LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN ESTER
Oleh :
Kelompok VI
Rizky Arasya :
(08121006003)
: (08101005029)
Muhammad Satriadi :
(08101005045)
Mutia : (08101005042)
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I.
Nama
Percobaan : Pembuatan Ester
II.
Nomor Percobaan : VI
III.
Tujuan
Percobaan :
·
Mensintesis
3 macam ester.
·
Mengetahui
pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pembuatan ester.
·
Mengetahui
pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pembuatan
ester.
·
Mengenal
bau khas dari beberapa macam ester.
IV.
Dasar
Teori :
Esterifikasi
adalah salah satu jenis reaksi dimana reaksi tersebut untuk menghasilkan ester.
Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan dari asam karboksilat.
Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen
di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon
dari beberapa jenis. Ester dapat dihasilkan dengan cara mereaksikan
antara sebuah alcohol dengan asam karboksilat yang dapat dituliskan sebagai
berikut.
Ester diturunkan
dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada
sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon
dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen
pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda
jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin
benzen). Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen
pada gugus -COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil.
Perhatikan bahwa
ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya, tapi
kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata
"etil" berasal dari gugus etil pada bagian ujung.
Perhatikan bahwa
asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom karbon dalam rantai –
termasuk yang terdapat pada gugus -COOH. Misalnya, CH3CH2COOH disebut asam
propanoat, dan CH3CH2COO disebut gugus propanoat.
Ester dihasilkan
apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis
asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan
gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan
ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen).
Reaksi
esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk
reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH (dimana R dan R’
bisa sama atau berbeda).
Asam karboksilat
dan alkohol sering dipanaskan bersama dengan adanya beberapa tetes asam sulfat
pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk.
Untuk
melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat,
alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah
tabung uji yang berada di atas sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Karena reaksi
berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk tidak
banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam
karboksilat. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan
menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali
ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan
cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang
berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester.
Ester-ester
kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem).
Semakin besar
ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan – misalnya
"buah pir".
Jika anda ingin
membuat sampel sebuah ester yang cukup besar, maka metode yang digunakan
tergantung pada (sampai tingkatan tertentu) besarnya ester. Ester-ester kecil
terbentuk lebih cepat dibanding ester yang lebih besar.
Untuk membuat
sebuah ester kecil seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara perlahan
sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam
sulfat pekat, dan memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Ini dapat
mencegah terjadinya reaksi balik. Pemisahan dengan distilasi ini dapat
dilakukan dengan baik karena ester memiliki titik didih yang paling rendah
diantara semua zat yang ada. Ester merupakan satu-satunya zat dalam campuran
yang tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga memiliki gaya antar-molekul yang
paling lemah.
Ester-ester yang
lebih besar cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini, mungkin diperlukan
untuk memanaskan campuran reaksi di bawah refluks selama beberapa waktu untuk
menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam
karboksilat, alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran dengan metode distilasi
fraksional.
Ester juga bisa
dibuat dari reaksi-reaksi antara alkohol dengan asil klorida atau anhidrida
asam.
Jika kita
menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol, maka reaksi yang
terjadi cukup progresif (bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan
sebuah ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan beruap.
Sebagai contoh,
jika kita menambahkan etanol krlorida kedalam etanol, maka akan terbentuk
banyak hidrogen klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.
Reaksi-reaksi
dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding reaksi-reaksi yang
serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu
dipanaskan.
Ester merupakan
senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Lemak adalah ester
yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi
alkohol(gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks
dari ester volatil.
Bau dari
isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang ataupun buah pir.
Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil 2-metilpropanoat memberi
aroma rum (minuman). Sedangkan berton-ton senyawa polimer p-dimetil terephtalat
disintesis setiap tahunnya untuk membuat produk dengan nama Dacron, yang
merupakan polimer dari ester.
Dalam kimia,
ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu
(atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik
(biasa dilambangkan dengan R’). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya
memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Ester dapat
dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media
basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga
reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat
dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.
