PERMULAAN SAINS DI ZAMAN YUNANI
DISUSUN
OLEH:
• Eka Lamar Syari (06111011006)
• Fitriani (06111011007)
• Hevi Wulandari (06111011010)
• Lini Windari (06111011018)
• Nurul Rachmi
Addinni (06111011042)
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Negeri Sriwijaya
2012
A.
Permulaan Sains Zaman Yunani Kuno
Di dalam
banyak literatur menyebutkan bahwa periode Yunani merupakan tonggak awal berkembangnya
ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban umat manusia. Perkembangan ilmu ini
dilatarbelakangi dengan perubahan paradigma dan pola pikir yang berkembang saat
itu. Ilmu pada zaman Yunani abad ke 6-7 SM lahirlah filsafat yang dikenal
dengan the greek miracle. Dengan paradigma ini, ilmu pengetahuan berkembang
sangat pesat karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan
kepercayaan terhadap mitologi atau tahayul yang irrasional.. Pada tahap
animisme, manusia menjelaskan. Ada beberapa faktor yang sudah
mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani yaitu:
1.
Mitologi Yunani Kuno
Pada
bangsa Yunani, seperti juga pada bangsa-bangsa sekitarnya, terdapat suatu
mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis
yang mendahului filsafat, karena mite-mite sudah merupakan percobaan untuk
mengerti. Mite-mite sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati
manusia: dari mana dunia kita? Dari mana kejadian dalam alam? Apa sebab
matahari terbit, lalu terbenam lagi? Melalui mite-mite, manusia mencari
keterangan tentang asal usul alam semesta dan tentang kejadian-kejadian yang
berlangsung di dalamnya. Mite jenis pertama yang mencari keterangan tentang
asal usul alam semesta sendiri biasanya disebut mite kosmogonis, sedangkan mite
jenis kedua yang mencari keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian
dalam alam semesta disebut mite kosmologis. Khusus pada bangsa Yunani ialah
mereka mengadakan beberapa usaha untuk menyusun mite-mite yang diceritakan oleh
rakyat menjadi suatu keseluruhan yang sistematis. Dalam usaha itu sudah
tampaklah sifat rasional bangsa Yunani. Karena dengan mencari suatu keseluruhan
yang sistematis, mereka sudah menyatakan keinginan untuk mengerti hubungan
mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan mite yang tidak dapat dicocokkan
dengan mite lain.
2.
Puisi
Homeros “Ilias dan Odysea”
Kedua
karya puisi Homeros yang masing-masing berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai
kedudukan istimewa dalam kesusasteraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut
lama sekali digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani. Pada
dialog yang bernama Foliteia, Plato mengatakan Homeros telah mendidik seluruh
Hellas. Karena puisi Homeros pun sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi
waktu terluang dan serentak juga mempunyai nilai edukatif.
3.
Pengaruh
Ilmu Pengetahuan dari Timur Kuno
Orang
Yunani tentu berutang budi kepada bangsa-bangsa lain dalam menerima beberapa
unsur ilmu pengetahuan dari mereka. Demikianlah ilmu ukur dan ilmu hitung
sebagian berasal dari Mesir dan Babylonia pasti ada pengaruhnya dalam
perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani. Namun, andil dari bangsa-bangsa
lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani tidak boleh dilebih-lebihkan.
Orang Yunani telah mengolah unsur-unsur tadi atas cara yang tidak pernah
disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Baru pada bangsa Yunani ilmu
pengetahuan mendapat corak yang sungguh-sungguh ilmiah.
Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.
Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.
B. Zaman Yunani Kuno
Zaman
Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani
pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani
pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan
inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis
inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang
masa.
Zaman Yunani Kuno meliputi zaman
filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf
pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal
dari segala sesuatu.
Beberapa
filsuf pada masa itu antara lain :
Thales (624-548 SM),
Thales (624-546
SM) lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di
Asia Kecil.
Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi
waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan
awal dari kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf
Yunani pertama lahir di tempat ini.
Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir,
Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat
mengukur piramida
dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut
dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi
terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat
melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis
yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.
Thales adalah
seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat
Barat pada abad ke-6 SM.
Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan
segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama
karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar
pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang
dari Tujuh Orang Bijaksana
(dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles
diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal
sebagai ahli geometri,
astronomi,
dan politik.
Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes,
Thales digolongkan ke dalam Mazhab
Miletos.
Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai
pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan
Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang
yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena
itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat
alam (natural philosophy).
Pemikiran-Pemikiran
Thales :
Air sebagai
Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah
prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi
pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat
kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya,
air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan.
Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan
semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga
memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah
bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Selain itu, ia juga mengemukakan
pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang
satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Pandangan
tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala
sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup
tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme.
Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena
mampu menggerakkan besi.
Teorema
Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal
karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu
seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya.[
Teorema Thales berisi sebagai berikut:
1.
Sebuah lingkaran terbagi dua sama
besar oleh diameternya.
2.
Sudut bagian dasar dari sebuah
segitiga samakaki adalah sama besar.
3.
Jika ada dua garis lurus
bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
4.
Sudut yang terdapat di dalam
setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5.
Sebuah segitiga terbentuk bila
bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar
tersebut telah ditentukan.
·
Anaximandros (610-546
SM)
Anaximandros
adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti
Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos
yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama
yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan
Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.
Anaximandros sebagai orang yang pertama kali membuat peta
bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi
dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam.
Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari
sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi
kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam
seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk
asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia
meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
Pemikiran-Pemikiran
Anaximandros :
To Apeiron sebagai prinsip dasar segala
sesuatu
Meskipun Anaximandros merupakan
murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan
gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu.
Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya
air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan
dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air
bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros
berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang
empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak
dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar
segala sesuatu adalah to apeiron.
To apeiron berasal
dari bahasa Yunani a=tidak dan
eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar
segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala
sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad
raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan
yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada
akhirnya akan kembali.
Pandangan
tentang Alam Semesta
Dengan prinsip to apeiron,
Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros,
dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus
berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin
itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku.
Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu
kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian
terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi
dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari
tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya,
dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.
Mengenai bumi, Thales telah
menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan
pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya
dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka
berangsur-angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu
sebagai laut pada bumi.
Pandangan
tentang Makhluk Hidup
Mengenai
terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya
bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di
bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena
panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di
ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai
berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi
makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang
lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang
naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian
menjadi manusia.
Anaximenes (590-528 SM)
Pemikiran-Pemikiran Anaximenes :
Udara
sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Salah satu kesulitan untuk menerima
filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana
menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang
fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik
sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat
fisik yakni udara.
Tidak
seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat
yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala
sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar
segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah
muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain. Perubahan-perubahan tersebut
berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation
and rarefaction. Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah
berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara
mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan dan
pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat
berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari
kombinasi perubahan udara.
Tentang Alam
Semesta
Pembentukan
alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran
udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya. Bumi, menurut
Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi
dikatakan melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda
langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga melayang di udara dan
mengelilingi bumi. Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di
langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak
memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi. Ketika bintang, bulan,
dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka tersembunyi
di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi.
Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam lainnya terjadi karena
pemadatan udara.
Tentang Jiwa
Jiwa manusia
dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya, manusia perlu bernapas untuk
mempertahankan hidupnya. Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala
sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu,
untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan
persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip
dasar yang sama, yakni udara. Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil)
yang mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering
dibicarakan di dalam Filsafat Yunani. Akan
tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam
pemikiran filsafatnya.
