FKIP UNSRI
INDRALAYA
LAPORAN
PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
DASAR I
PENGUKURAN KARAKTERISTIK BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR
NAMA : Egon
NIM : 06111181419074
DOSEN
PENGASUH : Muhammad Muslim, S.pd.,M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
"PRAKTIKUM KARAKTERISTIK BIPOLAR
JUNCTION TRANSISTOR"
A. TANGGAL PRAKTIKUM
30
Oktober 2015
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan
praktikum ini adalah untuk mempelajari karakteristik bipolar junction
transistor atau lebih dikenal dengan sebutan transistor.
C. LANDASAN TEORI
1.
Pengertian
Transistor
Transistor
adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada
umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor
merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam
rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.
2.
Fungsi
Transistor
Transistor
dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3
terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu
terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang
akan dikuatkan melalui kolektor.Selain digunakan untuk penguat transistor bisa
juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang cukup besar
pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini
kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan
sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar
terbuka. Dengan sifat pensaklaran seperti ini transistor bisa digunakan sebagai
gerbang atau yang sering kita dengar dengan sebutan TTL yaitu Transistor
Transistor Logic.
Transistor
dapat berfungsi juga sebagai; (a) penguat arus maupun tegangan yang dipakai
sebagai penguat, (b) sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), (c)
stabilisasi tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atautegangan inputnya (FET), dan (d) memungkinkan pengaliran listrik
yangsangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
3. Prinsip Kerja
Transistor
Transistor
dibuat dengan tiga lapis semikonduktor. Dapat dibuat lapisanPNP ataupun lapisan
NPN. Dengan demikian kita mengenal 2 macamtransistor, yaitu transistor PNP dan
transistor NPN sesuai dengan jenispenyusunnya.
Transistor
mempunyai tiga kaki (elektroda) yang diberinama basis (b), emitor (e) dan
colector (c). Basis dihubungkan denganpada lapisan tengah sedang emitor dan
colector pada lapisan tepi.Emitor artinya pemancar, disinilah pembawa muatan
berasal. Colectorartinya pengumpul.Pembawa muatan yang berasal dari emitor
ditampung pada Colector.Basis artinya dasar, basis digunakan sebagai elektroda
mengendali.
Prinsip
Transistor juga sebagai Penguat (amplifier): artinya transistor bekerja pada
wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada
kondisi keduanya. Prinsip Transistor sebagai penghubung (saklar) : transistor
akan mengalami Cutoff apabila arus yang melalaui basis sangat kecil sekali
sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka, dan Transistor
akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar sehingga
antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu tegangan
antara kolektor dan emitor Vce a.
Prinsip
dasar dari kerja transistor yang lain adalah tidak akan ada arus antara
colektor dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias.
Bias pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik
yang nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di inputkan
pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN ataupun PNP
memiliki prinsip kerja yang sama.
D. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
a. Transistor
NPN tipe BD139 dan PNP tipe BD140 masing-masing 1 buah.
b. Digital
multimeter 3 buah
c. Sumber
tegangan (S1) 1 buah
d. Sumber
arus (S2) 1 buah
e. Papan
Rangkaian 1 buah
f. Kabel-kabel
penghubung secukupnya
E. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Untuk
percobaan pertama buatlah rangkaian seperti pada modul untuk transistor NPN.
2. Atur
sumber arus (S2) pada posisi nol, kemudian variasikan sumber tegangan (S1).
Amatilah pengukuran arus kolektor (Ic) dan tegangan kolektor-emitor
(Vce).
3. Atur
sumber arus S2 pada posisi paling minimum, kemudian naikkan sumber tegangan
(S1) 1 tingkat (3 volt). Baca dan catat Ic dan Vce. (Ib
harus dalam komdisi konstan).
4. Naikkan
sumber tegangan S1 dan jaga sumber arus S2 tetap konstan, baca kembali Ic
dan Vce.
5. Lakukan
percobaan ini hingga sumber tegangan maksimum.
6. Setelah
mencapai maksimum, turunkan kembali sumber tegangan ke posisi awal.
7. Naikkan
sumber arus S2 1 tingkat dan catat Ib.
8. Ulangi
percobaan ini hingga dicapai S1 maksimum.
9. Ulang
kembali untuk tingkat Ib lainnya hingga maksimum.
10. Ulang
percobaan ini dengan transistor tipe PNP, perlu diperhatikan untuk transistor
PNP kita mengukur arus emitor bukan arus kolektor.
11. Catat
semua hasil percobaan kedalam tabel hasil pengamatan.
