Sunday 15 May 2016

LKM - PEMUAIAN ZAT PADAT



LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)
MATA PELAJARAN FISIKA SMA

DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA ANGKATAN 2014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2016


LKM: PEMUAIAN ZAT PADAT

       I.            Tujuan Percobaan                 
Menyelidiki pemuaian pada zat padat

    II.            Landasan Teori                     
Pemuaian zat padat dapat ditinjau dari pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume. Pemuaian zat padat terjadi karena benda padat tersebut mengalami perubahan suhu dari suhu rendah ke tinggi.  Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai dari benda padat tersebut.  Adapun jenis Pemuaian Pada Zat Padat ialah :
A.       Muai Panjang / Muai Linear Zat Padat
Muai panjang berbagai macam benda padat dapat diselidiki dengan alat Musschenbroek. Jika batang logam yang dipasang pada alat Musschenbroek dipanaskan maka batang logam akan bertambah panjang. Namun, pertambahan panjang batang logam yang satu dengan yang lain berbeda. Artinya, tingkat pemuaian logam-logam tersebut juga berbeda. Logam yang paling besar pemuaiannya akan mendorong jarum penunjuk hingga berputar paling jauh, sedangkan logam yang pemuaiannya paling kecil akan mendorong jarum penunjuk berputar paling dekat. Jika digunakan batang logam aluminium, baja, dan besi maka logam aluminium memuai paling besar, sedangkan besi adalah logam yang memuai paling kecil.
Alat Musschenbroek dapat menunjukkan
a)      pemuaian dan pertambahan panjang zat padat jika dipanaskan;
b)      pemuaian zat padat tergantung pada jenis zat padat itu;
c)      pemuaian zat padat sebanding dengan kenaikan suhunya.

B.       Muai Luas Zat Padat
Pemuaian dalam zat padat sebenarnya terjadi ke semua arah, yaitu memanjang, melebar, dan menebal. Namun, pengukuran pemuaian panjang pada benda padat sudah dianggap cukup memadai untuk mewakili pemuaian luas. Misalnya, menghitung pemuaian luas sebuah benda yang berupa lembaran tipis berbentuk persegi panjang dengan menghitung terlebih dahulu muai panjang dan muai lebarnya dengan persamaan yang berlaku pada pemuaian panjang.

 III.            Alat/Bahan yang digunakan  :

No. Katalog
Nama Alat / Bahan
Jml
FME 51.01
Dasar statif
2
FME 51.04
Batang statif panjang
2
KSM 25
Penggaris logam
1
FPA 12.01
Penunjuk khusus
1
FPA 12.02
Pipa baja
1
FPA 12.04
Pipa tembaga
1
FPA 12.03
Pipa alumunium
1
No. Katalog
Nama Alat / Bahan
Jml
FSP 11.10
Penghubung slang
1
FPA 12.10
Slang silicon
1
KST 36
Buss-head
2
KBS 26
Pembakar spirtus
1
KST 34
Klem universal
1
KSM 36/018
Sumbat karet 1 lubang
1
KLA 45/100
Labu erlenmeyer
1





 IV.            Persiapan Percobaan
1.      Rakitlah peralatan
2.      Isi labu Erlenmeyer dengan air 10 mL, kemudian pasangkan pada klem universal.
3.      Pasang penunjuk khusus pada dasar statif sebelah kanan.
4.      Jepitlah salah satu ujung pipa alumunium pada penjepit penunjuk khusus (jepitkan celahnya), dan ujungnya yang lain pada boss-head.
5.      Tancapkan penghubung slang pada sumbat karet kemudian pasang slang silicon pada ujung satunya, lalu sumbat labu erlenmeyer dengan sumbat karet tersebut.
6.      Hubungkan slang silicon dengan pipa alumunium.
7.      Atur ketinggian labu Erlenmeyer hingga mempunyai jarak ± 3 cm dari sumbu pembakar spirtus.

    V.            Langkah-Langkah Percobaan
1.      Lakukan dahulu kalibrasi terhadap penunjuk khusus dengan cara menekan sedikit jarum penunjuk ke arah kiri.
2.      Letakkan penggaris logam di atas meja dan atur agar jarum penunjuk khusus tepat menunjuk ke nilai tertentu (missal posisi 20 cm). Posisi ini kita sebut posisi awal.
3.      Nyalakan pembakar spirtus, atur agar tinggi nyala api sampai kira-kira 7 cm, kemudian letakkan di bawah labu Erlenmeyer.
4.      Amati pergerakan jarum penunjuk khusus selama pemanasan, sampai air pada labu Erlenmeyer mendidih.
5.      Biarkan pemanasan berlangsung terus sampai jarum penunjuk khusus tidak lagi bergerak (± 3 menit sejak air mendidih).
6.      Baca nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk khusus pada posisi akhir, kemudian catat pada table (posisi akhir).
7.      Matikan pembakar spirtus, lalu dinginkan pipa alumunium dengan lap.
8.      Lakukan hal yang sama terhadap logam/pipa tembaga dan besi, dan jangan sampai lupa untuk melakukan kalibrasi terhadap penunjuk khusus.
9.      Catat hasil percobaan pada tabel.

 VI.            Hasil Pengamatan
            (isilah titik-titik di bawah ini)
No.
Nama Logam
Posisi Awal
Posisi Akhir
1.
Alumunium
20 cm
20 cm
2.
Tembaga
20 cm
20,2 cm
3.
Besi
20 cm
20,05 cm

VII.            Kesimpulan
(isilah titik-titik di bawah ini)
1.      Dari ketiga jenis logam yang dipanaskan, urutan pertambahan panjangnya dari yang paling besar adalah Tembaga, kemudian  Besi dan terakhir alumunium
2.      Perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan logam pipa tembaga adalah 15 menit, pipa alumunium adalah  35 menit dan pipa besi/baja adalah 16 menit

VIII.            Kemungkinan Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, adanya kemungkinan penerapan prinsip pemuaian zat padat ini pada :
Pemasangan Jaringan Listrik Atau Telepon
Pemasangan kabel-kabel jaringan listrik dibuat longgar atau kendur untuk mengantisipasi memenjangnya kabel.
Pemasangan Sambungan Rel Kereta
Pada pemasangan sambungan rel kereta api yang memiliki celah bertujuan agar rel tidak membengkok apabila mengalami pemuaian dan pertambahan panjang. Panjang celah antar sambungan harus diukur sedemikian rupa sehingga tidak kurang antara panjang celah dan pertambahan panjang ketika memuai.
Kaca
Untuk setiap kaca yang di pasang di jendela selalu diberikan sedikit jarak atau ruang pada bagian tepi, dikarenakan jika kaca saat terkena paparan panas sinar matahari secara langsung bisa saja pecah.
Keramik
Karena keramik dapat memuai juga seperti kaca, maka setiap pemasangan keramik harus diberikan jarak antara satu dengan yang lainnya yang disebut open joint yang ditengah-tengah ruang tersebut biasanya diisi dengan nat yang memiliki sifat fleksibel.
Mesin Kendaraan
Mesin mobil atau motor yang dingin tidak bekerja secara baik. Hal ini disebabkan ukuran piston yang menyusut dan ketika mencapai suhu operasi normal (panas) akan bekerja maksimal. Untuk itu sebuah kendaraan dianjurkan dipanaskan dulu sebelum digunakan.
 

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...