LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
Nama : 1. Eva Agustriana (08101003001)
2. Harian Saputra (08101003065)
3. Minaria (08101003021)
4. Randi Oscar Saragih (08101003055)
Jur/Kel : Kimia/2
Judul Percobaan : Pengamatan Ilmiah
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN PENDAHULUAN
KIMIA DASAR I
IV.Dasar teori
Ilmu
kimia mempelajari bangun (struktur)
materi dan perubahan-perubahan yang dialami
materi ini dalam proses
alamiah maupun eksperimen yang
direncanakan.seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam,orang terus menerus
membuat pengamatan dan mengumpulan fakta yang kemudian dicatat dengan cermat
sampai dibuat kesimpulan.
Sebelum menarik kesimpulan ,data
hasil observasi yang banyak diringkas menjadi satu pernyataan singkat yang
duisebut “hukum”.hukum dan fakta dijelaskan
dengan bantuan hipotesis ataupun
suatu teori yang dirancang untuk
menyarankan mengapa atau bagaimana suatu
hal dapat terjadi.(Penuntun pratikum : 11)
Keterangan sementara dari hukum
alam disebut hipotesis ,hipotesis dapat diuji dengan percobaan dan bila benar kemudian akan disebut sebagai teori.teori dapat digunakan dalam jangkauan
yang lebih luas. Teori menggunakan
konsep jaringan kerja atau model (cara
untumk mrngamati benda) yang dapat digunakan
untuk menerangkan dan membuat peramalan selanjutnya dari gejala
alami.sering kali,teori yang berbeda atau berlawanan digunakan untuk menerangkan gejala yang
sama.Pilihan terakhir biasanya adalah
peramalan yang paling tepat.Dalam perkembangan waktu ,banyak bukti – bukti yang
dikumpulkan para ilmuan dapat melakukan
perubahan atu kadang-kadang membuang teri itu sama sekali.
Denngan menggunakan ilustrasi,Daltom
dan teori atomnya mengemukakan suatu gagasan bahwa semua zat terdiri dari partikel-partikel kecil yang
tidak dapat dibagi lagi,yang disebut atom.untuk merumuskan teorinya ,ia
menggunakan dua hukum alam yang ditemukan sebelumnya.Hukum yang pertama adalah hukum kekekalan massa yang berbunyi dalm reaksi kimia ,zat tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan
.sedangkan hukum yang lainnya adalah komposwisi tetap,yang berbunyi bagian
unsur-unsur yang menyusun suatu
persenyawaan tidak tergantung dari sumber senyawanya.Teori atom daltom ini
berguna untuk membicarakan ikatan-ikatan
kimia.
Semua kegiatan yang telah dijelaskan
pada paragraph sebelumnya yakni mengenai
pengamatan percobaan,dan perumusan hukum serta hipotesis dan teori,disebut dengan metoda ilmiah.(Ralph
H.Petrucci – seminar.Kimia dasar prinsip dan terapan modern edisi keempat-jilid 1 : 3-4)
Metoda
ilmiah merupakan salah satu keampuhan sains yang membuatnya terus berkembang
adalah adanya penerapan suatu metoda secara konsisten. Metoda ilmiah tersebut
diperkenalkan sebagai cara kerja bagaimana seorang ilmuwan memperoleh
pengetahuan ilmiah. Dalam penjelasannya berbagai tahapan ini biasanya
disebutkan harus dilakukan secara bertahap dalam usaha untuk memecahkan masalah
ilmiah. Sehingga cara yang tidak teratur atau jalur lainnya akan mengarah pada
kesalahan atau ketidaklengkapan hasil yang diperoleh.
Namun, seperti halnya terdapat ketidaksetujuan terhadap
hubungan antara teori-teori sains dengan dunia nyata, terdapat juga debat yang
tak kunjung usai bagaimana sains bekerja: yaitu tentang proses yang manakah
suatu masalah atau pertanyaan diidentifikasi dan selanjutnya jawaban atau
penyelesaian masalah yang mana akhirnya disetujui dan dihasilkan.
Metoda Induktif
Metoda induktif adalah metoda yang paling banyak ditulis
dalam buku-buku teks sains. Salah satu contoh tahapannya adalah yang pertama
membuat observasi secara teliti,yang kedua mencatat berbagai fakta secara
tepat,yang ketiga mengorganisasikan
pengamatan,yang keempat menganalisis informasi serta menemukan
keteraturan,kemudian langkah yang kelima membuat kesimpulan berdasar bukti
pengamatan,yang keenam mengembangkan teori,dan yang terakhir adalah menggunakan
teori untuk membuat perkiraan baru.
