Aku tidak peduli siapa
membutuhkan siapa. Sebagai manusia pasti akan saling membutuhkan. Dan faktanya
di dunia ini, manusia hanya akan datang kepada orang-orang yang mereka
butuhkan. Dan otak manusia akan berfikir bagaimana bisa memanfaatkan orang lain.
Maka salah satu hasil dari pemikiran itu adalah: agar orang yang dibutuhkannya
bisa dia gunakan, maka harus menjalin hubungan dengan embel-embel Persahabatan.
Sungguh permainan
paradigma yang sangat bagus. Ternyata kata-kata itu cukup mampu untuk membuat
orang-orang bodoh yakin bahwa dia telah memiliki suatu ikatan yang berharga. Itu
saja tidak cukup, manusia berusaha mengikat lebih erat orang lain dengan
istilah “Sahabat Sejati”. Dan hampir seluruh manusia di bumi ini mempercayai
istilah bodoh seperti itu.
Mungkin kalian berfikir
ketika aku menulis ini, aku mungkin punya masalah dengan persahabatan. Atau
mungkin kalian berfikir aku tidak pernah punya sahabat. Tapi kalian salah. Aku telah
bertemu dan berkenalan dengan ribuan orang, dan banyak dari mereka yang berkata
kepadaku: “Kita adalah Sahabat Sejati”.
Aku dulu pernah
berfikir itu penting dan serius, ternyata itu salah. Namun sampai kemarin masih
mencoba untuk menyukai sesuatu yang menurutku tidak penting bagi kehidupanku.
Seharusnya kalau memang ada sahabat sejati, maka manusia tidak akan pernah
mengenal istilah kesepian. Tapi buktinya?
Di dunia ini ada
sekitar 6 miliar manusia, seharusnya tidak ada lagi manusia yang kesepian. Tapi
nyatanya masih banyak diantara kita yang merasa kesepian tanpa ada yang
mempedulikan.
Sekarang aku sudah
tidak mau lagi terbebani oleh kata persahabatan. Aku sudah tidak percaya lagi
dengan ikatan yang seperti itu dan aku benar-benar tidak pernah peduli. Aku
hanya ingin tahu apakah diriku masih memiliki arti dan dibutuhkan bagi orang
lain. Sangat mudah untuk mengetahuinya. Jika masih ada orang yang menganggapku
sebagai sahabat, itu artinya aku masih dibutuhkan. Karena sekali lagi, manusia
hanya akan datang kepada seseorang hanya saat dia membutuhkan orang terebut.
Kepada orang-orang yang
masih percaya akan Sahabat Sejati, yang kalian lakukan hanyalah mendramatisir
keadaan. Mungkin kalian terlalu banyak membaca dan mendengar kata-kata indah
tentang persahabatan, sehingga hati dan pikiran kalian masih terbelenggu. Padahal
itu tak lebih dari sebuah wacana. Di dunia ini banyak manusia yang berkata dan
berteori tentang sesuatu yang bahkan mereka sendiri tidak mempercayainya.
Sahabat itu hanya
mimpi-mimpi orang yang lemah. Karena itu jangan menjadi orang lemah yang hanya
memimpikan sahabat.
Penulis: EGON
Indralaya, 24 Agustus 2015.
No comments:
Post a Comment