Fenomena Pelangi, Bukti Keindahan Fisika
Kalian sudah pernah melihat Pelangi, kan ?
indah, kan ?
Karena keindahanya, Kata Pelangi pun sering digunakan
Sebagai Judul Lagu anak-anak, Judul lagu pop (Pelangi di matamu, By Jamrud),
Puisi dan banyak karya lainnya. Dibalik Keindahanya, Apakah kalian pernah
menyadari bahwa Pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses
fisika yang sangat menarik untuk dipelajari ?
Hmm,,lagi-lagi Ilmu Fisika, Kok di blog ini sering
banget ya membahas Fenomena yang berhubungan dengan Ilmu Fisika ya ?
Kan nama Blognya aja Pakgurufisika, jadi sering banget
Fenomena/peristiwa yang terjadi disekitar kita dibahas dengan Ilmu Fisika
Lalu Bagaimanakah Proses terjadinya Pelangi ?
Apa saja Ilmu/Konsep Fisika dalam Proses Terjadinya
Pelangi ?
Proses terjadinya Pelangi dapat kita tinjau dari
materi fisika yaitu Optik atau cahaya. Beberapa konsep fisika yang berhubungan
dengan proses terjadinya pelangi antara lain pembiasan, pemantulan, dispersi
cahaya dan spektrum gelombang elektromagnetik yang diwujudkan berupa warna
cahaya pada pelangi.
Pelangi merupakan satu-satunya gelombang
elektromagnetik yang dapat oleh lihat mata manusia. Pelangi adalah gejala optik
dan meteorologi yang terjadi sacara alamiah dalam atmosfir bumi serta
melibatkan cahaya matahari, pengamat dan tetesan air hujan.
Jika ada cahaya matahari yang bersinar setelah hujan
berhenti, maka cahaya tersebut akan menembus tetesan air hujan di udara. Udara
dan tetesan air hujan memiliki kerapatan yang berbeda, sehingga ketika cahaya
matahari merambat dari udara ke tetesan air hujan akan mengalami pembelokkan
arah rambat cahaya (pembiasan cahaya).
Cahaya matahari merupakan sinar polikromatik, saat
masuk ke dalam tetesan air hujan akan diuraikan menjadi warna-warna
monokromatik yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Cahaya matahari
yang telah terurai menjadi warna monokromatik sebagian akan mengalami
pemantulan saat mengenai dinding tetesan air hujan dan sebagian lainnya akan
menembus ke luar tetesan air hujan.
Masing-masing gelombang cahaya monokromatik tersebut
akan mengalami pembiasan cahaya saat keluar dari tetesan air hujan dan arah
pembiasannya akan berbeda-beda, tergantung pada warnanya. Pembiasan ini terjadi
karena cahaya mengalami perubahan indeks media dari udara ke air. Ketika sinar
dihantarkan kembali ke permukaan belakang tetesan air,hampir seluruhnya
dibiaskan dan keluar dari tetesan air
Gambar Pembiasan Pelangi
Warna-warna monokromatik yang keluar dari tetesan air
hujan mempunyai panjang gelombang yang berada dalam rentang 400 – 700 nm. Pada
rentang 400 – 700 nm, gelombang cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia
ialah gelombang yang mempunyai gradasi warna merah sampai ungu. Gradasi warna
tersebut diasumsikan sebagai warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu.
Susunan gradasi warna tersebut kita namakan sebagai
pelangi.
Ketika kita melihat warna-warna ini pada pelangi, kita
akan melihatnya tersusun dengan dengan merah di paling atas dan warna ungu di
paling bawah. Skema terjadinya pelangi lihat pada gambar dibawah ini !
Gambar Proses Fisis Pelangi Pertama Secara Keseluruhan
Saat kita melihat pelangi, daerah di bawah pelangi
akan terlihat lebih terang jika dibandingkan dengan daerah lainnya di sekitar
pelangi. Daerah yang terlihat lebih terang tersebut dinamakan daerah terang
pelangi.