Pythagoras, adalah seorang matematikawan
dan filsuf Yunani yang paling
dikenal melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak
Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan
ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu
jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Phytagoras berusaha
menemukan kunci bagi harmoni universal, baik yang bersifat alamiah maupun
sosial, dan personalitas bilangan. Ia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama
alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan
ganjil, terbatas dan tidak terbatas. Jasa Phytagoras sangat besar dalam
pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Ilmu yang dikembangkan
kemudian hari sampai hari ini sangat bergantung pada pendekatan matematika.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa
dari suatu segitiga siku-siku
adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam
teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun
teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali
membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di
dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan
dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya
keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam
dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan
bilangan. Terdapat legenda yang menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus
menemukan bahwa , hipotenusa dari
segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi
siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, murid-murid Pythagoras
lainnya memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang
diajukan Hippasus.
Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu
keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga
siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan
Yunani abad
ke-6 SM, Pythagoras. Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini
meskipun sebenarnya fakta-fakta teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India (dalam
Sulbasutra Baudhayana dan Katyayana), Yunani, Tionghoa dan Babilonia
jauh sebelum Pythagoras lahir. Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang
pertama membuktikan kebenaran universal
dari teorema ini melalui pembuktian matematis.
Ada dua bukti kontemporer yang bisa dianggap sebagai catatan
tertua mengenai teorema Pythagoras: satu dapat ditemukan dalam Chou Pei Suan Ching (sekitar 500-200
SM), satunya lagi dalam buku Elemen
Euklides.
Teorema
Pythagoras menyatakan bahwa :
Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku
sama dengan luas bujur sangkar di hipotenus.
Sebuah segitiga siku-siku
adalah segitiga
yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi
yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi
ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah
ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah
hipotenus:
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai pernyataan tentang luas bujur
sangkar:
Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas
bujur sangkar ungu. Akan halnya,
Sulbasutra India juga menyatakan bahwa:
Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah
persegi panjang akan menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan horisontalnya.
Menggunakan aljabar,
kita dapat mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern
dengan mengambil catatan bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua
dari panjang sisinya:
Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjang a
dan b dan hipotenus dengan panjang c, maka a+ b' =
c
Herakleitos (535-475 SM)
Herakleitos adalah seorang filsuf yang tidak tergolong
mazhab apapun. Di dalam tulisan-tulisannya,ia justru mengkritik dan mencela
para filsuf dan tokoh-tokoh terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos, Hesiodos, Phythagoras, Xenophanes,
dan Hekataios. Meskipun ia berbalik dari
ajaran filsafat yang umum pada zamannya, namun bukan berarti ia sama sekali
tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu.
Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil.
Ia hidup di sekitar abad ke-5 SM (540-480 SM). Ia hidup sezaman dengan
Pythagoras dan Xenophanes, namun lebih muda usianya dari mereka. Akan tetapi,
Herakleitos lebih tua usianya dari Parmenides
sebab ia dikritik oleh filsuf tersebut.
Selain bahwa ia berasal dari keluarga terhormat di Efesus,
tidak ada informasi lain mengenai riwayat hidupnya, sebab kebanyakan adalah
cerita fiksi. Tidak ada sumber yang menyebutkan bahwa ia pernah meninggalkan
kota asalnya, yang pada waktu itu merupakan bagian dari kekaisaran Persia.
Jika melihat karya-karya yang ditinggalkannya, tampak bahwa
watak Herakleitos sombong dan tinggi hati. Selain mencela filsuf-filsuf di
atas, ia juga memandang rendah rakyat yang bodoh dan menegaskan bahwa
kebanyakan manusia jahat. Selain itu, ia juga mengutuk warga negara Efesus.
Pemikiran-Pemikiran
Herakleitos :
Segala
Sesuatu Mengalir
Pemikiran Herakleitos yang paling
terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut
Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau
permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di
dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai
uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun
yang tinggal tetap."
Perubahan yang tidak ada henti-hentinya itu
dibayangkan Herakleitos dengan dua cara:
¶ Pertama, seluruh
kenyataan adalah seperti aliran sungai yang mengalir. "Engkau tidak dapat
turun dua kali ke sungai yang sama," demikian kata Herakleitos. Maksudnya
di sini, air sungai selalu bergerak sehingga tidak pernah seseorang turun di
air sungai yang sama dengan yang sebelumnya.
¶ Kedua, ia
menggambarkan seluruh kenyataan dengan api. Maksud api di sini lain dengan
konsep mazhab
Miletos yang menjadikan air atau udara sebagai prinsip dasar
segala sesuatu. Bagi Herakleitos, api bukanlah zat yang dapat menerangkan
perubahan-perubahan segala sesuatu, melainkan melambangkan gerak perubahan itu
sendiri. Api senantiasa mengubah apa saja yang dibakarnya menjadi abu dan asap,
namun api tetaplah api yang sama. Karena itu, api cocok untuk melambangkan
kesatuan dalam perubahan.
Logos
Segala sesuatu yang terus berubah di
alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos.
Pandangan tentang logos di sini tidak boleh disamakan begitu saja dengan
konsep logos pada mazhab Stoa. Logos
adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan
segala sesuatu, termasuk manusia. Logos juga dipahami sebagai sesuatu
yang material, namun sekaligus melampaui materi yang biasa. Hal ini disebabkan
pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu memisahkan antara yang rohani dan
yang materi.
Segala
Sesuatu Berlawanan
Menurut Herakleitos, tiap benda
terdiri dari yang berlawanan. Meskipun demikian, di dalam perlawanan tetap
terdapat kesatuan. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak
dan yang banyak adalah satu. Anaximenes juga
memiliki pandangan seperti ini, namun perbedaan dengan Herakleitos adalah
Anaximenes mengatakan pertentangan tersebut sebagai ketidakadilan, sedangkan
Herakleitos menyatakan bahwa pertentangan yang ada adalah prinsip keadilan.
Kita tidak akan bisa mengenal apa itu 'siang' tanpa kita mengetahui apa itu
'malam'. Kita tidak akan mengetahui apa itu 'kehidupan' tanpa adanya realitas
'kematian'. Kesehatan juga dihargai karena ada penyakit. Demikianlah dari
hubungan pertentangan seperti ini, segala sesuatu terjadi dan tersusun.
Herakleitos menegaskan prinsip ini di dalam kalimat yang terkenal: "Perang
adalah bapak segala sesuatu." Perang yang dimaksud di sini adalah
pertentangan.
Melalui ajaran tentang hal-hal yang
bertentangan tetapi disatukan oleh logos, Herakleitos disebut sebagai
filsuf dialektis yang pertama di dalam sejarah filsafat.
Xenophanes
(570 SM-480 SM)
Xenophanes dari Kolophon adalah seorang filsuf yang
termasuk ke dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah
pendiri Mazhab Elea dan guru dari Parmenides.
Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang penyair. Pemikiran-pemikiran
filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi. Selain tema-tema filsafat, ia
menulis puisi dengan tema-tema tradisional, seperti cinta, perang, permainan,
dan sejarah. Ia juga berani mengkritik Homeros dan Hesiodos,
penyair Yunani
yang terkenal pada waktu itu.
Karya filsafatnya dalam bentuk puisi telah hilang. Di masa
kemudian, karya itu diberi nama "Perihal Alam" (Concerning Nature).
·
Pemikiran-Pemikiran
Xenophanes :
Tentang Pengetahuan
Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan
pengetahuan yang mutlak. Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari
pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu kemungkinan. Hal itu
ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:
"Dewa-dewi tidak
menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak awalnya, tetapi setelah waktu
berlalu, manusia menemukan banyak hal dengan cara mencarinya
sendiri."(fragmen 18).
"Tidak ada manusia yang pernah
melihat ataupun mengetahui kebenaran tentang dewa-dewi serta semua hal yang
kukatakan. Karena jika ada orang yang berkata mengetahui semuanya, maka
sebenarnya ia tidaklah tahu, melainkan hanya mempercayai tentang segala
sesuatu."(fragmen 34).