Dalam berbagai tahapan di atas terlihat jelas bahwa pengamatan/observasi
sangatlah menentukan. Semua tahapan ini diawali dengan pengamatan dari berbagai
percobaan akan menghasilkan suatu generalisasi yang diharapkan akan menjadi
teori. Implikasi langsung dari metoda induktif ini adalah seolah-olah sains
adalah suatu kegiatan seorang individu ilmuwan saja. Dimana setiap langkah
dapat dilakukan oleh seorang ilmuwan, baik di laboratorium maupun di lapangan
tempat penelitian berlangsung. Karena dilakukan melalui proses yang logis dan
teratur ini suatu hasil akan didapatkan. Yaitu suatu generalisasi yang secara
tepat dapat menjelaskan alam nyata yang juga bisa membuat suatu perkiraan
secara tepat.
Namun pada kenyataannya metoda ini tidak pernah digunakan
secara ketat untuk menghasilkan suatu teori, justru oleh kalangan ilmuwan
sendiri. Pengamatan terhadap kerja para ilmuwan menunjukkan bahwa, metoda
induktif akan mempunyai keterbatasan karena terpaku pada hasil observasi saja.
Namun hal itu saat ini tidak selalu tepat, perkembangan dunia ilmu justru
menunjukkan tidak selalu penemuan ilmiah akan selalu terbuka buat masyarakat
banyak. Hasil riset militer atau produk konsumen tidak akan selalu mudah bisa
diperoleh, padahal bagian terbesar ilmuwan yang hidup di dunia saat ini bekerja
untuk dua bidang tersebut. Walaupun begitu diantara mereka selalu terdapat
komunikasi untuk selalu memeriksa dan memvalidasi hasil riset rahasia mereka.
Hal lainnya yang muncul dalam metoda induktif adalah masalah
netralitas pengamatan atau proses pengamatan yang objektif. Terdapat banyak
bukti bahwa pengamatan terhadap hal yang sama oleh orang yang berbeda akan
mendapatkan hasil yang berbeda. Hal ini bisa disebabkan oleh latar belakang
pengetahuan, perbedaan keinginan dan harapan dari pengamat. Bagi seorang
ilmuwan yang memakai metoda induktif, proses pengamatan yang netral dan
konsekwensi logisnya terhadap pengetahuan ilmiah yang sah merupakan hal utama
dari metoda ilmiah. Hal inilah yang membedakan sains dengan bentuk lain
kegiatan manusia dan juga yang membuat sains terus berkembang. Sehingga
ketelitian ilmuwan dan netralitas pengamatannya harus selalu diuji ulang.
Metoda Deduktif
Tahap pertamam,melalui metoda indukif, kita menganggap bahwa
pengetahuan baru akan muncul secara langsung dari pengamatan, dan klaim
pengetahuan ini dapat diperiksa atau divalidasi dengan merencanakan dan
melakukan pengamatan lainnya. Tetapi metoda lainnya, yaitu metoda deduktif
mempunyai pandangan berbeda terhadap metoda ilmiah.Berbagai hipotesis yang
dibuat adalah dengan menghubungkan penjelasan yang spesifik dari beberapa
variable yang terlibat. Bisa jadi suatu penelitian ilmiah dilakukan dengan cara
induktif, tetapi prosesnya menggunakan metoda deduktif yaitu dengan
dihasilkannya pendugaan yang teliti melalui kombinasi beberapa pengamatan dan
berdasar pengetahuan yang sudah ada, pengenalan analogy yang mungkin dengan
situasi berbeda dan lainnya. Tahapan ini sangatlah kreatif, dan hasil yang
didapat adalah pernyataan ilmiah yang sifatnya sementara. Hal ini bisa saja
dihasilkan secara lambat ataupun dengan cara yang tiba-tiba, melalui ilham
seorang ilmuwan.
