Friday, 13 February 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I - PENGAMATAN ILMIAH




LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I






Nama                   :  1. Eva Agustriana (08101003001)
                                                   2. Harian Saputra (08101003065)
                                                   3. Minaria (08101003021)
                                                   4. Randi Oscar Saragih (08101003055)

Jur/Kel        : Kimia/2


Judul Percobaan   : Pengamatan Ilmiah





LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA


LAPORAN PENDAHULUAN
KIMIA DASAR I


IV.Dasar teori
            Ilmu kimia mempelajari  bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami  materi  ini dalam proses alamiah  maupun eksperimen yang direncanakan.seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam,orang terus menerus membuat pengamatan dan mengumpulan fakta yang kemudian dicatat dengan cermat sampai dibuat kesimpulan.
            Sebelum menarik kesimpulan ,data hasil observasi yang banyak diringkas menjadi satu pernyataan singkat yang duisebut “hukum”.hukum dan fakta dijelaskan  dengan bantuan hipotesis  ataupun suatu teori  yang dirancang untuk menyarankan mengapa atau bagaimana  suatu hal dapat terjadi.(Penuntun pratikum : 11)
              Keterangan sementara dari hukum  alam disebut hipotesis ,hipotesis dapat diuji dengan percobaan  dan bila benar  kemudian akan disebut sebagai  teori.teori dapat digunakan dalam jangkauan yang lebih luas. Teori  menggunakan konsep jaringan  kerja atau model (cara untumk mrngamati benda) yang dapat digunakan  untuk menerangkan dan membuat peramalan selanjutnya dari gejala alami.sering kali,teori yang berbeda atau berlawanan  digunakan untuk menerangkan gejala yang sama.Pilihan terakhir biasanya  adalah peramalan yang paling tepat.Dalam perkembangan waktu ,banyak bukti – bukti yang dikumpulkan  para ilmuan dapat melakukan perubahan atu kadang-kadang membuang teri itu sama sekali.
            Denngan menggunakan ilustrasi,Daltom dan teori atomnya mengemukakan suatu gagasan bahwa semua zat  terdiri dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi,yang disebut atom.untuk merumuskan teorinya ,ia menggunakan dua hukum alam yang ditemukan sebelumnya.Hukum yang pertama adalah  hukum kekekalan massa  yang berbunyi dalm reaksi kimia ,zat tidak dapat diciptakan atau  dimusnahkan .sedangkan hukum yang lainnya adalah komposwisi tetap,yang berbunyi bagian unsur-unsur  yang menyusun suatu persenyawaan tidak tergantung dari sumber senyawanya.Teori atom daltom ini berguna untuk  membicarakan ikatan-ikatan kimia.
            Semua kegiatan yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya  yakni mengenai pengamatan percobaan,dan perumusan hukum serta hipotesis  dan teori,disebut dengan metoda ilmiah.(Ralph H.Petrucci – seminar.Kimia dasar prinsip dan terapan  modern edisi keempat-jilid 1 : 3-4)
            Metoda ilmiah merupakan salah satu keampuhan sains yang membuatnya terus berkembang adalah adanya penerapan suatu metoda secara konsisten. Metoda ilmiah tersebut diperkenalkan sebagai cara kerja bagaimana seorang ilmuwan memperoleh pengetahuan ilmiah. Dalam penjelasannya berbagai tahapan ini biasanya disebutkan harus dilakukan secara bertahap dalam usaha untuk memecahkan masalah ilmiah. Sehingga cara yang tidak teratur atau jalur lainnya akan mengarah pada kesalahan atau ketidaklengkapan hasil yang diperoleh.
Namun, seperti halnya terdapat ketidaksetujuan terhadap hubungan antara teori-teori sains dengan dunia nyata, terdapat juga debat yang tak kunjung usai bagaimana sains bekerja: yaitu tentang proses yang manakah suatu masalah atau pertanyaan diidentifikasi dan selanjutnya jawaban atau penyelesaian masalah yang mana akhirnya disetujui dan dihasilkan.