Fragmen 18 menunjukkan kemungkinan mencari pengetahuan
melalui penelitian. Sedangkan fragmen 34 menolak kemungkinan manusia
mendapatkan pengetahuan yang mutlak, setidaknya untuk hal-hal yang menurut
Xenophanes sulit. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara kebenaran,
pengetahuan, dan kepercayaan.
Tentang Alam Semesta
Xenophanes berpendapat bahwa matahari berjalan terus dengan
gerak lurus, dan setiap pagi terbitlah matahari baru. Gerhana disebabkan
matahari jatuh ke dalam lubang. Ia juga memandang bintang-bintang sebagai
awan-awan yang berapi sehingga bersinar ketika malam. Sinar itu seperti batu
bara yang memerah dan ketika pagi hari api dari awan itu padam kembali. Segala
sesuatu dipandang berasal dari bumi, dan bumi pula yang menjadi tujuan akhir
segala sesuatu. Manusia berasal dari bumi dan air. Sedangkan laut adalah sumber
dari segala air dan juga angin. Samudra yang luas menghasilkan awan-awan,
angin, dan juga sungai-sungai. Pelangi dipandang sebagai awan yang
berwarna-warni.
Kemudian bumi berada dalam proses peredaran terus-menerus.
Tanah menjadi lumpur, lalu menjadi air laut. Sebaliknya, laut menjadi lumpur,
lalu menjadi tanah. Untuk membuktikan teori ini, Xenophanes menunjukkan bahan
bukti empiris, yakni fosil-fosil kerang laut. Fosil-fosil tersebut berada dalam
batu. Hal itu menunjukkan bahwa dulu batu tersebut merupakan lumpur.
Parmenides (540-475 SM)
Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea. Di dalam Mazhab
Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal. Pemikiran
filsafatnya bertentangan dengan Herakleitos
sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah.
Parmenides menuliskan filsafatnya dalam bentuk puisi. Ada
ratusan baris puisi Parmenides yang masih tersimpan hingga kini. Puisi
Parmenides terdiri dari prakata dan dua bagian. Dua bagian tersebut
masing-masing berjudul "Jalan Kebenaran" dan "Jalan
Pendapat". Bagian
prakata dan "Jalan Kebenaran" tersimpan secara lengkap, yakni 111
ayat. Bagian kedua, "Jalan Pengetahuan", hanya tersimpan sebanyak 42
ayat.
Ia merupakan murid dari Xenophanes, namun tidak mengikuti
pandangan-pandangan gurunya. Pengaruh Xenophanes terhadap Parmenides hanyalah
di dalam penggunaan puisi di dalam menyampaikan filsafatnya. Selain itu, ia
juga amat dipengaruhi oleh Ameinias, seorang dari mazhab Pythagorean.
Menurut kesaksian Plato, Parmenides pernah mengunjungi Sokrates di Athena bersama
Zeno, muridnya. Pada waktu itu, Sokrates masih muda sedangkan Parmenides telah
berusia 65 tahun.
Zeno adalah filsuf Yunani pra-Socrates dan anggota Sekolah Eleatic yang
didirikan oleh Parmenides. Aristotles menjulukinya penemu dialektik,
dan Bertrand Russell menyatakan ia telah menyebabkan
didirikannya logika modern. Ia paling terkenal untuk paradoksnya. Sedikit yang diketahui mengenai
kehidupannya.
Pemikiran Parmenides tentang "Yang Ada"
Inti utama dari "Jalan Kebenaran" adalah keyakinan
bahwa "hanya 'yang ada' itu ada". Parmenides tidak mendefinisikan apa
yang dimaksud "yang ada", namun menyebutkan sifat-sifatnya. Menurut
Parmenides, "yang ada" itu bersifat meliputi segala sesuatu, tidak
bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan. Selain itu, "yang
ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal.
Menurut Parmenides, "yang ada" adalah kebenaran
yang tidak mungkin disangkal. Bila ada yang menyangkalnya, maka ia akan jatuh
pada kontradiksi. Hal itu dapat dijelaskan melalui pengandaian yang diberikan
oleh Parmenides. Pertama, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" itu
tidak ada. Kedua, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" dan
"yang tidak ada" itu bersama-sama ada. Kedua pengandaian ini
mustahil. Pengandaian pertama mustahil, sebab "yang tidak ada" tidak
dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan. "Yang tidak ada" tidak
dapat dipikirkan dan dibicarakan. Pengandaian kedua merupakan pandangan dari
Herakleitos. Pengandaian ini juga mustahil, sebab pengandaian kedua menerima
pengandaian pertama, bahwa "yang tidak ada" itu ada, padahal
pengandaian pertama terbukti mustahil. Dengan demikian, kesimpulannya adalah
"Yang tidak ada" itu tidak ada, sehingga hanya "yang ada"
yang dapat dikatakan ada.
seseorang menyatakan "Tuhan itu tidak ada!" Di
sini, Tuhan yang eksistensinya ditolak orang itu sebenarnya ada, maksudnya
harus diterima sebagai dia "yang ada". Hal ini disebabkan bila orang
itu mengatakan "Tuhan itu tidak ada", maka orang itu sudah terlebih
dulu memikirkan suatu konsep tentang Tuhan. Barulah setelah itu, konsep Tuhan
yang dipikirkan orang itu disanggah olehnya sendiri dengan menyatakan
"Tuhan itu tidak ada". Dengan demikian, Tuhan sebagai yang dipikirkan
oleh orang itu "ada" walaupun hanya di dalam pikirannya sendiri.
Sedangkan penolakan terhadap sesuatu, pastilah mengandaikan bahwa sesuatu itu
"ada" sehingga "yang tidak ada" itu tidaklah mungkin. Oleh
karena "yang ada" itu selalu dapat dikatakan dan dipikirkan,
sebenarnya Parmenides menyamakan antara "yang ada" dengan pemikiran
atau akal budi.
Setelah berargumentasi mengenai "yang ada" sebagai
kebenaran, Parmenides juga menyatakan konsekuensi-konsekuensinya:
¶ Pertama-tama,
"yang ada" adalah satu dan tak terbagi, sedangkan pluralitas tidak
mungkin. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan
"yang ada".
¶ Kedua,
"yang ada" tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan. Dengan kata
lain, "yang ada" bersifat kekal dan tak terubahkan. Hal itu merupakan
konsekuensi logis, sebab bila "yang ada" dapat berubah, maka
"yang ada" dapat menjadi tidak ada atau "yang tidak ada"
dapat menjadi ada.
¶ Ketiga,
harus dikatakan pula bahwa "yang ada" itu sempurna, seperti sebuah
bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Menurut Parmenides,
"yang ada" itu bulat sehingga mengisi semua tempat.
¶ Keempat,
karena "yang ada" mengisi semua tempat, maka disimpulkan bahwa tidak
ada ruang kosong. Jika ada ruang kosong, artinya menerima bahwa di luar
"yang ada" masih ada sesuatu yang lain. Konsekuensi lainnya adalah gerak
menjadi tidak mungkin sebab bila benda bergerak, sebab bila benda bergerak
artinya benda menduduki tempat yang tadinya kosong.
Pemikiran Parmenides membuka babak baru dalam sejarah filsafat Yunani. Dapat
dikatakan bahwa dialah penemu metafisika, cabang filsafat yang menyelidiki "yang
ada". Filsafat di masa selanjutnya akan bergumul dengan masalah-masalah
yang dikemukakan Parmenides, yakni bagaimana pemikiran atau rasio dicocokkan
dengan data-data inderawi. Plato dan Aristoteles
adalah filsuf-filsuf yang memberikan pemecahan untuk masalah-masalah tersebut.
·
Protagoras
Protagoras adalah seorang filsuf yang
termasuk golongan sofis.
