LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)
MATA PELAJARAN FISIKA SMA
DISUSUN
OLEH :
MAHASISWA
PENDIDIKAN FISIKA ANGKATAN 2014
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
FISIKA
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
TAHUN
AJARAN 2016
LKM : PENYULINGAN
I.
Tujuan percobaan : Mengamati proses
penyulingan air
II.
Landasan Teori
Distilasi atau penyulingan adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu,kemudian uap tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor.
Didalam kondensor akan terjadi proses perubahan fasa, uap akan berubah menjadi
fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat. Titik didih air murni
adalah 100 ºC
Pada
proses destilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan
berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan dan terjadi
proses pengembunan sehingga memperoleh cairan murni ( destilat ). Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan
massa. Penerapan proses
ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pada operasi distilasi,
terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila campuran cair ada dalam
keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi uap dan cairan berbeda. Uap akan
mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan cairan
akan mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap dipisahkan
dari cairan, maka uap tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan
cairan yang berbeda dari cairan yang pertama,dengan lebih banyak komponen yang
mudah menguap dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian
cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian,akan didapatkan uap
dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Bahan yang dipisahkan dengan
metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan
perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
III.
Alat/bahan yang
digunakan
No. Katalog
|
Nama alat/bahan
|
jml
|
No. Katalog
|
Nama alat/bahan
|
jml
|
FME 51.01
|
Dasar statif
|
2
|
FPA 12.10
|
Slang silikon
|
1
|
FME 51.03
|
Batang statif
pendek
|
1
|
KST 36
|
Boss head
|
2
|
FME 51.04
|
Batang statif
panjang
|
2
|
KBS 26
|
Pembakar spiritus
|
1
|
KLA 45/100
|
Labu erlenmeyer
|
1
|
KST 34
|
Klem universal
|
2
|
KLS 35/100
|
Silinder ukur 100
ml
|
1
|
KSM 36/018
|
Sumbat karet satu
lubang
|
1
|
FSP 11.10
|
Penguhubung
selang
|
1
|
-
|
Air warna
|
-
|
IV. Persiapan
percobaan
1.
Rakit kedua klem
universal dan kedua boss head pada batang statif sebelah kiri dan kanan dengan
kedudukan 20 cm dari meja.
2.
Pasang labu
erlenmeyer yang telah diisi air teh (+/-30 mL) pada salah satu batang statif
sedangkan silinder ukur pada batang statif yang lain.
3.
Rakit slang
silikon, sumbat karet dan penghubung slang kemudian pasang sumbat karet pada
labu erlenmeyer dan masukkan ujung yang satunya kedalam silinder ukur.
4.
Letakkan pembakar
spiritus di bawah labu erlenmeyer.
V.
Langkah percobaan
1.
Nyalakan spiritus,
atur agar nyala api +/- 5 cm kemudian letakkan di bawah labu erlenmeyer
2.
Panaskan air pada
labu erlenmeyer sampai mendidih, amati kejadian pada selang silikon
3.
Setelah tetesan air
pada silinder ukur mencapai 10 mL, matikan api
4.
Bandingkan zat cair
dalam labu erlenmeyer dengan zat cair pada silinder ukur
VI.
Hasil pengamatan
1.
Keadaan warna zat
cair adalah merah (dengan ditambahkan
pewarna pasta)
2.
Terjadi perubahan
wujud dari wujud cair menjadi wujud gas
pada saat dididihkan (mencapai titik
didih)
3.
Terjadi perubahan
wujud dari wujud gas menjadi wujud cair
pada saat didinginkan
4.
Keadaan warna zat
cair adalah bening/tanpa warna
VII.
Kesimpulan
1.
Pada proses
penyulingan terjadi perubahan wujud dari cair
menjadi gas kemudian menjadi cair kembali
2.
Dari proses
penyulingan air akan dihasilkan air yang berwarna
bening/tanpa warna
VIII.
Aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari
1. Pemurnian air minum
Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang kehidupan kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar, namun di daerah timur tengah sulit untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air tawar secara besar-besaran.
2.
Pemurnian Garam Dapur
Air laut banyak
mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl). Petani garam dapur memisahkan
garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah bangunan yang datar dan
lapang. Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk dicuci dan
ditambah iodium.
3.
Pengolahan minyak bumi
Seperti yang
telah dipelakari dalam blog ini, bensin, minyak tanah dan fraksi minyak bumi
yang lain merupakan hasil dari proses pemisahan campuran yang dilakukan dengan
destilasi. Dengan menggunakan teknik pemisahan ini, minyak bumi dapat dipilah
menjadi berbagai macam zat (bahan bakar) yang sangat berguna bagi kehidupan
manusia.
Download File PDF nya di sini:
No comments:
Post a Comment