Tahap kedua dari metoda deduktif adalah tahapan rasional
atau deduktif. Jika hipotesis yang dibuat adalah benar, konsekwensi apa yang
bisa disimpulkan? Untuk membuktikannya, hipotesis haruslah diperiksa atau
diuji. Inilah suatu tahapan yang merupakan sifat utama dari sains. Sesuatu yang
kritis dan teliti untuk menguji keabsahan. Langkah pengujian termasuk
didalamnya pengamatan percobaan tertentu, disain percobaannya serta
pelaksanaannya.Cara lainnya adalah dengan pengujian secara praktikal atau
teoritis suatu hipotesis dengan pengetahuan lain yang sudah terbukti sah. Jika
hipotesis tersebut teruji setelah melalui standar kriteria pengujian yang
kritis dan memuaskan pembuatnya, maka ia akan mengumumkannya secara terbuka
kepada public ilmiah. Sehingga ilmuwan lainnya dapat menguji ulang seteliti
yang mereka inginkan. Jika hasilnya tetap memuaskan, maka ide tersebut akan
diterima atau paling tidak sebagai pengetahuan yang telah teruji untuk
penelitian selanjutnya. Jika keraguannya sangat serius, hipotesis dapat dengan
cepat ditolak. Atau bisa juga masih dipakai bila hal lain sejenis belum ada
melalui kehati-hatian dan kecermatan bahwa hal itu masih bersifat sementara.
Dalam pandangan metoda deduktif, semua pengetahuan ilmiah
yang kita ketahui pada suatu saat tidak lain adalah bagian dari tahapan proses
kritis yang terus berlanjut. Tidak ada satupun pengetahuan ilmiah yang dapat
dinyatakan sebagai kebenaran akhir. Sehingga, seberapa sahihnya suatu
pengetahuan ilmiah pada saat ini, kemungkinan pada suatu masa dapat menerima
kritik yang mengakibatkan pengetahuan tersebut menjadi tidak diterima atau
perlu modifikasi. Sebagai contoh teori yang tidak diterima adalah kepercayaan
ilmiah yang terjadi pada abad ke-19, bahwa suatu bahan mengandung phlogiston yang akan keluar saat bahan
itu dibakar, penelitian ilmiah pada ilmu kimia menunjukkan sebaliknya yang
terjadi, bahwa pada proses pembakaran justru bahan yang dibakar “mengambil”
sesuatu dari luar (yaitu gas oksigen) dan bukannya mengeluarkan phlogiston.
Sedangkan contoh pengetahuan yang dimodifikasi adalah hukum gravitasi Newton
oleh Teori Relativitas Umum oleh Einstein yang secara lebih tepat menjelaskan
dan memperkirakan (walaupun lebih rumit) pergerakan benda-benda besar di ruang
angkasa.
Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menunjukkan,
banyak berbagai hipotesis baru yang hanya bisa bertahan dalam jangka waktu yang
singkat. Penelitian tentang cara kerja ilmuwan di laboratorium mengungkapkan
sejumlah besar hipotesis yang dibuat sebagai kemungkinan jawaban pada masalah
yang dihadapi secara cepat akan ditolak baik oleh ilmuwan sendiri atau anggota
dari kelompok ilmuwan yang sama. Ide-ide lain yang tetap bertahan pada tahap
awal akan berakhir dengan tercetak pada jurnal riset ilmiah. Tetapi beberapa
saja yang masih dapat bertahan dari kritisisme para ilmuwan lain dan hilang
dari akumulasi pengetahuan ilmiah.
Pandangan metoda deduktif berbeda dari metoda induktif dalam
beberapa hal. Pertama, metode deduktif mengakui pentingnya kreativitas individu
atau kelompok dalam membuat hipotesis sebagai jawaban sementara yang
selanjutnya akan mengalami proses pengujian yang kritis untuk menghasilkan
pengetahuan yang valid. Kedua, mengakui sifat sosial dari sains yang kritis.
Sehingga setiap orang dapat ikut terlibat dalam proses pengujian, tanpa
pelibatan pihak lain sumbangan individu tetaplah menjadi hal yang sifatnya
sementara saja. Terakhir, walaupun menempatkan tahapan pengamatan atau
observasi dalam hal proses penemuan dan validasinya, pengamatan bukanlah
tahapan yang selalu pertama, seperti yang dinyatakan oleh metoda induktif.pada
penelitiaan ilmiah metoda yang digunakan adalah analisa kualitatif.(http://deceng.wordpress.com/2007/11/26/metoda_ilmiah.)
VI. Prosedur Percobaan
1. Busa Hitam
Masukkan gula pasir ke
dalam gelas piala150 ml sampai 1/6 gelas piala terisi.
|
Tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat dan aduk
hati-hati.
|
2. Panas dan dingin.
Masukkan seujung sudip
Ammonium Klorida ke dalam tabung reaksi dan kalsium klorida ke dalam tabung
reaksi yang lain.
|
Isilah tabung sampai
setengahnya dengan air.
|
Peganglah bagian bawah
tabung ( catatan : buanglah bahan kimia ked lam bak cuci, lalu siram dengan
banyak air yang banyak )
|
3. Aktif dan Tidak aktif
Isilah gelas piala (
250 ml ) dengan air sampai
setengahnya. Masukkan sebuah paku besi dan sekeping logam calcium dalam air.
|
Catat pengamatan anda
dan ajuakan hipotesis.
|
4. Paku Tembaga
Isilah setengah gelas
piala ( 250 ml ) dengan larutan
tembaga (II) sulfat, masukkan sebuah paku besi ke dalamnya.
|
Tunggu beberapa menit lalu catat pengamatan
Anda.
|
5.
