Interferensi Di Instrument Landing System Pada Pendaratan Pesawat
Pesawat merupakan alat transportasi
yang sangat penting di zaman sekarang ini. Jarak yang jauh antar Negara sudah
bukan masalah karena dapat ditempuh dalam beberapa jam dengan menggunakan pesawat.
bahkan anda dapat “datang ke tujuan sebelum berangkat” dengan menaiki
pesawat.
pesawat
selain sebagai alat transportasi yang penting juga merupakan senjata militer
yang tidak kalah penting dan ampuh. Berbagai kemampuan pesawat seperti
terbang, melesat, bergerak melebihi kecepatan suara, “menghilang” merupakan
aplikasi dari ilmu fisika.
Fisika
sebagai ilmu dasar memberikan kerangka kerja dan kerangka dasar dalam
menciptakan suatu teknologi. Dengan suatu prinsip fisika yang sederhana jika
diaplikasikan dapat menciptakan teknologi yang luar biasa. Produk teknologi
dari konsep fisika kali ini adalah system navigasi pendaratan pesawat pada
bandara atau yang dikenal dengan Instrument Landing System.
Instrument
Landing System sangat diperlukan jika keadaan cuaca yang tidak mendukung
seperti adanya kabut yang sangat tebal atau asap kebakaran hutan yang telah
terjadi akhir-akhir ini sehingga jarak pandang pesawat menjadi sangat dekat.
Pesawat yang tidak dapat melihat jelas pastinya akan sulit untuk menentukan
lintasan pendaratan pada bandara sehingga diperlukanlah Instrument Landing
System agar pesawat dapat mendarat dengan tepat.
Prinsip yang mendasari Instrument Landing System
adalah percobaan interferensi celah ganda Young. Saat dua celah sumber cahaya
memancarkan cahaya, maka cahaya tersebut akan berinterferensi . jika di depan
celah tersebut dipasang layar akan Nampak pola interferensi cahaya berupa pola
gelap-terang. Pola terang terjadi saat interferensi yang dihasilkan maksimum
atau hasil dari interferensi dari dua gelombang yang perbedaan fasenya 1,2,3
atau merupakan bilangan genap. Sedangkan ipola gelap terjadi saat interferensi
yang dihasilkan minimum atau hasil interferensi dari dua gelombang yang
perbedaan fasenya ½ , 3/2 , 5/2, atau merupakan setengah kelipatan bilangan
bulat. Paling tengah dari pola-pola tersebut terdapat terang pusat, dimana
letaknya ditengah-tengah diantara dua celah yang merupakan sumber cahaya
koheren. Terang pusat memiliki intensitas paling tinggi. Percobaan interferensi
celah ganda dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Percobaan celah ganda Young mendasari instrument
landing system yang digunakan untuk memandu pesawat udara untuk mendarat dengan
aman saat jarak pandang buruk. Meskipun system-sistem yang nyata jauh lebih
rumit dibandingkan contoh yang dijelaskan disisni, tetapi prinsip
kerjanya pada dasarnya sama. Dua antena radio A1 dan A2 diposisikan berdekatan
sejajar dengan landasan , terpisah sejauh beberapa puluh meter. Antenna-antena
tersebut memancarkangelombang radio yang koheren yang tidak dimodulasi pada
frekuensi sekitar 30 MHz.
Saat antena-antena radio tersebut memancarkan
gelombang radio, gelombang tersebut akan berinterferensi sehingga terbentuklah
pola-pola interferensi berupa gelombang yang kuat (interferensi maksimum)
san lemah (interferensi minimum). Pesaawat yang memiliki radio penerima
akan “mengunci sasaran” pada sinyal kuat yang dipancarkan di sepanang maksimum
hasil interferensi dan pilot mengemudikan pesawatnya sedemikian rupa hingga
sinyal yang diterimanya tetap kuat. Jika ia telah menemukan maksimum pusat,
maka pesawatnya pasti telah mendapatkan arah yang tepat untuk mendarat saat
mencapai landasan. Saat pesawat berada pada maksimum yang salah atau maksimum
pertama, bukan maksimum pusat. Petugas dari bandara dapat mengirimkan dua
sinyal dari masing-msing antenna dan melengkapi pesawat dengan radio penerima
dua channel. Sehingga pilot dapat mengetahui bahwa ia berada pada jalur yang
salah.
Semoga Bermanfaat.
No comments:
Post a Comment