Thursday 12 February 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I - Mikroskop (C4)


LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

I.      Identitas Praktikan

Nama                 : Muhammad Haris

NIM                   : 09071001022
Fakultas             : Ilmu Komputer
Jurusan              : Sistem Komputer
Kelompok                   : V

II.      Judul Percobaan : Mikroskop (C4)

III.      Tujuan Percobaan

1.     Mampu menera mikroskop dengan bermacam-macam kombinasi objektif.
2.     Mampu melakukan pengukuran benda atau partikel berukuran kecil.

IV.      Alat dan Bahan

1.     Mikroskop yang dilengkapi dengan tiga ukuran lensa objektif, lensa okuler dan cakram mikroskop.
       Fungsi         :
·        Sebagai alat utama dalam percobaan.
·        Mengamati benda-benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

2.     Kaca Objektif
Fungsi         :
sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati.

3.     Kaca Preparat
          Fungsi         :
       sebagai penutup objek yang akan diamati.

4.      Preparat
     Fungsi         :
     sebagai objek yang akan diamati.

V.      Dasar Teori

Apabila dibuka objektif A diletakkan suatu benda atau partikel yang ukurannya diketahui maka pada okuler B dapat dilihat bayangan benda itu. Besar          bayangan dapat diukur dengan melihat besarnya lensa okuler dan objektif, dimana    benda yang akan diperbesar ukurannya dilihat pada cakram objektif yang besarnya adalah X. Perbesaran mikroskop dengan kombinasi objektif A dengan okuler B dinyatakan dengan persamaan :
     P = X. ( A . B )
          Dimana :

          A = lensa objektif

          B = lensa okuler

          X = besarnya cakram objektif

          P = perbesaran bayangan

Mikroskop adalah alat untuk mengamati benda-benda renik mikroskop terdiri dari           dua lensa konvergen (-).
·        Lensa objektif membentuk bayangan pertama yang nyata, diperbesar di belakang dan merupakan benda bagi lensa okuler.
·        Lensa okuler membuat bayangan akhir yang maya di depan okuler dengan jarak jangkau titik dengan titik jauh mata.

Mikroskop dapat dibedakan menjadi :
a.     Mikroskop majemuk
b.     Mikroskop ultra
c.      Mikroskop elektron
d.     Mikroskop Majemuk
Dalam prinsipnya mikroskop majemuk terdiri atas (kanta) objektor dan (kanta) okuler yang kedua kanta positif dan majemuk. Bayangan benda yang terjadi oleh objektif ditinjau dengan elektron sebanyak lup atau diproyeksikan pada tabir atau film dengan lup.
          Perbesaran objektif oleh lensa objektif :

          P = t’/t =F/F

          Perbesaran okuler adalah :

          P = 25/F

          Perbesaran mikroskop adalah :

          P = P x P

          =  25 . ∆

       F.F

Dimana : ∆ = Jarak fokus kedua objektif sampai fokus pertama okuler yang     dinamakan panjang tabung optik.

Mikroskop dilengkapi dengan lampu, cermin, dan kondensator untuk      memusatkan cahaya pada benda. Kondensator dapat berupa kanta atau cermin. Perbesaran yang besar saja tidak cukup untuk mikroskop majemuk akan tetapi diperlukan juga jarak pisah dengan rumus :

                   l   = n .sin u .A
d        λ       λ
dimana :
A = angka tiap = NA = Numerial Aparture = riak gelombang dalam hampa
N = angka bias zat inarsi antara benda dan objektif
λ = riak gelombang dalam zat inarsi
u = setengah sudut puncak kerucut cahaya masuk mikroskop
         


b.   Mikroskop Ultra
Mikroskop ultra ditemukan oleh Ziendentoph dan Zsiqmondv pada         tahun 1903. alat ini didasarkan efek Tyndall yaitu hamburan cahaya ke samping oleh butir koloid. Dalam suatu berkas sinar yang masuk ke dalam kamar yang gelap akan terlihat debu-debu yang bertebaran. Ziendantoph davnb Zsiqmondv memusatkan sinar dengan kondensator kanta pada larutan koloid dari samping sehingga sinar penerang yidak dapat masuk ke dalam mikroskop dan butir-butir koloid terlihat sebagi titik-titik terang dalam larutan yang gelap. Bayangan yang sebenarnya sebagai titik tetapi hanya bayangan difraksinya saja.

