LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
Nama Kelompok :
RANDO FIRMANSYAH(08031181320024)
Jurusan/Kelompok : Kimia / II
PERCOBAAN : RUMUS EMPIRIS SENYAWA
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
I.
Nomor Laporan : II
II.
Nama Laporan : Rumus Empiris SENYAWA
III.
Tujuan Percobaan :
a)
Mencari rumus empiris dari suatu
senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa tersebut.
b)
Mempelajari cara mendapatkan data
percobaan dan cara memakai data untuk menghitung rumus empiris
IV.
Dasar Teori
Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan
menggambarkan perubahan-perubahan kualitatif dan kuantitatif yang terjadi
secara kimia dengan cepat, tepat dan
langsung, kita menggunakan lambang-lambang kimia dan rumus-rumus kimia. Secara
umum dikenal rumus empiris danrumus molekul.
Rumus empiris adalah suatu senyawa
menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat pada senyawa tersebut,
sedangkan rumus molekul merupakan rumus untuk semua unsure dalam senyawa.
Sebagai contoh karbon hidroksida terdiri dari satu atom C dan dua atom O
memiliki rumus empiris . Hidrogen peroksida yang mempunyai dua atom H dan dua
atom O memiliki rumus molekul dan rumus
empirisnya HO.
Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada
aturan yang ketat tetapi umumnya untuk zat anorganik, unsure logam atau
hydrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan non logam atau metalloid dan
akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat organic aturan yang umumnya berlaku
adalah C, H, O, N, S, P.
Berdasarkan beberapa percobaan yang
dilakukan rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari
unsure-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat
berkala dan unsur-unsur. Secara sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawa
dapat dilakukan dengan cara eksperimen. Dengan menentukan persentase jumlah
unsur-unsur yang terdapat dalam zat tersebut, memakai metoda analisis kimia kuantitatif.
Disamping itu ditentukan pula massa molekul relative senyawa tersebut. Untuk
menyatakan rumus empiris dilakukan dengan perhitungan senyawa.
Jika rumus empiris senyawa telah diketahui
dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut, yaitu : dari
rumus empiris ini dfapat dilihat unsure apa yang terkandung dalam senyawa
tersebut dan berapa banyak atom dari masing-masing unsure untuk membentuk
molekul senyawa tersebut, dan massa molekul relative dapat ditentukan massa
atom relative dari unsure-unsur yang membentuk senyawa.
Berdasarkan rumus empiris dapat dihitung
jumlah relative unsure-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi
persentase zat tersebut. ( Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. hal : 14-15)
Rumus empiris merupakan rumus perbandingan
jumlah mol unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Menentukan rumus empiris
berarti menghitung jumlah mol unsure-unsur kemudian membandingkannya. Dalam
penentuan tersebut diperlukan sejumlah data, yaitu : massa unsur, perbandingan
massa unsure atau persentase, dan massa atom relative (Ar) unsure tersebut.
Adapun rumus molekul senyawa merupakan
rumus kimia yang menggambarkan jumlah atom dan unsure penyusun senyawa. Dalam
penentuan rumus molekul, perlu ditentukan terlebih dahulu empirisnya.
Selanjutnya, denganm menggunakan data massa molekul relative (Mr) senyawa dapat
ditentukan rumus molekulnya.
Senyawa hidrat adalah senyawa yang
mengikat molekul-molekul air. Molekul air yang terikat dinamakan molekul hidrat.
Penentuan jumlah molekul hidrat yang terikat dilakukan dengan cara memanaskan
garam terhidrat (mengandung air) menjadi garam anhidrat (tidak mengandung air).
(http://www.belajarkimia.com)
Rumus kimia dapat berupa rumus molekul atau
rumus empiris. merupakan rumus molekul
(dari etena), O merupakan rumus molekul sekaligus rumus empiris (dari air),
sedangkan NaCl merupakan rumus empiris dari garam dapur. Jika suatu rumus tidak
dapat disederhanakan lagi, berarti rumus tersebut pastilah rumus empiris, namun
demikian mungkin juga merupakan rumus molekul. Rumus kimia senyawa ion
merupakan runus empiris. Pada senyawa
merupakan senyawa yang memiliki rumus empiris sekaligus rumus molekul.
Penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat
digunakan untuk menentukan rumus molekul dari suatu senyawa yang merupakan
tujuan dari analisa kuantitatif. Suatu zat murni setelah dianalisa ternyata
terdiri atau tersusun oleh atom C atau atom H.
Adapun rumus empiris suatu senyawa dapat
digunakan untuk menentukan rumus molekul dari suatu zat murni yang merupakan
tujuan dari analisa kuantitatif. Suatu zat antara rumus empiris dan rumus
molekul mempunyai hubungan yang erat atau saling berkaitan. Terdapat tiga
kemungkinan hubungan yang perlu dipertimbangkan, yaitu rumus empiris dan rumus
molekul dapat identik, rumus molekul dapat merupakan penggandaan atau kelipatan
dari rumus empiris, suatu senyawa dalam keadaan padat dapat memiliki rumus
empiris dan tidak memiliki rumus molekul.Rumus kimia zat dapat menyatakan jenis
dan jumlah relative atom yang menyusun zat itu. Rumus kimia berbentuk kumpulan
lambang atom dengan komposisi tertentu. Bilangan menyatakan jumlah atom
masing-masing unsure dalam rumus kimia disebut angka indeks. Dalam rumus kimia
airO), indeks H=2 dan indeks O=1 (indeks satu tidak ditulis).