Ia termasuk salah seorang sofis pertama dan juga yang paling terkenal. Selain
sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai orator dan pendebat ulung. Ditambah
lagi, ia terkenal sebagai guru yang mengajar banyak pemuda pada zamannya.
Protagoras berasal dari Abdera yang terletak di pantai
utara Laut
Aegea. Ia hidup antara tahun 490 SM - 420 SM. Ia seringkali melakukan
perjalanan ke negeri-negeri lain, termasuk beberapa kali kunjungan ke Athena. Di Athena,
Protagoras diminta oleh Perikles untuk turut ambil bagian dalam menyusun konstitusi
bagi koloni Athena di Thurioi tahun 444 SM. Menurut kesaksian dari Diogenes Laertios, pada
akhir hidupnya Protagoras dituduh di Athena karena kedurhakaan terhadap agama.
Buku-buku Protagoras dibakar di depan umum. Kemudian Protagoras diceritakan
melarikan diri ke Sisilia,
namun perahu yang ditumpanginya tenggelam.
Protagoras mengarang banyak buku, namun hanya beberapa fragmen
yang masih tersimpan. Akan tetapi, isi filsafatnya masih dapat diketahui sebab
pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarakan oleh para filsuf selanjutnya.
Plato merupakan
sumber utama, khususnya kedua dialognya yang berjudul Theaitetos dan Protagoras.
Buku paling terkenal dari Protagoras berjudul "Kebenaran" (Aletheia).
Pemikiran-Pemikiran Protagoras :
Tentang Pengenalan
Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras
menyatakan bahwa :
"Manusia adalah ukuran untuk
segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal
yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."
Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai
individu. Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada individu
yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya. Contohnya bagi orang yang
merasa sakit, angin dapat terasa dingin. Sedangkan bagi orang yang sehat, angin
itu terasa panas. Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan terhadap
angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut. Pandangan
seperti ini dapat dikatakan relativisme sebab kebenaran didasarkan pada masing-masing
orang yang merasakannya.
Selama masa hidupnya, Protagoras mempengaruhi pemikiran banyak pemuda lewat
pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan. Ia juga memengaruhi Demokritos
dalam hal teorinya tentang pengetahuan dan filsafat politik. Selain itu, ia
juga membawa pengaruh besar terhadap para negarawan, penyair, sejarawan, dan
orator. Plato memberi kesaksian bahwa nama Protagoras amat terkenal untuk waktu
yang lama.
C.
Zaman
Keemasan Filsafat Yunani
Zaman ini disebut dengan zaman
keemasan kelimuan bangsa Yunani, karena pada zaman ini kajian-kajian keilmuan yang
muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia. Pada
waktu Athena dipimpin oleh Perikles kegiatan politik dan filsafat dapat
berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika)
dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum
muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia,
sebagaimana yang dikatakan oleh Prothagoras, Manusia adalah ukuran untuk
segala-galanya. Hal ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang
benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung
tinggi oleh semua orang. Akibat ucapannya tersebut Socrates dihukum mati.
·
Socrates
Socrates (Yunani:
Σωκράτης, Sǒcratēs) (470 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam
tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama
dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles.
Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar
Aristoteles.
Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai
seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos.
Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah
Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya.
Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang
anak.
Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan
karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa
yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari
catatan oleh Plato,
Xenophone (430-357) SM, dan
siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah Socrates dalam
dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu sebagai tokoh
utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana gagasan Socrates yang
sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Sorates.
Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu
dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.
Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan,
berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi
soal filsafat.
Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara
gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle
Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari
Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara
tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat
pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan.
Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia
memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya
berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan
mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada
orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang
diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates
membenarkan suara
gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak
karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa
bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka
tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati
terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka
yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang
sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya
akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi
merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan
melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates
pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana
keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280
mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.
Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara,
sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia
menolak atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia
jalani dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut
digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya Plato. Kematian Socrates dalam
ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling
bersejarah dalam masyarakat Barat di samping peradilan Yesus
Kristus.
Filosofi Socrates :
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada
cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu
permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran
dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya.
Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan
sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya
dilupakan oleh para pemikir hakikat alam
semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan
filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.
Sumbangsih Socrates
yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang
dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan
untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai
bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
·
Plato
Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada muridnya
Plato. Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 429 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah
seorang filsuf
dan matematikawan
Yunani, dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi
pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates.
Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles.
Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia,
"negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya
pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di
mana Socrates
adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah
perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato
scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
Ciri-ciri Karya-karya Plato
¶ Bersifat
Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato
selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama
karangannya.
¶ Berbentuk
dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat
VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati
yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika
pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang
berbentuk dialog.
¶ Adanya
mite-mite
Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi. Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke
dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri
yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk
dialog.
Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi :
Idea-idea
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai
idea. Pandangan Plato terhadap
idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato
bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau
tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran
manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran
manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan
perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada
dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat
terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea
genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara
hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”. Idea
ini melampaui segala idea yang ada.
Dunia Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani
yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini
tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu
terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.
Dunia Idea
Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.
Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat
diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya
sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang
bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil
buah intelektual.
Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan
Pandangan Plato tentang Karya Seni
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh
pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam
bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai
karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah
tiruan dari realita
yang ada. Realita
yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah
yang terdapat dalam ide.
Ide jauh lebih unggul,
lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.
Pandangan Plato tentang Keindahan
Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi
pemahamannya tentang dunia indrawi, yang terdapat
dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya
terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas
dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap
saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan
merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.
Dalam filsafatnya Plato
mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi
pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang pertama
adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide. Pendapat
tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah
manusia-manusia yang konkret. “Ide manusia” tidak terdapat dalam kenyataan.
·
Aristoteles
Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada
perkembangan ilmu pengetahuan besar sekali. Aristoteles (bahasa
Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah
seorang filsuf
Yunani,
murid dari Plato
dan guru dari Alexander yang Agung. Ia menulis berbagai
subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama
dengan Socrates
dan Plato, ia
dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di
pemikiran Barat.
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya
termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya
adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari
Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia
meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20
tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan
menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander
berkuasa di tahun 336
SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia
kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai
tahun 323 SM.
Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali
kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami
Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut.
Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Pemikiran-Pemikiran Aristoteles :
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang
pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat
dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu
ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang
dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di
bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya
seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan
dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini
menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap
hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang
bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin
tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak
dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang
dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan
sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai
penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang
kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani
sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning),
yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia
menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan
penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik
kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada
dua pernyataan (premis) :
¶ Setiap
manusia pasti akan mati (premis mayor).
¶ Sokrates
adalah manusia (premis minor)
¶ maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal
adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka
dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana
kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti
Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang
prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika,
politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang
keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat
menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa
pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles
keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut
Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan
hasil chatarsis disertai dengan
estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke
luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang
dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan
tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan. Aristoteles juga
mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang
meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada
masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa
lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
Pengaruh Aristoteles
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya
terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense
explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua
ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap
masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun
kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada
asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat
berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya.
Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo
Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides
(1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid
(1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap
sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga
dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master
of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante
Alighieri.
Sumbangan yang sampai
sekarang masih digunakan dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai abstraksi,
yakni aktivitas rasional di mana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut
Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi
matematis, dan metafisis.
Abstraksi yang ingin
menangkap pengertian dengan membuang unsur-unsur individual untuk mencapai
kualitas adalah abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana subjek menangkap
unsur kuantitatif dengan menyingkirkan unsur kualitatif disebut abstraksi
matematis. Abstraksi di mana seseorang menangkap unsur-unsur yang hakiki dengan
mengesampingkan unsur-unsur lain disebut abstraksi metafisis.