F. HASIL PENGAMATAN
NPN
No
|
Vs
(Volt)
|
Ib
(mA)
|
Ic
(mA)
|
Ie
(mA)
|
1
|
2
|
85
|
60
|
140
|
2
|
4
|
150
|
55
|
185
|
3
|
6
|
300
|
215
|
520
|
PNP
No
|
Vs
(Volt)
|
Ib
(mA)
|
Ic
(mA)
|
Ie
(mA)
|
1
|
2
|
520
|
65
|
585
|
2
|
4
|
1360
|
145
|
1540
|
3
|
6
|
1910
|
290
|
2805
|
G. ANALISA DATA DAN FAKTOR KOREKSI
Pembacaan Datasheet
Syarat Mutlak
1: Ic maksimum = 600mA
Dari hasil praktikum terlihat bahwa hasil maksimum Ic
adalah 290mA, adalah MEMENUHI
SYARAT DATA.
Faktor Koreksi : tidak ada
Syarat Mutlak 2
: Ib<Ic
Dari hasil Praktikum, terlihat bahwa Ib >Ic .
sehingga Data
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
Faktor Koreksi : Kesenjangan Ib dan Ic
Data Analisis awal
NPN
|
||||||
I
|
Voltage
|
|||||
2
|
4
|
6
|
||||
Praktik
|
Analisis Datasheet
|
Praktik
|
Analisis Datasheet
|
Praktik
|
Analisis Datasheet
|
|
Ib
|
85
|
1
|
150
|
2
|
320
|
3
|
Ic
|
60
|
10
|
55
|
20
|
215
|
30
|
Ie
|
140
|
11
|
185
|
22
|
520
|
33
|
PNP
|
||||||
I
|
Voltage
|
|||||
2
|
4
|
6
|
||||
Praktik
|
Analisis Datasheet
|
Praktik
|
Analisis Datasheet
|
Praktik
|
Analisis Datasheet
|
|
Ib
|
520
|
1
|
1360
|
2
|
1910
|
3
|
Ic
|
65
|
10
|
145
|
20
|
290
|
30
|
Ie
|
585
|
11
|
1540
|
22
|
2805
|
33
|
Persentase Kesalahan
NPN
|
||||||
I
|
Voltage
|
|||||
2
|
4
|
6
|
||||
% Kesalahan
|
Tingkat Fatal
|
% Kesalahan
|
Tingkat Fatal
|
% Kesalahan
|
Tingkat Fatal
|
|
Ib
|
8400
|
Sangat tinggi
|
7400
|
Sangat tinggi
|
10566,67
|
Sangat tinggi
|
Ic
|
500
|
Sangat Tinggi
|
175
|
Sangat Tinggi
|
616,6667
|
Sangat Tinggi
|
Ie
|
1172,727
|
Sangat Tinggi
|
740,9091
|
Sangat Tinggi
|
1475,758
|
Sangat Tinggi
|
PNP
|
||||||
I
|
Voltage
|
|||||
2
|
4
|
6
|
||||
% Kesalahan
|
Tingkat Fatal
|
% Kesalahan
|
Tingkat Fatal
|
% Kesalahan
|
Tingkat Fatal
|
|
Ib
|
51900
|
Sangat tinggi
|
67900
|
Sangat tinggi
|
63566,67
|
Sangat tinggi
|
Ic
|
550
|
Sangat Tinggi
|
625
|
Sangat Tinggi
|
866,6667
|
Sangat Tinggi
|
Ie
|
5218,182
|
Sangat Tinggi
|
6900
|
Sangat Tinggi
|
8400
|
Sangat Tinggi
|
a. Keterangan:
b.
Tingkat Fatal
·
%Kesalahan < 20 = Kecil
·
20 <
%Kesalahan < 50 = Sedang
· 50 < %Kesalahan <100 = Tinggi
. %Kesalahan > 100 = Sangat Tinggi
H. PEMBAHASAN
Pada kesempatan ini, akan saya bahas tentang
karakteristik yang sesungguhnya dari Transistor 2N2222 berdasarkan kajian
teoritik yang saya baca .
Transistor yang
bertipe ini memiliki karakteristik
-
Arus Basis lebih
kecil daripada arus di kolektor
-
Arus kolektor
tidak lebih besar dari 600 mili Ampere
Berdasarkan
hasil praktikum, dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang sangat fatal antara
arus basis dan emitornya, dengan persentase kesalahan maksimum mencapai 67000%
yang sudah melampaui batas wajar tingkat kesalahan .
Kesalahan ini
kemungkinan disebabkan oleh:
-
Kesalahan
pemilihan Emitor dan kolektor.
-
Perbedaan tipe
transistor
-
Kerusakan pada
transistor.
I. KESIMPULAN
·
Transistor
adalah alat penguat arus yang terdiri dari 3 bagian utama.
·
Pada transistor,
arus di basis lebih kecil dari arus pada kolektor
·
Arus pada
emittor adalah arus total pada transistor
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun,
2014. Modul praktikum Elektronika Dasar
I, Unsri: Indralaya
No comments:
Post a Comment