Rumus kimia zat dapat berupa rumus empiris
adalah rumus molekul, selain kedua ini terdapat struktur. Rumus struktur ini
biasanya dipergunakan dalam mempelajari dan memahami senyawa organic.
Dalam kimia, rumus empiris atau komposisi kimia dari suatu
senyawa adalah ekspresi sederhana jumlah relative setiap jenis atom yang
dikandung. Suatu formula empiris tidak memberikan gambaran mengenai isomer,
struktur, atau jumlah absolute ataom. Istilah empiris merujuk pada analisis
elemental, suatu tekhnik analitik yang digunakan untuk menentukan persentasi
komposisi relative perunsuran dari suatu zat kimia. Konnstanta dengan formula
empiris, formula kimia mengidentifikasi jumlah absolute atom unsure-unsur yang
ditemukan pada setiap molekul disenyawa tersebut.
Sebagai contoh, n-heksana memiliki rumus
molekul , kimia menyatakan bahwa senyawa ini memiliki struktur rantai lurus, 6
atom karbon, dan 14 atom hydrogen. Formula kimia heksana karenanya , sedangkan
rumus empirisnya adalah menunjujkkan
rasio C:H sejumlah 3:7. (http://www.wikipedia.wiki.org/rumus_empiris)
Rumus empiris merupakan rumus paling
sederhana dari suatu senyawa. Rumus empiris tidak menunjukkan jumlah atom-atom
yang terdapat dalam molekul. Rumus ini hanya menyatakan perbandingan jumlah
atom-atom yang terdapat dalam molekul. Rumus empiris suatu senyawa dapat
ditentukan .
Hukum perbandingan tetap merupakan hukum
yang menghendaki penulisan rumus kimia yang baik berupa rumus empiris maupun
rumus molekul. Rumus empiris senyawa dapat ditentukan berdasarkan persentase
massa unsure-unsur yang membentuk senyawa itu, oleh karena itu kita mengetahui
massa molar masing-masing unsure, maka dari perbandingan massa unsure-unsur
dalam senyawa, kita dapat menarik kesimpulan tentang perbandingan mol
unsure-unsur dalam senyawa. Perbandingan mol mencerminkan pula jumlah atom,
sehingga kita dapat menghitung perbandingan massa unsure-unsur dalam senyawa. (http://kimia.upi.edu/)
V.
Alat dan Bahan
a.
Alat : cawan
Gelas arloji
Timbangan
Gelas ukur
Bunsen
Pipet tetes
b.
Bahan : logam Tembaga
Asam nitrat
VI.
Prosedur Percobaan
Ambil cawan krus dan tutupnya. Alat ini harus bersih dan kering
|
Timbang krus dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 g catat
bobotnya.
|
Kedalam cawan tambahkan 0,5 g logam tembaga, campur dengan
10 ml asam nitrat 4 M dan tutup dengan gelas arloji.
|
Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk Kristal
kekuning-kuningan.
|
Timbang cawan penguap beserta isinya sampai bobotnya tetap
|
Tentukan rumus empiris dari oksida tembaga tersebut.
|
VII.
Pertanyaan Prapraktek
1)
Berilah 5 contoh senyawa yang
memiliki rumus molekul dan rumus empiris yang sama dan 5 buah senyawa yang
memiliki rumus molekul dan rumus empiris yang berbeda.
2)
Pembakaran senyawa hidrokarbon dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g dan
9 g O, jika O=16, C=12, dan H=1. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut?
Jawaban
1)
Senyawa yang memiliki rumus empiris
yang sama dengan rumus molekul antara lain :
Senyawa yang memiliki rumus empiris dan molekul yang sama
antara lain :
Rumus Empiris
|
Rumus
Molekul
|
CH2O
|
C6H12O6
|
CH2
|
C2H4
|
CH4
|
C2H8
|
HO
|
H2O2
|
CH3
|
C2H6
|
2)
Mol CO2 = 11/44 = 0,25
mol
Mol C dalam CO2 = 0,025
mol
Mol H2O = 9/18 = 0,5 mol
Mol H dalam H2O = 2 x 0,5
= 1 mol
Maka ,
Mol C : Mol
H
0,25
: 1
1 : 4
Jadi rumus empiris senyawanya CH4
VIII.
Data Hasil Pengamatan
1.Warna
setelah dipanaskan = biru toska
W logam tembaga = 0,253 g
W cawan (W1)
= 34,7505 g
W cawan
setelah dipanaskan (W2) = 34,8956 g
2. Wcawan kuning =41,7241 gr
W lgam tembaga =0,5 gr
W cawan kuning + w logam tebaga
=41,7241 gr + 0,5
gr
=42,2241 gr
IX.
Reaksi dan Perhitungan
Reaksi
Cu + ½ O2 CuxOy
2HNO3 2NO3 + H2O + 1/2 O2
Cu + 2NO3 CuxOy + 2NO2 + H2O
Perhitungan
W oksida = (cawan crus + endapan)-(w cawan crus)
W CcXoy =X
WO =W CuXoY
– W Cu
=X-0,5 gr
=A
W Cu: W oksida
Mol Cu : Mol oksida
Gr Cu/ar Cu : gr/ar
Oksida =
X.
Pembahasan
Rumus empiris dapat di artikan sesenyawa
yang menyatakan nisbah (jumlah) atom yang terdapat dalm senyawa unsure
tersebut, sedangkan rumus molekul merupakan rumus sebenarnya untuk semua unsure
dalam senyawa.
Dalam percobaan rumus empiris kita
menggunakan cawan. Tetapi sebelum dipakai untuk percobaan, kita harus
mencucinya terlebih dahulu cawan tersebut sampai bersih. Adapun cara pencucian
yang baik dan benar sebagai berikut : pertama-tama cawan dibilas dengan air,
kemudian dicuci dengan air sabun, setelah itu dibilas kembali dengan air,
kemudian dibilas dengan air suling, dan yang terakhir dibilas dengan beberapa
tetes asam nitrat. Fungsi cawan dibilas dengan air suling yakni agar kotoran
yang menempel pada cawan terangkat sehingga cawan menjadi bersih, sedangkan
fungsi pembilasan cawan menggunakan asam nitrat yakni untuk mensterilkan
keadaan didalam cawan. Adapun bahaya dari asam nitrat yakni dapat menyebabkan
kemandulan dan sesak nafas jika terhirup.
Senyawa yang masih mengandung air
disebut hidrat dan senyawa yang tidak lagi mengandung air disebut anhidrat.
Adapun reaksi yang dipakai yakni reaksi eksoterm karena reaksi yang terjadi
akibat adanya pengaruh factor-faktor yang berada di luar.
Analisa
yang dipakai pada percobaan ini yakni berupa analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif merupakan analisa yang dipakai saat mengamati
perubahan warna gas yang keluar sedangkan analisa kuantitatif merupakan analisa
yang berdasarkan perhitungan.
Adapun batas yang sering digunakan pada
saat mengukur larutan larutan bias berupa batas bawah dan batas atas. Apabila
larutan yang dipakai berupa larutan berwarna, maka memakai batas atas,
sedangkan batas bawah bias dipakai saat menggunakan larutan tidak berwarna.
Saat pemanasan, gas yang dihasilkan
berupa gas . Seharusnya hasil yang didapat yakni Kristal kekuning-kuningan
tetapi hasil yang didapat yakni Kristal biru toska. Hal ini disebabkan oleh
logam Cu merupakan golongan transisi yang terdapat orbital d yang kosong
sehingga orbital d yang kosong akan diisi oleh ligan-ligan asam nitrat. Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan hasil pada teori tidak sama dengan hasil praktek
yang berakibat jarangnya didapat hasil Kristal berwarna kuning yakni
terkontaminasinya asam nitrat atau bias juga saat pencucian alat, alat yang
dicuci kurang bersih.
Setelah dipastikan campuran logam
tembaga dan asam nitrat sudah mongering dan telah menjadi Kristal, maka Bunsen
bias dimatikan. Cara mematikan Bunsen dengan cara ditutup. Jangan sekali-kali
ditiup karena jika Bunsen ditiup, maka apinya akan semakin membesar.
Agar keselamatan dapat terjaga, maka
kita harus mengikuti tata cara yang baik dalam melakukan percobaan. Kemudian,
kita bisa mendapatkan hasil yang baik saat melakukan percobaan.
Sementara itu
analisa kuantitatif adalah analisa yang menggunakan perhitungan
XI.
Kesimpulan
1)
Rumus empiris dapaat di artikan suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah)
terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut.
2)
Rumus molekul merupakan rumus
sebenarnya dari unsure-unsur dalam senyawa.
3)
Analisa yang dipakai yakni analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif.
4)
Reaksi yang dipakai yakni reaksi
eksoterm.
5)
Hasil pada teori tidak sama dengan
hasil saat praktek.
6)
Pencucian yang kurang baik dapat
mempengaruhi hasil percobaan.
7) asam nitrat dapat stabil
terhadap panas dan matahari dan
akan terurai sebagai berikut :
2 H2NO3 + ½ O2 _2 NO3 +H2O
8) Zat-zat yang msih berlaku secara umum adalah C,H,O,N,S,P
Daftar Pustaka
Bakti , Rifai dkk. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I.
Inderalaya : UNSRI.
Wales, Jimmy.Kimia.http://wikipedia.wiki.org/rumus_empiris
(diakses 12 November 2010,Pukul 20:00)
Wales, Jimmy.Rumus Empiris.http://kimia.upi.edu/ (diakses 12
November 2010,Pukul 20:00)
LAMPIRAN
Pipet
Tetes Bunsen
Gelas Ukur Gelas
Ukur
No comments:
Post a Comment