Reaksi ini
merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin mendapatkan ester secara
kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan dapat diarahkan ke
produk dengan mengambil produk airnya, atau dengan membuat lebih kuantitas
salah satu reaktan, biasanya reaktan yang harganya relatif murah.
Ada dua metode
yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan proses kontinyu.
Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200-250°C. Pada
reaksi kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk menghasilkan ester.
Henkel telah mengembangkan esterifikasi countercurrent kontinyu menggunakan kolom
reaksi dodel plate. Teknologi ini didasarkan pada prinsip reaksi esterifikasi
dengan absorpsi simultan superheated metanol vapor dan desorpsi metanolwater
mixture.
Reaksi ini
menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 °C. Keuntungan dari proses
ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata pada rasio yang rendah
yaitu 1,5 : 1 molar metanol : asam lemak dibandingkan proses batch dimana
rasionya 3-4 : 1 molar. Metil ester yang melalui proses distilasi tidak
memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di rectified dan digunakan
kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses batch. Dengan
hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih singkat dengan
kelebihan metanol yang lebih rendah.
Proses
esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam produksi ester
dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh
struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data
tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya,
sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta
kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai
berikut:
1.
Alkohol primer bereaksi paling
cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat alkohol tersier
2.
Ikatan rangkap memperlambat reaksi
3.
Asam aromatik (benzoat dan p-toluat)
bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas konversi yang tinggi
4.
Makin panjang rantai alkohol,
cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu berpengaruh terhadap laju
reaksi.
Sistem pemroses
yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi dikehendaki untuk
sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi esterifikasi merupakan
kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin tercapai, dan sesuai
informasi yang ada konversi yang dapat dicapai hanya sampai 98%. Nilai konversi
yang tinggi dapat dicapai dengan ekses reaktan yang besar. Proses esterifikasi
secara umum harus diketahui untuk dapat mendorong konvesi sebesar mungkin.
Secara umum ada tiga golongan proses, dan penggolongan ini bergantung kepada
volatilitas ester.
Golongan 1.
Dengan ester yang sangat mudah menguap, seperti metil format, metil asetat, dan
etil format, titik didih ester lebih rendah daripada alkohol, oleh karena itu
ester segera dapat dihilangkan dari campuran reaksi. Produksi metil asetat
dengan metode distilasi Bachaus merupakan sebuah contoh dari golongan ini.
Metanol dan asam asetat diumpankan ke dalam kolom distilasi dan ester segera
dipisahkan sebagai campuran uap dengan metanol dari bagian atas kolom. Air
terakumulasi di dasar tangki dan selanjutnya dibuang. Ester dan alkohol
dipisahkan lebih lanjut dalam kolom distilasi
Golongan 2.
Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara menghilangkan
air yang terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal, campuran terner dari
alkohol, air dan ester dapat terbentuk. Kelompok ini layak untuk dipisahkan
lebih lanjut: dengan etil asetat, semua bagian ester dipindahkan sebagai
campuran uap dengan alkohol dan sebagian air, sedangkan sisa air akan
terakumulasi dalam sistem. Dengan butil asetat, semua bagian air dipindahkan ke
bagian atas dengan sedikit bagian dari ester dan alkohol, sedangkan sisa ester
terakumulasi dalam sistem.
Golongan 3. Dengan
ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa kemungkinan timbul. Dalam hal
butil dan amil alkohol, air dipisahkan sebagai campuran biner dengan alkohol.
Contoh proses untuk tipe seperti ini adalah pembuatan dibutil ftalat. Untuk
menghasilkan ester dari alkohol yang lebih pendek (metil, etil, propil)
dibutuhkan penambahan hidrokarbon seperti benzena dan toluena untuk memperbesar
air yang terdistilasi.dengan alkohol bertitik didih tinggi (benzil, furfuril,
b-feniletil) suatu cairan tambahan selalu diperlukan untuk menghilangkan
kandungan air dari campuran.
V.
Alat dan Bahan
1) Asam
asetat glacial
2) Isoamyl
alkohol
3) Asam
sulfat
4) Tabung
reaksi
5) Penagas
air
6) Gelas
arloji
7) Asam
benzoate
8) Methanol
VI.
