Rumusan Masalah
a.              Apakah yang dimaksud dengan belajar ?
b.             Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran ?
c.              Apa saja komponen-komponen pembelajaran ?
d.             Apa saja asas-asas dari pembelajaran ?
e.              Bagaimana prinsip dari pembelajaran ?
f.              Apa tujuan dari pembelajaran ?


C.                Tujuan Masalah
a.              Mengetahui defenisi belajar belajar
b.             Mengetahui defenisi pembelajaran
c.              Apa saja komponen-komponen pembelajaran
d.             Mengetahui asas-asas dari pembelajaran
e.              Mengetahui prinsip dari pembelajaran
f.              Mengetahui tujuan dari pembelajaran



















BAB II
PEMBAHASAN

A.                Defenisi Belajar
            Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam materi pembelajaran, sebaiknya mengetahui lebih dulu tentang hakikat belajar Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa defenisi.
a)         Hilgard dan Bower (1975) mengemukakan, “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang”.
b)        Gagne(1977)  mengemukakan “ belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebeum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.
c)         Morgan (1978) mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
d)        Witherington  mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan,sikap,kebiasaan,kepandaian atau suatu pengetian”.
                        Dari defenisi-defenisi yang telah dikemukakan diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu :
a)         Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
b)        Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman
c)         Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap
d)        Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.


B.                 Defenisi Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Menurut pendapat gagne (1981), pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Defenisi lain, pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri  peserta didik.
Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Depdiknas, 2003:7). Oleh karena itu ada lima jenis interaksi yang dapat berlansung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu:
1.      Interaksi antara pendidik dengan peserta didik
2.      Interaksi antar sesama peserta didik atau antar sejawat
3.      Interksi peserta didik dengan narasumber
4.      Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan
5.      Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam
(Miarso, 2008:3)

Secara implisit di dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan cara mengorganisasikan isi pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran dan mengelola pembelajaran (Sutikno, 2007:50). Sedangkan Lidgren (1976) menyebutkan bahwa fokus sistem pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu peserta didik, proses belajar, dan situasi belajar.







C.    Komponen-Komponen Pembelajaran
1.      Tujuan
Secara eksplisit tujuan pembelajaran yang diupayakan adalah instructional effect, biasanya berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimaksudkan untuk mempermudah dalam menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat diharapkan setelah PBM (Proses Belajar Mengajar) akan memeperoleh hasil belajar dan dampak pengiring berupa kesadaran akan sifat, pengetahuan, tenggang rasa, kecermatan dalam bahasa, dsb.
2.      Subyek Belajar
Merupakan komponen utama, karena berperan sebagai subyek dan obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan PBM. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar.
3.      Materi pelajaran
Merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan member warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran dalam system pembelajaran disusun dalam silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan buku sumber.
4.      Strategi Pembelajaran
Adalah pola umum untuk mewujudkan proses pembelajaran yang diykini efektivitsnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk menentukan dalam strategi pemblajaran yang tepat, pendidik harus mempertimbangkan tujuan, karakteristik peserta didik, materi pelajaran supaya berfungsi secara maksimal.
5.      Media Pembelajaran
Alat/wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajarn untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Berfungsi untuk meningkatkan peranan strategi pembelajran yang merupakan komponen pendukung dalam strategi pembelajran disamping komponen metode.
6.      Penunjang
Berupa fsilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya. Berfungsi untuk memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadanya proses pembelajaran


D.                Asas Pembelajaran
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UUR 1 No. 2 Tahun 1089, Bab 1, Pasal 1). Ada empat belas asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar  untuk  pengembangan program pembelajaran inovatif. Keempat belas asas tersebut adalah:

1.      Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak:
a.       Non-diskriminasi,
b.      Kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child),
c.       Hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop),
d.      Hak atas perlindungan (right to protection),
e.       Penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
2.      Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa.
3.      Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
4.      Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
5.      Untuk mempelajari sesuatu yang baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
6.      Aktivitas pembelajaran sendiri pada diri siswa bercirikan:
a.       Yang saya dengar, saya lupa;
b.      Yang saya dengar dan saya lihat, saya sedikit ingat;
c.       Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami;
d.      Yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan,saya dapat pengetahuan dan keterampilan; dan
e.       Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
7.      John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal:
a.       Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri,
b.      Memberikan contoh,
c.       Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi,
d.      Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain,
e.       Menggunakan dengan beragam cara,
f.       Memprediksi sejumlah konsekuensinya,
g.      Menyebutkan lawan atau kebalikannya.
8.      Ada sembilan konteks yang melingkupi siswa dalam belajar, yaitu:
a.       Tujuan,
b.      Isi materi,
c.       Sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan),
d.      Target siswa (siapa yang akan belajar)
e.       Guru,
f.       Strategi pembelajaran,
g.      Hasil (bagaimana hasil pembelajaran akan diukur),
h.      Kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan),
i.        Lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa belajar).
9.      Kata kunci pembelajaran agar bermakna, yaitu:
a.       Real-world learning,
b.      Mengutamakan pengalaman nyata,
c.       Berfikir tingkat tinggi,
d.      Berpusat pada siswa,
e.       Siswa aktif, kritis, dan kreatif,
f.       Pengetahuan bermakna dalam kehidupan,
g.      Dekat dengan kehidupan nyata,
h.      Perubahan perilaku,
i.        Siswa praktik, bukan menghafal,
j.        Learning, bukan teaching,
k.      Pendidikan bukan pengajaran,
l.        Pembentukan manusia,
m.    Memecahkan masalah,
n.      Siswa acting, guru mengarahkan,
o.      Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
10.  Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat.
11.  Otak tidak sekedar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tantang hal yang dibahas.
12.  Otak kita perlu mngeitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang  telah kita ketahui den dengan cara kita berfikir.
13.  Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual, kinestetik).
14.  Resiproritas  (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan mau bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.
E.                 Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individu.
1.      Perhatian dan Motivasi
Perhatian memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk memperlajarinya. Motivasi adlah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi dibedakan menjadi dua:
a.       Motif Intrinsik.
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b.      Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta. Contohnya siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
2.      Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri. Guruh sekedar pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan tranformasi.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu didapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar,menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khazanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
3.      Keterlibatan Langsung/Pengalaman
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4.      Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamat, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Pada teori psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan karena oleh stimulus yang dikondisikan, misalnya siswa berbaris masuk kelas, mobil berhenti saat lampu merah. Teori-teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan berbeda.
5.      Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa sisw adalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu dapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullh motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
6.      Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F Skinner. Kalau pada toeri conditioning yang diberikan kondisi adalah stimulus, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya Thorndike. Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai baik dalam ulangan. Nilai baik ini dapat menjadi pendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Namun ketika anak mendapat nilai jelek, ini juga bisa menjadi pendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut panguatan negatif atau escape conditioning.
7.      Perbedaan individu
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem belajar klasikal yang dilakukan sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individu dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
a.       Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi
b.      Penggunaan metode instruksional
c.       Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang
d.      Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa
Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka selama proses pembelajan berlangsung. Dari berbagai prinsip pembelajaran yang dijabarkan masih terdapat beberapa prinsip pembelajaran dari berbagai teori belajar, seperti:
Prinsip-prinsip dasar pembelajaran menurut teori behaviorisme adalah:
a.       Menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku
b.      Mengguanakan prinsip penguatan, yaitu untuk mengidentifikasi aspek diperlukan dalam pembelajaran dan untuk mengarahakan kondisi agar peserta didik dapat mencapai peningkatan yang diharapkahn dalam tujuan pembelajaran
c.       Mengidentifikasi karakteristik peserta didik, untuk menetapkan pencapaian tujuan pembelajaran
d.      Lebih menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajarannya

Prinsip-prinsip dasar pembelajaran menurut teori kognitifisme adalah:
a.       Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan
b.      Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran
c.       Menekankan pada pembentukan pola pikir peserta didik
d.      Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi tersebut dalam ingatannya
e.       Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai proses aktif di dalam ingatannya
f.       Menerapkan reward dan punishmen
g.      Hasil belajar tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan guru, tetapi juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.

Prinsip-prinsip dasar pembelajaran menurut teori konsruksivisme:
a.       Membangun interprestasi peserta didik berdasarkan pengalaman belajar
b.      Menjadikan pembelajaran sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan tidak hanya sebagai proses komunikasi pengetahuan
c.       Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memcahkan masalah
d.      Pembelajaran bertujuan pada proses pembelajaran itu sendiri, bukan pada hasil pembelajaran
e.       Pembelajaran berpusat pada peserta didik
f.       Mendorong peserta didik dalam mencapai tingkat berfikir yang lebih tinggi

F.                 TUJUAN PEMBELAJARAN
            Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas  hampir  di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
            Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.  Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .
            Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa: (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.  Yang menarik untuk digarisbawahi  yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
            Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara  lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
            Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.                     Kesimpulan
·           Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat
·           pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik
·           Komponen-komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, subyek pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran
·           Ada empat belas asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar  untuk  pengembangan program pembelajaran inovatif
·           Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individu
·           tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran

B.                     Saran
          Diharapkan setiap pendidik dalam mengajar dan mendidik peserta didik mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal




















DAFTAR PUSTAKA


Wiyono, Ketang dan Abidin Pasaribu. 2014. Modul Belajar dan Pembelajaran .Pendidikan          Fisika 2013

Purwanto, M.Ngalim.1988.Psikologi Pendidikan.Bandung : CV Remadja Karya

Hamalik, Oemar.2009.Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensindo

http://plsbersinergi.blogspot.com/2013/08/makalah-hakikat-pembelajaran.html.[Diakses: 24            Januari 2015]

https://www.academia.edu/7239633/HASIL_BELAJAR_DAN_TUJUANPEMBELAJARAN
            [Diakses: 24 Januari 2015]

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...