c.      Mikroskop Elektron
Untuk melihat benda-benda yang lebih kecil perlu direaksikan sinar yang lebih kecil. Sinar X yang mempunyai panjang gelombang yaitu 0,1 nm kebawah namun sukar dibuatkan kanta bagi sinar sinar X yang angka biasnya negatif. Untuk itu yang dapat dipakai untuk sebuah mikroskop elektron karena dapat dipusatkan dengan kanta medan magnet atau medan listrik dibandingkan dengan mikroskop cahaya,  mikroskop elektron mempunyai persamaan dan perbedaan .
Pada mikroskop cahaya dipakai sinar dari lampu dan pada mikroskop elektron dipakai sinar elektron dari bedil elektron yang terdiri dari katoda pijar k dan anoda berlubang A. Pada kedua jenis mikroskop kondensor merupakan pemusatan sinar pada benda B. Objektif membentuk bayangan nyata diperbesar dari B dan diperbesar oleh okuler dan diproyeksikan pada tabir.
Kanta pada mikroskop elektron adalah kanta magnet yaitu kumparan arus dalam bungkusan bahan feromagnet yang bercelah. Mikroskop elektron lebih rumit daripada mikroskop elektron cahaya yaitu diperlukannya beda potensial dan hampa yang tinggi karena sinar elektron tidak boleh menabrak molekul udara. Benda diletakkan pada selaput tipis polodeon atau formuar yang dapat ditembus sinar elektron.
Lensa merupakan benda beniry yang dibatasi oleh dua permukaannya merupakan bidang lengkung. Lensa tipis adalah lensa yang ketebalannya dapat diabaikan.
Lensa terdiri atas dua jenis :
I.                   Lensa cembung (konveks)
II.                Lensa cekung (konkaf)
Lensa cembung memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian terpinya. Lensa ini bersifat mengumpulkan sinar sehingga disebut juga lensa konvergen. Sedangkan lensa cekung memiliki bagian tengah yang lebih tipis daripada bagian tepinya. Karena lensa ini bersifat memencarkan cahaya maka disebut lensa divergen.Permukaan yang membatasi lensa tidak selalu merupakan pasangan-pasangan yang cetengkup, namun bidang-bidang lengkupnya selalu merupakan bagian dari lingkaran.Perbesaran anguler sebuah lup, ternyata memiliki batas maksimum. Jika f (fokus) diperkecil terus-menerus untuk memperoleh perbesaran anguler yang lebih besar, akan terjadi cacat bayangan sehingga bayangan menjadi kabur. Bayangan hanya hanya tampak jelas apabila perbesaran anguler tidak lebih dari 20 kali. Padahal untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil seringkali diperlukan perbesaran yang tinggi hingga ratusan kali. Untuk itulah diperlukan mikroskop.
Bayangan akhir yang dibentuk mikroskop pada umumnya bersifat :
·                                    Diperbesar
·                                    Maya
·                                    Terbalik
Ciri-ciri mikroskop adalah :
1.                 Memiliki dua buah lensa positif, yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
2.                 Lensa objektif terletak dekat objek dan lensa okuler terletak dekat mata
3.                 Jarak fokus objektif lebih kecil daripada jarak fokus okuler
Benda yang akan diamati diletakkan diruang dua buah dan lensa objektif

VI.      Prosedur Percobaan

1.         Pasanglah mikroskop dengan kombinasi okuler A (10x) dan objektif (3,2x).
2.         Tempatkan benda/preparat diatas kaca objektif jika bias tutup dengan kaca preparat. Kemudian letakkan kaca objektif diatas meja objektif.
3.         Letakkan plat kaca dimuka objektif sebagai tempat benda yang akan diperbesar ukuran bayangannya.
4.         Lakukan percobaan beberapa kali.
5.         Ulangi dengan menggunakan kombinasi lensa objektif (10 kali dan 40 kali) dengan menggunakan lensa yang sama.

VII.      Data Hasil Percobaan

Okuler
Objektif

XA

XB
X
TA
TB
T
P
10x
3,2x
1. 87,4
2. 87,3
91,8
91,9
4,4
4,6
87,4
87,3
87,3
87,4
0,1
0,1
140,8
147,2
10x
10x
1.89,9
2.88,9
90,4
90,3
0,5
1,4
89,9
88,9
88,8
88,8
1,1
0,1
16
44,8
10x
40x
1.    89,3
2.    89,4
89,7
89,7
0,4
0,3
89,3
89,4
89,2
89,1
0,1
0,3
160
120

VIII.      Pengolahan Data

I. okuler 10x, objektif 3,2x
XA

NO

XA
│XA-XA│
1.
2.
87,4
87,3
0,05
0,05
174,7
0,1






XA    =       ∑XA/n       
=       174,7/2
=       87,35
     ∆XA    =
│XA-XA│/n
=   0,05

Nilai Terbaik   =       XA +∆XA
=       87,35 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       +∆XA
=       +0,05

Kesalahan Relatif      =       ∆XA/XA X 100%
=       0,05/87,35 x 100%
=       0,06%


XB


NO

XB
│XB-XB│
1.
2.
91,8
91,9
0,05
0,05
183,7
0,1
  





XB    =       ∑XB/n
=       183,7/2
=       91,85

∆XB =
│XB-XB│/n
=0,05

Nilai Terbaik   =       XB +∆XB
=       91,85 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       +∆XB
=       +0,05

Kesalahan Relatif      =       ∆XB/XB X 100%
=       0,05/91,85 x 100%
=       0,05%

    


TA

NO

TA
│TA-TA│
1.
2.
87,4
87,3
0,05
0,05
174,7
0,1






TA    =       ∑TA/n
=       174,7/2
=       87,35

∆TA       =
│TA-TA│/n
=       0,05

Nilai Terbaik   =       TA +∆TA
                        =       87,35 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       +∆TA
=       +0,05

Kesalahan Relatif      =       ∆TA/TA X 100%
=       0,05/87,35 x 100%
=       0,06%



          TB

NO

TB
│TB-TB│
1.
2.
87,3
87,4
0,05
0,05
174,7
0,1






TB     =       ∑TB/n
=       174,7/2
=       87,35
∆TB       =
│TB-TB│/n
=       0,05

Nilai Terbaik   =       TB+∆TB
=       87,35 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       +∆TB
=       +0,05

Kesalahan Relatif      =       ∆TB/TB X 100%
=       0,05/87,35 x 100%
=       0,06%




II. okuler 10x, objektif 10x
XA

NO

XA
│XA-XA│
1.
2.
89,9
88,9
0,5
0,5
178,8
1






XA    =       ∑XA/n
=       178,8/2
=       89,4

∆XA      =
│XA-XA│/n
=       0,5

Nilai Terbaik   =       XA + ∆XA
                        =       89,4+ 0,5

Kesalahan Absolut    =       +∆XA
=       +0,5

Kesalahan Relatif      =       ∆XA/XA X 100%
=       0,5/89,4 x 100%
=       0,55%


XB

NO

XB
│XB-XB│
1.
2.
90,4
90,3
0,05
0,05
180,7
0,1






XB    =       ∑XB/n
=       180,7/2
=       90,35

∆XB  =
│XB-XB│/n
=       0,05

Nilai Terbaik   =       XB +∆XB
=       90,35 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       +∆XB
=       +0,05

Kesalahan Relatif      =       ∆XB/XB X 100%
=       0,05/90,35 x 100%
=       0,05%



TA

NO

TA
│TA-TA│
1.
2.
89,9
88,9
0,5
0,5
178,8
1






TA    =       ∑TA/n
=       178,8/2
=       89,4

∆TA       =
│TA-TA│/n
=       0,5

Nilai Terbaik   =       TA +∆TA
                        =       89,4 + 0,5

Kesalahan Absolut    =       +∆TA
=       +0,5

Kesalahan Relatif      =       ∆TA/TA X 100%
=       0,5/89,4 x 100%
=       0,55%



TB

NO

TB
│TB-TB│
1.
2.
88,8
88.8
0
0
177,6
0






TB     =       ∑TB/n
=       177,6/2
=       88,8

∆TB       =
│TB-TB│/n
=       0

Nilai Terbaik   =       TB +∆TB
                        =       88,8 + 0

Kesalahan Absolut    =       +∆TB
=       +0

Kesalahan Relatif      =       ∆TB/TB X 100%
=       0/88,8 x 100%
=       0%



III.                                     okuler 10x, objektif 40x
XA

NO

XA
│XA-XA│
1.
2.
89,3
89,4
0,05
0,05
178,7
0,1






XA         =       ∑XA/n
=       178,7/2
=       89,35

∆XA      =
│XA-XA│/n
=       0,05

Nilai Terbaik   =       XA +∆XA
                        =       89,35 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       + ∆XA
=       +0,05

Kesalahan Relatif      =       ∆XA/XA X 100%
=       0,05/89,35 x 100%
=       0,05%


XB

NO

XB
│XB-XB│
1.
2.
89,7
89,7
0
0
179,4
0






XB         =       ∑XB/n
=       179,4/2
=       89,7

∆XB       =
│XB-XB│/n
=       0

Nilai Terbaik   =       XB +∆XB
              =       89,7 + 0

Kesalahan Absolut    =       +∆XB
                                  =       +0

Kesalahan Relatif      =       ∆XB/XBX 100%
                                  =       0/89,7 x 100%
                                  =       0%



TA   

NO

TA
│TA-TA│
1.
2.
89,3
89,4
0,05
0,05
178,7
0,1






TA         =       ∑TA/n       
=       178,7/2
=       89,35

∆TA       =
│TA-TA│/n
=       0,05

Nilai Terbaik   =       TA +∆TA
                        =       89,35 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       + ∆TA
=       +0,05

Kesalahan Relatif      =       ∆TA/TA X 100%
=       0,05/89,35 x 100%
=       0,05%