Metoda Induktif
Metoda induktif adalah metoda yang paling banyak ditulis dalam buku-buku teks sains. Salah satu contoh tahapannya adalah yang pertama membuat observasi secara teliti,yang kedua mencatat berbagai fakta secara tepat,yang ketiga  mengorganisasikan pengamatan,yang keempat menganalisis informasi serta menemukan keteraturan,kemudian langkah yang kelima membuat kesimpulan berdasar bukti pengamatan,yang keenam mengembangkan teori,dan yang terakhir adalah menggunakan teori untuk membuat perkiraan baru.
Dalam berbagai tahapan di atas terlihat jelas bahwa pengamatan/observasi sangatlah menentukan. Semua tahapan ini diawali dengan pengamatan dari berbagai percobaan akan menghasilkan suatu generalisasi yang diharapkan akan menjadi teori. Implikasi langsung dari metoda induktif ini adalah seolah-olah sains adalah suatu kegiatan seorang individu ilmuwan saja. Dimana setiap langkah dapat dilakukan oleh seorang ilmuwan, baik di laboratorium maupun di lapangan tempat penelitian berlangsung. Karena dilakukan melalui proses yang logis dan teratur ini suatu hasil akan didapatkan. Yaitu suatu generalisasi yang secara tepat dapat menjelaskan alam nyata yang juga bisa membuat suatu perkiraan secara tepat.
Namun pada kenyataannya metoda ini tidak pernah digunakan secara ketat untuk menghasilkan suatu teori, justru oleh kalangan ilmuwan sendiri. Pengamatan terhadap kerja para ilmuwan menunjukkan bahwa, metoda induktif akan mempunyai keterbatasan karena terpaku pada hasil observasi saja. Namun hal itu saat ini tidak selalu tepat, perkembangan dunia ilmu justru menunjukkan tidak selalu penemuan ilmiah akan selalu terbuka buat masyarakat banyak. Hasil riset militer atau produk konsumen tidak akan selalu mudah bisa diperoleh, padahal bagian terbesar ilmuwan yang hidup di dunia saat ini bekerja untuk dua bidang tersebut. Walaupun begitu diantara mereka selalu terdapat komunikasi untuk selalu memeriksa dan memvalidasi hasil riset rahasia mereka.
Hal lainnya yang muncul dalam metoda induktif adalah masalah netralitas pengamatan atau proses pengamatan yang objektif. Terdapat banyak bukti bahwa pengamatan terhadap hal yang sama oleh orang yang berbeda akan mendapatkan hasil yang berbeda. Hal ini bisa disebabkan oleh latar belakang pengetahuan, perbedaan keinginan dan harapan dari pengamat. Bagi seorang ilmuwan yang memakai metoda induktif, proses pengamatan yang netral dan konsekwensi logisnya terhadap pengetahuan ilmiah yang sah merupakan hal utama dari metoda ilmiah. Hal inilah yang membedakan sains dengan bentuk lain kegiatan manusia dan juga yang membuat sains terus berkembang. Sehingga ketelitian ilmuwan dan netralitas pengamatannya harus selalu diuji ulang.
Metoda Deduktif
Tahap pertamam,melalui metoda indukif, kita menganggap bahwa pengetahuan baru akan muncul secara langsung dari pengamatan, dan klaim pengetahuan ini dapat diperiksa atau divalidasi dengan merencanakan dan melakukan pengamatan lainnya. Tetapi metoda lainnya, yaitu metoda deduktif mempunyai pandangan berbeda terhadap metoda ilmiah.Berbagai hipotesis yang dibuat adalah dengan menghubungkan penjelasan yang spesifik dari beberapa variable yang terlibat. Bisa jadi suatu penelitian ilmiah dilakukan dengan cara induktif, tetapi prosesnya menggunakan metoda deduktif yaitu dengan dihasilkannya pendugaan yang teliti melalui kombinasi beberapa pengamatan dan berdasar pengetahuan yang sudah ada, pengenalan analogy yang mungkin dengan situasi berbeda dan lainnya. Tahapan ini sangatlah kreatif, dan hasil yang didapat adalah pernyataan ilmiah yang sifatnya sementara. Hal ini bisa saja dihasilkan secara lambat ataupun dengan cara yang tiba-tiba, melalui ilham seorang ilmuwan.