Teori Aristoteles yang
cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya ini merupakan
prinsip-prinsip metafisis, Materi adal.ah prinsip yaug tidak ditentukan,
sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal dengan
sebutan Hylemorfisyme.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno
Teknologi Yunani Kuno
berkembang maju pada saat abad ke-5 SM, dan sampai dengan zaman Roma dan
seterusnya. Penemun yang dianggap dihasilkan oleh Yunani Kuno termasuk gir,
skrup, obeng, jam air, ketapel, teknik pembuatan barang dari perunggu dan
penggunaan uap untuk menggerakkan mesin dan mainan. Kebanyakan ciptaan ini
berlaku di akhir zaman Yunani, sering kali diinspirasikan untuk memperbaiki
senjata dan taktik dalam peperangan. Dan juga diterapkannya teknologi kincir
air untuk alat eksloitasi oleh orang-orang Roma. Mereka juga mempunyai sistem pensurveian dan matematika
tahap tinggi, dan banyak kemajuan mereka, diterbitkan oleh ahli falsafah
seperti Archimedes dan Hero.
Teknologi
air
Sumber air adalah antara sumbangan terpenting dari Yunani
kuno kepada banyak teknologi modern. Banyak bidang yang bergantung kepada
sumber air, terutama di kawasan pelabuhan, seperti penggunaan air bawah tanah,
perpipaan untuk saluran air, tanggul dan saluran air hujan, air mancur, air
untuk kebutuhan rumah tangga dan serta air untuk tujuan rekreasi.
Pertambangan
Orang Yunani membangun tambang-tambang perak
sampai di Laurium, dan keuntungannya digunakan untuk
pembangunan Athena sebagai sebuah pelabuhan dan negara.
Bijih-bijih yang ditambang dari dalam tanah dibersihkan dan kemudiannya dileburkan
untuk menghasilkan logam perak asli. Tempat-tempat pembersihan bijih ini, yang
dipercantik. Pertambangan tersebut dilengkapi tangki-tangki yang menampung air
hujan atau salju ketika musim dingin.
Teknologi
Perkembangan teknologi yunani Kuno agak terhambat karena
pandanganya terhadap buruh, menurut mereka buruh adalah hina dan tidak boleh
mengaplikasikan teknologi. Namun, akhirnya pada abad ke-6SM oleh Eupalinos di Samos telah memberi pandangan baru bahwa buruh
harus mempunyai skill dan boleh mengakplikasinya.
Teknologi
Yunani Kuno
Teknologi
|
Tahun
|
Keterangan
|
sekitar 600 SM
|
Penggabungan peta geografi pertama dibuat oleh Anaximander dan
Erasthothenes
|
|
Derek
|
sekitar 515 SM
|
Alat penghemat tenaga yang membuat pekerjaan menjadi lebih efisien.
Kemudian pemakaian roda ditambah untuk pekerjaan yang lebih berat.
|
sekitar abad ke-5 SM
|
Pasak dengan jenis yang lain, diperkenalkan di Yunani pada abad 5 SM
|
|
Gear
|
sekitar abad ke-3 SM
|
Perkembangan dari zaman prasejarah untuk tujuan yang praktis
|
Sistem Pipa
|
sekitar abad ke-5 SM
|
Saluran pipa digunakan untuk mencukupi kebutuhan air yang biasa
digunakan sehari-hari
|
Perencanaan Kota
|
sekitar abad ke-5 SM
|
Miletus adalah orang yang pertama kali merencanakan tata kota yang
mempunyai batas dan ruang terbuka
|
sekitar abad ke-3 SM
|
Lighthouse di Alexandriaas didesain oleh Sostratus dari Cnidus.
|
|
sekitar 300 SM
|
Digunakan pertama kali pada tahun 200SM, ditemukan oleh Ctesitius
|
|
sekitar abad ke-3 SM
|
Odometer adalah alat untuk menentukan jarak perjalanan, ditemukan pada
abad 3 SM oleh Archimedes
|
|
sekitar abad ke-3 SM
|
Ctesibius dari Alexandria mencipta sebuah
bentuk meriam primitif, dioperasi oleh tekanan angin.
|
|
Dermaga
|
sekitar 200 SM
|
Ditemukan oleh Athenaeus dari Naucratis.
|
Kincir Angin dan pompa air
|
sekitar abad ke-2 SM
|
Ditemukan oleh Ctesibius yang sangat berguna untuk mencukupi kebutuhan
|
150 SM
|
Komputer analog sebagai alat hitung sederhana dan ditemukan oleh
archimedes
|
|
Abad 1SM
|
Ditemukan oleh Alexandria, Pintu otomatis untuk kuil.
|
Arsitektur Yunani Kuno
Arsitektur ( bangunan yang dikerjakan menjadi suatu desain
yang estetik) mulai berakhir di Yunani dari akhir periode Mycenaean ( sekitar
1200 SM) sampai abad ke
7 SM, manakala
kehidupan kota dan kemakmuran kembali dan sampai batas di mana gedung
pemerintah dapat dikerjakan. Tetapi sejak bangunan Yunani kuno berada di
Archaic dan awal periode klasik dibuat dari kayu atau tanah liat, tidak ada
apapun sisa reruntuhan di antara bangunan tersebut kecuali tanah dan di sana
hampir tidak ada sumber tertulis tentang awal arsitektur atau uraian dari
bangunan tersebut. Kebanyakan pengetahuan tentang Arsitektur Yunani datang dari
minoritas bangunan yang menyangkut gaya klasik,Hellenistic dan periode Roma
(sejak arsitektur roma mengikuti gaya Yunani). Ini berarti hanya kuil yang
bangunannya kuat yang bertahan.
Arsitektur, seperti lukisan dan pahatan tidak dilihat sebagai
suatu " seni" pada Periode Yunani jaman kuno. Arsitek adalah seorang
tukang yang ahli yang dipekerjakan oleh bangsawan atau orang kaya. Tidak ada
perbedaan antara arsitek dan pemborong bangunan. Arsitek merancang bangunan,
menyewa tenaga kerja dan tenaga ahli untuk membangun dan bertanggung jawab atas
anggaran dan penyelesaian tepat waktu kedua-duanya. Ia tidak menikmati
statusnya, tidak seperti arsitek pada bangunan modern. Bahkan nama arsitek
tidak dikenal sebelum abad ke 5. Seorang arsitek seperti Iktinos, yang
merancang Parthenon, yang hari ini dinilai sebagai seorang arsitektur yang
genius, diperlakukan pada waktu itu dalam seumur hidupnya tidak lebih daripada
seorang pedagang.
Bentuk standar Gedung pemerintah Yunani dikenal mempunyai
bantuk yang sama dari Parthenon, dan bahkan bangsa Roma membangun bangunan
mereka ,engikuti gaya Yunani, seperti Kuil untuk semua dewa di Roma. Bangunan
pada umumnya membentuk suatu dadu atau kubus ataupun suatu segiempat panjang
dan dibuat dari batu gamping. Pualam adalah suatu material bangunan mahal di
Yunani: pualam mutu tinggi datang hanya dari Mt Pentelus di Attica dan dari
beberapa pulau seperti Paros, dan jalur transportasinya sangat sulit. Batu
pualam digunakan dalam pahatan dekorasi, tidak berstruktur, kecuali di dalam
bangunan paling agung periode zaman Klasik seperti Parthenon.