TB

NO

TB
│TB-TB│
1.
2.
89,2
89,1
0,05
0,05
178,3
0,1






TB         =       ∑TB/n
=       178,3/2
=       89,15

∆TB       =
│TB-TB│/n
=       0,05

Nilai Terbaik   =       TB + ∆TB
                        =       89,15 + 0,05

Kesalahan Absolut    =       +∆TB
=       +0,05

Kesalahan Relatif        =       ∆TB/TB X 100%
=       0,05/89,15x 100%
=       0,06%

IX.      Pertanyaan dan Jawaban

1.     Gambarkan bagaimana bentuk penampang benda atau preparat yang saudara amati?










 






2.     Jelaskan tahap-tahap di dalam mencari bayangan benda pada saat percobaan mikroskop?
a.     Nyalakan mikroskop dan atur intensitas cahaya sesuai kebutuhan.
b.     Atur kombinasi lensa okuler dengan perbesaran 10x dan objektif 3,2x.
c.      Letakkan preparat diatas kaca objektif dengan bantuan air supaya lengket dan tutup dengan kaca preparat.
d.     Letakkan diatas kaca objektif dan letakkan plot kaca dimuka objektif.
e.      Atur sakram mikroskop supaya benda yang diamati bis aterlihat jelas.
f.       Proses pengukuran benda dengan cara memutar kedepan atau kebelakang yang masing-masing untuk skala vertikal dan horizontal ke sebelah kiri mikroskop.
g.     Pengukuaran untuk yang tidak tepat dengan angka langsung misal 91,...untuk mencari nilai dibelakang koma maka garis skala horizontal yang lurus dihitung dari awal misalnya garis yang bertemu dengan angka 4 berarti 91,4. Lakukan dengan perbesaran objektif 10x dan 40x.

X.      Analisa Percobaan

Percobaan ini adalah percobaan Mikroskop (C4). Pada percobaan ini memiliki tujuan untuk menera mikroskop sekaligus dapat melakukan pengukuran benda-benda atau partikel yang berukuran kecil.
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa perbesaran benda tergantung pada kombinasi lensa yang digunakan dalam hal ini adalah lensa okulert dan lensa objektif yang digunakan. Lensa objektif adalah lensa yang dekat dengan objek, sedangkan lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata.
Semakin besar kombinasi lensa yang dipakai maka hasil dari perbesaran benda yang didapatkan akan semakin besar pula. Terdapat bermacam-macam kombinasi ukuran lensa misalnya lensa objektif 3,2x, 10x dan ada juga yang mencapai 40x. Besar bayangan yang dihasilkan dapat diukur dengan cara mengalikan kombinasi lensa okuler dengan kombinasi lensa objektif dan dengan besarnya cakram mikroskop, secara matematis dapat dituliskan :
                             P = X. ( A . B )
          Dimana :
          A = lensa objektif
          B = lensa okuler
          X = besarnya cakram objektif
       P = perbesaran bayangan





XI.      Kesimpulan

1.     Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda atau partikel yang berukuran kecil.

2.     Mikroskop terdiri dari 2 lensa :
a.                 Lensa objektif yaitu lensa yang dekat dengan objek.
b.                 Lensa okuler yaitu lensa yang dekat dengan mata.

3.     Bayangan akhir yang dibentuk mikroskop bersifat :
a.                 Maya
b.                 Terbalik
c.                  Diperbesar

4.     Semakin besar kombinasi ukuran lensa yang digunakan dalam hal ini lensa okuler dan lensa objektif yang digunakan, maka semakin besar pula bayangan yang dihasilkan.

5.     Untuk menghitung perbesaran bayangan digunakan rumus :
                   P = X. ( A . B )
                   Dimana :
                   A = lensa objektif
                   B = lensa okuler
                   X = besarnya cakram objektif
                 P = perbesaran bayangan



XII.      Sumber Kesalahan

1.     Kurang cermat dalam mencari posisi benda dengan tepat terhadap benda yang diamati
2.     Kurang teliti dalam pembulatan angka
3.     Kurang teliti dalam membaca skala
4.     Alat-alat praktikum yang sudah agak rusak atau bisa dikatakan kalibrasi kesalahan alat sudah besar.

XIII.      Daftar Pustaka

1 comment:

  1. bolavita, agen judi bola online, Judi bola, agen bola, bandar bola, casino online, agen casino, situs taruhan, judi online, agen bola terpercaya, judi bola online, Situs Judi Bola, taruhan bola, bola online

    bolavita merupakan Situs Judi bola online terpercaya di Indonesia. Bandar Bola resmi dan Agen Bola online dengan pasaran terlengkap dan pelayanan yang ramah selama 24 Jam

    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    ReplyDelete

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...