Ada dan hilang
Masukkan sekitar 10 ml merkuri (II) nitar ke
dalam gelas piala tersebut.
|
Amati perubahan yang terjadi kemudian ajukan
hipotesis Anda
|
VII Tugas Pendahuluan
1. Cara mengamati reaksi
yang ditimbulkan gas, cairan dan padatan ?
Jawab :
a. Gas yaitu dengan melihat uap dan gelembung udara pada alat atau benda
yang dipanaskan
b. Cairan yaitu dengan melihat gas yang terbentuk tadi membentuk air
kembali, perubahan warna
c. Padatan yaitu melihat ada tidaknya endapan yang terbentuk
2. Mana dari bahan kimia berikut perlu dilakukan
denga hati-hati dan sebutkan bahayanya : Alkohol, Amonium Nitrat, Kalsium
Klorida, bahan Kimia organic dan Air Suling ?
Alkohol , sangat mudah terbakar dan dapat menyebabkan kebutaan pada mata.
Amonium Nitrat , dapat menyebabkan sesak napas dan pingsan , juga bisa
menyebabkan kebutaan pada mata dan kematian.
Kalsium Klorida , dapat menyebabkan kematian bila masuk ke dalam saluran darah
Air Suling bila terminum dapat membuat pingsan.
VIII. Data Hasil Pengamatan
1. Busa Hitam
Hasil percobaan : Warna menjadi hitam dan terbentuk busa.
2. Panas dan dingin
Hasil percobaan :
•
Ammonium Klorida : Bagian bawah
tabung reaksi terasa dingin
•
Kalsium Klorida : Bagian bawah tabung reaksi terasa
hangat,
3. Aktif dan Tidak Aktif
Hasil percobaan :
a. Paku Besi : Tidak terjadi
perubahan
b. Logam kalsium : Terbentuk gelembung gas dan gelas beker
terasa hangat.
4. Paku Tembaga
Hasil percobaan : Paku menjadi berkarat.
IX. Reaksi
•
Busa Hitam : Gula + Asam Sulfat
C6H12O6
+ H2SO4 5C
+ CO2 + 8 H2O + 2 SO2
•
Panas dan Dingin
•
Ammonium Klorida + Akuades
NH4Cl + H2O
NH4OH + HCl
•
Kalsium Klori
X. Pembahasan
Ilmu Kimia merupakan ilmu yang
mempelajari struktur / bangun materi dan perubahan yang dialami materi tersebut
dalam proses alamiah maupun eksperimen yang direncanakan. Fokus ilmu Kimia
merupakan materi. Semua yang ada di sekitar Kita, termasuk diri Kita sendiri
merupakan materi. Maka objek pembelajaran Kimia begitu luas. Sebagai suatu ilmu
Pengetahuan, dalam memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan Kimia,
digunakan metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi pelaksanaan prosedur dan
mengumpulkan data, mengajukan hipotesis, dan mengajukan teori. Dalam percobaan
ini dilakukan empat bentuk percobaan yang masing – masing perubahannya diamati.
Kemudian, berdasarkan hasil pengamatan tersebut praktikan mengajukan hipotesis.
Di percobaan ini, bahan – bahan yang digunakan tidak dalam komposisi tertentu.
Karena, analisa yang digunakan merupakan analisa kualitatif. Praktikan dengan
menggunakan inderanya mengamati perubahan – perubahan yang terjadi. Apa zat –
zat yang dihasilkan, apakah berupa gas, atau padatan; apakah reaksi yang
berlangsung memerlukan atau melepaskan energi, dan sebagainya.
Pada percobaan 1, direaksikan gula
(C6H12O6) dengan asam sulfat (H2SO4).
Hasilnya terbentuk busa berwarna hitam. Warna hitam dihasilkan oleh pencampuran
gula dengan asam sulfat. Ini disebabkan adanya gugus C pada gula yang dibakar
oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya terputus.