Ada dua hal yang menyebabkan daerah terang pelangi
terlihat lebih terang dibandingkan daerah lainnya, yaitu;
- Cahaya matahari yang masuk ke tetesan air hujan yang menimbulkan pelangi pertama mempunyai intensitas cahaya matahari yang paling besar.
- Pada proses pembentukan pelangi pertama, saat berada dalam tetesan air hujan, cahaya matahari hanya mengalami satu kali proses pemantulan cahaya, sehingga energi yang terserap oleh tetesan air hujan masih cukup banyak.
Proses terjadinya pelangi melalui pembiasan,
pemantulan dan dispersi cahaya secara matematis dapat dijelaskan sebagai
berikut
Gambar Ilustrasi sudut Pelangi
Hitungan Matematis Pembentukan Pelangi dan Perhitungan
sudut pelangi masing masing Spektrum Warna, bisa kalian lihat pada Lampiran disini
Bentuk Pelangi
Bentuk Pelangi itu sebenarnya seperti apa sih ??
Bentuk Pelangi itu sebenarnya seperti apa sih ??
Jika kita melihatnya dengan mata telanjang saat
fenomena tersebut terjadi maka bentuk pelangi adalah Setengah lingkaran atau
melengkung (bagian lingkaran), namun sebenarnya bentuk pelangi adalah Lingkaran
penuh. Hal tersebut disebabkan karena pelangi terpotong oleh horison bumi,
atau objek lain yang menghalangi cahaya, misalkan gunung dan bukit.
Pelangi terjadi akibat pembiasan cahaya pada sudut
40-42 derajat. Karena sudut pembiasan tetap, maka letak terjadinya warna
pelangi selalu tetap dari pusat cahaya, sehingga jari-jarinya juga tetap, kalau
jari-jari nya tetap konstan dari satu pusat atau titik, kita akan mendapatkan lingkaran.
Kalau lingkarannya kita potong, kita selalu dapat bagian lingkaran yang
melengkung.
Saat memandang sebuah objek, mata
manusia bersifat konvergen atau mengumpul. Pandangan mata kita saat melihat
sebuah objek dapat diilustrasikan sebagai sebuah kerucut yang memiliki titik
puncak pada mata kita.
Gambar Sifat Konvergen Mata Manusia
Kemiringan kerucut yang terbentuk dipengaruhi oleh
posisi matahari. Sebagian alas kerucut tidak dapat kita lihat karena berada di
bawah garis horizontal bumi, sedangkan sebagian lainnya terlihat sebagai busur
atau biasa kita sebut sebagai pelangi. Selain itu,bila dilihat dari gambar
dibawah ini, grafik tersebut menunjukkan bahwa setiap sudut dari pembiasan dan
pemantulan sinar memiliki frekuensi berbeda terhadap warna dan panjangnya,
sehingga membentuk kurva.
Sedangkan, posisi relatif pelangi terhadap pengamat
dan matahari dapat juga dijelaskan. Posisi matahari pengamat dan pelangi akan
selalu dalam satu axis, di mana matahari akan selalu berada di belakang pengamat.
Kita tidak dapat melihat pelangi jika posisi matahari tegak lurus dengan garis
horizontal bumi.
Gambar Posisi Matahari, Pengamat dan Pelangi
Bagaimana ?
sudah jelas dengan penjelasan diatas ?
sudah jelas dengan penjelasan diatas ?
Saya rasa pembahasan diatas sudah cukup mendalam,
silahkan kembali pelajari lagi materi pembiasan, pemantulan, dispersi cahaya
dan spektrum gelombang elektromagnetik agar lebih mudah mengerti dengan
penjelasan diatas.
Sekian, semoga bermanfaat
Referensi :
Zarkasi,Taqiudin (2014), Fisika dalam Pelangi
Fisika Itu mudah Edisi ketiga , Yohannes Surya
Serway, Raymond A.dan John W. Jewett. (2010). Fisika
untuk Sains dan Teknik Jilid 3 (6th Edition).Terj.Chriswan
Sungkono.Jakarta:Salemba Teknika.
No comments:
Post a Comment