Tahap kedua dari metoda deduktif adalah tahapan rasional atau deduktif. Jika hipotesis yang dibuat adalah benar, konsekwensi apa yang bisa disimpulkan? Untuk membuktikannya, hipotesis haruslah diperiksa atau diuji. Inilah suatu tahapan yang merupakan sifat utama dari sains. Sesuatu yang kritis dan teliti untuk menguji keabsahan. Langkah pengujian termasuk didalamnya pengamatan percobaan tertentu, disain percobaannya serta pelaksanaannya.Cara lainnya adalah dengan pengujian secara praktikal atau teoritis suatu hipotesis dengan pengetahuan lain yang sudah terbukti sah. Jika hipotesis tersebut teruji setelah melalui standar kriteria pengujian yang kritis dan memuaskan pembuatnya, maka ia akan mengumumkannya secara terbuka kepada public ilmiah. Sehingga ilmuwan lainnya dapat menguji ulang seteliti yang mereka inginkan. Jika hasilnya tetap memuaskan, maka ide tersebut akan diterima atau paling tidak sebagai pengetahuan yang telah teruji untuk penelitian selanjutnya. Jika keraguannya sangat serius, hipotesis dapat dengan cepat ditolak. Atau bisa juga masih dipakai bila hal lain sejenis belum ada melalui kehati-hatian dan kecermatan bahwa hal itu masih bersifat sementara.
Dalam pandangan metoda deduktif, semua pengetahuan ilmiah yang kita ketahui pada suatu saat tidak lain adalah bagian dari tahapan proses kritis yang terus berlanjut. Tidak ada satupun pengetahuan ilmiah yang dapat dinyatakan sebagai kebenaran akhir. Sehingga, seberapa sahihnya suatu pengetahuan ilmiah pada saat ini, kemungkinan pada suatu masa dapat menerima kritik yang mengakibatkan pengetahuan tersebut menjadi tidak diterima atau perlu modifikasi. Sebagai contoh teori yang tidak diterima adalah kepercayaan ilmiah yang terjadi pada abad ke-19, bahwa suatu bahan mengandung phlogiston yang akan keluar saat bahan itu dibakar, penelitian ilmiah pada ilmu kimia menunjukkan sebaliknya yang terjadi, bahwa pada proses pembakaran justru bahan yang dibakar “mengambil” sesuatu dari luar (yaitu gas oksigen) dan bukannya mengeluarkan phlogiston. Sedangkan contoh pengetahuan yang dimodifikasi adalah hukum gravitasi Newton oleh Teori Relativitas Umum oleh Einstein yang secara lebih tepat menjelaskan dan memperkirakan (walaupun lebih rumit) pergerakan benda-benda besar di ruang angkasa.
Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menunjukkan, banyak berbagai hipotesis baru yang hanya bisa bertahan dalam jangka waktu yang singkat. Penelitian tentang cara kerja ilmuwan di laboratorium mengungkapkan sejumlah besar hipotesis yang dibuat sebagai kemungkinan jawaban pada masalah yang dihadapi secara cepat akan ditolak baik oleh ilmuwan sendiri atau anggota dari kelompok ilmuwan yang sama. Ide-ide lain yang tetap bertahan pada tahap awal akan berakhir dengan tercetak pada jurnal riset ilmiah. Tetapi beberapa saja yang masih dapat bertahan dari kritisisme para ilmuwan lain dan hilang dari akumulasi pengetahuan ilmiah.
Pandangan metoda deduktif berbeda dari metoda induktif dalam beberapa hal. Pertama, metode deduktif mengakui pentingnya kreativitas individu atau kelompok dalam membuat hipotesis sebagai jawaban sementara yang selanjutnya akan mengalami proses pengujian yang kritis untuk menghasilkan pengetahuan yang valid. Kedua, mengakui sifat sosial dari sains yang kritis. Sehingga setiap orang dapat ikut terlibat dalam proses pengujian, tanpa pelibatan pihak lain sumbangan individu tetaplah menjadi hal yang sifatnya sementara saja. Terakhir, walaupun menempatkan tahapan pengamatan atau observasi dalam hal proses penemuan dan validasinya, pengamatan bukanlah tahapan yang selalu pertama, seperti yang dinyatakan oleh metoda induktif.pada penelitiaan ilmiah metoda yang digunakan adalah analisa kualitatif.(http://deceng.wordpress.com/2007/11/26/metoda_ilmiah.)






