Pada percobaan 2, direaksikan
ammonium klorida (NH4Cl) dan kalsium klorida (CaCl2)
masing – masing dengan akuades (H2O). Dari hasil percobaan
didapatkan bahwa tabung yang diberi NH4Cl terasa dingin sedangkan
tabung yang diberi CaCl2 terasa hangat. Ini menandakan bahwa reaksi
NH4Cl dengan H2O merupakan reaksi endoterm, di mana
terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan sehingga menyebabkan suhu
lingkungan turun dan terasa dingin. Sementara itu, reaksi CaCl2
dengan air merupakan reaksi eksoterm, di mana terjadi pelepasan kalor dari
sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik dan terasa hangat.
Pada percobaan 3, besi dan kalsium
direaksikan masing – masing dengan air. Saat besi direaksikan dengan air, tidak
terjadi perubahan apapun. Ini menunjukkan bahwa besi tidak reaktif terhadap air
dibandingkan dengan kalsium. Reaksi kalsium dengan air menghasilkan kalsium
hidroksida (Ca(OH)2) dan gas H2 . Reaksi antara Ca dengan
H2O juga tergolong reaksi eksoterm karena gelas beker terasa hangat.
Keberadaan gas H2 ini dapat diamati dengan terbentuknya gelembung
gas.
Pada percobaan 4, direaksikan paku besi
dengan tembaga sulfat (CuSO4). Berdasarkan hasil percobaan,
praktikan mengamati bahwa paku menjadi berkarat. Dari hal ini praktikan menduga
bahwa telah terjadi reaksi redoks. CuSO4 di sini berperan sebagai
oksidator yang mengoksidasi logam besi sehingga logam besi menjadi berkarat.
Dari serangkaian percobaan ini, maka
dapat dikatakan bahwa dari hasil percobaan dapat ditarik hipotesa. Hipotesa ini
merupakan penjelasan yang bersifat sementara terhadap hukum. Semua reaksi yang
berlangsung di percobaan ini mengikuti suatu aturan tertentu atau hukum.
Seperti : reaksi yang berlangsung antara logam Ca dengan H2O
menghasilkan Ca(OH)2 dan gas H2; reaksi yang berlangsung
antara NH4Cl dengan H2O tergolong reraksi endoterm;
reaksi yang berlangsung antara CaCl2 dengan air tergolong reaksi
eksoterm; serta reaksi antara Fe dengan CuSO4 merupakan reaksi
redoks.
Hukum merupakan ringkasan kenyataan
yang diperoleh dari bermacam – macam eksperimen. Hukum tidak menjelaskan
mengapa sifat yang diamati demikian adanya. Hipotesa digunakan sebagai
penjelasan tentatif atas hukum – hukum itu. Hipotesa ini selanjutnya perlu
diuji lagi melalui eksperimen.
XI. Kesimpulan
•
Hukum memungkinkan kita untuk
memperkirakan hasil yang terjadi dari eksperimen yang akan dilakukan.
•
Hukum ini dapat terwujud pada
sebagian besar kondisi percobaan, kecuali dalam percobaan tersebut dikondisikan
lain atau terjadi kesalahan.
•
Hukum tidak menjelaskan mengapa
sifat – sifat yang teramati demikian adanya.
•
Hipotesa diajukan sebagai penjelasan
yang bersifat sementara atas hukum – hukum tersebut.
•
Hipotesa ini perlu diuji lagi
melalui eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Bakti,
Rivai. 2010. Penuntun Praktikum Kimia
Dasar I. Indralaya : FMIPA UNSRI.
Sumintono,Bambang.2007.Metodeilmiah.http://deceng.wordpress.com/2007/11/16/metoda-ilmiah/ diakses tanggal 25 November 2010. 14.25 WIB
Brady,
James. E. 1999. Kimia Universitas.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Petrucci,
Ralph. H dan Suminar. 1987. Kimia Dasar Prinsip
dan Terapan Modern.
Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN GAMBAR ALAT
BEAKER GLASS TABUNG REAKSI
PIPET TETES GELAS UKUR
SPATULA
STAENLEAS TEMPAT
TABUNG REAKSI
bolavita, agen judi bola online, Judi bola, agen bola, bandar bola, casino online, agen casino, situs taruhan, judi online, agen bola terpercaya, judi bola online, Situs Judi Bola, taruhan bola, bola online
ReplyDeletebolavita merupakan Situs Judi bola online terpercaya di Indonesia. Bandar Bola resmi dan Agen Bola online dengan pasaran terlengkap dan pelayanan yang ramah selama 24 Jam
Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )