LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)
MATA PELAJARAN FISIKA SMA
DISUSUN
OLEH :
MAHASISWA
PENDIDIKAN FISIKA ANGKATAN 2014
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
FISIKA
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
TAHUN
AJARAN 2016
LKM : RABUN
DEKAT (HIPERMETROPI) dan Cara Menanggulanginya
1.Tujuan Percobaan
Setelah
melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami cacat mata rabun dekat
dan cara menanggulanginya
2.Landasan Teori
Rabun dekat adalah
gangguan pada mata yang menyebabkan penderita tidak bisa melihat objek dekat
dengan jelas atau terlihat buram, namun biasanya benda yang jauh justru
terlihat jelas.Rabun dekat, disebut juga dengan hyperopia, sering
dikaitkan sebagai masalah pembiasan. Mata akan menjadi mudah lelah jika
mengalami rabun dekat.
Gejala
Rabun Dekat
Rabun
dekat umumnya terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun akibat
berkurangnya kemampuan mata seiring bertambahnya usia. Namun sebagian kecil
anak-anak juga bisa terlahir dengan kondisi ini.
Lensa mata
anak-anak lebih fleksibel dibandingkan dengan orang dewasa, jadi biasanya
anak-anak yang menderita rabun dekat tidak selalu memiliki masalah dengan
penglihatan mereka. Namun rabun dekat pada anak-anak harus segera diatasi
karena bisa menimbulkan komplikasi, seperti mata malas (amblyopia) atau
mata juling (strabismus). Periksakan kondisi mata anak Anda ke dokter
untuk mengetahui apakah ada masalah pada penglihatannya.
Berikut adalah beberapa gejala rabun
dekat.
- Sakit kepala.
- Harus mengerlingkan mata untuk melihat dengan jelas.
- Mata berair atau berwarna kemerahan.
- Kesulitan untuk membaca.
- Mata terasa lelah usai fokus melihat objek dekat, seperti menggunakan komputer atau membaca.
- Objek jauh terlihat jelas, tapi objek dekat tampak tidak fokus dan buram.
Penyebab
Rabun Dekat
Rabun
dekat terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina,
tapi terfokus di belakangnya. Hal ini terjadi karena kornea terlalu datar atau
kurang melengkung, lensa yang kurang tebal, dan bola mata terlalu pendek.
Lensa mata
mencoba memperbaiki masalah pembiasan yang terfokus di belakang retina dengan
cara menjadi lebih tebal. Namun pada penderita rabun dekat, hal ini tidak cukup
efektif. Hasilnya penglihatan akan menjadi buram karena cahaya tidak bisa
terfokus dengan benar.
Berikut ini adalah beberapa faktor
yang bisa menyebabkan rabun dekat.
- Genetika. Sebagian orang diwariskan penyakit rabun dekat oleh orang tua.
- Usia. Rabun dekat lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, namun masih ada kemungkinan bisa dialami oleh usia berapa saja.
Selain beberapa faktor yang
disebutkan di atas, ada juga faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya rabun
dekat, yaitu tumor di sekitar mata, diabetes, masalah pembuluh darah di retina
atau foveal hypoplasia, dan mata yang tidak berkembang sempurna saat
bayi masih di dalam kandungan atau disebut sindrom mata kecil.
Diagnosis
Rabun Dekat
Kebanyakan
gangguan penglihatan pada anak-anak masih bisa disembuhkan, itu sebabnya
penting untuk mendeteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan mata pada
anak-anak secara rutin. Kerusakan mata permanen dapat terjadi jika tidak
melakukan pengobatan.
Diagnosis
rabun dekat pada tahap awal akan mempermudah dokter untuk memberikan perawatan
yang tepat untuk mengatasinya.
Tes mata
dilakukan untuk memeriksa penglihatan dan kesehatan mata yang dilakukan oleh optometrist.
Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan pertanyaan yang akan diajukan oleh optometrist
seperti apakah ada masalah penglihatan yang spesifik, dan jika ada, sudah
berapa lama berlangsung. Optometrist juga akan menanyakan apakah Anda
sedang menjalani pengobatan atau menderita gangguan kesehatan tertentu.
- Tes penglihatan. Tes ini biasanya dilakukan dengan Anda membaca serangkaian huruf yang pada tiap barisnya berikutnya menjadi makin kecil atau disebut dengan Snellen chart. Tes ini bertujuan memeriksa penglihatan, baik jarak dekat maupun jarak menengah. Jika Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak, jangan lupa untuk membawanya karena tes ini akan dilakukan dengan dan tanpa kacamata atau kontak lensa.
- Tes mata. Tes ini dilakukan untuk memeriksa bagian dalam mata dengan menggunakan alat yang menyinari pupil atau biasa disebut oftalmoskop. Selain itu, tes ini juga memeriksa koordinasi dan gerakan mata, refleks pupil, dan jika ada kondisi seperti diabetic retinopathy serta glaukoma.
Jika
berdasarkan hasil tes yang dilakukan diketahui bahwa ada permasalahan pada
mata, biasanya optometrist akan membahas kacamata atau kontak lensa yang
cocok dengan Anda. Dan jika masalah pada mata cukup parah atau memerlukan
perawatan medis lebih, Anda akan dirujuk ke dokter ahli mata atau oftalmologis.
Perawatan
Rabun Dekat
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan
untuk mengatasi rabun dekat seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
Lensa kontak
Lensa
kontak dapat digunakan untuk mengatasi rabun dekat dan memiliki fungsi yang
sama seperti kacamata, namun karena ringan dan tidak terlihat, beberapa orang
lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata.
Konsultasikan
dengan optometrist untuk mengetahui lensa kontak yang sesuai dengan
Anda, karena lensa kontak tersedia dari berbagai bahan dan desain. Infeksi mata
dapat terjadi jika tidak menjaga kebersihan lensa kontak dengan baik. Tanyakan
kepada dokter atau optometrist tentang cara pemakaian dan penyimpanan
lensa kontak yang baik dan benar.
Kacamata
Kacamata
yang digunakan untuk mengatasi rabun dekat memiliki lensa yang ujungnya lebih
tebal dibandingkan bagian tengah atau disebut dengan lensa cembung, yang bisa
membuat fokus secara akurat karena sinar cahaya akan jatuh di atas retina.
Tingkat
keparahan rabun dekat yang dialami akan berpengaruh pada ketebalan, berat, dan
lengkungan lensa yang harus digunakan. Seiring bertambahnya usia, lensa mata
akan makin kaku dan mungkin memerlukan kacamata yang makin kuat.
Operasi
Operasi
yang paling dapat diandalkan untuk mengatasi rabun dekat adalah operasi laser
untuk meningkatkan lengkungan kornea agar cahaya bisa lebih terfokus.
Operasi
laser memiliki risiko kerusakan dan infeksi yang lebih kecil dibandingkan
dengan operasi tradisional karena dalam operasi laser tidak menggunakan alat
yang memasuki mata.
Pasien
yang menjalani operasi laser tidak perlu dirawat inap di rumah sakit. Perawatan
ini biasanya memerlukan waktu sekitar satu jam. Pasien yang telah menjalani
operasi laser harus memeriksakan diri kembali ke klinik atau rumah sakit.
Berikut ini adalah tiga tipe utama
operasi laser yang dapat mengatasi rabun dekat:
- Laser in situ keratectomy (LASIK). LASIK adalah operasi yang menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea dan merupakan prosedur yang paling sering digunakan.
- Photorefractive keratectomy (PRK). PRK menggunakan laser untuk menyingkirkan sedikit jaringan kornea sehingga mengubah bentuk kornea.
- Laser epithelial keratomileusis (LASEK). LASEK juga menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea, namun menggunakan alkohol untuk mengendurkan permukaan kornea sebelum akhirnya diangkat.
Di antara
tiga tipe operasi laser utama seperti yang disebutkan di atas, LASIK
merupakan tipe operasi yang paling banyak dipilih karena memiliki beberapa
kelebihan, yaitu proses penyembuhan yang relatif lebih cepat dan pasien hampir
tidak merasakan rasa sakit. Tapi LASIK hanya bisa dilakukan jika kornea
mata cukup tebal untuk mengurangi risiko terkena efek samping dan komplikasi
seperti kehilangan penglihatan karena LASIK memiliki prosedur yang lebih rumit.
Jika
kornea mata tidak cukup tebal untuk melakukan operasi LASIK, maka pasien
bisa melakukan operasi PRK atau LASEK. Tapi kedua operasi itu
memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama.
Tidak
semua pasien rabun dekat bisa melakukan operasi laser. Berikut ini adalah
beberapa kondisi pasien yang tidak cocok menjalani operasi laser: memiliki
masalah mata lainnya seperti katarak dan glaukoma, penyakit yang memengaruhi
sistem kekebalan tubuh seperti rheumatoid arthritis atau HIV, ibu hamil atau
menyusui, penderita diabetes, dan penderita presbyopia atau rabun dekat
akibat proses penuaan.
Faktor
usia juga dapat memengaruhi jenis perawatan yang sesuai untuk dilakukan.
Penglihatan pada orang yang berusia di bawah 21 tahun masih berubah dan tidak
boleh dilakukan operasi laser. Untuk Anda yang berusia di atas 21 tahun,
pastikan bahwa dalam dua tahun terakhir, lensa mata Anda tidak mengalami
perubahan yang banyak sebelum menjalani operasi laser.
Konsultasikan
kondisi mata Anda dengan dokter sebelum memutuskan untuk melakukan operasi laser
karena walau jarang terjadi, tapi tetap ada kemungkinan terjadinya komplikasi
seperti berikut ini.
- Penglihatan menjadi berkurang atau hilang dikarenakan kornea mata menjadi terlalu tipis atau disebut dengan ectasia.
- Terjangkit microbial keratitis yang diakibatkan oleh terinfeksinya kornea mata.
- Jika jumlah jaringan yang diambil dari kornea mata salah perhitungan maka penglihatan bisa memburuk.
- Lingkaran cahaya akan terlihat di sekitar sinar cahaya.
- Mata terasa kering.
Pencegahan
Rabun Dekat
Rabun
dekat tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk
membantu melindungi mata dan penglihatan Anda.
- Mengonsumsi makanan yang bernutrisi lengkap.
- Menggunakan penerangan atau pencahayaan yang baik.
- Jangan merokok.
- Memeriksakan kondisi mata secara rutin.
- Melindungi mata dari sinar matahari langsung.
- Menggunakan kacamata yang tepat.
- Mengendalikan gangguan kesehatan kronis seperti diabetes.
- Mengenali gejala gangguan pada mata.
Komplikasi
Rabun Dekat
Rabun dekat dapat menyebabkan
beberapa komplikasi atau masalah seperti berikut ini.
- Amblyopia atau mata malas. Hal ini terjadi akibat mata juling atau gangguan mata lainnya, seperti katarak yang menyebabkan salah satu mata menjadi lebih dominan.
- Strabismus atau mata juling. Hal ini terjadi ketika kedua mata fokus pada objek yang berbeda, diakibatkan oleh tidak sejajarnya posisi kedua mata.
- Hambatan keselamatan. Jika rabun dekat tidak ditangani dengan benar sebaiknya jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin berat demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
- Berkurangnya kualitas hidup. Rabun dekat mungkin akan membatasi rutinitas yang harus dilakukan dan memengaruhi kualitas hidup.
Komplikasi
rabun dekat pada orang dewasa jarang terjadi, sedangkan penglihatan ganda atau diplopia,
fokus berlebih, mata malas, dan mata juling lebih sering dialami oleh anak-anak
yang menderita rabun dekat tingkat parah.
3.Alat-alat Percobaan
Kode
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
FPT 16.02/66
|
Rel presisi
|
1
|
FPT 16.04/68
|
Kaki rel
|
2
|
FPT 16 14/84
|
Lensa f=+100mm bertangkai
|
1
|
POG 200 01
|
Lensa f=+300 mm,bertangkai
|
1
|
Kode
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
POG 680
|
Meja Prisma
|
1
|
FPT 16 12/82
|
Layar tembus cahaya
|
1
|
FPT 16 17/87
|
Tumpakan berpenjepit
|
3
|
lilin
|
1
|
4.Persiapan Percobaan
Kadang-kadang jarak fokus lensa
terlalu besar untuk jarak retina,menyebabkan bayangan benda dekat terbentuk
dibelakang retina.Pada kasus ini,hanya benda jauh yang terlihat dengan
jelas.Kondisi seperti ini disebut rabun dekat atau hipermetropi.
a.Siapkan
peralatan sesuai daftar
b.Susunlah peralatan seperti gambar 2.1
b.Susunlah peralatan seperti gambar 2.1
c.Letakkan
layar tembus cahaya (sebagai retina) diujung rel presisi menggunakan tumpakan
berpenjepit
d.Letakkan lensa f=+100 mm ppada rel presisi menggunakan tumpakan berpeenjepit pada jarak 10 cm dari “retina”
d.Letakkan lensa f=+100 mm ppada rel presisi menggunakan tumpakan berpeenjepit pada jarak 10 cm dari “retina”
5.Langkah
–langkah Percobaan
a.Potonglah lilin dan letakkan pada meja prisma.Letakkan meja prisma pada tumpakan berpenjepit,kemudian letakkan pada jarak 80 cm dari lensa.Lilin ini menggambarkan benda jauh yang dilihat mata dengan cacat rabun dekat.
b.Amati bayangan dari belakang “retina”
c.Seharusnya terbentuk bayangan tajam pada “retina”
d.Geserlah benda pada jarak 32 cm dari “lensa mata”.Amati bayangan yang terbentuk di”retina”.
e.Seharusnya bayangan menjadi tidak jelas terbentuk di”retina”.Mata tidak dapat melihat dengan baik benda dekat.
f.Angkat layar tembus cahaya dari tumpakan berpenjepit dan gunakan untuk mencari bayangan tajam yang terbentuk.
Bayangan tajam seharusnya terbentuk disuatu tempat dibelakang “retina”.
g.Kembalikan layar tembus cahaya pada kedudukan semula untuk menggambarkan retina.
h.Letakkan lensa(f=+300mm) didepan lensa mata untuk menanggulanginya,dan amati bayangan yang terbentuk retina.
Mata hipermetropi sekarang telah ditanggulangi,seharusnya terbentuk bayangan tajam pada retina.
a.Potonglah lilin dan letakkan pada meja prisma.Letakkan meja prisma pada tumpakan berpenjepit,kemudian letakkan pada jarak 80 cm dari lensa.Lilin ini menggambarkan benda jauh yang dilihat mata dengan cacat rabun dekat.
b.Amati bayangan dari belakang “retina”
c.Seharusnya terbentuk bayangan tajam pada “retina”
d.Geserlah benda pada jarak 32 cm dari “lensa mata”.Amati bayangan yang terbentuk di”retina”.
e.Seharusnya bayangan menjadi tidak jelas terbentuk di”retina”.Mata tidak dapat melihat dengan baik benda dekat.
f.Angkat layar tembus cahaya dari tumpakan berpenjepit dan gunakan untuk mencari bayangan tajam yang terbentuk.
Bayangan tajam seharusnya terbentuk disuatu tempat dibelakang “retina”.
g.Kembalikan layar tembus cahaya pada kedudukan semula untuk menggambarkan retina.
h.Letakkan lensa(f=+300mm) didepan lensa mata untuk menanggulanginya,dan amati bayangan yang terbentuk retina.
Mata hipermetropi sekarang telah ditanggulangi,seharusnya terbentuk bayangan tajam pada retina.
6.Hasil
Pengamatan
1.Saya meletakkan lilin pada meja prisma kemudian
saya letakkan pada jarak 80 cm dari lensa f=+100 .Setelah saya mengamati, retina tidak Nampak dan
bayangan benda tidak jelas.
2.kemudian saya menggeser benda pada jarak 32 cm dari “lensa mata” bayangan yang terbentuk pada retina terlihat tidak jelas.
3.setelah saya mengangkat layar tembus cahaya dari tumbukan berpenjepit saya meletakkan lensa f=+300 bayangan terbentuk tajam pada retina
2.kemudian saya menggeser benda pada jarak 32 cm dari “lensa mata” bayangan yang terbentuk pada retina terlihat tidak jelas.
3.setelah saya mengangkat layar tembus cahaya dari tumbukan berpenjepit saya meletakkan lensa f=+300 bayangan terbentuk tajam pada retina
7.Kesimpulan
Hipermetropi dapat ditanggulangi menggunakan lensa f=+300 karena bayangan benda yang dekat pada hipermetropi jatuh dibelakang retina.hal ini disebabkan karena mata terlalu pipih (jarak fokus lensa terlalu panjang) agar bayangan benda jatuh tepat pada retina digunakan kaca mata berlensa positif atau lensa cembung.
Download File PDF nya di sini:
not good .. you lose
ReplyDeletesorry, what do you mean?
Delete