Prosedur Percobaan
|
B.
Esterifikasi dengan alkohol berlebih
|
|
||||||||
|
|
|
|
VII. Tugas Pendahuluan
1. Berikan
10 contoh ester yang terdapat pada essen buah-buahan !
2. Tuliskan
struktur umum dari alcohol primer, sekunder, dan tersier !
3. Tuliskan
persamaan reaksi :
a. Alkohol
primer dengan asam karboksilat.
b. Alkohol
sekunder dengan asam karboksilat.
c. Alkohol
tersier dengan asam karboksilat.
Jawab :
1. Etil
Asetat/Etil etanoat (Harum)
Propil Asetat (Pear)
Amil Asetat (Nanas)
Isoamil Asetat (Pisang)
Oktil Asetat (Jeruk)
Isobutil Propanoat (Rum)
Etil Buritat (Aprikot)
Isoamil Isovalerat (Apel)
2. -
Alkohol Primer
CH3 ─ CH2 ─ Br CH3CH2 ─
CH2 ─ Cl CH3CH2
─ CH2
CH3
- Alkohol Sekunder
CH3 ─ CH ─ CH3 CH3 ─ CH ─
CH3CH2
Br Cl
- Alkohol Tersier
CH3 CH3
CH3 ─ C ─ CH3 CH3 ─ C
─ CH3CH2
Br Cl
3. a.
Alkohol primer dengan asam karboksilat.
H [O]
CH3 ─ C ─ O ─ H
H
b.
Alkohol sekunder dengan asam karboksilat.
H [O]
CH3 ─ C ─ O ─ H
CH3
c.
Alkohol tersier dengan asam karboksilat
CH3 [O]
CH3 ─ C ─ O ─ H
CH3
VIII. Data Hasil Pengamatan
A.
Sintesis dan identifikasi ester
Sebelum
di beri asam sulfat = berbau karet
Setelah
di beri asam sulfat = berbau coklat
B.
Esterifikasi dengan alkohol berlebih
Tabung dengan 2 ml alkohol = berbau
karet
Tabung dengan 3 ml alkohol = berbau
pisang
Tabung dengan 4 ml alkohol = berbau
pisang
C. Sintesis beberapa ester
Sintesis asam benzoat = berbau karet
Sintesis asam asetat = berbau anggur
IX. Reaksi dan Penghitungan
1. Reaksi
Esterifikasi
O H+ O
R-C-OH + R-OH R-C-O-R + H2O
2. Reaksi
sintesis dan identifikasi ester
O
O
CH3 – C – OH
+ CH3 – CH2 – OH
CH – C – O – CH2 – CH3 + H2O
3. Esterifikasi
dengan alkohol berlebih
O
O
CH3 – C – OH
+ CH2 - CH2 – CH2 – CH2 – OH CH3 – C – O – CH2
H2SO4
– CH2 – CH2 –
H2O + CH3 = CH2
4. Sintesis
beberapa ester
O H2SO4 O
CH3 – C – OH
+ CH3 – OH CH3
– C – O – CH3 + H2O
5. Esterifikasi
dengan asam berlebih
C-OH C-OCH3
O O
+ CH3 – OH
O + H2O
X.
PEMBAHASAN
Ester
diturunkan dari asam karboksilat, sebuah asam karboksilat mengandung gugus
–COOH, dan pada sebuah ester hidrogen digugus ini dapat digantikan oleh sebuah
gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat
kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus –COOH digantikan oleh gugus alkil.
Etil
yang paling umum dibahas adalah etil etanoat dalam hal ini hidrogen pada gugus
–COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Perhatikan bahwa ester diberi
nama tidak sesuai dengan penulisan nama sturktur tetapi kebalikannya. Ester
bersifat memiliki reaksi yang lambat. Ester dihasilkan apabila asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya
bersifat pekat seperti halnya asam sulfat pekat.
