MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
BAKAT KHUSUS
PROGRAM STUDI
FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Merupakan kenyataan yang berlaku
dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara
lain dalam intelegensi, bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan
perilaku social. Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan
dibandingkan dengan orang lain. Dalam bidang tertentu ia mungkin menunjukkan
keunggulannya dibandingkan dengan orang lan.
Tidak dapat dipungkiri pula bahwa
ada perbedaan antara individu satu dengan yang lain dalam tingkat kemampuan
atau prestasi mereka dalam bidang music, seni, mekanik, pidato, kepemimpinan,
dan olahraga, serta bidang-bidang lain. Sejauh mana perbedaan-perbedaan itu
dibawa sejak lahir atau hasil dari latihan atau pengalaman, akan merupakan
topic yang menarik dan sangat penting.
Program pendidikan hendaknya
dirancang tidak hanya memperhatikan kemampuan untuk belajar tetapi juga perlu
mempertimbangkan kecakapan khusus atau bakat yang dimiliki siswa.
B.
Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian dari
bakat khusus?
·
Apa saja jenis-jenis
bakat khusus?
·
Bagaimana kaitan antara
bakat dan prestasi ?
·
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus?
·
Bagaimana perbedaan
individu dalam bakat khusus?
·
Apa saja upaya
pengembangan bakat khusus remaja dan implikasi-implikasi dalam penyelenggaraan pendidikan?
C.
Tujuan
·
Untuk memahami
pengertian dari bakat khusus
·
Untuk memahaim jenis-jenis bakat khusus
·
Untuk mengetahui kaitan antara bakat dan prestasi
·
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
bakat khusus
·
Untuk mengetahui perbedaan
individu dalam bakat khusus
·
Untuk mengetahui upaya
pengembangan bakat khusus remaja dan implikasi-implikasi dalam penyelenggaraan
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bakat
Apakah bakat khusus itu ? untuk menjawab
pertanyaan ini telah muncul bermacam-macam pendapat yang satu sama lain
mempunyai perbedaan-perbedaan. Menurut Willian B. Michael (Sumadi Suryabrata,
1991: 168) bakat diartikan sebagai berikut:
“An aptitude may be defined as a person’s
capacity, or nypothetical potential, for acquisition of a certain more or less
well defined pattern or behavior involved in the performance of a task respect
to which the individual has llad little or no previous training”.
Michael meninjau bakat itu terutama dari
segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas tidak tergantung pada
latihan sebelumnya.
Selanjutnya
Bingham memberikan definisi bakat sebagai berikut:
“an
aptitude…as a condition or set characteristics regarded as symptomatic of an
individual’s ability to acquire with training some (usually specified)
knowledge, skill, or set of responses such as the ability to speak a language,
to produce music, … etc. (Sumadi Suryabrata,
1991: 168-169).
Dari definisi itu, Bingham menitikberatkan
pada kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan
individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon kemampuan berbahasa,
music, dan sebagainya.
Guilford (Sumadi S., 1991: 169)
mengemukakan bahwa bakat itu mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu:
a. Dimensi
perceptual
Dimensi
perceptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan ini meliputi
factor-faktor anatar lain:
a) Kepekaan
indra;
b) Perhatian;
c) Orientasi
waktu;
d) Luasnya
daerah persepsi;
e) Kecepatan
persepsi, dan sebagaimya.
b. Dimensi
psikomotor
Dimensi psikomotor
ini mencakup enam factor, yaitu factor:
a) Kekuatan;
b) Impuls;
c) Kecepatan
gerak;
d) Ketelitian,
yang terdiri atas dua macam, yaitu:
(1) Factor
kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi,
(2) Factor
ketepatan dinamis, yang menitikberatkan pada gerakan,
e) Koordinasi;
dan
f) Keluwesan
(flexibility).
c. Dimensi
intelektual
Dimensi inilah
yang umumnya mendapat sorotan luas, karena memang dimensi inilah yang mempunyai
implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi lima factor, yaitu:
a) Factor
ingatan, yang mencakup factor ingatan yaitu mengenai:
(1) Substansi,
(2) Relasi,
dan
(3) Sistem.
b) Factor
ingatan, mengenai pengenalan terhadap:
(1) Keseluruhan
informasi,
(2) Golongan
(kelas),
(3) Hubungan-hubungan,
(4) Bentuk
dan struktur, dan
(5) Kesimpulan.
c) Factor
evaluative, yang meliputi evaluasi mengenai:
(1) Identitas,
(2) Relasi-relasi,
(3) Sistem,
dan
(4) Penting
tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
d) Factor
berpikir konvergen, yang meliputi factor untuk menghasilkan:
(1) Nama-nama,
(2) Hubungan-hubungan,
(3) Sistem-sistem,
(4) Transformasi,
dan
(5) Implikasi-implikasi
yang unik.
e) Factor
berpikir divergen, yang meliputi factor:
(1) Untuk
menghasilkan unit-unit, seperti: word
fluency, ideational fluency,
(2) Untuk
pengalihan kelas-kelas secara spontan,
(3) kelancaraan
dalam menghasilkan hubungan-hubungan,
(4) untuk
menghasilkan sistem, seperti: expressional
fluency,
(5) untuk
transformasi divergen, dan
(6) untuk
menyususn bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
Jadi, apakah sebetulnya yang dimaksudkan
dengan istlah “bakat” (aptitude)? Apakah bedanya dengan “kemampuan” (ablity),
dan dengan “kapasitas” (capacity), serta “insting”?
Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan
bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan
atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan
dapat dlaksanakan sekarang, sedangkan “bakat” memerukan latihan dan pendidikan
agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Kapasitas sering
digunakan sebagai sinonim untuk “kemampuan” dan biasanya diartikan sebagai
kemampuan yang dapat dikembangkan sepenuhnya dimasa mendatang apabila latihan
dilakukan secara optimal. Dalam praktek, kapasitas sesesorang jarang tercapai. Insting umumnya terdapat pada hewan, di
mana dengan insting itu hewan dapat melakukan sesuatu tanpa latihan sebelumnya.
Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersfat umum (misalnya bakat
intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut
juga talent. (Conny Semiawan, dkk.,
1987:2).
Pengertian
bakat khusus atau talent di sini dimaksudkan seseorang yang mempunyai kemampuan
bawaan untuk bidang tertentu, misalnya bakat menggambar, sebagaimana di
kemukakan oleh Webster (1957:1486), sebagai berikut:
“talent implies a native ability for a
specific pursuit and connotes other that it is or can be cultivated by the one
possessing it (a talent for drawing).
B.
Jenis-Jenis
Bakat Khusus
Pemberian
nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas bidang apa
bakat tersebut berfungsi. Macam bakat
akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan di mana seseorang individu hidup
dan dibesarkan. Mungkin penamaan itu bersangkutan dengan bidang studi, mungkin
pula dalam bidang kerja . Conny Semiawan dan Utami
Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih
berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang,
1.
Bakat akademik khusus
Bakat akademik khusus misalnya
bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numerik), Logika bahasa, dan sejenisnya
2.
Bakat kreatif – produktif
Bakat khusus dalam bidang kreatif
– produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru misalnya
menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan
lainnya.
3.
Bakat seni
Bakat khusus dalam bidang seni,
misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi, menciptakan lagu hanya
dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah dala m waktu singkat
dan sejenisnya.
4.
Bakat kinestetik / psikomotorik,
Bakat khusus kinestetik /
psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan
keterampilan tekink
5.
Bakat sosial
Bakat khusus dalam bidang social
misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir berkomunikasi, dan sangat
mahir dalam kepemimpinan.
C. Kaitan antara Bakat dan Prestasi
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan
adalah prestasi (Utami Munandar 1992), karena bakat dan kemampuan sangat
menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika diprediksi
mampu mencapai prestsi yang menonjol dalam bidang matematika. Prestasi yang
menonjol merupakan cerminan dari bakat khusus. Bakat khusus yang memperoleh
kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas
dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisai dalam bentuk prestasi unggul.
Bakat memang sangat menentukan prestasi
seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud menghasilkan suatu prestasi,
masih banyak variabel yang menentukan. Conny semiawan (1987) dan Utami munandar
(1992) menegaskan bahwa berbeda dengan kemampuan yang menunjukkan pada suatu
kinerja (perfonmance) yang dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi masih
memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja dapat dilakuakan pada masa
yang akan datang.
D.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus
Sebab atau factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus
atau seseorang tidak dapat mewujudkan bakat-bakatnya secara optimal, dengan
kata lain prestasinya di bawah potensinya dapat terletak pada anak itu sendiri
(internal) dan lingkungan (eksternal). Faktor –
faktor internal tersebut adalah :
1.
Minat
2.
Motif Berprestas
3.
Keberanian mengambil resiko
4.
Keuletan dalam menghadapi tantangan
5.
kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan
Adapun faktor eksternal atau faktor-faktor
yang berasal dari lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
2.
Sarana dan Prasarana
3.
Dukungan dan dorongan dari orang tua / keluarga
4.
Lingkungan tempat tinggal
5.
Pola asuh orang tua
E. Perbedaan Individu
dalam Bakat Khusus
Setiap anak mempunyai bakat-bakat tertentu,
hanya berbeda dalam jenis dan derajatnya. Yang dimaksud dengan anak berbakat
ialah mereka yang mempunyai bakat-bakat dalam derajat tinggi dan bakat-bakat
yang unggul. Ada anak yang berbakat intelektual umum, biasanya mereka mempunyai
taraf intelegensi yang tinggi dan menunjukkan prestasi sekolah yang menonjol.
Adapula yang mempunyai bakat akademis khusus, misalnya dalam bidang matematika
atau dalam bahasa, sedangkan dalam mata pelajaran lainnya belum tentu menonjol.
Ada anak yang intelegensinya mungkin tidak terlalu tinggi tetapi unggul dalam
kemampuan berpikir kreatif-produktif. Ada pula anak yang bakatnya dalam bidang
olah raga, atau dalam salah satu bidang seni seperti melukis atau music. Ada
anak yang di sekolah tidak termasuk siswa yang pandai, tetapi menonjol dalam
keterampilan teknik.
Kita juga mengenal anak-anak yang oleh
teman-temannya atau oleh guru selalu dipilih menjadi pemimpin, karena mereka berbakat
dalam bidang psikososial. Jelaslah, bahwa masalah bakat dapat meliputi
macam-macam bidang, termasuk misalnya bakat music atau melukis dan lain-lain
sifatnya non-intelektual.
F.
Upaya
Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasi-Implikasi dalam Penyelenggaraan
Pendidikan
Bakat anak dapat dikenali dengan observasi
terhadap apa yang selalu dikerjakan anak, kesungguhan bakat anak bermanfaat
bagi orang tua agar mereka dapat memenuhi dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anak. Dengan mengenal ciri-ciri anak berbakat, orang tua dapat menyediakan
lingkungan pendidikan yang sesuai dengan bakat anak. Mereka dapat membantu anak
memahami dirinya agar tidak melihat bakat sebagai suatu beban tetapi sebagai
suatu anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan. Manfaat lain dari
kemampuan orang tua untuk mengenal bakat anak ialah agar orang tua dapat
membantu sekolah dalam prosedur pemanduan anak berabakat, dengan memberikan
informasi yang di butuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan anak mereka.
Sekolah mengirim daftar/ciri-ciri perilaku
kepada orang tua dengan penjelasan bahwa sekolah perlu mengetahui sifat-sifat
siswa agar dapat merencanakan pengalaman pendidikan yang sesuai bagianya.
Sebaagia contoh, orang tua diminta memberi kerterangan tentang butir-butir berikut
ini:
·
hobi dan minat-minat
anak yang khusus
·
jenis buku yang
disenangi,
·
masalah dan kebutuhan
khusus,
·
prestasi unggul yang
pernah di capai,
·
pengalaman-pengalaman
khusus,
·
kegiatan kelompok yang
di senangi,
·
kegiatan mandiri yang
di senangi,
·
sikap anak terhadap
sekolah/guru, dan
·
cita-cita untuk masa
depan.
Adapun kondsi-kondisi lingkungan yang
bersifat memupuk bakat anak adalah kemamapuan psikologis dan kebebasan
psikologis. Anak akan merasa aman secara psikologis apabia:
a. pendidik
dapat menerimanya sebagai adanya , tanpa syarat dengan segala kekuatan dan
kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan
mampu.
b. Pendidik
mengusahakan suasana diman anak tidak merasa “dinilai” oleh orang lain. Memberi
penlaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga
menimbulkan kebutuhan akan pertahann diri.
c. Pendidkan
memberikan pengertian dalan arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan
perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut
pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya,
Anak akan merasakan kebebasan psikologis
apabila orang tua dan guru memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan
pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya. Kecuali itu pendidikan hendaknya
berfugsi mengembangkan bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulan
pengetahuan yang bersifat skolastik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Pengertian bakat khusus
atau talent adalah seseorang yang mempunyai kemampuan bawaan untuk bidang
tertentu
·
Jenis-jenis bakat
diantaranya: 1)Bakat akademik khusus; (2)Bakat kreatif –
produktif; (3)Bakat seni; (4) Bakat kinestetik / psikomotorik, (5)Bakat sosial
·
Perwujudan nyata dari
bakat dan kemampuan adalah prestasi
·
Sebab atau factor yang
mempengaruhi perkembangan bakat khusus atau seseorang tidak dapat mewujudkan
bakat-bakatnya secara optimal, dengan kata lain prestasinya di bawah potensinya
dapat terletak pada anak itu sendiri (internal) dan lingkungan (eksternal).
·
Dalam aspek bakat khusus,
setiap individu memiliki bakat khususnya masing-masing secara berbeda.
Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada
kualitasnya
·
Agar dapat mewujudkan
bakat khususnya secara optimal peserta didik memerlukan progam pendidikan khusus
sesuai dengan bakatnya yang biasa dikenal dengan istilah pendidikan
berdiferensi
B.
Saran
Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan
maksimal agar anak bisa berprestasi dalam segala bidang sesuai dengan bakat
yang dimilikinya. Diharapkan orang tua dan pendidik jeli dalam melihat bakat
khusus yang dimiliki oleh anak mereka, serta mereka mendukung secara optimal
pengembangan bakat khusus tersebut, dengan memberikan sarana dan prasarana yang
memadai untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar,Utami. 192. Menguatkan Bakat Anak. Tersedia: http:// books.google.co.id [Diakses: 20 Februari 2015]
Semiawan, Conny. 1987. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.
Tersedia: http:// books.google.co.id
[Diakses: 20 Februari 2015]
Sumadi, Suryabrata. 1991. Hubungan antara
intelegensi non verbal dan prestasi belajar. Sumber : e-book [Diakses 20 Februari 2015)
Sunarto dan Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Rineka Cipta
No comments:
Post a Comment