VI. Prosedur Percobaan
1. Busa Hitam
Masukkan gula pasir ke dalam gelas piala150 ml sampai 1/6 gelas piala terisi.



Tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat dan aduk hati-hati.

2. Panas dan dingin.

Masukkan seujung sudip Ammonium Klorida ke dalam tabung reaksi dan kalsium klorida ke dalam tabung reaksi yang lain.

Isilah tabung sampai setengahnya dengan air.



Peganglah bagian bawah tabung ( catatan : buanglah bahan kimia ked lam bak cuci, lalu siram dengan banyak air yang banyak )



3. Aktif dan Tidak aktif
Isilah gelas piala ( 250 ml  ) dengan air sampai setengahnya. Masukkan sebuah paku besi dan sekeping logam calcium dalam air.


Catat pengamatan anda dan ajuakan hipotesis.

4. Paku Tembaga
Isilah setengah gelas piala ( 250 ml ) dengan larutan  tembaga (II) sulfat, masukkan sebuah paku besi ke dalamnya.

Tunggu beberapa menit lalu catat pengamatan Anda.



5. Ada dan hilang
Masukkan sekitar 10 ml merkuri (II) nitar ke dalam gelas piala tersebut.


Amati perubahan yang terjadi kemudian ajukan hipotesis Anda



















VII  Tugas Pendahuluan

1. Cara mengamati reaksi yang ditimbulkan gas, cairan dan padatan ?
Jawab :
a. Gas yaitu dengan melihat uap dan gelembung udara pada alat atau benda yang dipanaskan
b. Cairan yaitu dengan melihat gas yang terbentuk tadi membentuk air kembali, perubahan warna
c. Padatan yaitu melihat ada tidaknya endapan yang terbentuk

2. Mana  dari bahan kimia berikut perlu dilakukan denga hati-hati dan sebutkan bahayanya : Alkohol, Amonium Nitrat, Kalsium Klorida, bahan Kimia organic dan Air Suling ?
Alkohol , sangat mudah terbakar dan dapat menyebabkan kebutaan pada mata.
Amonium Nitrat , dapat menyebabkan sesak napas dan pingsan , juga bisa menyebabkan kebutaan pada mata dan kematian.
Kalsium Klorida , dapat menyebabkan kematian bila masuk ke dalam saluran darah
Air Suling bila terminum dapat membuat pingsan.















VIII. Data Hasil Pengamatan

1. Busa Hitam
    Hasil percobaan       : Warna menjadi hitam dan terbentuk busa.

2. Panas dan dingin
    Hasil percobaan       :
         Ammonium Klorida : Bagian bawah tabung reaksi terasa dingin
         Kalsium Klorida       : Bagian bawah tabung reaksi terasa hangat,

3. Aktif dan Tidak Aktif
    Hasil percobaan       :
    a. Paku Besi                        : Tidak terjadi perubahan
    b. Logam kalsium    : Terbentuk gelembung gas dan gelas beker terasa hangat.