Karena
reaksi berlangsung lambat, serta reaksi-reaksi ini dapat balik
(reversible), ester yang terbentuk tidak
banyak. Bau khas ester sering sekali
tertutupi oleh atau terganggu oleh bau dari asam karboksilat. Sebuah cara
sederhana untuk menguji atau pun mendeteksi bau dari sebuah ester adalah dengan
menaburkan campuran reaksi kedalam sejumlah air disebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam
air dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan
alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah dibawah lapisan ester.
Hal
diatas, pemisahan antara lapisan ester
dengan lapisan alkohol, asam, serta
lapisan cairan non ester dinamakan peristiwa like dissolve like. Like dissolve
like merupakan peristiwa dalam pembentukan ester/esterifikasi yang berprinsip
kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan
kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut yang bersifat polar
dan suatu zat non polar akan larut pada zat yang bersifat zat yang bersifat non
polar pula. Prinsip ini dikenal dengan prinsip like dissolve like.
Pada
percobaan ini digunakan analisa teknik kualitatif. Analisa kualitatif merupakan
aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas,
kepekaan konseptual dan kerja berat.
Analisa kualitatif tidak berproses pada suatu pertunjukkan linier dan
lebih sulit dan kompleks dibandingkan analisa kuantitatif sebab tidak
diformulasikan atau distandarkan.
Reaksi
dapat berlangsung bolak-balik, apabila zat semula (reaktan) direaksikan akan
habis dan terbentuk zat baru (produk). Zat baru yang terbentuk dapat dan bisa
direaksikan dengan zat lain menghasilkan zat semula, reaksi ini disebut dengan
reaksi bolak-balik. Hal ini juga dapat disamakan atau digambarkan dengan hasil
sebagai berikut, yaitu apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi kekanan sama dengan
kecepatan reaksi kekiri, maka reaksi dikatakan dalam keadaan seimbang.
Etil yang paling umum
dibahas adalah etil etanoat dalam hal ini hidrogen pada gugus –COOH telah
digantikan oleh sebuah gugus etil. Perhatikan bahwa ester diberi nama tidak
sesuai dengan penulisan nama sturktur tetapi kebalikannya. Ester bersifat
memiliki reaksi yang lambat. Ester dihasilkan apabila asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya
bersifat pekat seperti halnya asam sulfat pekat.
XI. KESIMPULAN
1. Ester
merupakan senyawa hasil reaksi antara asam karboksilat dan alkohol.
2. Reaksi
pembuatan ester disebut esterifikasi dan merupakan reaksi yang reversible.
3. Proses
esterifikasi dapat dipercepat dengan menggunakan katalisator seperti asam
sulfat.
4. Ester
mempunyai aroma atau bau yang khas dan dapat dipengaruhi struktur fungsi dari
ester tersebut. Pada reaksi pembentukan ester yang benar maka akan terbentuk
dua lapisan, lapisan atas adalah ester dan lapisan bawah adalah air.
5. Pengaruh
konsentrasi asam terhadap reaksi kesetimbangan adalah reaksi tersebut akan
berlebih dan memperbesar produk jiwa asamnya dan ditambah secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Syekh,. Dkk. 1997. Ensiklopedia Nasional Indonesia. PT Delta Pamungkas: Jakarta.
Anonim A. 2010. Ester.
http://id.wikipedia.org/wiki/ester.
(Diakses pada tanggal 7 Oktober 2010 pukul 19.00
WIB).
Anonim B. 2009. Ester.
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/senyawa-ester.html
(Diakses pada tanggal 7 Oktober 2010 pukul 19.20
WIB)
Bakti, Rivai,.dkk. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Universitas Sriwijaya:
Inderalaya.
GAMBAR ALAT
Pipet Tetes Tabung Reaksi
Gelas Ukur Gelas Beker
bolavita, agen judi bola online, Judi bola, agen bola, bandar bola, casino online, agen casino, situs taruhan, judi online, agen bola terpercaya, judi bola online, Situs Judi Bola, taruhan bola, bola online
ReplyDeletebolavita merupakan Situs Judi bola online terpercaya di Indonesia. Bandar Bola resmi dan Agen Bola online dengan pasaran terlengkap dan pelayanan yang ramah selama 24 Jam
Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )