Friday 18 March 2016

LKM - Laporan Praktikum Penyulingan Air



LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)
MATA PELAJARAN FISIKA SMA

DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA ANGKATAN 2014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2016



LKM : PENYULINGAN

I.                   Tujuan percobaan                          : Mengamati proses penyulingan air

II.                Landasan Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu,kemudian uap tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses perubahan fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat. Titik didih air murni adalah 100 ºC
Pada proses destilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan dan terjadi proses pengembunan sehingga memperoleh cairan murni ( destilat ). Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi uap dan cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan yang pertama,dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian,akan didapatkan uap dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.

III.             Alat/bahan yang digunakan         
     
No. Katalog
Nama alat/bahan
jml
No. Katalog
Nama alat/bahan
jml
FME 51.01
Dasar statif
2
FPA 12.10
Slang silikon
1
FME 51.03
Batang statif pendek
1
KST 36
Boss head
2
FME 51.04
Batang statif panjang
2
KBS 26
Pembakar spiritus
1
KLA 45/100
Labu erlenmeyer
1
KST 34
Klem universal
2
KLS 35/100
Silinder ukur 100 ml
1
KSM 36/018
Sumbat karet satu lubang
1
FSP 11.10
Penguhubung selang
1
-
Air warna
-


IV.             Persiapan percobaan
1.      Rakit kedua klem universal dan kedua boss head pada batang statif sebelah kiri dan kanan dengan kedudukan 20 cm dari meja.
2.      Pasang labu erlenmeyer yang telah diisi air teh (+/-30 mL) pada salah satu batang statif sedangkan silinder ukur pada batang statif yang lain.
3.      Rakit slang silikon, sumbat karet dan penghubung slang kemudian pasang sumbat karet pada labu erlenmeyer dan masukkan ujung yang satunya kedalam silinder ukur.
4.      Letakkan pembakar spiritus di bawah labu erlenmeyer.


V.                Langkah percobaan
1.    Nyalakan spiritus, atur agar nyala api +/- 5 cm kemudian letakkan di bawah labu erlenmeyer
2.    Panaskan air pada labu erlenmeyer sampai mendidih, amati kejadian pada selang silikon
3.    Setelah tetesan air pada silinder ukur mencapai 10 mL, matikan api
4.    Bandingkan zat cair dalam labu erlenmeyer dengan zat cair pada silinder ukur

VI.             Hasil pengamatan
1.    Keadaan warna zat cair adalah merah (dengan ditambahkan pewarna pasta)
2.    Terjadi perubahan wujud dari wujud cair menjadi wujud gas pada saat dididihkan (mencapai titik didih)
3.    Terjadi perubahan wujud dari wujud gas menjadi wujud cair pada saat didinginkan
4.    Keadaan warna zat cair adalah bening/tanpa warna




VII.          Kesimpulan
1.    Pada proses penyulingan terjadi perubahan wujud dari cair menjadi gas kemudian menjadi cair kembali
2.    Dari proses penyulingan air akan dihasilkan air yang berwarna bening/tanpa warna

VIII.       Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
1.    Pemurnian air minum

Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang kehidupan kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar, namun di daerah timur tengah sulit untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air tawar secara besar-besaran.

2.    Pemurnian Garam Dapur 
Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl). Petani garam dapur memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah bangunan yang datar dan lapang. Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk dicuci dan ditambah iodium.

3.    Pengolahan minyak bumi
Seperti yang telah dipelakari dalam blog ini, bensin, minyak tanah dan fraksi minyak bumi yang lain merupakan hasil dari proses pemisahan campuran yang dilakukan dengan destilasi. Dengan menggunakan teknik pemisahan ini, minyak bumi dapat dipilah menjadi berbagai macam zat (bahan bakar) yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
 
Download File PDF nya di sini:

No comments:

Post a Comment

DOWNLOAD 14 BUKU SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013 TERBARU

Hallo Sobat semua…. Selamat datang di Blog Abang . Kali ini postingan Abang adalah membagikan Buku Kurikulum 2013 Untuk SMA Kelas 12 y...