4. Paku Tembaga
    Hasil percobaan       : Paku menjadi berkarat.

IX. Reaksi

         Busa Hitam : Gula + Asam Sulfat

C6H12O6 + H2SO4                         5C + CO2 + 8 H2O + 2 SO2

         Panas dan Dingin

         Ammonium Klorida + Akuades

NH4Cl + H2O                    NH4OH + HCl

         Kalsium Klori













X. Pembahasan

            Ilmu Kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur / bangun materi dan perubahan yang dialami materi tersebut dalam proses alamiah maupun eksperimen yang direncanakan. Fokus ilmu Kimia merupakan materi. Semua yang ada di sekitar Kita, termasuk diri Kita sendiri merupakan materi. Maka objek pembelajaran Kimia begitu luas. Sebagai suatu ilmu Pengetahuan, dalam memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan Kimia, digunakan metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi pelaksanaan prosedur dan mengumpulkan data, mengajukan hipotesis, dan mengajukan teori. Dalam percobaan ini dilakukan empat bentuk percobaan yang masing – masing perubahannya diamati. Kemudian, berdasarkan hasil pengamatan tersebut praktikan mengajukan hipotesis. Di percobaan ini, bahan – bahan yang digunakan tidak dalam komposisi tertentu. Karena, analisa yang digunakan merupakan analisa kualitatif. Praktikan dengan menggunakan inderanya mengamati perubahan – perubahan yang terjadi. Apa zat – zat yang dihasilkan, apakah berupa gas, atau padatan; apakah reaksi yang berlangsung memerlukan atau melepaskan energi, dan sebagainya.
            Pada percobaan 1, direaksikan gula (C6H12O6) dengan asam sulfat (H2SO4). Hasilnya terbentuk busa berwarna hitam. Warna hitam dihasilkan oleh pencampuran gula dengan asam sulfat. Ini disebabkan adanya gugus C pada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya terputus.
            Pada percobaan 2, direaksikan ammonium klorida (NH4Cl) dan kalsium klorida (CaCl2) masing – masing dengan akuades (H2O). Dari hasil percobaan didapatkan bahwa tabung yang diberi NH4Cl terasa dingin sedangkan tabung yang diberi CaCl2 terasa hangat. Ini menandakan bahwa reaksi NH4Cl dengan H2O merupakan reaksi endoterm, di mana terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan sehingga menyebabkan suhu lingkungan turun dan terasa dingin. Sementara itu, reaksi CaCl2 dengan air merupakan reaksi eksoterm, di mana terjadi pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik dan terasa hangat.
            Pada percobaan 3, besi dan kalsium direaksikan masing – masing dengan air. Saat besi direaksikan dengan air, tidak terjadi perubahan apapun. Ini menunjukkan bahwa besi tidak reaktif terhadap air dibandingkan dengan kalsium. Reaksi kalsium dengan air menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas H2 . Reaksi antara Ca dengan H2O juga tergolong reaksi eksoterm karena gelas beker terasa hangat. Keberadaan gas H2 ini dapat diamati dengan terbentuknya gelembung gas.
            Pada percobaan 4, direaksikan paku besi dengan tembaga sulfat (CuSO4). Berdasarkan hasil percobaan, praktikan mengamati bahwa paku menjadi berkarat. Dari hal ini praktikan menduga bahwa telah terjadi reaksi redoks. CuSO4 di sini berperan sebagai oksidator yang mengoksidasi logam besi sehingga logam besi menjadi berkarat.
            Dari serangkaian percobaan ini, maka dapat dikatakan bahwa dari hasil percobaan dapat ditarik hipotesa. Hipotesa ini merupakan penjelasan yang bersifat sementara terhadap hukum. Semua reaksi yang berlangsung di percobaan ini mengikuti suatu aturan tertentu atau hukum. Seperti : reaksi yang berlangsung antara logam Ca dengan H2O menghasilkan Ca(OH)2 dan gas H2; reaksi yang berlangsung antara NH4Cl dengan H2O tergolong reraksi endoterm; reaksi yang berlangsung antara CaCl2 dengan air tergolong reaksi eksoterm; serta reaksi antara Fe dengan CuSO4 merupakan reaksi redoks.
            Hukum merupakan ringkasan kenyataan yang diperoleh dari bermacam – macam eksperimen. Hukum tidak menjelaskan mengapa sifat yang diamati demikian adanya. Hipotesa digunakan sebagai penjelasan tentatif atas hukum – hukum itu. Hipotesa ini selanjutnya perlu diuji lagi melalui eksperimen.















XI. Kesimpulan

         Hukum memungkinkan kita untuk memperkirakan hasil yang terjadi dari eksperimen yang akan dilakukan.
         Hukum ini dapat terwujud pada sebagian besar kondisi percobaan, kecuali dalam percobaan tersebut dikondisikan lain atau terjadi kesalahan.
         Hukum tidak menjelaskan mengapa sifat – sifat yang teramati demikian adanya.
         Hipotesa diajukan sebagai penjelasan yang bersifat sementara atas hukum – hukum tersebut.
         Hipotesa ini perlu diuji lagi melalui eksperimen.






























DAFTAR PUSTAKA


Bakti, Rivai. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Indralaya : FMIPA UNSRI.

Sumintono,Bambang.2007.Metodeilmiah.http://deceng.wordpress.com/2007/11/16/metoda-ilmiah/ diakses tanggal 25 November 2010. 14.25 WIB

Brady, James. E. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.

Petrucci, Ralph. H dan Suminar. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.
       Jakarta : Erlangga.


































LAMPIRAN GAMBAR ALAT

                                            
            BEAKER GLASS                                             TABUNG REAKSI

  

  PIPET TETES                           GELAS UKUR     

                               
SPATULA STAENLEAS                                          TEMPAT TABUNG REAKSI

1 comment:

  1. bolavita, agen judi bola online, Judi bola, agen bola, bandar bola, casino online, agen casino, situs taruhan, judi online, agen bola terpercaya, judi bola online, Situs Judi Bola, taruhan bola, bola online

    bolavita merupakan Situs Judi bola online terpercaya di Indonesia. Bandar Bola resmi dan Agen Bola online dengan pasaran terlengkap dan pelayanan yang ramah selama 24 Jam

    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    ReplyDelete

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...