Titik dari atap Yunani yang rendah membuat suatu bentuk
persegi tiga pada masing-masing tepi bangunan, pediment, yang mana pada umumnya
diisi dengan dekorasi pahatan. Sepanjang sisi dari bangunan, antara kolom dan
atap, adalah suatu baris blok sekarang dikenal sebagai entablature, yang
permukaannya menyajikan suatu ruangang untuk memahat, dekorasi yang dikenal
sebagai metopes dan triglyphs. Tidak ada yang dapat menyelamatkan bagunan Yunani
dari keruntuhan, tetapi bangunan aslinya dapat dilihat pada beberapa tiruan
dari bangunan modern Yunani, seperti Yunani Akademi Nasional yang membangun di
Athena,
Format Arsitektur umum lainnya yang digunakan dalam
arsitektur Yunani adalah tholos, suatu struktur lingkaran dimana contoh yang
terbaik adalah pada Delphi (lihat gambar 1.3) dan tujuan religiusnya adalah
melayani pemuja kuil, propylon atau serambi, yang mengapit pintu masuk ke
ruangan terbuka dan cagar alam ( contoh yang terbaik yang dikenal adalah pada
Acropolis Athens), dan stoa, suatu aula yang sempit panjang dengan suatu
colonnade terbuka pada satu sisi yang digunakan untuk mengatur barisan kolom
kuil Yunani. Suatu stoa yang telah dipugar adalah Stoa Attalus dapat dilihat di
Athena.
Dasar dari segiempat panjang atau kubus pada umumnya diapit
oleh colonnades ( baris kolom) pada bagian atas baik dua maupun pada keempat
sisinya. Ini adalah format dari Parthenon. Sebagai alternatif, suatu bangunan
berbentuk kubus akan membuat suatu serambi bertiang-tiang ( atau pronaos dalam)
istilah Yunani) sebagai pembentukan pintu masuknya, seperti terlihat pada
setiap Kuil untuk semua dewa. Yunani memahami prinsip dari pekerjaan menembok
bangunan lengkung tetapi penggunaannya sangat sedikit dalam bangunan Yunani dan
bangunan Yunani tidak meletakkan kubah pada atas bangunan mereka tetapi
mengatapi bangunan mereka dengan balok kayu yang ditutup dengan terra cotta (
atau adakalanya batu pualam).
Kuil adalah tempat terbaik yang dikenal umum dalam dunia
arsitektural. Kuil tidak mempunyai fungsi yang sama dalam melayani seperti pada
gerja modern. Untuk satu hal, altar memikul langit yang terbuka di dalam
temenos atau tempat pengorbanan suci. Kuil bertindak sebagai tempat penyimpanan
benda-benda yang dianggap berhubungan langsung dengan dewa yang dipuja. Kuil
adalah suatu tempat untuk pemuja dewa untuk meninggalkan sesaji yang memenuhi
nazar mereka, seperti persembahan patung, Pada bagian dalam kuil, cella, begitu
para pemuja sebagian besar menyimpan barang pemujaan mereka dalam ruangan besi
dan gudang. Dan bangunan itu pada umumnya dilapisi oleh baris kolom yang lain .
Tiap-Tiap Kota di Yunani dengan segala ukurannya juga
mempunyai suatu palaestra atau ruang olah raga. Ruangan ini sangat terbuka
dengan atap terbuka menghadap ke langit dan dilapisi dengan colonnades,
digunakan untuk kejuaraan atletik dan latihan juga sebagai pusat perkumpulan
kegiatan sosial dan juga tempat perkumpulan kaum pria. Kota Yunani juga perlu
sedikitnya satu bouleuterion atau sidang, suatu bangunan yang besar yang
sebagai ruang pertemuanyang menempatkan dewan kota ( boule) dan sebagai gedung
pengadilan. Karena Yunani tidak menggunakan bangunan lengkung atau kubah,
mereka tidak bisa membangun ruang besar tanpa didukung oleh atap, bouleuterion
adalah baris tiang dan kolom internal yang digunakan untuk menopang atap atas.
Terakhir, tiap-tiap Kota di Yunani mempunyai suatu teater.
Ini digunakan untuk pertemuan-pertemuan publik atau drama. Acara di dalam
teater berkisar pada abad ke 6 BC ( lihat Teater Yunani). Teater pada umumnya
yang ditetapkan dalam suatu lereng bukit di luar kota itu , dan mempunyai
tempat duduk berupa barisan yang ditetapkan dalam suatu seperdua lingkaran di
sekitar area pusat orkes atau acara. Di belakang orkes adalah suatu bangunan
rendah yang disebut skene, yang mana bertindak sebagai suatu gudang, suatu
kamar ganti, dan juga sebagai latar belakang pada tindakan yang berlangsung di
dalam orkes atau pertunjukkan tersebut. Sejumlah Teater Yunani hampir tetap
utuh, yang terbaik yang dikenal adalah teater Epidaurus.
Ada dua gaya utama dalam Arsitektur Yunani, yaitu Doric dan
Ionik. Nama ini digunakan hanya untuk bangsa Yunani sendiri. dan mencerminkan
kepercayaan mereka pada Ionic dan Doric dari zaman kegelapan, tetapi ini tidak
sepenuhnya benar. gaya Doric digunakan di tanah daratan Yunani dan tersebar
dari sana pada wilayah jajahan Yunani di Italia. gaya Yang bersifat ionik
digunakan di kota besar Ionia ( sekarang pantai barat Turki) dan sebagian dari
pulau Aegean. Gaya Doric jadi lebih keras dan formal, yang bersifat ionik jadi
lebih longgar dan dekoratif. Gaya Corinthian yang mempunyai banyak hiasan
adalah perkembangan akhir dari gaya ionik. Gaya ini dikenal hingga ke ibu kota,
tetapi ada perbedaan banyak dalam poin-poin desain dan dekorasi antara gaya
tersebut. Lihatlah artikel yang terpisah pada golongan klasik.
Matematika Yunani Kuno
Pengaruh matematika Yunani berlanjut selama beraba-abad.
Aritmatika, Geometri dan aljabar yang masih banyak digunakan saat ini. Sebagai contoh, Phytagoras memiliki
gagasan bahwa segala sesuatu di semesta dapat dinyatakan dengan angka.
Ilmuwan
penting dalam bidang ini:
a.
Phytagoras: Teorema Phytagoras, bilangan irrasional,
b.
Archimedes: Menyumbangkan kombinatorik & persamaan kubik.
c.
Aristoteles: Menyumbangkan logika matematika.
d.
Plato: Menyumbangkan matriks, invers, dan teorema dasar aljabar (bersama
Ababar).
Geologi dan Seismologi
Gempa Bumi yang berasal dari bawah tanah telah berhasil
diteliti oleh orang Yunani kuno. Banyak pendapat yang muncul sehingga
menjadikan topik ini terus berlanjut. Christopher L Linier adalah orang yang
meneliti hal tersebut.
Fisika dan Meteorologi
Perkembangan ini dimulai saat Archimedes yang menemukan
tekanan Hidrostatis. Dan Democratus, Leocippus, dan beberapa ilmuwan lainnya
menemukan teori model atom. Plato juga turut menyumbangkan sumbangsihnya lewat
Polihedron dan Segitiga. Hal lainnya yang ditemukan adalah listrik, magnet,
siklus air dan lainnya.
Socrates juga menjelaskan mengenai fenomena alam dan bagaimana
terjadinya alam dan bgaimana terjadinya fenomena atmosfer.
Kimia Yunano mempunyai teori atom dan selanjutnya Thales
meneliti air. Anaximenes menelaah udara, helicratus meneliti api sebagai sumber
substansial bumi.
Empedocles menambahkan bahwa bumi terkombinasi oleh unsur elemen yang bekerja
sama dengan cinta dan kekejaman. Teori ini yang dikembangkan Aristoteles,dia
juga ikut mengkritik model atom Leocippus dan Democritus.
Obat-obatan dan psikologi
Obat-obatan, memegang peranan penting selama 1500 tahun.
Penemuan ini telah ada sebelum Hipocrates mengembangkannya. Dan di Alexandria telah terkumpul
20.000 teks halaman masalah psikologi
Pada zaman Yunani kuno ini ada banyak macam perkembangan dan
banyak pula ilmuwan yang mengembangkannya. Hal tersebut menggambarkan, betapa
penuh misterinya dunia seisinya ini. Meskipun, beberapa teori zaman ini
sebagagian terbantahkan dan terpatahkan namun, tetap saja beberapa ilmu yang
banyak lainnya tetap sebagai dasar ilmu-ilmu danpenelitian lain. Masa Yunani
telah ter;ebih dahulu berlalu, akankah berlalu tanpa arti? Inilah tantangan
generasi muda dan ilmuwan untuk tetap berinovasi, berkreasi, bercipta, rasa,
karsa untuk sebuah kemauan ilmu denagn logika yang berasional dan berbudaya.
TAMBAHAN :
·
Pada zaman prasejarah, manusia
menganggap bumi itu datar, luas.
·
Pada zaman mesir kuno, para astronom
belum membicarakan mengenai bentuk bumi itu seperti apa.
·
Yang pertama kali mengemukakan teori
bahwa bumi itu bulat adalah Phytagoras, karena berdasarkan
perkembangan ilmu ukur.
·
Meskipun kebanyakan orang mengatakan
bahwa Phytagoras
yang pertama kali mengemukakan
bahwa
bumi itu bulat, namun sebenarnya Parmenides lah yang pertama kali
mencetuskannya.
·
Teori menurut Einstein,
bahwa bumi itu tidak terlalu bulat tapi oval (pepat di ujungnya). Teori ini
merupakan teori modern.
·
Sebenarnya perkembangan ilmu di Yunani
tidak lebih unggul dari Mesir, karena semuanya itu memiliki kelebihan di
masing-masing bidang. Selain itu, pada zaman Mesir penemuan itu belum dicatat
atau diarsipkan. Pada zaman Yunani lah mulai dilakukan pendataan, sehingga
masyarakat sekarang lebih mengenal perkembangan ilmu dari Yunani.
·
Thales:
saudagar asal Yunani yang sering berlayar ke Mesir. Ia mempelajari ilmu ukur
yang kemudian dibawanya ke Yunani. Ia bisa membuat piramida dengan bayangannya. Thales lebih dikenal saat
terjadinya gerhana Matahari
·
Tycho Brahe (lahir di Knudstrup, Denmark, 14 Desember
1546 – meninggal
di Praha, Bohemia (sekarang
Ceko), 24 Oktober
1601 pada umur 54
tahun) adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog
(kedua bidang ini belum dibedakan waktu itu) dan alkimiawan. Ia
memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven, di Selat Øresund yang
menjadi "lembaga penelitian"
awalnya.
Tycho
adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop. Akurasi
pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu.
Untuk
penerbitan
karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. Asistennya
yang paling terkenal adalah Johannes
Kepler. Setelah kematiannya, catatan-catatannya mengenai gerak Planet Mars membuat Kepler
menemukan tiga hukum pergerakan planet yang menyokong teori heliosentris.
·
Johannes Keppler (27 Desember
1571 – 15 November
1630), seorang tokoh
penting dalam revolusi ilmiah, adalah seorang astronom Jerman, matematikawan
dan astrolog. Dia paling dikenal
melalui hukum gerakan planetnya. Dia kadang
dirujuk sebagai "astrofisikawan teoretikal pertama",
meski Carl
Sagan juga memanggilnya sebagai ahli astrologi ilmiah terakhir.
Orang
Eropa abad ke-16
sangat mengagumi komet. Maka, pada suatu malam, sewaktu sebuah komet yang
dipopulerkan oleh astronom Denmark Tycho Brahe terlihat di langit, Katharina Kepler
membangunkan putranya, Johannes, yang berusia enam tahun untuk menyaksikan
komet itu. Lebih dari 20 tahun kemudian, sewaktu Brahe meninggal, siapakah yang
dilantik Kaisar Rudolf II untuk
menggantikan jabatan Barahe sebagai matematikawan kekaisaran? Pada usia 29
tahun, Johannes Kepler menjadi matematikawan kekaisaran untuk Kaisar Romawi
Suci, beserta ahli astrologi kerajaan Jendral Wallenstein,
suatu jabatan yang ia pegang hingga akhir hayatnya. Kepler juga seorang profesor
matematika di Universitas Graz. Karier Kepler juga bersamaan
dengan karier Galileo Galilei. Pada awal kariernya, Kepler adalah
asisten Tycho
Brahe.
Kepler
sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika. Ia menjadi sangat terkenal
di bidang optik dan astronomi. Kepler, meski perawakannya kecil, memiliki
kecerdasan yang memukau dan juga kepribadian yang gigih. Ia didiskriminasi
sewaktu tidak mau pindah agama ke Katolik Roma, sekalipun di bawah tekanan
hebat.
Hukum Kepler tentang Gerakan Planet
Pada
tahun 1609, Kepler menerbitkan buku New Astronomy (Astronmi Baru), yang
diakui sebagai buku astronomi modern yang pertama dan salah satu buku
terpenting yang pernah ditulis tentang subjek itu. Mahakarya ini memuat dua
hukum Kepler yang pertama tentang gerakan planet. Hukumnya yang ketiga
diterbitkan dalam buku Harmonies of the World (Keharmonisan Dunia) pada
tahun 1619, sewaktu ia tinggal di Linz, Austria. Tiga hukum ini mendefinisikan
dasar-dasar gerakan planet: bentuk orbit planet yang mengitari matahari,
kecepatan gerakan planet, dan hubungan antara jarak sebuah planet dari matahari
dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran.
Bagaimana
reaksi para astronom rekan-rekan Kepler? Mereka tidak memahami betapa
pentingnya hukum Kepler itu. Bahkan ada yang sama sekali tidak percaya. Mungkin
mereka tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan. Kepler telah menyelubungi karyanya
dengan suatu prosa Latin yang sulit dipahami laksana lapisan awan tebal yang menyelubungi
Venus yang nyaris tak tertembus. Tetapi, seraya waktu berlalu, hukum-hukum
Kepler akhirnya diakui. Kira-kira 70 tahun kemudian, Isaac Newton menggunakan
karya Kepler sebagai dasar untuk hukumnya tentang gerakan dan gravitasi. Dewasa
ini, Kepler diakui sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa—tokoh
yang turut menyeret astronomi keluar dari Abad Pertengahan ke zaman modern. “ Intoleransi keagamaan
sangat memuakkan bagi Kepler, yang yakin bahwa keharmonisan di antara
planet-planet seharusnya terdapat juga di antara umat manusia”
DAFTAR PUSTAKA
Anggims. 9 September 2009. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno. http://anggims.blogspot.com/2009/09/perkembangan-ilmu-pengetahuan-yunani.html. (diakses tanggal 15 Maret 2012).
Fadeli, M. Khoirul. 14 Maret 2012. Ilmu
Pengetahuan dan Perkembangannya. http://blog.uin-malang.ac.id/fadeli/2012/03/14/ilmu-pengetahuan-dan-perkembangannya. (diakses tanggal 15 Maret 2012).
Ayief.
3 September 2011. Perkembangan Ilmu dari
Masa ke Masa. http://id.shvoong.com/humanities/history/2207999-perkembangan-ilmu-dari-masa-ke/#ixzz1oM1pvTPo. (diakses tanggal 8 Maret 2012).
Sains di Yunani. 11 Mei 2008. http://www.budakfisika.net/2008/11/sains-di-yunani.html (diakses tanggal 8 Maret 2012).
Zamzawi, M. Shuban. 11 November 2011. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. http://msubhanzamzami.wordpress.com/2010/11/11/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan. (diakses tanggal 15 Maret 2012).
Soal-Soal :
1.Putri Ramadanti:
Jasa Phytagoras
sangat besar dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Tolong
jelaskan prinsip ilmu alam apa yg dikembangkannya dan proses dy menemukan
prinsip itu.
2. Yuli Fransiska :,
Eksperimen apa yg dilakukan thales sehingga mendapatkan
theorema thales ?
3. Magdalena :
Tolong jelaskan maksud pernyataan plato mengenai dua
dunia ,? Slide 15
4.Wardah Intan Medina : .
Eksperimen apa yang di buat Anaximandros ? seehingga ia
bisa menyatakan "udara merupakan sumber segala kehidupan.
5. Oktarina :
Apa hubunganya zaman keemasan dgn pengetahuan ?
krn di makalah kalian tertulis bahwa zaman yunani jg di sebut zaman keemasan
apa yg melatar belakanginya?
krn di makalah kalian tertulis bahwa zaman yunani jg di sebut zaman keemasan
apa yg melatar belakanginya?
6. Hervin :
Mengapa pada
perkembangan ilmu zaman yunani di bagi menjadi 2 periode yaitu periode sebelum
abad ke 6 SM dan periode setelah abad ke 6 SM?
8. Monasari :
Siapa saja
ilmuwan yang memiliki peran penting bagi perkembangan ilmu pada zaman yunani
dan sebutkan penemuan-penemuaannya?
9. Muthoharo :
Seberapa penting
permulaan zaman yunani bagi perkembangan ilmu?
10. Suci Aprilia :
Bagaimana pengaruh
perkembangan ilmu dari timur terhadap perkembangan ilmu zaman Yunani?
Jawab :
1. Prinsi ilmu alam Pyhtagoras
Pythagoras (500
SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan
air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2,
sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan
seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
2. Eksperimen teorema
thales
Thales tercatat sebagai orang pertama yang melakukan eksperimen ilmiah tentang
listrik statis. Ia mampu mengukur tinggi piramida dengan mengukur tinggi bayangan dengan
menggunakan tongkat. Memprediksi
gerhana matahari,menentukan setahun adalah 360 hari. Mampu memprediksikan jarak kapal dilaut dengan menggunakan cara proporsi
/memadankan bentuk segitiga, ia mengungkapkan
sebuah teorema
Teorema thales yaitu:
1.
Lingkaran
dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan diameter.
2.
Besarnya
sudut-sudut alas segitiga sama kali adalah sama besar.
3.
Sudut-sudut
vertikal yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis
lurus menyilang, sama besarnya.
4.
Apabila
sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sudut
yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga itu dikatakan
sama sebangun.
5.
Segitiga
dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak
kapal.
3. Pernyataan plato tentang dua dunia
Dunia Indrawi
Dunia
indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat
dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah
refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan
dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.
Dunia Idea
Dunia
idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada
perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu
idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal
ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja,
tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil
buah intelektual.
Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
4. Penemuan di zaman Yunani yang paling
penting untuk perkembangan ilmu?
To Apeiron sebagai prinsip dasar segala
sesuatu
Meskipun Anaximandros merupakan
murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan
gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu.
Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya
air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan
dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air
bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros
berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang
empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat
diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala
sesuatu adalah to apeiron.
To apeiron berasal
dari bahasa Yunani a=tidak dan
eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar
segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala
sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad
raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering
dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada
akhirnya akan kembali. Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros
membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to
apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu
sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung
di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku
inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian
terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian
terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi
dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari
tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya,
dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.
Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi
melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula
lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang
basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadi
kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.
5. Hubunganya zaman keemasan dgn
pengetahuan
Zaman
Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani
pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani
pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan
inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis
inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang
masa.
Zaman Yunani Kuno meliputi zaman
filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf
pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal
dari segala sesuatu.
6. Pembagian periode pada perkembangan
ilmu zaman Yunani
Hal ini
dilakukan karena, pada periode sebelum abad ke 6 SM bangsa Yunani masih
memiliki kebudayaan kuno seperti percaya pada mitos-mitos, kemudian seiring
dengan perjalanan waktu, beberapa orang bangsa Yunani mengembara ke Timur untuk
berdagang, hasil dari interaksi ini, bangsa Yunani pun banyak yang belajar dari
bangsa Timur seperti mesir. Oleh karena itulah pada periode setelah abad ke-6
SM lahirlah ilmu filsafat di bangsa Yunani. Ini menunjukkan 2 masa yang berbeda
yang di alami oleh bangsa Yunani yaitu periode pra-filsafat dan periode
filsafat.
7. Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan
sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah :
1.
Anaximander, langit yang kita lihat adalah
setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan
membuat jam dengan tongkat.
2.
Anaximenes, (560-520) mengatakan
unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air
merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat
menjadi tanah.
3.
Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes,
justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda
akan seperti apa adanya.
4.
Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda
adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras
C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi
adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
5.
Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus,
maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos
atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada
perubahan konsep.
6.
Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat
Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya
tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau
memisahkan unsur-unsur.
7.
Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran
yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang
tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial.
Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak
sempurna, yang benar adalah idea serangga.
8.
Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat
intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal
dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang
disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah,
air, udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin,
lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api,
sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak
ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu
diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan
yang ada dimuka bumi ini.
9.
Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah
pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang
penyangga.
8. Perkembangan
ilmu fisika zaman yunani
Perkembangan ini dimulai saat Archimedes yang menemukan
tekanan Hidrostatis. Dan Democratus, Leocippus, dan beberapa ilmuwan lainnya
menemukan teori model atom. Plato juga turut menyumbangkan sumbangsihnya lewat
Polihedron dan Segitiga. Hal lainnya yang ditemukan adalah listrik, magnet,
siklus air dan lainnya.
Socrates
juga menjelaskan mengenai fenomena alam dan bagaimana terjadinya alam dan
bgaimana terjadinya fenomena atmosfer.
Kimia
Yunano mempunyai teori atom dan selanjutnya Thales meneliti air. Anaximenes
menelaah udara, helicratus meneliti api sebagai sumber substansial bumi.
Empedocles
menambahkan bahwa bumi terkombinasi
oleh unsur elemen yang bekerja sama dengan cinta dan kekejaman. Teori ini yang
dikembangkan Aristoteles,dia juga ikut mengkritik model atom Leocippus dan
Democritus.
9. Penting permulaan zaman yunani bagi
perkembangan ilmu.
Periode
filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia
karena pada waktu ini terjadi perubahan
perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mito
sentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan
fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi.
Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyakan
kepalanya. Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi
dianggap sebagai aktifitas dewa, tetapi aktifitas alam yang terjadi secara kausalitas.
Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya tidak
sederhana karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan dieksploitasi.
Pada zaman ini fisika disebut sebagai filsafat alam (sekitarabad18). Orang Yunani
awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhyul,
tetapi lama kelamaan, terutama setelah mereka mampu membedakan yang riil dengan
yang ilusi, mereka mampu keluar dari . Inilah
titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan
dirinya dan alam jagad raya. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu
luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengtahui rahasia alam itu.
10. Pengaruh
Ilmu Pengetahuan dari Timur Kuno
Orang
Yunani tentu berutang budi kepada bangsa-bangsa lain dalam menerima beberapa
unsur ilmu pengetahuan dari mereka. Demikianlah ilmu ukur dan ilmu hitung
sebagian berasal dari Mesir dan Babylonia pasti ada pengaruhnya dalam
perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani. Namun, andil dari bangsa-bangsa
lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani tidak boleh dilebih-lebihkan.
Orang Yunani telah mengolah unsur-unsur tadi atas cara yang tidak pernah
disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Baru pada bangsa Yunani ilmu
pengetahuan mendapat corak yang sungguh-sungguh ilmiah.
Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.
Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.
No comments:
Post a Comment